Sola scriptura: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Jonoo27 (bicara | kontrib)
 
(42 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 7:
Jika di satu pihak makna ayat-ayat Alkitab disampaikan lewat perantaraan berbagai macam otoritas yang lebih rendah, misalnya jawatan-jawatan pengajaran Gereja, pengakuan-pengakuan iman ekumenis, konsili-konsili Gereja Katolik, dan seterusnya, maka di lain pihak ''sola scriptura'' menolak segala macam otoritas-asal yang mustahil-keliru selain [[Alkitab]] itu sendiri. Menurut doktrin ini, semua otoritas yang lebih rendah bersumber dari otoritas Alkitab, sehingga harus direformasi jika tidak selaras dengan ajaran Alkitab. Konsili Gereja, pengkhotbah, mufasir Alkitab, wahyu yang diterima orang pribadi, bahkan warta malaikat maupun wasiat rasul bukanlah otoritas-asal yang sejajar dengan Alkitab dalam pendekatan ''sola scriptura''.
 
Banyak denominasi dalam rumpun besar Kristen Protestan memandang ''Sola scriptura'' sebagai [[prinsip formal dan material teologi|prinsip formal]], dan salah satu dari [[Panca Sola]]. ''Sola scriptura'' merupakan prinsip doktrinal asasi [[Reformasi Protestan]], dan dianut [[Daftar tokoh reformasi Protestan|tokoh-tokoh Reformasi Protestan]] yang mengajarkan bahwa pembuktian kebenaran Alkitab ditentukan oleh kegamblangan ayat-ayatnya maupun oleh kesaksian [[Roh Kudus]] secara pribadi kepada hati tiap-tiap orang. Sejumlah denominasi [[Evangelikalisme|Injili]] dan [[gereja Baptis|Baptis]] membahasakan doktrin ''sola scriptura'' secara lebih tegas, yakni bahwasanya Alkitab mampu membuktikan sendiri kebenarannya, jelas (gamblang) bagi pembaca yang berakal budi, mampu menjelaskan sendiri isinya (Alkitab menjelaskan Alkitab), dan mampu berdiri sendiri selaku otoritas pamungkas [[doktrin]] [[Kekristenan|Kristen]].<ref>[http://www.ligonier.org/blog/what-does-sola-scriptura-mean/ ''What Does Sola Scriptura Mean?''] 2015 </ref>
 
[[Anglikanisme|Gereja Anglikan]] dan [[Gereja Metodis|gereja Metodis]], yang dianggap masih tergolong dalam rumpun besar Kristen Protestan, justu menganut doktrin ''[[prima scriptura]]'' (terutama oleh Kitab Suci).<ref name=WELS>{{cite web |title=Methodist Beliefs: In What Ways Are Lutherans Different from United Methodists? |url=http://www.wels.net/what-we-believe/questions-answers/christian/methodist-beliefs |publisher=Wisconsin Evangelical Lutheran Synod |archive-url=https://web.archive.org/web/20140522105449/http://www.wels.net/what-we-believe/questions-answers/christian/methodist-beliefs |archive-date=22 Mei 2014 |access-date=22 Mei 2014}}</ref>{{sfn|Humphrey|2013|p=16}} Menurut doktrin ''prima scriptura'', Alkitab harus dipahami dalam terang [[Tradisi Suci]], akal budi, dan pengalaman, yakni ketiga unsur yang bersama-sama dengan Alkitab merupakan sisi-sisi [[Segi Empat Wesley]] dalam ajaran gereja Metodis.{{sfnm |1a1=Schmidt |1y=2002 |1p=15 |2a1=Waltz |2y=1991}} [[Gereja Ortodoks Timur]] berpandangan bahwa "menerima kitab-kitab yang terdaftar dalam kanon Alkitab berarti menerima pula otoritas berkesinambungan dan bertuntunan Roh Kudus dari Tradisi Gereja, yang mengenali, menjelaskan, memuliakan, dan memperbaiki dirinya sendiri dengan kesaksian Alkitab".{{sfn|Nassif|2004|p=65}} [[Gereja Katolik Roma]] secara resmi berpandangan bahwa Tradisi Suci dan Kitab Suci setara kedudukannya, sebagaimana yang dijelaskan oleh [[magisterium|magisterium Gereja Roma]].{{sfn|Flinn|2007|pp=431–433}} Gereja Katolik membahasakannya sebagai "satu sumber bersama ... dengan dua moda transmisi yang berbeda",{{sfn|CCC|loc=80-81}} sementara sejumlah penulis Protestan menyebutnya "sumber ganda pewahyuan".{{sfn|Johnson|Webber|1993|p=43}}
 
== Ikhtisar ==
Baris 26:
Gereja Lutheran mengajarkan bahwa Alkitab tidak semata-mata berisi Firman Allah, tetapi tiap-tiap perkataan di dalamnya adalah perkataan Allah karena diilhamkan dalam bentuk perkataan (inspirasi verbal).{{sfn|Engelder|Arndt|Graebner|Mayer|1934|p=26}}<ref>{{Alkitab|2 Timotius 3:16}}, {{Alkitab|1 Korintus 2:13}}, {Alkitab|1 Tesalonika 2:13}}, {{Alkitab|Roma 3:2}}, {{Alkitab|2 Petrus 1:21}}, {{Alkitab|2 Samuel 23:2}}, {{Alkitab|Ibrani 1:1}}, {{Alkitab|Yohanes 10:35}}, {{Alkitab|Yohanes 16:13}}, {{Alkitab|Yohanes 17:17}}</ref> Sebagian besar gereja rumpun Lutheran mengakui bahwa memahami Alkitab bukanlah perkara yang sederhana, mengingat Alkitab memuat sehimpun naskah dan sisa-sisa naskah yang ditulis dan dikumpulkan selama beribu-ribu tahun. Sebagai contoh, [[Gereja Lutheran Injili di Amerika]] mengajarkan bahwa "umat Kristen Lutheran yakin bahwa kisah cinta kasih dan belas kasih Allah yang teguh dalam Yesus adalah jantung dan pusat dari penyampaian Alkitab."<ref>{{Cite web | author = | url=http://elca.org/Faith/ELCA-Teaching/Scripture-Creeds-Confessions | title = Scriptures, Creeds, Confessions | publisher = Evangelical Lutheran Church in America}} </ref>
 
Umat Lutheran percaya bahwa [[Roh Kudus]] "berfirman dengan perantaraan para nabi", sebagaimana yang tercantum dalam [[kredo Nicea|pengakuan iman Nicea]]. [[Apologia Pengakuan Iman Augsburg]] mengidentikkan "Kitab Suci" dengan Firman Allah,<ref>"Firman Allah, atau Kitab Suci" dari [http://www.bookofconcord.org/defense_2_originalsin.php Apologia Pengakuan Iman Augsburg, Pasal II, Perihal Dosa Asal]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> dan menyebut Roh Kudus sebagai penulis Alkitab.<ref>"Kitab Suci dari Roh Kudus". [http://www.bookofconcord.org/defense_greeting.php Apologia Pengakuan Iman Augsburg, Prakata, 9]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Karena itulah umat Lutheran, dalam [[Rumusan Concordia]], mengaku, "kami terima dan rengkuh dengan segenap hati kami, kitab-kitab para nabi dan para rasul dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, sebagai pancuran Israel yang murni lagi jernih".<ref>{{cite web|url=http://www.bookofconcord.org/sd-ruleandnorm.php|title=The Solid Declaration of the Formula of Concord|publisher=}}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Kitab-kitab apokrif bukanlah tulisan para nabi, tidak ditulis berdasarkan ilham ilahi, mengandung kekeliruan,<ref>(Tobit 6, 71; 2 Makabe 12, 43 f; 2 Makabe 14, 411),</ref> tidak pernah tercantum dalam Kanon Palestina yang dipakai Yesus,{{sfn|Lueker|Poellot|Jackson|2000a}} dan oleh karena itu bukan bagian dari Alkitab.{{sfn|Engelder|Arndt|Graebner|Mayer|1934|p=27}} Gereja Lutheran berpandandangan bahwa kitab-kitab para nabi dan para rasul benar-benar ditulis oleh para nabi dan para rasul, dan terjemahan yang tepat dari tulisan-tulisan mereka adalah Firman Allah, karena searti dengan bentuk aslinya dalam [[bahasa Ibrani Alkitabiah]] dan [[bahasa Yunani Koine]].{{sfn|Engelder|Arndt|Graebner|Mayer|1934|p=27}} Terjemahan-yang-keliru bukanlah Firman Allah, dan tidak ada otoritas insani yang sanggup membuat terjemahan-yang-keliru memiliki otoritas ilahi.{{sfn|Engelder|Arndt|Graebner|Mayer|1934|p=27}}
 
==== Otoritas ilahi ====
Baris 38:
 
==== Mangkus ====
Gereja Lutheran mengajarkan bahwa Alkitab menyatu dengan kuasa Roh Kudus. Dengan penyertaan Roh Kudus, Alkitab tidak sekadar bisa menuntut tetapi juga mampu menumbuhkan kerelaan untuk menerima ajarannya.{{sfn|Graebner|1910|p=11}} Ajaran Alkitab menumbuhkan iman dan ketaatan. Alkitab bukanlah huruf-huruf yang mati melainkan huruf-huruf yang mengandung kuasa Roh Kudus.{{sfn|Graebner|1910|pp=11–12}} Alkitab tidak memaksakan doktrinnya untuk sekadar diterima dengan akal budi, berlandaskan argumentasi logis, tetapi menumbuhkan persetujuan iman yang hidup.{{sfn|Graebner|1910|p=12}} [[Dalil-dalil Schmalkalden]] menegaskan bahwa "sehubungan dengan Firman yang nuzul dan dilisankan, kita harus berpendirian teguh bahwa Allah sekali-kali tidak mengaruniakan Roh-Nya atau kasih karunia-Nya kepada manusia kecuali melalui atau dengan Firman yang nuzul".<ref>{{cite web|url=http://www.bookofconcord.org/smalcald.php#confession|title=Smalcald Articles - Book of Concord|publisher=|access-date=2020-08-12|archive-date=2017-07-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20170731111923/http://www.bookofconcord.org/smalcald.php#confession|dead-url=yes}}</ref>
 
==== Kafi ====
Baris 62:
Menurut ''sola scriptura'', Gereja tidak mustahil-keliru dalam hal tradisi-tradisinya, dan hanya mustahil-keliru dalam hal Kitab Suci. Pada abad ke-18, [[John Wesley]] menegaskan bahwa "dalam segala hal, Gereja semestinya dihakimi oleh Kitab Suci, bukan Kitab Suci yang dihakimi oleh Gereja."<ref>{{cite web|url=https://books.google.com/?id=CZEPAAAAIAAJ&pg=PA180&lpg=PA177&dq=%22popery+calmly+considered%22#PPA177,M1|title=The Works of the Rev. John Wesley|publisher=|last1=Wesley|first1=John|last2=Benson|first2=Joseph|year=1812}}</ref> Karena alasan inilah ''sola scriptura'' disebut pangkal atau prinsip formal Reformasi Protestan.
 
[[Protestanisme|Tokoh-tokoh Protestan]] berpandangan bahwa Kitab Suci terjamin tetap selaras dengan sumber ilahinya, dan oleh karena itu Gereja juga terjamin tetap berkenan kepada Allah sepanjang berpegang kepada iman yang diajarkan Kitab Suci. Mereka kemudian mengemukakan bahwa jika Gereja berpaling dari iman yang diajarkan Kitab Suci (kemungkinan yang dinafikan pihak Katolik tetapi dibenarkan pihak Protestan), maka otoritasotoritasnya serta-mertamenjadi batal. Oleh karena itu, tokoh-tokoh Protestan terdahulu menghendaki penghapusan tradisi-tradisi dan doktrin-doktrin yang mereka yakini didasarkan atas pemutarbalikan ayat-ayat Kitab Suci, atau bertentangan dengan Alkitab tetapi dianggap Gereja Katolik Roma sebagai aspek-aspek iman Kristen yang berlandaskan Kitab Suci, misalnya [[transubstansiasi]] ({{Alkitab|Yohanes 6:51}}), doktrin tentang [[purgatorium]] ({{Alkitab|1 Korintus 3:15}}, {{Alkitab|Lukas 12:59}}, {{Alkitab|Matius 12:32}}), penghormatan citra atau [[ikon]] ({{Alkitab|Bilangan 21:8}}), dan teristimewa doktrin [[supremasi kepausan|supremasi Sri Paus]], yakni ajaran bahwa bahwa [[paus (Gereja Katolik)|Sri Paus]] di Roma adalah kepala Gereja di muka bumi ({{Alkitab|Yohanes 21:17}}).{{Sfn|CCC|loc=}}
 
Menurut [[Pengakuan Iman Westminster]] bab 1 ayat ke-6, ''sola scriptura'' bukanlah doktrin "nyata tertulis di dalam Kitab Suci", tetapi ''sola scriptura'' lolos uji tahap ke-2, yakni dapat dibuktikan sebagai bagian dari "seluruh maksud Allah" karena "dideduksi dari Kitab Suci dengan [[konsekuensi yang baik dan sewajarnya]]" (penalaran deduktif yang baik dan benar). Demi memperkuat pernyataan ini, dikutiplah ayat ke-20 dari bab 8 kitab Nabi Yesaya yang berbunyi, "carilah petunjuk dari Hukum Taurat dan kesaksian! Jika mereka berbicara tidak sesuai dengan perkataan ini, itu karena mereka tidak memiliki terang fajar" ({{Alkitab|Yesaya 8:20|Yesaya 8:20 AYT}}). Tokoh-tokoh Protestan juga lazim beranggapan bahwa Yesus secara tegas membatalkan tradisi-tradisi umat Yahudi yang tidak berlandaskan Kitab Suci, misalnya ketika bersabda sebagai berikut:
 
<blockquote>
Baris 76:
Tradisi yang dimaksud dalam pernyataan di atas adalah tradisi warisan para rasul, yakni hal-hal yang mereka dapatkan dari ajaran maupun teladan Yesus dan hal-hal yang mereka ketahui dari Roh Kudus. Gereja Katolik membedakan Tradisi Suci dari kebiasaan-kebiasaan lokal yang boleh saja dipertahankan, dimodifikasi, maupun ditinggalkan. Sebagaimana imbauan [[Athanasius dari Alexandria|Atanasius dari Aleksandria]] dalam ''Surat Pertama kepada Serapion'', "hendaklah kita mengindahkan tradisi, ajaran, dan iman sejati Gereja Katolik sedari awal, yang diberikan ({{lang-el|ἔδωκεν}}, ''edoken'') Sang Logos, diwartakan ({{lang-el|ἐκήρυξαν}}, ''ekeriksan'') para rasul, dan dilestarikan ({{lang-el|ἐφύλαξαν}}, ''efilaksan'') para bapa. Di atasnyalah Gereja dibina ({{lang-el|τεθεμελίωται}}, ''tetemeliotai'')."<ref name=goarch>[https://www.goarch.org/-/tradition-in-the-orthodox-church Bebis, "Tradition in the Orthodox Church", Greek Orthodox Archdiocese of America]</ref>
 
Tradisi-tradisi yang berterima juga dianggap bersifat kohesif oleh Gereja. Tafsir yang pantas atas Kitab Suci dipandang sebagai bagian dari iman Gereja, dan memang dipandang sebagai sarana untuk menegakkan otoritas Kitab Suci (baca {{Alkitab|Kisah Para Rasul 15:28–29}}). Makna ayat-ayat Kitab Suci dianggap terbukti dari iman yang dianut secara universal oleh jemaat-jemaat (baca {{Alkitab|Filipi 2:1}}, {{Alkitab|Kisah Para Rasul 4:32}}), dan kebenaran dari iman universal itu dianggap terbukti dari Kitab Suci dan Tradisi Suci rasuli (baca {{Alkitab|2 Tesalonika 2:15}}, {{Alkitab|2 Tesalonika 3:6}}, {{Alkitab|1 Korintus 11:2}}). Dengan demikian, [[kanon Alkitab]] itu sendiri dipandang Gereja sebagai bagian dari tradisi Gereja, karena disusun oleh para pemimpinnya dan diakui oleh umatnya. Umat Kristen generasi pertama belum memiliki Kitab Suci Perjanjian Baru seperti yang ada sekarang ini, dan Kitab Suci Perjanjian Baru itu sendiri memperlihatkan proses dari Tradisi yang hidup.{{sfn|CCC|loc=§83}}<!--
 
The CatholicDokumen ''[[Dei verbum]]'' and the, [[papal encyclicalensiklik]]s ''[[Providentissimus Deus]]'' bydari [[PopePaus Leo XIII]], dan andensiklik ''[[Divino afflante Spiritu]]'' bydari [[PopePaus Pius XII]] setmerumuskan outajaran CatholicGereja teachingKatolik ontentang traditionTradisi Suci versus individualtafsir interpretationperorangan.<ref>{{cite web|url=http://quilocutus.blogspot.in/2010/01/sola-scriptura-self-refuting.html|title=Qui Locutus: Sola Scriptura Self Refuting|author=Scott Windsor Sr|date=19 JanuaryJanuari 2010|website=|publisher=|access-date=19 JanuaryJanuari 2010}}</ref><ref>http://www.catholic-legate.com/Apologetics/Scripture/Articles/SolaScripturasSelf-Refutation.aspx {{webarchive |url=https://web.archive.org/web/20140109230252/http://www.catholic-legate.com/Apologetics/Scripture/Articles/SolaScripturasSelf-Refutation.aspx |date=January9 9,Januari 2014 }}</ref>
 
Gereja Katolik mengajarkan bahwa Kristus mempercayakan karya pewartaan Injil kepada para rasul, yang melaksanakannya secara [[tradisi Injil lisan|lisan]] maupun tertulis. Menurut ''[[Katekismus Gereja Katolik]]'', "karya pewartaan para rasul, yang diejawantahkan secara khusus ke dalam bentuk kitab-kitab yang diilhami Allah, akan terlestarikan dalam suatu rentang suksesi yang berkelanjutan sampai ke akhir zaman. Tradisi Suci dan Kitab Suci merupakan satu sumber tunggal khazanah suci Firman Allah, yang padanya, laksana pada cermin, Gereja yang berziarah merenungi Allah, sumber dari segala kekayaannya."{{sfn|CCC|loc=97}} Bagi [[Gereja Ortodoks Timur]], "Kitab Suci merupakan bagian dari Tradisi Suci, dan tidak berada di luarnya. Sesatlah orang yang beranggapan bahwa Kitab Suci dan Tradisi Suci adalah dua sumber iman Kristen yang terpisah dan berbeda satu sama lain, sebagaimana yang dilakukan sebagian orang, karena sesungguhnya cuma ada satu sumber saja, dan Kitab Suci mewujud maupun terumuskan di dalam lingkup Tradisi Suci".<ref>{{Cite web |url=http://www.orthodoxoutreach.net/orthodoxy/TTtradition.pdf |title=Orthodox Outreach, "Holy Tradition" |access-date=2020-08-13 |archive-date=2016-03-04 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160304075130/http://www.orthodoxoutreach.net/orthodoxy/TTtradition.pdf |dead-url=yes }}</ref>
The Catholic Church teaches that Christ entrusted the preaching of the Gospel to the apostles, who handed it on [[Oral gospel traditions|orally]] and in writing, and according to the ''[[Catechism of the Catholic Church]]'', "the apostolic preaching, which is expressed in a special way in the inspired books, was to be preserved in a continuous line of succession until the end of time. "Sacred Tradition and Sacred Scripture make up a single sacred deposit of the Word of God in which, as in a mirror, the pilgrim Church contemplates God, the source of all her riches."{{sfn|CCC|loc=97}} For the [[Eastern Orthodox]] too, "the Holy Bible forms a part of Holy Tradition, but does not lie outside of it. One would be in error to suppose that Scripture and Tradition are two separate and distinct sources of Christian Faith, as some do, since there is, in reality, only one source; and the Holy Bible exists and found its formulation within Tradition".<ref>[http://www.orthodoxoutreach.net/orthodoxy/TTtradition.pdf Orthodox Outreach, "Holy Tradition"]</ref>
 
CatholicsPada applytradisi torasuli, umat Katolik melekatkan apostolicbanyak traditionsifat manyistimewa ofyang thedilekatkan qualitiesumat thatInjili evangelicalsdan andumat otherProtestan Protestantslainnya applypada toKitab scriptureSuci alonesaja. ForSebagai examplecontoh, the 1978deklarasi [[EvangelicalEvangelikalisme|Kristen Injili]] declarationtahun 1978, ''[[Pernyataan Chicago StatementTentang onKetanpasalahan Biblical InerrancyAlkitab]]'', states:memuat kalimat "Wekami affirmmenegaskan thatbahwa inspirationilham wasadalah thekarya workyang indi whichdalamnya GodAllah, bydengan His SpiritRoh-Nya, throughmelalui humanpenulis-penulis writersinsani, gavemengaruniakan us His WordFirman-Nya. The originKitab ofSuci Scriptureitu isilahi divinesumbernya. TheModa modeilham ofilahi divinemasih inspirationmerupakan remainsmisteri largelybesar abagi mystery to uskami. WeKami denymenafikan thatbahwa inspirationilham cantersebut bedapat reducedditurunkan totarafnya humanke insight,tingkat orpandangan tomanusiawi heightenedmaupun statessegala oftingkat consciousnesskesadaran of any kindtinggi."<ref>{{cite web|url=http://www.alliancenet.org/partner/Article_Display_Page/0,,PTID307086_CHID750054_CIID2094584,00.html|title=Chicago Statement on Biblical Inerrancy, Article VII|publisher=[[AllianceAliansi Umat ofInjili ConfessingPengaku EvangelicalsIman]]|accessdate=1 November 2014|url-status=dead|archiveurl=https://web.archive.org/web/20141101055745/http://www.alliancenet.org/partner/Article_Display_Page/0,,PTID307086_CHID750054_CIID2094584,00.html|archivedate=1 November 2014|df=dmy-all}}</ref>
 
Karena Gereja Katolik berkeyakinan bahwa tradisi rasuli maupun Kitab Suci adalah Firman Allah, umat Katolik dengan yakin dapat melekatkan sebagian besar dari isi pernyataan di atas pada Tradisi Suci, yakni "karya Roh Kudus, yang tidak dapat diturunkan tarafnya ke tingkat pandangan manusiawi maupun segala tingkat kesadaran tinggi.
Since the Catholic Church professes that apostolic tradition and scripture are both the word of God, Catholics can affirm that many of these propositions apply equally well to tradition: It is the work of the Holy Spirit, which cannot be reduced to human insight or heightened consciousness.
 
Hal ini berkaitan dengan pertanyaan tentang apa itu tradisi rasuli. Menurut Katekismus Gereja Katolik, tradisi rasuli adalah hal-hal yang diwariskan "para rasul melalui kata-kata lisan pewartaan mereka, melalui suri teladan yang mereka tunjukkan, dan melalui lembaga-lembaga yang mereka bentuk, yakni hal-hal yang mereka sendiri terima, baik dari mulut Kristus, dari cara hidup dan karya Kristus, maupun dari yang mereka ketahui berkat dorongan Roh Kudus".{{sfn|CCC|loc=76}}
This ties in with the question of what constitutes apostolic tradition. The Catechism of the Catholic Church states that this tradition is given "by the apostles who handed on, by the spoken word of their preaching, by the example they gave, by the institutions they established, what they themselves had received - whether from the lips of Christ, from his way of life and his works, or whether they had learned it at the prompting of the Holy Spirit".{{sfn|CCC|loc=76}}
 
Meskipun demikian, tetap saja masih ada kebingungan mengenai perkara ini di kalangan umat Katolik maupun non-Katolik. Kebingungan tersebut tampak jelas pada anggapan pihak-pihak tertentu bahwa peneliti Katolik, James Keenan, mengklaim kalau doktrin-doktrin yang didapatkan dari tradisi rasuli sudah berubah. James Keenan menelaah kembali sejarah teologi moral, khususnya perubahan pendekatan yang dipakai para ahli teologi moral, teristimewa para ahli teologi moral abad ke-20. James Keenan mengemukakan bahwa menurut Mark D. Jordan, teks-teks Abad Pertengahan yang ditelaahnya tampak tidak konsisten. Teks-teks Abad Pertengahan yang tidak konsisten tersebut sesungguhnya adalah tradisi-tradisi Abad Pertengahan, bukan tradisi maupun doktrin rasuli. Meskipun demikian, menurut James Keenan, [[John T. Noonan Jr.]] menunjukkan bahwa "meskipun mengklaim sebaliknya, para manualis adalah kooperator-kooperator dalam perkembangan-tak-terhindarkan dari sejarah tradisi moral". Menurut John T. Noonan Jr., "sejarah tidak meninggalkan satu pun prinsip atau ajaran yang belum tersentuh; setiap penerapan suatu prinsip pada suatu situasi mempengaruhi pemahaman kita akan prinsip itu sendiri."{{sfn|Keenan|2010|p=45}}
There remains some confusion on the matter among both Catholics and non-Catholics. This confusion can be seen in those who interpret Catholic researcher James Keenan to claim that the doctrines given by apostolic tradition have changed. Keenan reviewed the history of moral theology, and in particular a change in the approach of moral theologians, specifically in the twentieth century. Keenan noted that Mark D. Jordan said that medieval texts he had reviewed appeared to be inconsistent. This refers to medieval traditions and not to apostolic tradition or doctrine. Keenan, however, says that [[John T. Noonan Jr.]] demonstrated that, "despite claims to the contrary, manualists were co-operators in the necessary historical development of the moral tradition". According to Noonan, "history cannot leave a principle or a teaching untouched; every application to a situation affects our understanding of the principle itself."{{sfn|Keenan|2010|p=45}}-->
 
== Kritik ==<!--
Sesudah jemaat-jemaat Protestan memisahkan diri dari Gereja Katolik Roma, gagasan ''sola scriptura'', yang Romanketika Catholicitu Church,masih themerupakan relativelysuatu newgagasan ideabaru, ofdigugat ''solaumat scriptura'' came under serious critique by theKristen [[CatholicKatolik]] andmaupun [[OrthodoxGereja ChristianityOrtodoks|OrthodoxOrtodoks]] Christians. InDalam hisbukunya yang berjudul ''[[The Shape of Sola Scriptura]]'' (terbit tahun 2001), thepenulis [[Reformed ChristianCalvinisme|Kalvinis]] writer, [[Keith A. Mathison]], mentionsmemaparkan severalbeberapa recentcontoh examplesgugatan of such criticstersebut.{{efn|NamelySebut saja, Mathison citedmengutip karya tulis Robert A. Sungenis, author ofpenulis ''Not by Scripture Alone: A Catholic Critique of the Protestant Doctrine of Sola Scriptura'' (Santa Barbara: Queenship Publishing Co., 1997); Mark Shea, author ofpenulis ''By What Authority?'' (Huntington, Indiana: Our Sunday Visitor, 1996); Clark Carlton, penulis ''The Way: What Every Protestant Should Know About the Catholic Church'' (Salisbury, Massachusetts: Regina Orthodox Press, 1997); [[Patrick Madrid]], (editor),penyunting ''Surprised by Truth'' (San Diego: Basilica Press, 1994); [[Scott Hahn]] anddan Kimberley Hahn, penulis ''Rome, Sweet Home'' (San Francisco: Ignatius Press, 1993); David Currie, penulis ''Born Fundamentalist. Born Again Catholic'' (San Francisco: Ignatius Press, 1993); anddan Peter Gilquist, (editor),penyunting ''Coming Home: Why Protestant Clergy Are Becoming Orthodox'' (Ben Lomond, California: Conciliar Press, 1992).{{sfn|Mathison|2001|p=13}}}} InSebagai response,tanggapan Mathisonterhadap distinguishespandangan-pandangan whatmereka, heKeith considersA. toMathison bemembedakan theapa trueyang doctrineia ofanggap sebagai "doktrin ''sola scriptura'' fromyang thesejati" dari "subjectiveversi andyang individualisticsubyektif versiondan individualitis dari doktrin ''sola scriptura''" ofyang thetelanjur doctrinedianut thatsebagian mostbesar Protestantsumat haveKristen adoptedProtestan.{{sfn|Mathison|2001|pp=13–14}}
 
ThePenulis Americandan Romanpembawa Catholicacara authortelevisi anddi televisionAmerika presenterSerikat yang beragama Katolik, [[Patrick Madrid]], wrotemengemukakan thatdalam tulisannya bahwa doktrin ''sola scriptura'' istidak self-referentiallyselaras incoherent,dengan astolok theukur Bible''sola scriptura'' itu sendiri, itselfkarena doesAlkitab nottidak teachmengajarkan ''sola scriptura'', anddan thereforeoleh thesebab beliefitu thatkepercayaan thebahwa scripturesKitab areSuci theadalah onlysatu-satunya sourcesumber ofkeyakinan ChristianKristen beliefsesungguhnya isbertentangan self-contradictingdengan givenKitab thatSuci, itmengingat cannotkepercayaan betersebut supportedtidak withoutdapat extra-scripturalberdiri tegak tanpa ditopang doktrin dari luar Kitab doctrineSuci.{{sfn|Madrid|2012|pp=4–6}}
 
InDalam thebuku 2008 bookmereka, ''Catholicism and Science'', the(terbit authorstahun 2008), Peter M.&nbsp; J. Hess anddan Paul Allen wrotemengemukakan thatbahwa ''sola scriptura'' is "inherentlypada divisivehakikatnya menimbulkan perpecahan", citingdengan mengungkit thehasil [[Konferensi Marburg|temu Colloquywicara Marburg]], whereajang perdebatan Martin Luther anddan [[Huldrych Zwingli|Hulderik Zwingli]] debatedmengenai thedoktrin [[real presence ofkehadiran Christnyata inKristus thedalam EucharistEkaristi]] onatas scripturaldasar groundsKitab butSuci wereyang unabletidak tomenghasilkan reachkata agreementmufakat onmengenai doktrin [[Sacramentalkemanunggalan Unionsakramental]]. Hess anddan Allen argueberpandangan that,bahwa whenbilamana scriptureKitab isSuci seendipandang assebagai thesatu-satunya onlysumber sourceajaran ofyang infallible teachingmustahil-keliru, itstafsirannya interpretationmungkin issaja subject to fallible interpretationkeliru, anddan withouttanpa anmufasir infallibleyang interpretermustahil-keliru, akeniscayaan certaintykeyakinan ofKristen Christianakan beliefmenjadi isperkara notyang possiblemustahil.{{sfn|Hess|Allen|2008|pp=28–29}}
 
Menurut ''Ensiklopedia Teologi'' Katolik Roma, lantaran tidak ada daftar dalam Alkitab yang memerinci 27 kitab yang menjadi bagian dari [[kanon Perjanjian Baru|kanon Kitab Suci Perjanjian Baru]] sehingga ada bukti autentik bahwa kitab-kitab tersebut adalah kitab-kitab yang diilhamkan Allah, maka keabsahannya tidak dapat dipastikan tanpa merujuk kepada sumber mustahil-keliru lainnya, misalnya [[magisterium]] [[Gereja Katolik]], yang diklaim sebagian orang sebagai pihak yang telah bersidang dan mengesahkan daftar 27 kitab Perjanjian Baru dalam [[Konsili Roma|Sinode Roma]] tahun 382 (klaim ini cukup sengit diperdebatkan).{{sfn|Burkitt|1913}} Sebelum itu, tidak ada Alkitab yang utuh seperti yang dikenal sekarang ini.{{sfn|Neuenzeit|1975|p=172}}
The Roman Catholic ''Encyclopedia of Theology'' notes that, since the 27 books that make up the [[Canon of the New Testament|New Testament canon]] of scripture are not based on a scriptural list that authenticates them to be inspired, their legitimacy would be impossible to distinguish with certainty without appealing to another infallible source, such as the [[magisterium]] of the [[Catholic Church]], which some have suggested assembled and authenticated this list at the [[Council of Rome|Synod of Rome]] in AD&nbsp;382 (although there is considerable debate surrounding this claim).{{sfn|Burkitt|1913}} Before this, a compiled and authenticated Bible as it is now known did not yet exist.{{sfn|Neuenzeit|1975|p=172}}
 
ThePenulis AmericanKatolik RomanRoma CatholicAmerika writerSerikat, [[Dave Armstrong (Catholicapolog apologistKatolik)|Dave Armstrong]], wrotemengemukakan thatdalam theretulisannya arebahwa severalcontoh-contoh exampleskejadian ofdalam JesusKitab andSuci hisPerjanjian ApostlesBaru acceptingberikut oralini andmenunjukkan extrabiblicalbahwa traditionYesus indan themurid-muridnya Newmenerima Testamenttradisi lisan di luar Alkitab:{{sfn|Armstrong|2004|pp=43–44}}
* Meskipun tidak tidak tersurat dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, kalimat "Ia akan disebut orang Nazaret" disebut sebagai "firman yang disampaikan oleh nabi-nabi" ({{Alkitab|Matius 2:23}}). Kalimat nubuat yang dianggap sebagai "Firman Allah" ini diwariskan secara lisan alih-alih dalam bentuk ayat tertulis Kitab Suci.
*The reference to "He shall be called a Nazarene" cannot be found in the Old Testament, yet it was "spoken by the prophets" ([[Gospel of Matthew|Matthew]] 2:23). This prophecy, which is considered to be "God's word", was passed down orally rather than through scripture.
* Dalam Injil Matius ({{Alkitab|Matius 23:2-3}}) diriwayatkan bagaimana Yesus mengajarkan bahwa ahli-ahli Taurat dan orang Farisi memiliki otoritas yang sah dan mengikat atas dasar "kursi Musa", tetapi frasa maupun gagasan tentang "kursi Musa" tidak tersurat dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, melainkan merupakan tradisi lisan yang kemudian hari tercatat dalam [[Mishnah|Misnah]], kitab yang mengajarkan semacam "sanad pengajaran" yang berawal dari Musa.
*In Matthew 23:2–3, Jesus teaches that the scribes and [[Pharisees]] have a legitimate, binding authority based "on Moses' seat", but this phrase or idea cannot be found anywhere in the Old Testament. It is found in the (originally oral) [[Mishnah]], which teaches a sort of "teaching succession" from Moses.
* Dalam surat pertamanya kepada umat Kristen di Korintus ({{Alkitab|1 Korintus 10:4}}), [[Paulus dari Tarsus|Rasul Paulus]] menyinggung tentang batus padas yang "mengikuti" bani Israel melintasi padang gurun Sinai. Kejadian ajaib ini tidak tersurat dalam Kitab Suci Perjanjian lama, tetapi menurut Dave Armstrong termuat di dalam [[literatur Rabinik|karya-karya tulis peninggalan para rabi]].
*In [[1 Corinthians]] 10:4, [[Paul the Apostle]] refers to a rock that "followed" the Jews through the Sinai wilderness. The Old Testament says nothing about such miraculous movement. But, this critic writes, [[rabbinic tradition]] does.
* Nama Yanes dan Yambres, orang-orang yang menentang Musa ({{Alkitab|2 Timotius 3:8}}) tidak terdapat dalam Kitab Suci Perjanjian Lama maupun kitab-kitab lain dalam Kitab Suci Perjanjian Baru.
*"As Jannes and Jambres opposed Moses" ([[2 Timothy]] 3:8). These two men cannot be found in the related Old Testament passage (cf. [[Book of Exodus|Exodus]] 7:8ff.) or anywhere else in the Old Testament.
* {{Alkitab|Yudas 9|Ayat ke-9 Surat Yudas}} menyinggung tentang pertengkaran Penghulu Malaikat [[Mikhael]] dengan [[Iblis]] terkait jenazah Musa. Kisah ini tidak tersurat dalam kitab-kitab lain, dan berasal dari tradisi lisan Yahudi.
*In the [[Epistle of Jude]] 9, a dispute is mentioned between the Archangel [[Michael (archangel)|Michael]] and [[Satan]] over Moses' body, which is not mentioned elsewhere in the Bible, and is drawn from oral Jewish tradition.
* Dalam Surat Yakobus ({{Alkitab|Yakobus 5:17}}) dikatakan bahwa doa [[Elia]] (diriwayatkan dalam {{Alkitab|1 Raja-Raja 17}}) berkuasa mencegah turunnya hujan sampai tiga setengah tahun lamanya. Waktu tiga setengah tahun tidak tersurat dalam Kitab Raja-Raja yang pertama.
*In the [[Epistle of James]] 5:17, when recounting the prayers of [[Elijah]] described in [[1 Kings]] 17, a lack of rain for three years is mentioned, which is absent from the passage in 1 Kings.
Menurut Dave Armstrong, Yesus dan para rasul mengakui tradisi lisan Yahudi yang otoritatif, dengan demikian umat Kristen tidak boleh mempermasalahkan keabsahan dan otoritas tradisi-tradisi lisan. Meskipun demikian, menurut Kitab Suci, Yesus juga menyanggah beberapa tradisi lisan Yahudi. Atas dasar fakta ini, umat Kristen ''boleh'' mempermasalahkan otoritas dari ''beberapa'' tradisi lisan tersebut, karena umat Kristen yakin bahwa otoritas Yesus jauh lebih besar.
Armstrong argues that since Jesus and the Apostles acknowledge authoritative Jewish oral tradition, Christians can therefore not dispute oral tradition's legitimacy and authority. However, according to scripture, Jesus also challenges some Jewish oral tradition. Therefore Christians, on that basis, ''can'' dispute ''some'' of that tradition's authority, since they hold that Jesus' authority is greater.-->
 
== Warisan sejarah ==
''Sola scriptura'' lestaridilestarikan sebagai suatu komitmen doktrinal darioleh cabang-cabang dan pecahan-pecahan konservatif dalamdari [[gereja Lutheran|rumpun gereja Lutheran]], [[Calvinisme|rumpun gereja Kalvinis]], dan [[gereja Baptis|rumpun gereja Baptis]] maupun gereja-gereja lain dalam rumpun besar Kristen Protestan, teristimewa gereja-gereja yang mencitrakan diri dengan slogan "[[Biblekaum believerpercaya Alkitab|"percaya Alkitab"]]".
 
== Baca juga ==
Baris 140:
|year=2004
|title=The Catholic Verses: 95 Bible Passages That Confound Protestants
|url=https://archive.org/details/catholicverses950000arms
|location=Manchester, New Hampshire
|publisher=Sophia Institute Press
Baris 220 ⟶ 221:
|year=2008
|title=Catholicism and Science
|url=https://archive.org/details/catholicismscien0000hess
|location=Westport, Connecticut
|publisher=Greenwood Press
Baris 243 ⟶ 245:
|orig-year=1989
|title=What Christians Believe: An Overview of Theology and Its Biblical and Historical Development
|url=https://archive.org/details/whatchristiansbe0000john_x2k0
|location=Grand Rapids, Michigan
|publisher=Zondervan
Baris 253 ⟶ 256:
|year=2010
|title=A History of Catholic Moral Theology in the Twentieth Century: From Confessing Sins to Liberating Consciences
|url=https://archive.org/details/historyofcatholi0000keen
|location=London
|publisher=Continuum
Baris 263 ⟶ 267:
|year=2001
|title=Christian Social Witness
|url=https://archive.org/details/christiansocialw0000lewi
|location=Cambridge, Massachusetts
|publisher=Cowley Publications
Baris 376 ⟶ 381:
|year=1991
|title=A Dictionary for United Methodists
|url=https://archive.org/details/dictionaryforuni0000walt
|location=Nashville, Tennessee
|publisher=Abingdon Press
Baris 391 ⟶ 397:
**[https://web.archive.org/web/20100328011053/http://www.catholic.com/library/Scripture_and_Tradition.asp ''Kitab Suci dan Tradisi Suci''] [https://web.archive.org/web/20100326075828/http://www.catholic.com/library/What_Your_Authority.asp ''"Apa Otoritasmu?"''] dalih menentang "sola scriptura"
*[http://www.reformed.org/webfiles/antithesis/v1n5/ant_v1n5_issue.html Sebuah debat tertulis mengenai ''sola scriptura''] antara Douglas Jones dan Gerald Matatics dari ''Antithesis Magazine''
*[http://www.bringyou.to/apologetics/a60.htm Sebuah debat tertulis resmi mengenai ''sola scriptura''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080413234431/http://www.bringyou.to/apologetics/a60.htm |date=2008-04-13 }} antara Julie Staples dan Apolonio Latar
*[https://web.archive.org/web/20110321125847/http://thecatholicconvert.webs.com/solascriptura21.html Sebuah penilaian Katolik atas ''sola scriptura'']
*[http://www.orthodoxinfo.com/inquirers/tca_solascriptura.aspx Sebuah penilaian Kristen Ortodoks atas ''sola scriptura'']
Baris 397 ⟶ 403:
*[http://www.catholicapologetics.org/ap040100.htm "Paradosis: Penerusan Wahyu Ilahi"] dari perspektif Katolik
*[https://archive.org/stream/adisputationonho00whituoft/adisputationonho00whituoft_djvu.txt "Perbantahan Seputar Kitab Suci", karya tulis tokoh puritan, William Whitaker (1588)]
*[http://www.contra-mundum.org/essays/herndon/jh_scriptura.pdf Petikan-petikan dari karya tulis bapa-bapa Gereja terdahulu sehubungan dengan "Sola Scriptura"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20201124180253/http://www.contra-mundum.org/essays/herndon/jh_scriptura.pdf |date=2020-11-24 }}
*[http://free-brethren.com/doctrines/sola-scriptura.html Sola Scriptura - Otoritas Pamungkas dan Kafi dari Alkitab], dari ''Gereja-Gereja Rumah Persaudaraan Bebas Kristus'', salah satu jemaat dalam rumpun gereja [[Anabaptis]]
 
Baris 408 ⟶ 414:
[[Kategori:Protestanisme]]
[[Kategori:Soteriologi]]
[[Kategori:Lima sola]]