Purbatua Etek, Silimakuta, Simalungun: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k top: Bot: Mengganti kata Sumatra menjadi Sumatera, per diskusi
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 19:
Nagori Purbatua Etek terletak di antara [[Saribu Dolok, Silimakuta, Simalungun|Saribu Dolok]] menuju [[Saran Padang, Dolok Silau, Simalungun|Saran Padang]], dengan populasi penduduk kurang lebih sekitar 500 orang yang tergabung dalam berbagai [[marga Batak|marga]] dari [[suku Batak]] (di antaranya [[suku Simalungun]], [[suku Batak Toba]], dan [[suku Karo]]), dan minoritas suku Jawa dan Mandailing.
 
== SejarahSejarahPertanian ==
'''Diceritakan kembali oleh Join Difael Sitepu'''
 
Purba Tua Etek merupakan sebuah desa pindahan dari Sarimunggu, yang sekarang Sarimunggu adalah pusat kegiatan pertanian dari masyarakat setempat. Nama Purba Tua Etek dibuat oleh seorang penghulu yang bernama Oppung Purba Tua, yang dulunya berbadan pendek. Purba Tua Etek dapat diartikan dalam bahasa Indonesia dengan "Purba Tua Kecil". Sebagian besar tanah kampung ini dimiliki oleh Sitepu dari Rumamis, tetapi sekarang tanah itu sebagian sudah dibagikan kepada saudara yang bermarga Purba Tua.
 
== Pertanian ==
Di daerah ini banyak perladangan yang ditanami oleh tanaman-tanaman dengan subur. Komoditas yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat di daerah ini adalah tanaman nenas. Komoditas ini sudah diekspor hingga ke luar negeri, di antaranya ke [[negara]] [[Malaysia]], [[Thailand]], dan juga [[Jepang]]. Komoditas lain seperti sayuran di antaranya [[kol]], [[kentang]], [[tomat]], [[cabai]], [[sawi]], [[kacang]]-kacangan, [[rempah-rempah]], dan [[ubi jalar]]. Untuk tanaman pangan di daerah ini memiliki keunikan sendiri dibandingkan dengan nagori lainnya di mana musim tanam ditentukan dengan adanya rapat antara warga yang diketuai oleh pangulu (sebutan untuk [[kepala desa]] di Simalungun) dengan menggunakan sistem 1 kali panen dalam setahun. Tempat penanaman yaitu pada areal ''sabah'' (sawah) dan ''ijuma'' (darat). Dengan adanya sebuah kegiatan antar petani yang dicanangkan oleh pemerintah, di nagori ini didirikan sebuah gabungan kelompok tani yang diberi nama ''gapoktan suri suri'' yang beranggotakan 13 kelompok tani.GAPOKTAN ini mendapat bantuan dana dari pemerintah berupa dana bergulir yakni PUAP (pengembangan agribisnis perdesaan) yang digulirkan secara bergilir kepada kelompok tani