Tribuaneswari: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(12 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{infobox royalty
|title = Sri Parameswari Dyah Dewi Tribhuwaneswari
|birth_name = Dyah Tribhuwana{{citation needed}}
|succession = Permaisuri Majapahit
|reign = 1293 – 1309
|reign-type = Masa Jabatan
|successor = Kertawardhana
|father = [[Kertanegara]]
|mother = Sri Bajradewi
|spouse = [[Raden Wijaya|Kertarajasa Jayawardhana]]
|royal house = [[Wangsa Rajasa|Rajasa]]
}}
'''Sri Parameswari Dyah Dewi Tribhuwaneswari''' adalah permaisuri [[Raden Wijaya]] raja pertama [[Majapahit]] (1293-1309).
== Tribhuwaneswari dalam Perjuangan ==
[[Kategori: Kerajaan Majapahit]]▼
Dalam ''[[Nagarakretagama]]'' nama Tribhuwaneswari sering disingkat Tribhuwana. Ia adalah putri sulung [[Kertanagara]] raja terakhir [[Singhasari]]. Selain dirinya, ketiga adiknya juga dinikahi [[Raden Wijaya]], yaitu [[Narendraduhita]], [[Jayendradewi]], dan [[Gayatri]]. Berita ini juga diperkuat oleh prasasti Kertarajasa (1305).
Menurut ''[[Pararaton]]'', putri [[Kertanagara]] yang dinikahi [[Raden Wijaya]] hanya dua orang tanpa disebut siapa namanya. Menurut ''Kidung Harsawijaya'', putri sulung disebut '''Puspawati''', sedang putri bungsu disebut '''Pusparasmi'''. Jika dipadukan dengan ''[[Nagarakretagama]]'', maka putri sulung identik dengan Tribhuwana, sedangkan putri bungsu identik dengan [[Gayatri]].
Dikisahkan pada saat [[Singhasari]] runtuh akibat pemberontakan [[Jayakatwang]] tahun 1292, [[Raden Wijaya]] hanya sempat menyelamatkan Tribhuwana, sedangkan [[Gayatri]] ditawan musuh. Rombongan [[Raden Wijaya]] kemudian menyeberang ke [[Sumenep]] meminta perlindungan [[Arya Wiraraja]].
Dalam perjalanan menuju [[Sumenep]], Tribhuwana sering dibantu oleh [[Lembu Sora]], abdi setia [[Raden Wijaya]]. Jika pasangan suami istri tersebut letih, [[Lembu Sora]] menyediakan perutnya sebagai alas duduk. Jika menyeberang rawa-rawa, [[Lembu Sora]] menyediakan diri menggendong Tribhuwana.
[[Raden Wijaya]] kemudian bersekutu dengan [[Arya Wiraraja]] untuk menjatuhkan [[Jayakatwang]]. Ketika [[Raden Wijaya]] berangkat ke [[Kadiri]] berpura-pura menyerah pada [[Jayakatwang]], Tribhuwana ditinggal di [[Sumenep]]. Baru setelah [[Raden Wijaya]] mendapatkan wilayah [[hutan Tarik]] untuk dibuka menjadi sebuah desa, yang kemudian bernama desa [[Majapahit]], Tribhuwana datang dengan diantar [[Ranggalawe]] putra [[Arya Wiraraja]]. Berita ini terdapat dalam Kidung Panji Wijayakarama.
Pada tahun 1293 pasukan [[Mongol]] datang membantu [[Raden Wijaya]] mengalahkan [[Jayakatwang]]. Menurut [[Pararaton]], raja [[Mongol]] bersedia membantu karena [[Arya Wiraraja]] menjanjikan Tribhuwana dan [[Gayatri]] sebagai hadiah.
Kisah tersebut hanyalah imajinasi pengarang [[Pararaton]] saja, karena menurut [[kronik Tiongkok]] dari [[Dinasti Yuan]], pengiriman pasukan [[Mongol]] yang dipimpin [[Ike Mese]] tersebut semata-mata untuk menaklukkan [[Kertanagara]], bukan atas undangan [[Arya Wiraraja]].
== Tribhuwana sebagai Permaisuri Utama ==
Sepeninggal pasukan [[Mongol]] tahun 1293, [[Kerajaan Majapahit]] berdiri dengan [[Raden Wijaya]] sebagai raja pertama. Tribhuwana tentu saja menjadi permaisuri utama, ditinjau dari gelarnya yaitu '''Tribhuwana-iswari'''.
Namun demikian, ''[[Pararaton]]'' menyebutkan, istri [[Raden Wijaya]] yang dituakan di istana bernama [[Dara Petak]] putri dari [[Kerajaan Dharmasraya]], yang melahirkan [[Jayanagara]] sang [[putra mahkota]]. Sedangkan ibu [[Jayanagara]] menurut [[Nagarakretagama]] bernama '''Indreswari'''. Menurut beberapa Sejarawan adalah nama gelar untuk Dara Petak.
Menurut prasasti Kertarajasa (1305), Tribhuwaneswari disebut sebagai ibu [[Jayanagara]]. Dari berita tersebut dapat diperkirakan, [[Jayanagara]] adalah anak kandung Indreswari alias [[Dara Petak]] yang kemudian menjadi anak angkat Tribhuwaneswari sang permaisuri utama. Hal ini menyebabkan [[Jayanagara]] mendapat hak atas takhta sehingga kemudian menjadi raja kedua [[Majapahit]] tahun 1309-1328.
Tahun kematian Tribhuwaneswari tidak diketahui, namun diduga kuat ia telah meninggal sebelum Jayanagara terbunuh pada tahun 1328, karena sesepuh kerajaan pada saat itu hanya menyisakan adik bungsunya, [[Gayatri]], sebagai istri Raden Wijaya yang berhak mewarisi takhta
== Kepustakaan ==
* Poesponegoro & Notosusanto (ed.). 1990. ''Sejarah Nasional Indonesia Jilid II''. Jakarta: Balai Pustaka.
* [[Slamet Muljana]]. 2005. ''Menuju Puncak Kemegahan'' (terbitan ulang 1965). Yogyakarta: LKIS
* [[Slamet Muljana]]. 1979. ''Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya''. Jakarta: Bhratara
|