Bahan bakar hayati: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Taylorbot (bicara | kontrib)
::: organik-> senyawa organik | t=387 su=11 in=12 at=11 -- only 77 edits left of totally 89 possible edits | edr=000-0001(!!!) ovr=010-1111 aft=000-0001
 
Baris 1:
[[File:Biofuel-energy-production.svg|350px|thumb|Produksi bahan bakar hayati, 2019]]
{{Energi berkelanjutan}}{{Energi terbarukan}}
'''Bahan bakar hayati''' ({{lang-en|Biofuel}}) adalah setiap bahan bakar baik [[padat]]an, [[cair]]an ataupun [[gas]] yang dihasilkan dari bahan-bahan [[Senyawa organik|organik]]. Bahan bakar hayati dapat dihasilkan secara langsung dari [[tanaman]] atau secara tidak langsung dari [[limbah]] industri, komersial, domestik atau [[pertanian]]. Ada tiga cara untuk pembuatan bahan bakar hayati: pembakaran limbah organik kering (seperti buangan rumah tangga, limbah industri dan pertanian); [[fermentasi]] limbah basah (seperti kotoran hewan) tanpa [[oksigen]] untuk menghasilkan biogas (mengandung hingga 60 persen [[metana]]), atau fermentasi [[tebu]] atau [[jagung]] untuk menghasilkan [[alkohol]] dan [[ester]]; dan energi dari hutan (menghasilkan kayu dari tanaman yang cepat tumbuh sebagai bahan bakar).
 
Proses fermentasi menghasilkan dua jenis bahan bakar hayati: alkohol dan ester. Bahan-bahan ini secara teori dapat digunakan untuk menggantikan [[bahan bakar fosil]], tetapi karena kadang-kadang diperlukan perubahan besar pada mesin, bahan bakar hayati biasanya dicampur dengan bahan bakar fosil. [[Uni Eropa]] merencanakan 5,75 persen etanol yang dihasilkan dari [[gandum]], [[bit (tanaman) | bit]], [[kentang]], atau jagung ditambahkan pada bahan bakar fosil pada tahun 2010 dan 20 persen pada 2020. Sekitar seperempat bahan bakar transportasi di [[Brasil]] tahun 2002 adalah bioetanol.
Baris 11:
== Energi biomassa dari limbah ==
Penggunaan limbah biomassa untuk memproduksi energi mampu mengurangi berbagai permasalahan pengelolaan pencemaran dan pembuangan, mengurangkan penggunaan bahan bakar fosil, serta mengurangi emisi gas rumah kaca. Uni Eropa telah memublikasikan sebuah laporan yang menyoroti potensi energi bio yang berasal dari limbah untuk memberikan sumbangan bagi pengurangan pemanasan global. Laporan itu menyimpulkan bahwa pada tahun 2020 nanti 19 juta ton minyak tersedia dari biomassa, 46% dari limbah bio: limbah padat perkotaan, residu pertanian, limbah peternakan, dan aliran limbah terbiodegradasi yang lain.<ref>European Environment Agency (2006) How much bioenergy can Europe produce without harming the environment? EEA Report no. 7</ref><ref>Marshall, A. T. (2007) Bioenergy from Waste: A Growing Source of Power, [http://www.waste-management-world-magazine ''Waste Management World Magazine'']{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, April, p34-37</ref>
 
Tempat penampungan akhir sampah menghasilkan sejumlah gas karena limbah yang dipendam di dalamnya mengalami [[pencernaan anaerobik]]. Secara kolektif, gas-gas ini dikenal sebagai ''[[landfill gas]]'' (LFG) atau gas tempat pembuangan akhir sampah. ''Landfill gas'' bisa dibakar baik secara langsung untuk menghasilkan panas atau menghasilkan listrik bagi konsumsi publik. ''Landfill gas'' mengandung sekitar 50% metana, gas yang juga terdapat di dalam [[gas alam]].
 
Biomassa bisa berasal dari limbah materi tanaman. Gas dari tempat penampungan kotoran manusia dan hewan yang memasuki atmosfer merupakan hal yang tidak diinginkan karena metana adalah salah satu gas rumah kaca yang potensial pemanasan globalnya melebihi karbon dioksida.<ref name="IPCC2001">[http://www.grida.no/climate/ipcc_tar/wg1/248.htm IPCC Third Assessment Report], accessed August 31, 2007.</ref><ref name="EPAGWP">[http://www.epa.gov/nonco2/econ-inv/table.html Non-CO2 Gases Economic Analysis and Inventory: Global Warming Potentials and Atmospheric Lifetimes], U.S. Environmental Protection Agency, diakses Agustus 31, 2007</ref> Frank Keppler dan Thomas Rockmann menemukan bahwa tanaman hidup juga memproduksi metana '''CH<sub>4</sub >'''.
 
Baris 66:
<!--
Even dry ethanol has roughly one-third lower energy content per unit of volume compared to gasoline, so larger / heavier fuel tanks are required to travel the same distance, or more fuel stops are required. With large current un-[[sustainable]], non-[[scalable]] subsidies, [[ethanol fuel]] still costs much more per unit of distance traveled than current high gasoline prices.<ref>{{cite web
| url= http://zfacts.com/p/436.html
| title= With only 2/3 the energy of gasoline, ethanol costs more per mile
|date= 27 Apr 2007 |publisher= zFacts.com
| accessdate= 2008-03-07 }} </ref>
Baris 75:
=== Biogas ===
{{main|biogas}}
Biogas diproduksi dengan proses [[pencernaan anaerobik]] dari [[Senyawa organik|bahan organik]] oleh [[anaerob]]. Biogas dapat diproduksi melalui bahan sisa yang dapat terurai atau menggunakan [[tanaman energi]] yang dimasukan ke dalam [[pencerna anaerobik]] untuk menambah gas yang dihasilkan. Hasil sampingan, ''[[digestate]]'', dapat digunakan sebagai bahan bakar hayati atau pupuk.
 
Biogas mengandung [[metana]] dan dapat diperoleh dari pencerna anaerobik industri dan sistem [[pengelolaan biologi mekanik]]. Gas sampah adalah sejenis biogas yang tidak bersih yang diproduksi dalam [[tumpukan sampah]] melalui digesti anaerobik yang terjadi secara alami. Apabila gas ini lepas ke atmosfer, gas ini merupakan [[gas rumah kaca]].