Pulau Kemaro: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Y Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(16 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Underlinked|date=Februari 2023}}
{{Infobox tempat wisata|name=Pulau Kemaro|image=PulauKemaro.jpg|caption=Pagoda berlantai 9 di Pulau Kemaro|map_type=Palembang|latitude=-2.978951|longitude=104.817997|map_size=258|lokasi=Pulau Kemaro, 1 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II, [[Kota Palembang]], [[Sumatera Selatan]]|negara={{flag|Indonesia}}|arsitek=|pengelola=|pembuat=|mulai_dibangun=|selesai_dibangun=|ditutup=|biaya=|jenis_wisata=Wisata Sejarah dan Agama|gaya=|luas=|fasilitas={{*}}Pagoda berlantai 9<br>{{*}}Klenteng Hok Tjing Rio}}
'''Pulau Kemaro''', merupakan sebuah delta kecil di Sungai Musi, terletak sekitar 6 km dari Jembatan Ampera. Pulau Kemaro terletak di daerah industri, yaitu di antara Pabrik Pupuk Sriwijaya dan Pertamina Plaju dan [[Sungai Gerong, Banyuasin I, Banyuasin|Sungai Gerong]]. Posisi Pulau Kemaro adalah agak ke timur dari pusat Kota Palembang.
Pulau kemaro memiliki luas ±79 Ha dengan ketinggian 5 m dpl, Selain memiliki pesona alam yang indah, pulau Kemaro identik dengan kota Tiongkok dan masyarakat Tionghoa serta adat istiadat dan kehidupan asli masyarakat Palembang. Daya tarik wisata sejarah yang ada di pulau Kemaro berupa adanya peninggalan-peninggalan sejarah (Pagoda berlantai 9, Makam putri Sriwijaya, Klenteng Hok Tjing Rio, Kuil Buddha, pertunjukkan kesenian, dan ritual keagamaan khususnya umat Tridharma). Sejarah Pulau Kemaro sudah ada sejak Kerajaan Sriwijaya yang erat kaitannya dengan kisah putri dari raja Kerajaan Sriwijaya dan putra raja Kerajaan [[Tiongkok]], dari legenda itulah muncul sebuah Pulau yang dikenal dengan sebutan Pulau Kemaro. Yang mana arti dari pulau kemaro adalah pulau yang kemarau (pulau yang tidak pernah tenggelam ketika sungai Musi sedang pasang). Sejarah Pulau Kemarau (Kembara), Pulau Kemarau adalah salah satu Delta Sungai Musi yang dimanfaatkan sejak era Sriwijaya sebagai salah satu pos penjagaan bahkan Panglima Cheng Ho pun pernah menetap di Pulau Kemarau dalam rangka menumpas perompak laut asal Tiongkok. Dan para era Kerajaan Palembang menjadi salah satu Benteng pertahanan berfungsi sebagai gerbang sungai sebelum masuk ke [[Kraton]] (pusat) Kota Palembang saat itu. Nama benteng tersebut Benteng Tambak Bayo, apabila Kapal-kapal akan masuk ke pusat kota maka harus melewati dan mendapat ijin dari pos benteng tersebut.
<ref name=":0">{{Cite journal|last=Simanjuntak|first=Rury Nanindya|year=2016|title=Perencanaan Lanskap Pulau Kemaro sebagai Kawasan Wisata Sejarah di Kota Pelembang|url=https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/85196/1/A16rns.pdf|journal=|volume=|issue=|pages=|doi=|access-date=2019-10-10|archive-date=2019-10-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20191010040755/https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/85196/1/A16rns.pdf|dead-url=yes}}</ref>
== Legenda ==
[[Berkas:PulauKemaro02.jpg|jmpl|Batu yang bercerita tentang Legenda Pulau Kemaro|al=|kiri]]
Di Pulau Kemaro juga terdapat makam dari putri Palembang, Siti Fatimah. Menurut legenda setempat yang tertulis di sebuah batu di samping Klenteng Hok Tjing
== Sejarah ==
Pada Perang Palembang I dan Perang Palembang II sepanjang awal abad ke-19, Kesultanan Palembang Darussalam mendirikan salah satu benteng maritim terkuat di atas tanah Pulau Kemaro bernama Benteng Tambak Bayo.<ref name=":1">{{Cite web|url=https://srivijaya.id/2018/02/28/kisah-pulau-kemaro-legenda-atau-sejarah|title=Kisah Pulau Kemaro, Legenda atau Sejarah?|last=|first=|date=28 Februari 2018|website=srivijaya.id|access-date=|archive-date=2019-10-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20191010040758/https://srivijaya.id/2018/02/28/kisah-pulau-kemaro-legenda-atau-sejarah|dead-url=yes}}</ref> Pulau Kemaro sendiri dipilih sebagai lokasi pertahanan lapis pertama karena kawasannya tidak pernah terendam saat permukaan Sungai Musi sedang tinggi. Sedangkan kawasan lain selalu terendam air Sungai Musi, karena sebagian besar kawasan Palembang merupakan rawa air.<ref>{{Cite news|url=https://www.liputan6.com/regional/read/2494878/kisah-heroik-di-balik-keindahan-pulau-kemaro|title=Kisah Heroik di Balik Keindahan Pulau Kemaro|last=|first=|date=28 April 2016|work=liputan6.com|access-date=}}</ref>
Benteng pertahanan Pulau Kemaro menjadi kunci penting masuknya kolonial Belanda ke Palembang. Dalam berbagai invasinya, Belanda kehilangan banyak kapal dan anak buah karena pertahanan Benteng Tambak Bayo yang solid.<ref name=":1" />
Baris 14 ⟶ 17:
Namun Belanda akhirnya berhasil menduduki Palembang pada tahun 1821, semua benteng yang ada di sekitar Keraton Kuto Gawang—sekarang wilayah Pusri—diluluh-lantakkan oleh Belanda, termasuk Benteng Tambak Bayo. Bahkan tak ada sedikit pun sisa-sisa bangunan benteng yang masih berdiri hingga saat ini.
Fungsi Pulau Kemaro sejak tahun 1965 hingga tahun 2012 terbagi menjadi empat fase, diantaranya : fungsi Pulau Kemaro pada tahun 1965-1967 adalah sebagai kamp tahanan. Kamp ini telah terjadi serangkaian peristiwa mengenaskan yang banyak menewaskan para tapol (tahanan politik). Namun fungsi sebagai kamp tersebut kemudian hilang diakhir tahun 1967 dan berganti fungsi baru. Fungsi Pulau Kemaro pada tahun 1968-1997 adalah sebagai tempat pemukiman dan tempat ibadah. Sejak tahun 1968 pulau ini mulai dihuni oleh
== Tempat Wisata ==
Daya tarik Pulau Kemaro adalah Pagoda berlantai 9 yang menjulang di tengah-tengah pulau yang dibangun tahun 2006. Pagoda ini tingginya 45 meter dengan masing-masing tingkatnya 5 meter. Pagoda dibangun sembilan tingkat dimaksudkan agar sejalan dengan makna Feng Shui. Pagoda Tiongkok ini memiliki delapan sudut seperti simbol ''Pat Kwa'' atau KedelapanTrigram. Warna pagoda tersebut memiliki warna-warna yang cerah sesuai dengan makna simbol warna yang terdapat pada kepercayaan Tiongkok.<ref>{{Cite journal|last=Wanaputri|first=Diah Ayu|year=2015|title=Kajian Ornamen Pagoda Tiongkok di Pulau Kemaro Palebang
Selain pagoda ada klenteng yang sudah dulu ada. Klenteng Hok Tjing
Selain itu di tempat ini juga terdapat sebuah Pohon yang disebut sebagai "Pohon Cinta" yang dilambangkan sebagai ritus "Cinta Sejati" antara dua bangsa dan dua budaya yang berbeda pada zaman dahulu antara ''Siti Fatimah'' Putri Kerajaan Sriwijaya dan ''Tan Bun An'' Pangeran dari Negeri Tiongkok, konon, jika ada pasangan yang mengukir nama mereka di pohon tersebut maka hubungan mereka akan berlanjut sampai jenjang Pernikahan. Untuk itulah Pulau ini juga disebut sebagai ''Pulau Jodoh.''
Baris 27 ⟶ 30:
== Referensi ==
{{reflist}}
{{Kamp konsentrasi tapol PKI di Indonesia}}
[[Kategori:Kota Palembang]]
[[Kategori:
[[Kategori:
|