Henri Bergson: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.7
clean up
 
(5 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox orang}}
{{Kotak info filsuf|birth_date=18 Oktober 1859|birth_place=[[Paris]], [[Prancis]]|death_date=3 Januari 1941|era=Filsafat abad ke-20|region=[[Filsafat Barat]]|school_tradition=[[Filsafat kontinental]]|awards=[[Penghargaan Nobel]] dalam bidang [[sastra]] (1927)|main_interests=[[Metafisika]], [[epistemologi]], [[filsafat bahasa]], [[filsafat matematika]]|notable_ideas=Durasi, [[intuisi]], [[élan vital]], [[masyarakat terbuka]]|influences=[[Søren Kierkegaard]], [[Baruch Spinoza]], [[Immanuel Kant]], [[William James]], [[Felix Ravaisson-Mollien]], [[Herbert Spencer]], [[Friedrich Wilhelm Joseph von Schelling]], [[Maine de Biran]]|influenced=[[Gilles Deleuze|Deleuze]], [[Nikos Kazantzakis]], [[Kuki Shūzō]], [[Maurice Merleau-Ponty]], [[Marcel Proustt]], [[Alfred North Whitehead]], [[Vladimir Jankélévitch]]}}
 
'''Henri Bergson''' (1859–1941) merupakan salah seorang tokoh aliran [[intuisionisme]]. Ia menjadikan [[intuisi]] sebagai salah satu [[keterampilan berpikir tingkat tinggi]] bagi [[manusia]]. Bergson berpendapat bahwa [[Indra (fisiologi)|indra]] dan [[akal]] sama-sama memiliki keterbatasan dan kekurangan, sehingga [[pengetahuan]] yang lengkap hanya dapat diperoleh dengan adanya intuisi.<ref>{{Cite book|last=Muliadi|date=2020|url=https://digilib.uinsgd.ac.id/32966/1/BUKU%20DARAS%20FISAFAT%20UMUM-Lengkap.pdf|title=Filsafat Umum|location=Bandung|publisher=Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung|isbn=978-623-7166-42-9|editor-last=Busro|pages=82|url-status=live}}</ref> Henri Bergson merupakan salah satu tokoh pemikir yang dipengaruhi oleh pemikiran [[Plotinos]] tentang [[Tuhan]].<ref>{{Cite book|last=Amstrong|first=Karen|date=2002|url=https://perpus.wildanfauzy.com/Filsafat/Sejarah%20Tuhan%2C%20Karen%20Amstrong.pdf|title=Sejarah Tuhan: Kisah Pencarian Tuhan yang Dilakukan oleh Orang-Orang Yahudi, Kristen, dan Islam Selama 4.000 Tahun|location=Bandung|publisher=Penerbit Mizan|isbn=979-433-270-4|pages=148|translator-last=Am|translator-first=Zainul|url-status=live}}</ref> Bergson juga menganut kepercayaan [[vitalisme]].<ref>{{Cite book|last=Soelaiman|first=Darwis A.|date=2019|url=https://repository.bbg.ac.id/bitstream/778/1/Filsafat_Ilmu_Pengetahuan_Perspektif_Barat_dan_Islam.pdf|title=Filsafat Ilmu Pengetahuan: Perspektif Barat dan Islam|location=Banda Aceh|publisher=Penerbit Bandar Publishing|isbn=978-623-7499-37-4|editor-last=Putra|editor-first=Rahmad Syah|pages=59|url-status=live}}</ref> Bergson menjalin [[persahabatan]] dengan [[Maurice Halbwachs]] selama belajar [[filsafat]] di [[École Normale Supérieure|Ecole Normale Supérieure]], [[Paris]].<ref>{{Cite book|last=Hidayat|first=Rakhmat|date=2016|url=http://sipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/sosiologi_emile_durkheim-dikompresi_compressed.pdf|title=Sosiologi Pendidikan Émile Durkheim|location=Jakarta|publisher=Rajawali Pers|isbn=978-979-769-682-5|pages=41|url-status=live}}</ref> [[Pekerjaan]] Bergson semasa hidupnya ialah sebagai [[profesor]] di [[Universitas Paris]].<ref>{{Cite book|last=Lubis|first=Nur A. Fadhil|date=2015|url=http://repository.uinsu.ac.id/2454/1/ISI%20PENGANTAR%20FILSAFAT%20UMUM%20FADHIL.pdf|title=Pengantar Filsafat Ilmu|location=Medan|publisher=Perdana Publishing|isbn=978-602-6970-02-2|pages=25|url-status=live}}</ref>
 
== Biografi ==
Baris 17:
Bergson mengartikan intuisi sebagai suatu hasil [[Evolusi (istilah)|evolusi]] pemahaman yang tertinggi. Intuisi diartikannya sebagai suatu pengetahuan langsung yang bersifat mutlak dan bukan sesuatu yang nisbi. Intuisi tidak memerlukan penggambaran simbolis dan justru mengatasi kekurangan dari sifat pengetahuan simbolis. Sifat dasar dari intuisi ialah personal dan tidak dapat diramalkan karena terjadi secara langsung dan seketika. Selain itu, intuisi juga bersifat analitis, menyeluruh dan mutlak. Intuisi tidak dapat digunakan untuk penyusunan pengetahuan secara teratur, tetapi dapat digunakan sebagai [[Hipotesis|hipotesa]] yang menentukan kebenaran dari suatu pernyataan yang telah dikemukakan.<ref>{{Cite book|last=Muhtar|date=2019|url=http://repository.unmuhjember.ac.id/4045/4/Tesis%20dan%20Disertasi%20%28Cover%29.pdf|title=Tesis dan Disertasi dalam Kebenaran Ilmiah|location=Jember|publisher=CV. Pustaka Abadi|isbn=978-623-7628-34-7|pages=9|url-status=live}}</ref> Sifat-sifat dari intuisi ini membuat pengenalan oleh intuisi tidak dapat digantikan oleh analisis maupun pengetahuan yang diperoleh melalui penggambaran.<ref>{{Cite book|last=Kasno|date=2018|url=http://digilib.uinsby.ac.id/44143/1/Kasno_Filsafat%20Agama.pdf|title=Filsafat Agama|location=Surabaya|publisher=Alpha|isbn=978-602-6681-18-8|editor-last=Salsabila|editor-first=Intan|pages=29|url-status=live}}</ref>
 
Bergson membedakan antara intuisi dan [[kecerdasan]].<ref>{{Cite journal|first=Usodo, B., dan Iswati, P.|date=2014|editor-last=Saputro, A. N. C., dan Winarno|title=Profil Intuisi dan Tingkat Kreativitas Siswa SMA dalam Memecahkan Masalah Geometri|url=https://ispijateng.org/wp-content/uploads/2015/04/PROSIDING-ISPI.pdf|journal=Seminar Nasional Pendidikan 2014 Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah|publisher=Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah|pages=56|isbn=978-602-19840-1-7}}</ref> Konsep intuisi yang dikemukakan oleh Bergson lebih mirip dengan konsep [[wahyu]] yang berdasarkan kepada kesadaran akan adanya pengalaman melalui naluri. Intuisi hadir dari pengalaman batin yang bersifat spiritual dan tidak berkaitan dengan akal. Sifat dari intuisi adalah mampu memahami tentang sesuatu yang tidak dapat dipahami oleh akal. Dalam pengertian ini, intuisi bekerja ketika akal tidak digunakan.<ref>{{Cite book|last=Aseri, A. F., Abidin, M. Z., dan Wardani|date=2014|url=https://idr.uin-antasari.ac.id/5189/1/Kesinambungan%20dan%20Perubahan%20Dalam%20Pemikiran%20Kontemporer%20Tentang%20Asbab%20Al-Nuzul%20%20studi%20pemikiran%20Muhammad%20Syahrur%20dan%20Nashr%20Hamid%20Abu%20Zayd.pdf|title=Kesinambungan dan perubahan dalam Pemikiran Kontemporer tentang Asbâb Al-Nuzûl: Studi Pemikiran Muhammad Syahrûr dan Nashr Hamîd Abû Zayd|location=Banjarmasin|publisher=IAIN Antasari Press|isbn=978-602-0828-07-7|pages=25|url-status=live}}</ref>
 
=== Vitalisme ===
Bergson meyakini bahwa [[modal manusia]] meliputi vitalitas [[biologi]], naluri dan spiritual. Peran vitalitas spiritual adalah mempermudah pemahaman manusia tentang konsep [[agama]], seni dan ilmu. Penggunaan vitalitas menghasilkan pembersihan [[moral]] melalui wawas diri yang bersifat intuitif. Keberadaan vitalitas spiritual dapat melawan sikap [[materialisme]] dan mengembangkan [[Kausalitas|hukum sebab-akibat]].<ref>{{Cite book|last=Adnan|first=Gunawan|url=https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/15508/1/Editor-Book_G.A_Filsafat_Umum.pdf|title=Filsafat Ilmu|location=Banda Aceh|publisher=Ar-Raniry Press|isbn=978-623-7410-33-1|editor-last=Gade|editor-first=Syabuddin|pages=81|url-status=live|access-date=2021-12-28|archive-date=2021-12-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20211216185920/https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/15508/1/Editor-Book_G.A_Filsafat_Umum.pdf|dead-url=yes}}</ref>
 
== Pengaruh pemikiran ==
 
=== Intuisionisme ===
Istilah "intuisi" telah digunakan dalam [[Filsafat Yunani kuno|filsafat Yunani Kuno]] oleh [[Plato]] dan [[Plotinos]]. Namun, Bergson merupakan tokoh yang memperkenalkan intuisi sebagai salah satu sumber pengetahuan di zaman modern.<ref>{{Cite book|last=Zulfis|date=2019|url=https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50412/1/Zulfis_Sain%20dan%20Agama_%20Dialog%20Epistemologi_ebook.pdf|title=Sains dan Agama: Dialog Epistemologi Nidhal Guessoum dan Ken Wilber|publisher=Sakata Cendikia|isbn=978-602-5809-11-8|editor-last=el-Badri|editor-first=Muhammad Yusuf|pages=33-34|url-status=live}}</ref> Bergson merupakan salah satu filsuf di dunia Barat yang menerima intuisi sebagai bagian dari metode [[epistemologi]].<ref>{{Cite book|last=Asrori dan Rusman|date=2020|url=http://repository.um-surabaya.ac.id/4460/1/Filsafat_Pendidikan_Islam.pdf|title=Filsafat Pendidikan Islam: Sebuah Pendekatan Filsafat Islam Klasik|location=Malang|publisher=CV. Pustaka Learning Center|isbn=978-623-94128-6-9|pages=48|url-status=live}}</ref> Ia menjadikan intuisi sebagai salah satu cara memperoleh [[kebenaran]].<ref>{{Cite book|last=Sulaiman|date=2020|url=https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/12181/1/BUKU%20KESATUAN%20%20TASAWUF%20DAN%20SAINS-SULAIMAN.pdf|title=Kesatuan Tasawuf dan Sains: Mencetak Manusia Cerdas Bercita Rasa Kemanusiaan dan Kekayaan Spiritual|location=Semarang|publisher=Southeast Asian Publishing|isbn=978-623-91981-1-4|pages=80|url-status=live}}</ref> Bergson memberikan kritik kepada [[empirisme]] dan [[rasionalisme]] melalui keterbatasan akal dan dan indra. Ia mengungkapkan bahwa akal dan indra hanya dapat memahami objek ketika perhatian akal hanya ditujukan pada objek.<ref>{{Cite book|last=Suaedi|date=2016|url=http://uncp.ac.id/content/uploads/files/buku-rektor/Binder-Filsafat-Ilmu.pdf|title=Pengantar Filsafat Ilmu|location=Bogor|publisher=PT Penerbit IPB Press|isbn=978-979-493-888-1|editor-last=Januarini|editor-first=Nia|pages=12|url-status=live}}</ref> Karenanya, Bergson mempelopori aliran pemikiran yang disebut sebagai intuisionisme. Dalam pemikirannya ini, intuisi dijadikan sebagai sarana untuk memperoleh pengetahuan secara langsung dan seketika. Ia meyakini bahwa penghayatan langsung merupakan dasar dari pengetahuan yang melengkapi indra dan akal.<ref>{{Cite book|last=Muslih|first=Mohammad|date=2016|url=http://repo.unida.gontor.ac.id/21/1/21.%20Buku%20Filsafat%20Ilmu.pdf|title=Filsafat Ilmu: Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan|location=Yogyakarta|publisher=LESFI|isbn=978-979-567-044-5|pages=80|url-status=live|access-date=2021-12-28|archive-date=2021-12-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20211208155707/http://repo.unida.gontor.ac.id/21/1/21.%20Buku%20Filsafat%20Ilmu.pdf|dead-url=yes}}</ref> Intuisionisme tidak menolak adanya pengalaman indrawi, tetapi melengkapinya dengan menambahkan intuisi sebagai suatu bentuk pengalaman juga.<ref>{{Cite book|last=Tumanggor, R. O., dan Sudaryanto, C.|date=2017|url=https://onlinelearning.uhamka.ac.id/pluginfile.php/491888/mod_resource/content/1/Pengantar%20Filsafat%20untuk%20Psikologi%20by%20Dr.%20Raja%20Oloan%20Tumanggor%20dan%20Carolus%20Suharyanto%2C%20S.Th.%2C%20M.Si%20%28z-lib.org%29.pdf|title=Pengantar Filsafat untuk Psikologi|location=Sleman|publisher=PT Kanisius|isbn=978-979-21-5457-3|editor-last=Sudibyo|editor-first=Ganjar|pages=85|url-status=live}}</ref>
 
=== Psikologi eksperimental ===
Baris 31:
 
== Referensi ==
{{Reflist}}
<references />
 
== Pranala luar ==