Bahan bakar hayati: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Taylorbot (bicara | kontrib)
::: organik-> senyawa organik | t=387 su=11 in=12 at=11 -- only 77 edits left of totally 89 possible edits | edr=000-0001(!!!) ovr=010-1111 aft=000-0001
 
(89 revisi perantara oleh 50 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[File:Biofuel-energy-production.svg|350px|thumb|Produksi bahan bakar hayati, 2019]]
'''Biofuel''' adalah setiap bahan bakar baik [[padat]]an, [[cair]]an ataupun [[gas]] yang dihasilkan dari bahan-bahan [[organik]]. Biofuel dapat dihasilkan secara langsung dari [[tanaman]] atau secara tidak langsung dari [[limbah]] industri, komersial, domestik atau pertanian. Ada tiga cara untuk pembuatan biofuel: pembakaran limbah organik kering (seperti buangan rumah tangga, limbah industri dan pertanian); [[fermentasi]] limbah basah (seperti kotoran hewan) tanpa [[oksigen]] untuk menghasilkan biogas (mengandung hingga 60 persen [[metana]]), atau fermentasi [[tebu]] atau [[jagung]] untuk menghasilkan [[alkohol]] dan [[ester]]; dan energi dari hutan (menghasilkan kayu dari tanaman yang cepat tumbuh sebagai bahan bakar).
{{Energi berkelanjutan}}{{Energi terbarukan}}
'''Bahan bakar hayati''' ({{lang-en|Biofuel}}) adalah setiap bahan bakar baik [[padat]]an, [[cair]]an ataupun [[gas]] yang dihasilkan dari bahan-bahan [[Senyawa organik|organik]]. Bahan bakar hayati dapat dihasilkan secara langsung dari [[tanaman]] atau secara tidak langsung dari [[limbah]] industri, komersial, domestik atau [[pertanian]]. Ada tiga cara untuk pembuatan bahan bakar hayati: pembakaran limbah organik kering (seperti buangan rumah tangga, limbah industri dan pertanian); [[fermentasi]] limbah basah (seperti kotoran hewan) tanpa [[oksigen]] untuk menghasilkan biogas (mengandung hingga 60 persen [[metana]]), atau fermentasi [[tebu]] atau [[jagung]] untuk menghasilkan [[alkohol]] dan [[ester]]; dan energi dari hutan (menghasilkan kayu dari tanaman yang cepat tumbuh sebagai bahan bakar).
 
Proses fermentasi menghasilkan dua tipejenis biofuelbahan bakar hayati: alkohol dan ester. Bahan-bahan ini secara teori dapat digunakan untuk menggantikan [[bahan bakar fosil]], tetapi karena terkadangkadang-kadang diperlukan perubahan besar pada mesin, biofuelbahan bakar hayati biasanya dicampur dengan bahan bakar fosil. [[Uni Eropa]] merencanakan 5,75 persen etanol yang dihasilkan dari [[gandum]], [[bit (tanaman) | bit]], [[kentang]], atau jagung ditambahkan pada bahan bakar fosil pada tahun 2010 dan 20 persen pada 2020. Sekitar seperempat bahan bakar transportasi di [[BrazilBrasil]] tahun 2002 adalah etanolbioetanol.
 
BiofuelBahan bakar hayati menawarkan kemungkinan memproduksi energi tanpa meningkatkan kadar karbon di atmosfiratmosfer karena berbagai tanaman yang digunakan untuk memproduksi biofuelbahan bakar hayati mengurangimengurangkan kadar karbondioksida di atmosfiratmosfer, tidak seperti bahan bakar fosil yang mengembalikan karbon yang tersimpan di bawah permukaan tanah selama jutaan tahun ke udara. Dengan begitu biofuelbahan bakar hayati lebih bersifat ''[[netralitas karbon|carbon neutral]]'' dan sedikit meningkatkan konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfiratmosfer (meski timbul keraguan apakah keuntungan ini bisa dicapai di dalam prakteknyapraktiknya). Penggunaan biofuelbahan mengurangibakar hayati mengurangkan pula ketergantungan pada [[minyak bumi]] serta meningkatkan keamanan energi. <ref>{{cite web |url= http://www.epa.gov/smartway/growandgo/documents/faq.htm#i_05 |title= SmartWay Grow & Go }}</ref>
 
Ada dua strategi umum untuk memproduksi biofuelbahan bakar hayati. Strategi pertama adalah menanam tanaman yang mengandung gula ([[tebu]], [[bit gula]], dan sorgum manis <ref>[{{Cite web |url=http://www.energycurrent.com/?id=3&storyid=10539 |title=ICRISAT: Sweet sorghum balances food and fuel needs] |access-date=2008-07-28 |archive-date=2009-01-04 |archive-url=https://web.archive.org/web/20090104190936/http://www.energycurrent.com/?id=3&storyid=10539 |dead-url=yes }}</ref>) atau tanaman yang mengandung pati/ atau polisakarida ([[jagung]]), lalu menggunakan fermentasi [[ragi]] untuk memproduksi etil alkohol. Strategi kedua adalah menanam berbagai tanaman yang kadar minyak sayur/ atau nabatinya tinggi seperti [[kelapa sawit]], [[kedelai]], [[alga]], atau ''[[jathropajatropha]]''. Saat dipanaskan, maka ke[[viskositas|kekentalan]]an minyak nabati akan berkurang dan bisa langsung dibakar di dalam [[mesin diesel]], atau minyak nabati bisa diproses secara kimia untuk menghasilkan bahan bakar seperti [[biodiesel]]. Kayu dan produk-produk sampingannya bisa dikonversidiubah menjadi biofuelbahan bakar hayati seperti [[gas kayu]], [[metanol]] atau [[bahan bakar etanol]].
 
== Energi bio dari limbah ==
== Energi biomassa dari limbah ==
Penggunaan limbah biomassa untuk memproduksi energi mampu mengurangi berbagai permasalahan manajemen polusi dan pembuangan, mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, serta mengurangi emisi gas rumah kaca. Uni Eropa telah mempublikasikan sebuah laporan yang menyoroti potensi energi bio yang berasal dari limbah untuk memberikan kontribusi bagi pengurangan pemanasan global. Laporan itu menyimpulkan bahwa di tahun 2020 nanti 19 juta ton minyak tersedia dari biomassa, 46% dari limbah bio: limbah padat perkotaan, residu pertanian, limbah peternakan, dan aliran limbah terbiodegradasi yang lain. <ref>European Environment Agency (2006) How much bioenergy can Europe produce without harming the environment? EEA Report no. 7</ref><ref>Marshall, A. T. (2007) Bioenergy from Waste: A Growing Source of Power, [http://www.waste-management-world-magazine ''Waste Management World Magazine''], April, p34-37</ref>
Penggunaan limbah biomassa untuk memproduksi energi mampu mengurangi berbagai permasalahan pengelolaan pencemaran dan pembuangan, mengurangkan penggunaan bahan bakar fosil, serta mengurangi emisi gas rumah kaca. Uni Eropa telah memublikasikan sebuah laporan yang menyoroti potensi energi bio yang berasal dari limbah untuk memberikan sumbangan bagi pengurangan pemanasan global. Laporan itu menyimpulkan bahwa pada tahun 2020 nanti 19 juta ton minyak tersedia dari biomassa, 46% dari limbah bio: limbah padat perkotaan, residu pertanian, limbah peternakan, dan aliran limbah terbiodegradasi yang lain.<ref>European Environment Agency (2006) How much bioenergy can Europe produce without harming the environment? EEA Report no. 7</ref><ref>Marshall, A. T. (2007) Bioenergy from Waste: A Growing Source of Power, [http://www.waste-management-world-magazine ''Waste Management World Magazine'']{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, April, p34-37</ref>
 
Tempat penampungan akhir sampah menghasilkan sejumlah gas karena limbah yang dipendam di dalamnya mengalami [[pencernaan anaerobik]]. Secara kolektif gas-gas ini dikenal sebagai [[landfill gas]] (LFG) atau gas tempat pembuangan akhir sampah. Landfill gas bisa dibakar baik secara langsung untuk menghasilkan panas atau menghasilkan listrik bagi konsumsi publik. Landfill gas mengandung sekitar 50% metana, gas yang juga terdapat di dalam [[gas alam]].
Tempat penampungan akhir sampah menghasilkan sejumlah gas karena limbah yang dipendam di dalamnya mengalami [[pencernaan anaerobik]]. Secara kolektif, gas-gas ini dikenal sebagai ''[[landfill gas]]'' (LFG) atau gas tempat pembuangan akhir sampah. ''Landfill gas'' bisa dibakar baik secara langsung untuk menghasilkan panas atau menghasilkan listrik bagi konsumsi publik. ''Landfill gas'' mengandung sekitar 50% metana, gas yang juga terdapat di dalam [[gas alam]].
 
Biomassa bisa berasal dari limbah materi tanaman. Gas dari tempat penampungan kotoran manusia dan hewan yang memasuki atmosfir merupakan hal yang tidak diinginkan karena metana adalah salah satu gas rumah kaca yang potensil pemanasan globalnya melebihi karbondioksida. <ref name="IPCC2001"> [http://www.grida.no/climate/ipcc_tar/wg1/248.htm IPCC Third Assessment Report], accessed August 31, 2007.</ref><ref name="EPAGWP"> [http://www.epa.gov/nonco2/econ-inv/table.html Non-CO2 Gases Economic Analysis and Inventory: Global Warming Potentials and Atmospheric Lifetimes], U.S. Environmental Protection Agency, accessed August 31, 2007</ref> Frank Keppler dan Thomas Rockmann menemukan bahwa tanaman hidup juga memproduksi metana '''CH<sub>4</sub >'''.
Biomassa bisa berasal dari limbah materi tanaman. Gas dari tempat penampungan kotoran manusia dan hewan yang memasuki atmosfer merupakan hal yang tidak diinginkan karena metana adalah salah satu gas rumah kaca yang potensial pemanasan globalnya melebihi karbon dioksida.<ref name="IPCC2001">[http://www.grida.no/climate/ipcc_tar/wg1/248.htm IPCC Third Assessment Report], accessed August 31, 2007.</ref><ref name="EPAGWP">[http://www.epa.gov/nonco2/econ-inv/table.html Non-CO2 Gases Economic Analysis and Inventory: Global Warming Potentials and Atmospheric Lifetimes], U.S. Environmental Protection Agency, diakses Agustus 31, 2007</ref> Frank Keppler dan Thomas Rockmann menemukan bahwa tanaman hidup juga memproduksi metana '''CH<sub>4</sub >'''.
 
== Bahan bakar berbentuk cair bagi transportasi ==
Sebagian besar bahan bakar transportasi berbentuk cairan, sebab berbagai kendaraan biasanya membutuhkan [[kepadatan energi]] yang tinggi. Kendaraan biasanya membutuhkan [[kepadatan kekuatan]] yang tinggi yang bisa disediakan oleh [[mesin pembakaran dalam]]. Mesin ini membutuhkan bahan bakar pembakaran yang bersih untuk menjaga kebersihan mesin dan memiminalisirmeminimalkan [[polusipencemaran udara]]. Bahan bakar yang lebih mudah dibakar dengan bersih biasanya berbentuk cairan dan [[gas]]. Dengan begitu, cairan (serta gas-gas yang bisa disimpan dalam bentuk cair) memenuhi persyaratan pembakaran yang portabel dan bersih. Selain itu, cairan dan gas bisa di[[pompa]], yang berarti penanganannya mudah dimekanisasi, dan dengan begitu tidak membutuhkan banyak tenaga.
 
== BiofuelBahan bakar hayati generasi pertama ==
BiofuelBahan bakar hayati generasi pertama menunjuk kepada biofuelbahan bakar hayati yang terbuat dari [[gula]], [[starch]], [[minyak sayur]], atau [[lemak hewan]] menggunakan teknologi konvensional.<ref name="UN report">{{Cite [web |url=http://esa.un.org/un-energy/pdf/susdev.Biofuels.FAO.pdf |title=UN biofuels report] |access-date=2008-04-08 |archive-date=2009-03-27 |archive-url=https://web.archive.org/web/20090327022829/http://esa.un.org/un-energy/pdf/susdev.Biofuels.FAO.pdf |dead-url=yes }}</ref>
 
BiofuelBahan bakar hayati generasi pertama yang umum didaftar sebagai berikut.
 
=== Minyak sayur ===
{{main|Minyak sayur sebagai bahan bakar}}
 
Minyak sayur dapat digunakan sebagai makanan atau bahan bakar; kualitas dari minyak dapat lebih rendah untuk kegunaan bahan bakar. Minyak sayur dapat digunakan dalam mesin diesel yang tua (yang dilengkapi dengan [[Injeksi tidak langsung|sistem injeksisuntikan tidak langsung]], tapitetapi hanya dalam iklim yang hangat. Dalam banyak kasus, minyak sayur dapat digunakan untuk memproduksi biodiesel, yang dapat digunakan kebanyakan mesin diesel bila dicampur dengan bahan bakarabakar diesel konvensional. [[MAN B&W Diesel]], [[Wartsila]] dan [[Deutz AG]] menawarkan mesin yang dapat digunakan langsung dengan minyak sayur. Minyak sayur bekas yang diproses menjadi biodiesel mengalami peningkatan, dan dalam skala kecil, dibersihkan dari air dan partikel dan digunakan sebagai bahan bakar.
 
=== Biodiesel ===
{{main|Biodiesel}}
 
Biodiesel merupakan biofuelbahan bakar hayati yang paling umum di Eropa. Biodiesel diproduksi dari minyak atau lemak menggunakan [[transesterifikasi]] dan merupakan cairan yang komposisinya mirip dengan diesel mineral. Nama kimianya adalah methylmetil [[asam lemak]] (atau ethyletil) ester ([[Fatty acid methyl ester|FAME]]). Minyak dicampur dengan sodium hidroksida dan methanol (atau ethanol_ethanol dan [[reaksi kimia]] menghasilkan biodiesel (FAME) dan [[glycerolgliserol]]. 1 bagian glycerolgliserol dihasilkan untuk setiap 10 bagian biodiesel.
 
Biodiesel dapat digunakan di setiapasetiap [[mesin diesel]] kalau dicampur dengan diesel mineral. Di beberapa negara, produsen memberikan garansi untuk penggunaan 100% biodiesel. Kebanyakan produsen kendaraan membatasi rekomendasi mereka untuk penggunaan biodiesel sebanyak 15% yang dicampur dengan diesel mineral. Di kebanyakan negara Eropa, campuran biodiesel 5% banyak digunakan luas dan tersedia di banyak stasiun bahan bakar.<ref> http://www.biodiesel.de/ </ref><ref>[{{Cite web |url=http://www.biodieselfillingstations.co.uk/ |title=Welcome to Biodiesel Filling Stations<!-- Bot generated title -->] |access-date=2021-01-29 |archive-date=2018-07-14 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180714031730/http://www.biodieselfillingstations.co.uk/ |dead-url=yes }}</ref>
 
Di AS, lebih dari 80% truk komersial dan bisbus kota beroperasi menggunakan diesel. Oleh karena itu, penggunaan biodiesel AS bertumbuh cepat dari sekitar 25 juta galon per tahun pada 2004 menjadi 78 juta galon pada awal 2005. Pada akhir 2006, produksi biodiesel diperkirakan meningkat empat kali lipat menjadi 1 milyarmiliar galon. [http://www.wfs.org/futcontja07.htm] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070606084122/http://www.wfs.org/futcontja07.htm |date=2007-06-06 }}
 
=== Bioalkohol ===
{{main|Bahan bakar alkohol}}
Alkohol yang diproduksi secarai biologi, yang umum adalah [[etanol]], dan yang kurang umum adalah [[prapan-1-ol|propanol]] dan [[butanol]], diproduksi dengan aksi [[mikroorganisme]] dan [[enzim]] melalui fermentasi gula atau ''starch'', atau selulosa. [[Biobutanol]] sering kali dianggap sebagai pengganti langsung [[bensin]], karena dapat digunakan langsung dalam mesin bensin.
 
[[Butanol]] terbentuk dari [[Clostridium acetobutylicum|fermentasi ABE]] (aseton, butanol, etanol) dan percobaan modifikasi dari proses tersebut memperlihatkan potensi yang menghasilkan energi yang tinggi dengan butanol sebagai produk cair. Butanol dapat menghasilkan energi yang lebih banyak dan dapat terbakar "langsung" dalam mesin bensin yang sudah ada (tanpa modifikasi mesin),<ref>[http://www.butanol.com/ ButylFuel,LLC Main Page<!-- Bot generated title -->]</ref> lebih tidak menyebabkan perkaratan dan kurang dapat tercampur dengan air dibanding etanol, dan dapat disalurkan melalui prasarana yang telah ada. [[Dupont]] dan [[BP]] bekerja sama untuk menghasilkan butanol.
Alkohol yang diproduksi secarai biologi, yang umum adalah [[ethanol]], dan yang kurang umum adalah [[prapan-1-ol|propanol]] dan [[butanol]], diproduksi dengan aksi [[mikroorganisme]] dan [[enzym]] melalui fermentasi gula atau ''starch'', atau selulosa. [[Biobutanol]] seringkali dianggap sebagai pengganti langsung [[bensin]], karena dapat digunakan langsung dalam mesin bensin.
 
[[Bahan bakar etanol]] merupakan bahan bakar hayati paling umum di dunia, terutama [[bahan bakar etanol di Brasil]]. [[Bahan bakar alkohol]] diproduksi dengan cara fermentasi gula yang dihasilkan dari [[gandum]], [[jagung]], [[bit gula]], [[tebu]], [[molases]] dan gula atau amilum yang dapat dibuat [[minuman beralkohol]] (seperti [[kentang]] dan sisa [[buah]], dll). Produksi etanol menggunakan digesti [[enzim]] untuk menghasilkan gula dari amilum, [[fermentasi]] gula, [[penyulingan]] dan pengeringan. Proses ini membutuhkan banyak energi untuk pemanasan (sering kali menggunakan [[gas alam]]).
[[Butanol]] terbentuk dari [[Clostridium acetobutylicum|ABE fermentation]] (acetone, butanol, ethanol) dan eksperimen modifikasi dari proses tersebut memperlihatkan potensi yang menghasilkan energi yang tinggi dengan butanol sebagai produk cair. Butanol dapat menghasilkan energi yang lebih banyak dan dapat terbakar "langsung" dalam mesin bensin yang sudah ada (tanpa modifikasi mesin).<ref>[http://www.butanol.com/ ButylFuel,LLC Main Page<!-- Bot generated title -->]</ref> Dan lebih tidak menyebabkan korosi dan kurang dapat tercampur dengan air dibanding ethanol, dan dapat didistribusi melalui infrastruktur yang telah ada. [[Dupont]] dan [[BP]] bekerja sama untuk menghasilkan butanol.
 
Produksi [[etanol selulosa]] menggunakan [[tanaman non-pangan|tanaman bukan pangan]] atau produk sisa yang tak bisa dikonsumsi, yang tidak mengakibatkan dampak pada siklus makanan.
[[Bahan bakar ethanol]] merupakan biofuel paling umum di dunia, terutama [[bahan bakar ethanol di Brazil]]. [[Bahan bakar alkohol]] diproduksi dengan cara fermentasi gula yang dihasilkan dari [[gandum]], [[jagung]], [[sugar beet]], [[sugar cane]], [[molasses]] dan gula atau starch yang dapat dibuat [[minuman beralkohol]] (seperti [[kentang]] dan sisa [[buah]], dll). Produksi ethanol menggunakan digesti [[enzyme]] untuk menghasilkan gula dari starch, [[fermentasi]] gula, [[distilasi]] dan pengeringan. Proses ini membutuhkan banyak energi untuk pemanasan (seringkali menggunakan [[gas alam]]).
 
Produksi [[etanol]] dari [[selulosa]] merupakan langkah-tambahan yang sulit dan mahal dan masih menunggu penyelesaian masalah teknis. Ternak yang memakan rumput dan menggunakan proses digestif yang lamban untuk memecahnya menjadi [[glukosa]] (gula). Dalam laboratorium [[etanol berselulosa]] (''cellulosic ethanol''), banyak proses percobaan sedang dilakukan untuk melakukan hal yang sama, dan menggunakan cara tersebut untuk membuat bahan bakar etanol.
Produksi [[ethanol selulosik]] menggunakan [[tanaman non-pangan]] atau produk sisa yang tak bisa dikonsumsi, yang tidak mengakibatkan dampak pada siklus makanan.
 
Beberapa ilmuwan telah mengemukakan rasa prihatin terhadap percobaan [[teknik genetika]] [[DNA rekombinan]] yang mencoba untuk mengembangkan [[enzim]] yang dapat memecah kayu lebih cepat dari alam, makhluk mikroskopis tersebut dapat tidak sengaja terlepas ke alam, tumbuh secara eksponensial, disebarkan oleh angin, dan pada akhirnya menyebabkan kerusakan struktur seluruh [[tanaman]], yang dapat mengakhiri produksi [[oksigen]] yang dilepaskan oleh proses [[fotosintesis]] tumbuhan.
Memproduksi [[ethanol]] dari [[selulosa]] merupakan langkah-tambahan yang sulit dan mahal dan masih menunggu penyelesaian masalah teknis. Ternak yang memakan rumput dan menggunakan proses digestif yang lamban untuk memecahnya menjadi [[glukosa]] (gula). Dalam laboratorium [[ethanol selulosik]], banyak proses eksperimental sedang dilakukan untuk melakukan hal yang sama, dan menggunakan cara tersebut untuk membuat bahan bakar ethanol.
 
Etanol dapat digunakan dalam mesin bensin sebagai pengganti [[bensin]]; etanol dapat dicampur dengan bensin dengan persentase tertentu. Kebanyakan mesin bensin dapat beroperasi menggunakan campuran etanol sampai 15% dengan bensin. Bensin dengan etanol memiliki angka [[oktan]] yang lebih tinggi, yang berarti mesin dapat terbakar lebih panas dan lebih efisien.
Beberapa ilmuwan telah mengemukakan rasa prihatin terhadap percobaan [[teknik genetika]] [[DNA rekombinan]] yang mencoba untuk mengembangkan [[enzym] yang dapat memecah kayu lebih cepat dari alam, makhluk mikroskopik tersebut dapat tidak sengaja terlepas ke alam, tumbuh secara eksponensial, disebarkan oleh angin, dan pada akhirnya menyebabkan kerusakan struktur seluruh [[tanaman]], yang dapat mengakhiri produksi [[oksigen]] yang dilepaskan oleh proses [[fotosintesis]] tumbuhan.
 
[[Bahan bakar etanol]] memiliki [[BTU]] yang lebih rendah, yang berarti memerlukan lebih banyak bahan bakar untuk melakukan perjalanan dengan jarak yang sama. Dalam mesin pemampatan tinggi, dibutuhkan bahan bakar dengan sedikit etanol dan pembakaran lambat untuk mencegah [[pembakaran dini]] (''preignition'') yang merusak (''knocking'').
Ethanol dapat digunakan dalam mesin bensin sebagai pengganti [[bensin]]; ethanol dapat dicampur dengan bensin dengan persentase tertentu. Kebanyakan mesin bensin dapat beroperasi menggunakan campuran ethanol sampai 15% dengan bensin. Bensin dengan ethanol memiliki angka [[oktan]] yang lebih tinggi, yang berarti mesin dapat terbakar lebih panas dan lebih efisien.
 
Etanol sangat [[korosif]] terhadap sistem pembakaran, slang dan gasket karet, [[aluminium]], dan [[ruang pembakaran]]. Oleh karena itu, penggunaan bahan bakar yang mengandung alkohol ilegal apabila digunakan pesawat. Untuk campuran etanol berkonsentrasi tinggi atau 100%, mesin perlu dimodifikasi.
[[Bahan bakar ethanol]] memiliki [[BTU]] yang lebih rendah, yang berarti memerlukan lebih banyak bahan bakar untuk melakukan perjalan dengan jarak yang sama. Dalam mesin kompresi-tinggi, dibutuhkan bahan bakar dengan sedikit ethanol dan pembakaran lambat untuk mencegah [[pra-ignisi]] yang merusak (knocking).
 
Etanol yang menyebabkan korosif tidak dapat disalurkan melalui pipa bensin. Oleh karena itu, diperlukan truk tangki baja tahan karat yang lebih mahal, meningkatkan konsumsi biaya dan energi yang dibutuhkan untuk mengantar etanol kepada konsumen.
Ethanol sangat [[korosif]] terhadap sistem pembakaran, selang dan gasket karet, [[aluminum]], dan [[ruang pembakaran]]. Oleh karena itu penggunaan bahan bakar yang mengandung alkohol ilegal bila digunakan pesawat. Untuk campuran ethanol konsentrasi tinggi atau 100%, mesin perlu dimodifikasi.
 
Banyak produsen kendaraan sekarang ini memproduksi [[kendaraan bahan bakar fleksibel]], yang dapat beroperasi dengan kombinasi bioetanol dan bensin, sampai dengan 100% bioetanol.
Ethanol yang meyebabkan korosif tidak dapat disalurkan melalui pipa bensin, oleh karena itu diperlukan truk tangki stainless-steel yang lebih mahal, meningkatkan konsumsi biaya dan energi yang dibutuhkan untuk mengantar ethanol ke konsumen.
 
Alkohol dapat bercampur dengan bensin dan air, jadi [[bahan bakar etanol]] dapat tercampur setelah proses pembersihan dengan menyerap kelembaban dari atmosfer. Air dalam bahan bakar etanol dapat mengurangkan kedayagunaan, menyebabkan mesin susah dihidupkan, menyebabkan gangguan operasi, dan mengoksidasi aluminum (karat pada [[karburator]] dan komponen dari besi).
Banyak produsen kendaraan sekarang ini memproduksi [[kendaraan bahan bakar fleksibel]], yang dapat beroperasi dengan kombinasi bioethanol dan bensin, sampai dengan 100% bioethanol.
 
Alkohol dapat bercampur dengan bensin dan air, jadi [[bahan bakar ethanol]] dapat tercampur setelah proses pembersihan dengan menyerap kelembaban dari atmosfer. Air dalam bahan bakar ethanol dapat mengurangi efisiensi, menyebabkan mesin susah dihidupkan, menyebabkan gangguan operasi, dan mengoksidasi aluminum (karat pada [[karburator]] dan komponen dari besi).
 
<!--
Even dry ethanol has roughly one-third lower energy content per unit of volume compared to gasoline, so larger / heavier fuel tanks are required to travel the same distance, or more fuel stops are required. With large current un-[[sustainable]], non-[[scalable]] subsidies, [[ethanol fuel]] still costs much more per unit of distance traveled than current high gasoline prices.<ref>{{cite web
| url= http://zfacts.com/p/436.html
| title= With only 2/3 the energy of gasoline, ethanol costs more per mile
|date= 27 Apr 2007 |publisher= zFacts.com
| accessdate= 2008-03-07 }} </ref>
 
[[Methanol]] is currently produced from [[natural gas]], a non-[[renewable]] [[fossil fuel]]. It can also be produced from [[biomass]] as biomethanol. The [[methanol economy]] is an interesting alternative to the [[hydrogen economy]], compared to today's hydrogen produced from [[natural gas]], but not [[hydrogen production]] directly from water and [[state-of-the-art]] clean [[solar thermal energy]] processes.<ref>[http://www.hydrogensolar.com/ Hydrogen Solar home<!-- Bot generated title -->]</ref>-->
 
=== BioGasBiogas ===
{{main|biogas}}
Biogas diproduksi dengnadengan proses [[digestipencernaan anaerobik]] dari [[Senyawa organik|bahan organik]] oleh [[anaerobeanaerob]]. Biogas dapat diproduksi melalui bahan sisa yang dapat terurai atau menggunakan [[tanaman energi]] yang dimasukan ke dalam [[pencerna anaerobik]] untuk menambah gas yang dihasilkan. Hasil sampingan, ''[[digestate]]'', dapat digunakan sebagai bahan bakar biohayati atau pupuk.
 
Biogas mengandung [[methanemetana]] dan dapat diperoleh dari digesterpencerna anaerobik industri dan sistem [[pengelolaan biologi mekanik]]. Gas sampah adalah sejenis biogas yang tidak bersih yang diproduksi dalam [[tumpukan sampah]] melalui digesti anaerobik yang terjadi secara alami. BilaApabila gas ini lepas ke atmosfer, gas ini merupakan [[gas rumah kaca]].
 
Minyak dan gas dapat dihasilkan dari berbagai limbah biologis:
 
* [[Depolimerisasi termal|Pengawapolimeran termal]] limbah dapat mengekstrak metana dan minyak lain yang mirip dengan minyak bumi.
Oils and gases can be produced from various biological wastes:
* [[GreenFuel Technologies Corporation]] mengembangkan sistem bioreaktor dipatenkan yang menggunakan alga fotosintetis tidak beracun untuk memasukkan gas buang cerobong asap dan menghasilkan bahan bakar hayati, seperti biodiesel, biogas, dan bahan bakar kering yang sebanding dengan batu bara.<ref>[http://www.greenfuelonline.com/ greenfuelonline.com]</ref>
 
=== Bahan bakar hayati padat ===
* [[Thermal depolymerization]] of waste can extract methane and other oils similar to petroleum.
* [[GreenFuel Technologies Corporation]] developed a patented bioreactor system that uses nontoxic photosynthetic algae to take in smokestacks flue gases and produce biofuels such as biodiesel, biogas and a dry fuel comparable to coal.<ref> [http://www.greenfuelonline.com/ greenfuelonline.com] </ref>
 
=== Biofuel padat ===
Contohnya termasuk kayu, arang, dan [[manur]] kering.
 
=== ''Syngas'' ===
{{main|Gasifikasi}}
 
[[Syngas]] dihasilkan oleh kombinasi proses [[pyrolysispirolisis]], kombusipembakaran, dan [[gasifikasi|pengegasan]]. Bahan bakar bio dikonversidiubah menjadi [[karbon monoksida]] dan energi melalui pyrolysispirolisis. Masukan oksigen terbatas diberikan untuk mendukung kombusipembakaran. GasifikasiPengegasan mengubah materi organik menjadi hidrogen dan karbon monoksida.
 
Campuran gas yang dihasilkan, ''syngas'', adalah bahan bakar.
== Biofuel generasi kedua ==
Para pendukung biofuel mengklaim telah memiliki solusi yang lebih baik untuk meningkatkan dukungan politik serta industri untuk, dan percepatan, implementasi biofuel generasi kedua dari sejumlah tanaman yang tidak digunakan untuk konsumsi manusia dan hewan, di antaranya [[cellulosic biofuel]].<ref>[http://www.renewable-energy-world.com/articles/print_screen.cfm?ARTICLE_ID=308325]</ref> Proses produksi biofuel generasi kedua bisa menggunakan berbagai tanaman yang tidak digunakan untuk konsumsi manusia dan hewan yang diantaranya adalah limbah biomassa, batang/tangkai gandum, jagung, kayu, dan berbagai tanaman biomassa atau energi yang spesial (contohnya [[Miscanthus]]). Biofuel generasi kedua (2G) menggunakan teknologi [[biomassa ke cairan]], diantaranya cellulosic biofuel dari tanaman yang tidak digunakan untuk konsumsi manusia dan hewan.<ref>[http://www.usda.gov/oce/forum/2007%20Speeches/PDF%20PPT/CSomerville.pdf]</ref> Sebagian besar biofuel generasi kedua sedang dikembangkan seperti [[biohidrogen]], [[biometanol]], [[DMF]], Bio-DME, [[Fischer-Tropsch]] diesel, biohydrogen diesel, alkohol campuran dan diesel kayu. Produksi [[cellulosic ethanol]] mempergunakan berbagai tanaman yang tidak digunakan untuk konsumsi manusia dan hewan atau produk buangan yang tidak bisa dimakan.
Memproduksi etanol dari selulosa merupakan sebuah permasalahan teknis yang sulit untuk dipecahkan. Berbagai hewan ternak pemamah biak (seperti sapi) memakan rumput lalu menggunakan proses pencernaan yang berkaitan dengan enzim yang lamban untuk menguraikannya menjadi glukosa (gula). Di dalam labolatorium cellulosic ethanol, berbagai proses eksperimen sedang dikembangkan untuk melakukan hal yang sama, lalu gula yang dihasilkan bisa difermentasi untuk menjadi bahan bakar etanol.
Para ilmuwan juga sedang bereksperimen dengan sejumlah organisme hasil [[rekayasa genetik]] [[penyatuan kembali DNA]] yang mampu meningkatkan potensi biofuel.
 
== Bahan bakar hayati generasi kedua ==
== Referensi ==
Para pendukung bahan bakar hayati menyatakan telah memiliki penyelesaian yang lebih baik untuk meningkatkan dukungan politik serta industri untuk, dan percepatan, penerapan bahan bakar hayati generasi kedua dari sejumlah tanaman yang tidak digunakan untuk konsumsi manusia dan hewan, di antaranya [[bahan bakar hayati berselulosa]].<ref>{{Cite web |url=http://www.renewable-energy-world.com/articles/print_screen.cfm?ARTICLE_ID=308325 |title=Salinan arsip |access-date=2008-08-02 |archive-date=2007-12-19 |archive-url=https://web.archive.org/web/20071219012933/http://www.renewable-energy-world.com/articles/print_screen.cfm?ARTICLE_ID=308325 |dead-url=yes }}</ref> Proses produksi bahan bakar hayati generasi kedua bisa menggunakan berbagai tanaman yang tidak digunakan untuk konsumsi manusia dan hewan yang diantaranya adalah limbah biomassa, batang atau tangkai gandum, jagung, kayu, dan berbagai tanaman biomassa atau energi yang khusus (contohnya [[Miscanthus]]). Bahan bakar hayati generasi kedua (2G) menggunakan teknologi [[biomassa ke cairan]], diantaranya bahan bakar hayati berselulosa (''cellulosic biofuel'') dari tanaman yang tidak digunakan untuk konsumsi manusia dan hewan.<ref>{{Cite web |url=http://www.usda.gov/oce/forum/2007%20Speeches/PDF%20PPT/CSomerville.pdf |title=Salinan arsip |access-date=2008-08-02 |archive-date=2008-08-19 |archive-url=https://web.archive.org/web/20080819214202/http://www.usda.gov/oce/forum/2007%20Speeches/PDF%20PPT/CSomerville.pdf |dead-url=yes }}</ref>
#[http://www.epa.gov/smartway/growandgo/documents/faq.htm “SmartWay Grow & Go”].
#[http://www.energycurrent.com/?id=3&storyid=10539 ICRISAT: Sweet sorghum balances food and fuel needs].
# European Environment Agency (2006) How much bioenergy can Europe produce without harming the environment? EEA Report no. 7.
# Marshall, A. T. (2007) Bioenergy from Waste: A Growing Source of Power, [http://www.waste-management-world-magazine ''Waste Management World Magazine''], April, hal. 34-37.
#[http://www.grida.no/climate/ipcc_tar/wg1/248.htm IPCC Third Assessment Report], diakses 31 Agustus 2007.
#[http://www.epa.gov/nonco2/econ-inv/table.html Non-CO2 Gases Economic Analysis and Inventory: Global Warming Potentials and Atmospheric Lifetimes], U.S. Environmental Protection Agency, diakses 31 Agustus 2007.
#[http://dx.doi.org/10.1038%2Fnature04420 Frank Keppler, John T. G. Hamilton, Marc Bra, and Thomas Röckmann (2006). "Methane emissions from terrestrial plants under aerobic conditions". Nature 439: 187–191].
#[http://www.renewable-energy-world.com/articles/print_screen.cfm?ARTICLE_ID=308325].
#Chris Somerville. [http://www.usda.gov/oce/forum/2007%20Speeches/PDF%20PPT/CSomerville.pdf ""Development of Cellulosic Biofuels"" (PDF). U.S. Dept. of Agriculture]. Diambil pada 2008-01-15.
 
Sebagian besar bahan bakar hayati generasi kedua sedang dikembangkan seperti [[biohidrogen]], [[biometanol]], [[DMF]], Bio-DME, [[Fischer-Tropsch]] diesel, biohidrogen diesel, alkohol campuran dan diesel kayu. Produksi [[etanol berselulosa]] mempergunakan berbagai tanaman yang tidak digunakan untuk konsumsi manusia dan hewan atau produk buangan yang tidak bisa dimakan.
[[Kategori:Bahan bakar]]
Produksi etanol dari selulosa merupakan sebuah permasalahan teknis yang sulit untuk dipecahkan. Berbagai hewan ternak pemamah biak (seperti sapi) yang memakan rumput, lalu menggunakan proses pencernaan yang berkaitan dengan enzim yang lamban untuk menguraikannya menjadi glukosa (gula). Di dalam labolatorium etanol berselulosa (''cellulosic ethanol''), berbagai proses percobaan sedang dikembangkan untuk melakukan hal yang sama, lalu gula yang dihasilkan bisa difermentasi untuk menjadi bahan bakar etanol. Para ilmuwan juga sedang bereksperimen dengan sejumlah organisme hasil [[rekayasa genetik]] [[penyatuan kembali DNA]] yang mampu meningkatkan potensi bahan bakar hayati seperti pemanfaatan tepung [[rumput]] gajah (Panicum virgatum).<ref>{{id}} [http://jurnal.kesimpulan.com/2011/10/transfer-gen-mutan-jagung-ke-rumput.html Jurnal KeSimpulan.com - Transfer Gen Mutan Jagung ke Rumput Gajah Untuk Biofuel] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20111020043514/http://jurnal.kesimpulan.com/2011/10/transfer-gen-mutan-jagung-ke-rumput.html |date=2011-10-20 }}</ref>
[[Kategori:Energi terbaharui]]
 
=== Minyak biji rapa ===
[[ar:طاقة حيوية]]
Jerami tanaman minyak biji rapa sebagai salah satu sumber energi alternatif penting dimasa depan. Jerami minyak biji rapa kebanyakan tidak lagi digunakan petani, hanya sebagai kompos dan tempat tidur hewan ternak. Akan tetapi, dengan memanfaatkan jerami minyak biji Rapa akan menghasilkan energi alternatif bahan bakar hayati terbarukan. Ilmuwan dari ''Institute of Food Research'' mencari cara, bagaimana mengubah jerami dari minyak biji Rapa menjadi energi alternatif bahan bakar hayati. Penemuan awal menunjukkan bagaimana proses pembuatan bahan bakar hayati bisa diproduksi lebih efisien, serta bagaimana meningkatkan produksi jerami minyak biji rapa dapat ditingkatkan. Jerami dari tanaman seperti gandum, jelai, dan minyak biji rapa dipandang sebagai sumber potensial energi biomassa untuk meningkatkan produksi bahan bakar hayati generasi kedua. Setidaknya produksi di Inggris mencapai sekitar 12 juta ton jerami minyak biji rapa. Dalam kenyataannya, minyak biji rapa banyak digunakan untuk tempat tidur hewan ternak dan kompos dan pembangkit energi. Jerami berisi campuran gula yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif bahan bakar hayati, penggunaannya tidak bersaing dengan produksi pangan, melainkan merupakan penyelesaian berkelanjutan dalam hal pemanfaatan limbah. Gula yang ada pada jerami tidak dapat diakses oleh enzim yang membebaskannya agar dapat diubah menjadi energi alternatif bahan bakar hayati, sehingga perawatan sebelum pengelolaan jerami akan sangat diperlukan.
[[bat-smg:Biuodegalā]]
 
[[be:Біяпаліва]]
== Mikroalga ==
[[bg:Биогориво]]
[[Mikroalga]] dapat digunakan sebagai sumber biomassa yang berkelanjutan untuk dijadikan berbagai produk dan energi. Minyak mentah dari mikroalga mengandung [[trigliserida]], [[lipid membran polar]], klrorofil, dan fitosterol, dimana dapat diekstrak dan dimodifikasi pada proses pengilangan sekunder. Selain itu, minyak ini dapat diperoleh secara langsung melalui reaksi transeterifikasi menjadi biodiesel. Biomassa alga yang sudah dikeringkan juga dapat diubah menjadi biogas melalui dekomposisi anaerobik. Adapun alga yang digunakan antara lain [[Botryococcus barunii|''Botryococcus barunii'']], [[Nanochloropsis|''Nanochloropsis'' sp]]., dan [[Arthospira|''Arthospira'' sp]].<ref name=":0">{{Cite book|last=Budiman|first=Arief|last2=Suyono|first2=Eko Agus|last3=Dewayanto|first3=Nugroho|last4=Dewati|first4=Putri Restu|last5=Pradana|first5=Yano Surya|last6=Widawati|first6=Teta Fathya|date=2023|title=Biorefinery Mikroalga|location=Sleman, D.I. Yogyakarta|publisher=Gadjah Mada University Press|isbn=9786233591201|url-status=live}}</ref>
[[bn:জৈবজ্বালানী]]
 
[[cs:Biomasa#Biopalivo]]
== Lihat pula ==
[[da:Biobrændsel og biobrændstof]]
* [[Bahan bakar]]
[[de:Biokraftstoff]]
* [[Hidrokarbon]]
[[el:Βιοκαύσιμα]]
* [[en:BiofuelOksidasi]]
* [[SPBU]]
[[es:Biocombustible]]
 
[[et:Biokütus]]
== Rujukan ==
[[eu:Bioerregai]]
{{reflist}}
[[fi:Biopolttoaine]]
 
[[fr:Biocarburant]]
=== Daftar pustaka ===
[[gl:Biocombustible]]
* Marshall, A. T. (2007) Bioenergy from Waste: A Growing Source of Power], April, hal. 34-37.
[[hr:Biogoriva]]
 
[[hu:Bioüzemanyag]]
== Pranala luar ==
[[it:Biocarburante]]
* [http://www.epa.gov/smartway/growandgo/documents/faq.htm “SmartWay Grow & Go”].
[[ja:バイオ燃料]]
* [http://www.energycurrent.com/?id=3&storyid=10539 ICRISAT: Sweet sorghum balances food and fuel needs] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090104190936/http://www.energycurrent.com/?id=3&storyid=10539 |date=2009-01-04 }}.
[[ko:바이오 연료]]
* [http://www.waste-management-world-magazine Waste Management World]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
[[lt:Biodegalai]]
* [http://www.grida.no/climate/ipcc_tar/wg1/248.htm IPCC Third Assessment Report], diakses 31 Agustus 2007.
[[nl:Biobrandstof]]
* [http://www.epa.gov/nonco2/econ-inv/table.html Non-CO2 Gases Economic Analysis and Inventory: Global Warming Potentials and Atmospheric Lifetimes], U.S. Environmental Protection Agency, diakses 31 Agustus 2007.
[[no:Biobrensel]]
* [http://dx.doi.org/10.1038%2Fnature04420 Frank Keppler, John T. G. Hamilton, Marc Bra, and Thomas Röckmann (2006). "Methane emissions from terrestrial plants under aerobic conditions". Nature 439: 187–191].
[[oc:Biocombustible]]
* [http://www.renewable-energy-world.com/articles/print_screen.cfm?ARTICLE_ID=308325] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071219012933/http://www.renewable-energy-world.com/articles/print_screen.cfm?ARTICLE_ID=308325 |date=2007-12-19 }}.
[[pa:ਬਾਇਓ ਬਾਲਣ]]
* [http://www.isains.com/2014/05/sumber-energi-alternatif-biofuel-dari.html Sumber Energi Alternatif Biofuel Dari Jerami Minyak Biji Rapa] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140527215408/http://www.isains.com/2014/05/sumber-energi-alternatif-biofuel-dari.html |date=2014-05-27 }}, [http://www.isains.com iSains] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140625095145/http://www.isains.com/ |date=2014-06-25 }}, 26 Mei 2014
[[pl:Biopaliwo]]
 
[[pt:Biocombustível]]
{{teknologi lingkungan}}
[[qu:Kawsasqamanta rawrana]]
{{Authority control}}
[[ru:Биотопливо]]
 
[[sr:Биогорива]]
[[svKategori:BiobränsleBahan bakar]]
[[Kategori:Energi terbarukan]]
[[ta:உயிரி எரிபொருள்]]
[[th:เชื้อเพลิงชีวภาพ]]
[[tr:Biyoyakıt]]
[[uk:Біопаливо]]
[[vi:Nhiên liệu sinh học]]
[[wa:Biyocarburant]]
[[zh:生質燃料]]
[[zh-min-nan:Seng-bu̍t jiân-liāu]]