Pulau Ujir: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: pranala ke halaman disambiguasi |
|||
(21 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Riset asli|date=Desember 2022}}
{{Infobox islands
| name = Ujir
Baris 24 ⟶ 14:
| map_size =
| map_caption =
| pushpin_map =Indonesia Maluku
| pushpin_label =Pulau Ujir
| pushpin_label_position =left
Baris 30 ⟶ 20:
| pushpin_relief =
| pushpin_map_caption =Letak Pulau Ujir yang bersebelahan dengan [[Pulau Wamar]] dan [[Pulau Wokam]]
| coordinates = {{coord|-5.
| etymology =
| location =
Baris 36 ⟶ 26:
| archipelago =[[Kepulauan Aru]]
| waterbody =[[Laut Arafura]]
| total_islands =3<ref>{{Google maps | url= https://www.google.com/maps/place/Pulau+Kenari/@-5.5614274,134.2530227,24963m/data=!3m1!1e3!4m13!1m7!3m6!1s0x2d3278e54972de6d:0x4671ff1c1ff196a9!2sUjir,+Kec.+Pulau-Pulau+Aru,+Kabupaten+Kepulauan+Aru,+Maluku!3b1!8m2!3d-5.5793321!4d134.314193!3m4!1s0x2d2d87efdfb92f87:0x86c3f5bc6759390f!8m2!3d-5.6263908!4d134.3122795 |access-date= 19 May 2022}}</ref>{{OR}}
| major_islands =[[Pulau Kenari (Kepulauan Aru)|Pulau Kenari]]<br>[[Pulau Ujir]]<br>[[Pulau Wasir (Kepulauan Aru)|Pulau Wasir]]
| area_km2 =70,78 <!-- atau |area= atau |area_m2= atau |area_ha= --><!-- cukup angka atau dengan desimal koma, contoh 1234 atau 445,7 -->
Baris 46 ⟶ 36:
| width_footnotes =
| coastline_km =35,7
| coastline_footnotes =<ref>{{bing maps | title = Bing Peta - Petunjuk arah, perencanaan perjalanan, kamera lalu lintas & lainnya | url = https://www.bing.com/maps?osid=c2098a4e-b46e-4071-984f-a4a853452b2d&cp=-5.577398~134.292515&lvl=16&style=h&v=2&sV=2&form=S00027 | access-date = 20 Mei 2022}}</ref>{{OR}}
| elevation_m = <!-- atau |elevation= --><!-- cukup angka tanpa desimal -->
| elevation_footnotes =
Baris 74 ⟶ 64:
| website =
| additional_info =
| footnotes =}}'''Ujir''' adalah nama sebuah
== Sejarah ==
Pulau Ujir dihuni, setidaknya, sejak abad XVI, oleh orang-orang Eropa, yang tidak dapat dikonfirmasi antara orang Belanda ataupun orang Portugis.{{sfn|Handoko|2016|p=166}} Setelah Pulau Ujir [[Situs Ujir|ditinggalkan]] oleh orang-orang Eropa,{{kapan}} sebelum akhirnya ditinggalkan dan dihuni oleh penduduk Maluku beragama Islam yang memiliki relasi dengan orang-orang yang berada di [[Kesultanan Ternate]].{{sfn|Handoko|2016|p=164}} Orang-orang Islam yang memiliki relasi dengan Kesultanan Ternate ini lalu singgah di Pulau Ujir, mendirikan masjid, dan mengembangkan pemukiman yang disebut sebagai Kampung Lama Uifana.{{sfn|Handoko|2016|p=166}} Datangnya orang-orang Islam yang memiliki relasi dekat dengan Kesultanan Ternate, khususnya pedagang, ke Pulau Ujir ini menyebabkan pulau ini menjadi titik persinggahan di samping titik persinggahan yang ada di [[Kepulauan Kei]] dan [[Kepulauan Banda]].{{sfn|Handoko|2016|p=169}} Pulau ini, pada akhirnya, menjadi pulau pertama yang mayoritasnya dihuni oleh penganut agama Islam di Kepulauan Aru.<ref>{{cite news | date = 28 Juni 2015 | title = Jejak Tsunami di Kabupaten Kepulauan Aru Ditemukan | editor = Yusran Yunus | newspaper = [[Bisnis Indonesia]] | url = https://kabar24.bisnis.com/read/20150628/15/447918/jejak-tsunami-di-kabupaten-kepulauan-aru-ditemukan | access-date = 19 Mei 2022}}</ref> Catatan VOC menyebutkan bahwa Islam, melalui [[qadi]], masuk ke Pulau Ujir sejak 1650-51.{{sfn|Hägerdal|p=441}} Warga Pulau Ujir juga sempat meminta bantuan pengiriman guru agama Islam melalui seorang [[naturalis]] berkebangsaan Jerman, yakni [[Georg Rumphius]], pada tahun 1668.{{sfn|Hägerdal|p=441}}
Warga Desa Ujir, dalam [[Sejarah Maluku#Prapenjajahan|persaingan politik]] antara Uli Lima dengan Uli Siwa, selalu berpihak kepada Uli Siwa, setidaknya sejak tahun 1646, '53, dan '59.{{sfn|Hägerdal|p=440}} Seorang prajurit berpangkat kopral dan seorang guru agama Kristen di [[Pulau Wokam]], pada tahun 1674, menyebutkan bahwa setidaknya dua kapal dari [[Kesultanan Buton]] berdagang dengan warga Desa Ujir.{{sfn|Hägerdal|p=441}} Pada abad XVIII, Pulau Ujir menjadi pusat perlawanan warga Kepulauan Aru terhadap [[Vereenigde Oostindische Compagnie|VOC]].{{sfn|Whittaker|2019|p=380}} Satu serangan tercatat dari tentara VOC pernah terjadi di tahun 1790 untuk mengurangi pemberontakan warga Kepulauan Aru antara tahun 1787-91, yang dipimpin oleh [[Tamalola]].{{sfn|Hägerdal|p=431}} Pada awal abad XIX, Ujir merupakan suatu daerah setingkat kabupaten bersama-sama dengan Pulau Wokam, Pulau Wamar, dan [[Pulau Maikoor]] di [[Kepulauan Aru]].{{sfn|Handoko|2016|p=171}} Catatan dari Odo Deodatus Taurn pada tahun [[1918]] menunjukkan bahwa Pulau Ujir menjadi destinasi para pedagang dari [[Pulau Seram]] sebelah timur.{{sfn|Handoko|2016|p=172}}
Selain Kampung Lama Uifana, terdapat juga Kampung Lama Ujir yang menjadi pemukiman di Pulau Ujir. Kampung ini terletak di sebelah kiri daripada sungai utama di pulau ujir.{{sfn|Whittaker|2019|p=380}} Kampung ini diberi nama Kampung ''Maiabil'' ([[Bahasa Ujir]]: pinggir kali).{{sfn|Whittaker|2019|p=380}} Kampung ini berusia lebih muda{{berapa}} dibandingkan dengan Kampung Lama Uifana meskipun keduanya sama-sama telah ditinggalkan pada akhir [[Perang Dunia II]].{{sfn|Handoko|2016|p=167}}{{sfn|Whittaker|2019|p=380}} Kampung Maiabil pernah dibom oleh [[
Sesudah pemboman Kampung Maiabil, Kampung Maiabil terabaikan dan sebahagian besar penduduk di Pulau Ujir kemudian berpindah ke sebelah barat pulau hingga saat ini.{{sfn|Hägerdal|p=431}}
== Geografi ==
Baris 91 ⟶ 83:
== Daftar pustaka ==
* {{Citation | title = Kecamatan Pulau-Pulau Aru Dalam Angka 2021 | date = 24 September 2021 | url = https://keparukab.bps.go.id/publication/2021/09/24/cce857b6a72c8554d4b2ee48/kecamatan-pulau-pulau-aru-dalam-angka-2021.html |last1=Badan Pusat Statistik Kepulauan Aru |author-link=Badan Pusat Statistik | publisher = [[Badan Pusat Statistik]] | location = [[Dobo]] | issn = 2598-7615 | |language={{id}} | access-date = 19 Mei 2022}}
* {{citation | editor1-last = Moeimam | editor1-first = Susi | last1 = Hägerdal | first1 = Hans | last2 = Wellfelt | first2 = Emilie | title = Tamalola: Transregional connectivities, Islam, and anti-colonialism on an Indonesian Island | url = http://wacana.ui.ac.id/index.php/wjhi/article/download/802/pdf_112 | doi = 10.17510/wacana.v20i3.802 | location = [[Pondok Cina, Beji, Depok]] | publisher = Fakultas Ilmu Budaya [[Universitas Indonesia]] | language = {{en}} | 13 = | journal = Wacana | volume = 20 | issue = 3 | year = 2019 | pp = 430-56 | accessdate = 2022-05-21 | archive-date = 2022-05-22 | archive-url = https://web.archive.org/web/20220522092659/http://wacana.ui.ac.id/index.php/wjhi/article/download/802/pdf_112 | dead-url = yes }}
* {{Citation | last = Handoko | first = Wuri |title = Situs Pulau Ujir di Kepulauan Aru: Kampung Kuno, Islamisasi dan Perdagangan | date = 30 Desember 2016 | url = https://kapata-arkeologi.kemdikbud.go.id/index.php/kapata/article/view/309/268 | doi = 10.24832/kapata.v12i2.309 | journal = Kapata Arkeologi | volume = 12 | issue = 2 | location = [[Latuhalat, Nusaniwe, Ambon]] | publisher = Balai Arkeologi Maluku | eissn = 25030876 | pp = 163-74 | access-date = 20 Mei 2022}}
* {{citation | editor1-last =
{{Pulau-Pulau Aru, Kepulauan Aru}}{{Authority control}}
{{ [[ [[Kategori:Pulau di Laut Arafura]] {{Kelurahan-stub}}
|