Syamsuddin Haddade: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(18 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 1:
:''Ini adalah nama [[orang Bugis]], nama [[marga|keluarganya]] adalah Haddade''
{{underconstruction}}
{{Infobox person
|name = Syamsuddin Haddade
Baris 13:
| restingplace = [[Kabupaten Wajo]], [[Sulawesi Selatan]]
|nationality = [[Indonesia]]
| death_cause = [[Hipertensi]]
| education =
|birth_name = Syamsuddin Haddade
Baris 22:
| known_for = Wasit Indonesia berlisensi FIFA
|influence =
|spouse =([[meninggal|almh.]]) Hj. Hajrah Murni Mambong
|partner =
|children =
Baris 43:
|warganegara = {{flag|Indonesia}}
|otheroccupation = Ketua Komisi Perwasitan [[PSSI]]
|years1 = 1965–19831969–1984
|league1 = [[Perserikatan (sepak bola)|Perserikatan]]
|role1 = [[Wasit (sepak bola)|Wasit]]
Baris 49:
|league2 = [[Sepak bola pada Pekan Olahraga Nasional|Sepak bola pada PON]]
|role2 = [[Wasit (sepak bola)|Wasit]]
|internationalyears1 = 1978–19831978–1984
|confederation1 = berlisensi [[FIFA]]
|internationalrole1 = [[Wasit (sepak bola)|Wasit]]
Baris 57:
}}
}}
[[Haji (gelar)|H.]] '''Syamsuddin Haddade''', [[Bachelor of Arts|B.A.]] adalah seorang mantan [[Wasit (sepak bola)|wasit]] profesional [[Indonesia]] asal [[Sengkang (kota)|Sengkang]], [[Sulawesi Selatan]] yang menjadi wasit Lisensi C1 Nasional di [[Perserikatan (sepak bola)|Liga Perserikatan]] sejak 19651969 dan wasit [[Daftar Wasit Internasional FIFA|Lisensi FIFA]] sejak 1978. Ia juga pernah menjadi pengurus di [[PSSI]] sebagai Ketua Komisi Perwasitan pada periode 1983–19871984–1987. Sebelum terjun ke dunia perwasitan, Syamsuddin Haddade merupakan pemain sepak bola berposisi sebagai [[Gelandang (sepak bola)|gelandang]] dan pernah meraih juara bersama [[Tim nasional sepak bola Indonesia|Timnas Indonesia]] pada [[Turnamen Merdeka 1969]] di [[Kuala Lumpur]], [[Malaysia]]<ref name=":1569">{{Cite web|url=https://historia.id/olahraga/articles/sepucuk-surat-pm-malaysia-untuk-pssi-P1BYO|title=Sepucuk Surat PM Malaysia untuk PSSI|last=Wirayudha|first=Randy|date=23 Agustus 2017|website=historia.id|access-date=4 Januari 2024}}</ref>.
 
== Karier pemain sepak bola ==
;Timnas Indonesia
* [[Turnamen Merdeka 1969]]
* [[Piala Raja Thailand 1969]]
 
== Karier wasit ==
Baris 63 ⟶ 68:
 
;Lisensi FIFA
Pada 1978, Syamsuddin Haddade bersama 6 wasit lainnya, yakni [[Kosasih Kartadiredja]], [[Sudarso Hardjowasito]], [[Oo Suwardi]], Sutoto, [[Suharso Syahban]], dan [[Hamlet Haji Rightway]] menjalani tes kualifikasi FIFA. Ketujuh wasit Indonesia itu mengikuti tes atas permintaan dari FIFA sendiri. Ujiannya tak main-main. Laporan majalah [[Tempo (majalah)|Tempo]] tertanggal 1 April 1978 menyebut ketujuh wasit tersebut harus berlari 50 meter, 400 meter, 4×10 meter, dan lari 12 menit sejauh 25 kilometer. Sebelum menjalani tes wasit FIFA itu, Syamsuddin Haddade sempat menjadi wasit di ajang [[Pekan Olahraga Nasional 1977|PON 1977]].<ref name=":19">{{Cite web|url=https://football5star.com/nostalgia-hari-ini-wasit-fifa-kena-bogem-mentah-di-stadion-teladan/|title=Nostalgia Hari Ini: Wasit FIFA Kena Bogem Mentah di Stadion Teladan|last=Prasetyo|first=Galih|date=28 DecemberDesember 2020|website=football5star.com|access-date=1 Januari 2024}}</ref>
 
;Pengalaman yang tidak menyenangkan
Perilaku pemain liga sepak bola terkadang tidak terkontrol. Akibatnya, siapapun bisa berperilaku yang brutal. Mereka tak ragu menyerang wasit dan perangkat pertandingan lainnya. Apa pun kesalahannya, menyerang dalam bentuk apa pun, tidak dibenarkan. Pengamat sepak bola nasional dan juga penulis di Tabloid [[Bola (tabloid)|Bola]], Mahfudin Nigara menceritakan sosok Syamsuddin Haddade. Mahfudin Nigara mengulas betapa ngerinya memimpin pertandingan yang dipimpin oleh Syamsuddin Haddade pada eranya. Syamsuddin Haddade sempat terpaksa harus membawa badik saat memimpin. Bukan untuk melukai orang. Tapi hanya untuk berjaga-jaga. Menurut Syamsuddin Haddade, jika ia diserang, maka ia akan mencabut badik itu. "Jangan kau pukul, tapi, ini.. badik, kau tikam saja aku!" begitu tukas sosok Syamsuddin Haddade. Kisah wasit diperlakukan secara tidak beradab oleh siapa pun, harus segera dihentikan. Pelakunya, siapa pun dia, wajib ditindak dengan keras dan tegas.<ref name=":119">{{Cite web|url=https://m.nusakini.com/news/catatan-sepakbola-m-nigara-jangan-kembali-ke-masa-silam|title=Catatan Sepakbola M. Nigara: Jangan Kembali ke Masa Silam|last=Satria|first=Abdi|date=4 Desember 2021|website=m.nusakini.com|access-date=3 Januari 2024}}</ref>
 
== Pertandingan yang ditangani ==
[[Berkas:Syamsuddin Haddade23.jpg|jmpl|Wasit Syamsuddin Haddade berdiri di sebelah kiri sambil memegang bola, melakukan sesi foto sebelum memimpin pertandingan Indonesia menghadapi Benfica di [[Stadion Utama Senayan]] pada 1 September 1972.]]
{| class="wikitable" style="text-align:center;"
|+ Pertandingan yang ditangani oleh wasit Syamsuddin Haddade
Baris 72 ⟶ 81:
|-
|align="left"|1 September 1972 |||[[Pertandingan persahabatan]]:<br>[[Tim nasional sepak bola Indonesia|Indonesia]] 2–4 [[SL Benfica|Benfica]] ||[[Stadion Utama Senayan]], [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|<ref name=":84">{{Cite web|url=https://www.info1.id/sport/10119266386/mumpung-masih-anget-piala-dunia-u17-simak-memori-buruk-timnas-indonesia-bentrok-dengan-benfica-tahun-1972?page=3|title=Mumpung Masih 'Anget' Piala Dunia U17, Simak Memori Buruk Timnas Indonesia Bentrok dengan Benfica Tahun 1972|last=Rahman|first=Arif|date=25 Juni 2023|website=www.info1.id|access-date=2 Januari 2024}}</ref><ref name=":85">{{Cite web|url=https://www.medansport.id/2023/06/23/memori-timnas-indonesia-vs-benfica-1-september-1972/|title=Memori Timnas Indonesia VS Benfica (1 September 1972)|last=Rangkuti|first=Indra Efendi|date=23 Juni 2023|website=www.medansport.id|access-date=4 Januari 2024}}</ref><ref name=":83">{{Cite web|url=https://indokliping.wordpress.com/2009/11/01/bekal-dari-benfica/|title=Bekal Dari Benfica|last=Tim redaksi indokliping.wordpress.com|first=|date=1 November 2009|website=indokliping.wordpress.com|access-date=4 Januari 2024}}</ref>
|-
|align="left"|11 Oktober 1972 |||[[Pertandingan persahabatan]]:<br>[[Tim nasional sepak bola Indonesia|Indonesia]] 1–1 [[Tim nasional sepak bola Selandia Baru|Selandia Baru]] ||[[Stadion Utama Senayan]], [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|<ref name=":1">{{Cite web|url=https://www.rsssf.org/tablesn/nz-intres-det70.html|title=New Zealand International Matches - Details 1970-1979|last=Zlotkowski|first=Andre|date=15 Oktober 2015|website=www.rsssf.org|access-date=1 Januari 2024}}</ref><ref name=":8">{{Cite web|url=https://worldreferee.com/referee/sjamsuddin_haddade|title=Sjamsuddin Haddade - Football Referee|last=Tim redaksi worldreferee.com|first=|date=2023|website=worldreferee.com|access-date=1 Januari 2024}}</ref>
|-
*|align="left"|13 Agustus 1973 |||Semifinal sepak bola pada [[PekanPON Olahraga Nasional 1969VIII]]: <br>[[Tim sepak bola Provinsi Sumatera Utara|Sumatera Utara]] vs0–5 [[Tim sepak bola Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]]<ref name=":9"/>||[[Stadion Utama Senayan]], [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|<ref name=":9"/><ref name=":1048945">{{cite book|last=|first=|year=1973|url=https://www.google.co.id/books/edition/Ekspres/mOJ03v8z_7EC?hl=id&gbpv=1&bsq=syamsuddin+hadade&dq=syamsuddin+hadade&printsec=frontcover|title=Ekspres, Volume 4|publisher=PT Aksi Press|isbn=|pages=29-30|coauthors=}}</ref><ref name=":977867">{{Cite web|url=https://www.rsssf.org/tablesi/indopon.html|title=Indonesia - Pekan Olahraga Nasional|last=Stokkermans|first=Karel|date=23 Juni 2022|website=www.rsssf.org|access-date=8 Januari 2024}}</ref>
|}
 
;Lainnya
* Sepak bola pada [[Pekan Olahraga Nasional 19731969]]<ref name=":9767">{{Cite web|url=https://majalah.tempo.co/read/pokok-dan-tokoh/62934/wasit-yang-selalu-ricuh|title=Wasit Yang Selalu Ricuh|last=Tim redaksi majalah.tempo.co|first=|date=15 September 1973|website=majalah.tempo.co|access-date=1 Januari 2024}}</ref>
* Semifinal sepak bola pada [[Pekan Olahraga Nasional 1969]]: [[Tim sepak bola Provinsi Sumatera Utara|Sumatera Utara]] vs [[Tim sepak bola Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]]<ref name=":9"/>
* Sepak bola pada [[Pekan Olahraga Nasional 1973]]<ref name=":9767">{{Cite web|url=https://majalah.tempo.co/read/pokok-dan-tokoh/62934/wasit-yang-selalu-ricuh|title=Wasit Yang Selalu Ricuh|last=Tim redaksi majalah.tempo.co|first=|date=15 September 1973|website=majalah.tempo.co|access-date=1 Januari 2024}}</ref>
* Sepak bola pada [[Pekan Olahraga Nasional 1977]]<ref name=":9767"/>
* [[Kejuaraan Nasional Utama PSSI 1978–79]]: [[PSMS Medan]] vs [[Persija Jakarta]], [[Stadion Utama Senayan]] (23 November 1978)<ref name=":9">{{Cite web|url=https://majalah.tempo.co/read/olahraga/73335/kalah-wibawa-tidak-fit-di-sini|title=Kalah Wibawa, Tidak Fit Di Sini|last=Tim redaksi majalah.tempo.co|first=|date=25 November 1978|website=majalah.tempo.co|access-date=1 Januari 2024}}</ref>
 
== Pengurus PSSI ==
[[Berkas:Syamsuddin Haddade, Perserikatan 1985.jpg|jmpl|Jelang final [[Divisi Utama PSSI 1985]] antara PSMS Medan menghadapi Persib Bandung, Ketua Komisi Perwasitan PSSI, Syamsuddin Haddade (tengah) memberikan pengarahan kepada dua wasit yang dipersiapkan untuk memimpin pertandingan final tersebut, Sujendro (kiri), dan Jafar Umar (kanan). Jafar Umar akhirnya dipilih PSSI memimpin pertandingan final tersebut. Pertandingan final yang disaksikan sekitar 150 ribu penonton di Stadion Utama Senayan Jakarta, 23 Februari 1985 dimenangkan oleh PSMS Medan lewat babak adu penalti 2-1 (skor waktu normal 2-2).]]
Selepas pensiun dari wasit, Syamsuddin Haddade menjabat sebagai Ketua Komisi Perwasitan PSSI di era [[Kardono]] yang menjabat sebagai ketua umum. Syamsuddin Hadadde terpilih menjadi Ketua Komisi Perwasitan PSSI menggantikan Sudarsono S.H. pada Agustus 1984<ref name=":100"/>. Ia merupakan staf ahli Menpora yang berada di kepengurusan PSSI<ref name=":100"/>. Di posisi ini, Syamsuddin Haddade kerap berada di pinggir lapangan hijau pertandingan untuk menyaksikan kinerja para wasitnya. Oleh karena itu, selain protes atau masukan dari pihak lain terutama pihak yang tidak puas terhadap keputusan wasit. Ia mengevaluasi kinerja wasit yang layak memimpin pertandingan-pertandingan ke depannya. Di beberapa kesempatan, Syamsuddin Haddade juga terkadang ditunjuk mewakili kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh ketua umum PSSI seperti pada peresmian sekolah khusus sepak bola.<ref name=":90">{{Cite web|url=https://majalah.tempo.co/read/olahraga/39879/mencetak-maradona-di-ragunan|title=Mencetak Maradona Di Ragunan|last=Tim redaksi majalah.tempo.co|first=|date=9 November 1985|website=majalah.tempo.co|access-date=2 Januari 2024}}</ref><ref name=":10489">{{cite book|last=Pusat Data dan Analisa TEMPO|first=|year=Juli 2019|url=https://www.google.co.id/books/edition/Sejarah_Panjang_Kiprah_Persib_Bandung_Me/Jk3ODwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=syamsuddin+hadade&pg=PA88&printsec=frontcover|title=Sejarah Panjang Kiprah Persib Bandung Menguasai Perserikatan Seri I|publisher=Tempo Publishing|isbn=9786232076112|pages=77-91|coauthors=}}</ref>
 
;Respon terhadap wasit di Galatama 1984
Menurut Syamsuddin Hadadde, yang menjabat Ketua Komisi Perwasitan PSSI, seorang wasit yang akan bertugas harus memenuhi beberapa syarat. Yakni, pengetahuan, ketegasan, keberanian, kewibawaan, dan kesiapan. Tanpa kelima unsur tersebut, seorang wasit tidak akan sukses dalam memimpin pertandingan. Namun sayangnya, dalam musim kompetisi [[Galatama 1984]], banyak wasit yang tidak memenuhi persyaratan seperti di atas. Tentu saja akibatnya adalah pemandangan tak sedap menghiasi banyak pertarungan Galatama. Bahkan tidak sedikit kapten kesebelasan yang membubuhkan protes dalam surat laporan pertandingan mereka akibat ketidakpuasan pada wasit. Hanya sayangnya, tidak banyak diantara mereka yang mau mengajukannya ke meja sidang dengan surat protes resmi. Namun dari dasar protes di kertas laporan itu sudah tergambar bagaimana mutu wasit kita. Syamsuddin Hadadde memberikan hukuman terhadap wasit yang keliru memberikan keputusan dengan hukuman bersifat mendidik dan tidak perlu diumumkan.<ref name=":100">{{Cite web|url=https://www.juara.net/read/321476600/pssi-harus-berani-bertindak|title=PSSI Harus Berani Bertindak|last=Sardi|first=Caesar|date=16 April 2013|website=www.juara.net|access-date=3 Januari 2024}}</ref>
 
;Respon terhadap wasit di Divisi Utama PSSI 1985
Syamsuddin Haddade mengistirahatkan wasit Sutoyo dan menegur dengan keras wasit Said Ismail karena dianggap tidak cakap dalam memimpin pertandingan. Sutoyo merupakan wasit yang memimpin pertandingan Persib Bandung melawan Perseman Manokwari dan Said Ismail merupakan wasit yang memimpin pertandingan PSMS Medan melawan PSP Padang di putaran kedua [[Divisi Utama PSSI 1985]]. Syamsuddin Haddade yang selalu duduk di sisi lapangan untuk menilai dan mengawasi tindak-tanduk bawahannya, sering sekali kelihatan kecewa lantaran para bawahannya membuat kesalahan. Misalnya ketika Sutoyo mengkartukuningkan Jonas Sawor, gelandang Perseman setelah memukul gelandang Persib, Ajat Sudrajat. Wajah Syamsuddin Haddade itu tampak merah padam, giginya gemeletuk menahan marah, terlebih lagi setelah sekitar 40.000 penonton membuat koor yang mengejek. Tidak hanya itu, Syamsuddin Haddade juga tidak suka melihat para wasit yang terlalu santai. "Lihat, ia menyemprit tetapi tidak langsung lari ke tempat kejadian. Bagaimana kalau pemain yang saling bertubrukan itu baku bantam?" ujarnya setengah bertanya. Wasit yang dimaksudnya adalah Suharso Syahban yang memang cukup jauh dari tempat kejadian.<ref name=":199">{{Cite web|url=https://www.juara.net/read/321470806/persib-dan-persipura-ke-final|title=Persib Dan Persipura Ke Final?|last=Sardi|first=Caesar|date=30 Januari 2013|website=www.juara.net|access-date=3 Januari 2024}}</ref>
 
Pada pertandingan final antara Persib Bandung melawan PSMS Medan yang dimenangkan oleh PSMS Medan, Ketua Komisi Wasit PSSI, Syamsuddin Haddade sempat memeluk Jafar Umar usai pertandingan. Menurutnya, pertandingan berjalan baik, semua keputusan wasit sesuai dengan peraturan. Di satu sisi, Persib Bandung menggugat hasil pertandingan final tersebut. Surat protes resmi hasil rapat pengurus tertanggal 25 Februari 1985 itu dikirim ke PSSI dengan disertai bukti video rekaman pertandingan. Dalam surat protesnya, Persib melihat ada tiga kekeliruan yang dilakukan Jafar Umar. Pertama ketika PSMS unggul 2-1, di menit 77, Persib mendapat sepak pojok. Bola yang terlepas dari perebutan antara kiper Ponirin Mekka dan Bambang Sukowiyono disundul Robby Darwis dan masuk. Wasit tak menunjuk titik putih, sebagai tanda gol telah terjadi. Kedua, pada menit ke-10 babak perpanjangan waktu, lagi-lagi terjadi kemelut di gawang Ponirin oleh sebuah sepak pojok. Gol yang masuk lewat Dede Rosadi, juga tak dipedulikan wasit. Yang ketiga, ketika adu penalti, saat giliran eksekutor ketiga Persib, Adeng Hudaya, konon Ponirin sudah lebih dulu bergerak ke arah kiri, sebelum eksekusi dilakukan. Ini juga tak dianggap pelanggaran. Syamsuddin Haddade menanggapi bahwa soal 2 gol yang dianulir, sebelum gol terjadi, wasit sudah meniup peluit untuk pelanggaran pemain Persib terhadap kiper Ponirin. Begitu juga tentang tuduhan Ponirin bergerak lebih dulu di dalam adu penalti, menurutnya, yang bergerak cuma tubuh Ponirin, hal yang dibolehkan peraturan, asal kaki tak turut melangkah. Setelah dibahas oleh komisi khusus bentukan PSSI, protes Persib itu tak menghasilkan apa-apa, meski sudah dibuktikan video rekaman. Syamsuddin Haddade mengatakan, rekaman itu tak bisa dijadikan barang bukti karena pengambilan gambarnya tidak dari berbagai sudut.<ref name=":1959">{{Cite web|url=https://edisimedan.com/2015/10/30/sejarah-duel-akbar-psms-vs-persib/|title=Sejarah Duel Akbar PSMS vs PERSIB|last=Tim redaksi edisimedan.com|first=|date=30 Oktober 2015|website=edisimedan.com|access-date=3 Januari 2024}}</ref>
 
Pertandingan final antara Persib Bandung melawan PSMS Medan, Guinness book of record dunia telah mencatat pertandingan amatir dengan jumlah penonton terbanyak di dunia. Saat itu, kapasitas Stadion Utama Senayan mencapai 99 ribu. Tribun seluruhnya penuh sesak, lalu sentel ban, jalur untuk pelari cabor atletik, dipadati hingga ke sisi lapangan permainan. Djafar Umar, Sujendro, Djaja Suparman, dan Ketua Komisi Wasit PSSI, Syamsuddin Hadade, sebagai tim pengadil, tentu keberatan karena tidak ada jarak antara penonton dengan lapangan. Tidak ada jaminan keamanan bagi pemain, ofisial, dan perangkat pertandingan. Setelah terhenti lebih dari satu jam, akhirnya PSSI mau juga melanjutkan. 150 ribu penonton (data World Guinness Book of Record) 80 persen pendukung Persib dan tidak terjadi apa pun.<ref name=":111">{{Cite web|url=https://www.suarakarya.id/opini/26011106271/bri-liga-1-pegadaian-liga-2-ada-apa-sepakbola-kita|title=BRI-Liga 1 - Pegadaian Liga 2: Ada Apa Sepakbola Kita?|last=Ariwangsa|first=Gungde|date=6 Desember 2023|website=www.suarakarya.id|access-date=4 Januari 2024}}</ref>
 
;Respon terhadap wasit di Piala Galatama 1986
Pada pertandingan [[Piala Galatama]] 1986, ketat dan bagusnya seluruh pertarungan, sedikit terganggu lantaran sikap wasit yang kurang baik. Hal ini terasa ketika [[Krama Yudha Tiga Berlian|Tiga Berlian]] melawan [[Madura United F.C.|Pelita 86]] dan [[Semen Padang FC|Semen Padang]] melawan [[Warna Agung]]. Wasit John Charles dan Budi Riyadi tidak mampu mengimbangi jalannya pertandingan. Banyak kesalahan yang mereka lakukan sehingga menimbulkan gelombang protes. Beruntung para pemain, pembina, dan penonton masih mampu menahan emosi. Syamsuddin Haddade, selaku ketua komisi perwasitan kepada [[Bola (tabloid)|BOLA]] mengakui kedua anak asuhnya itu tidak sigap. Mereka sudah mengaku keliru dan saya sudah juga memberi penjelasan. Namun demikian, sekali lagi wasit bisa menjadi senjata paling fatal jika tidak bersikap tegas dan berani. Juga kekuatan fisik, merupakan syarat mutlak untuk memimpin turnamen ini. Tempo tinggi dan teknik tinggi menjadi ciri tersendiri dalam turnamen kali ini, hendaknya bisa diimbangi korps baju hitam itu.<ref name=":99">{{Cite web|url=https://www.juara.net/read/321589754/piala-liga-makin-baik-tapi-sepi-penonton|title=Piala Liga: Makin Baik, Tapi Sepi Penonton|last=Sardi|first=Caesar|date=21 Februari 2014|website=www.juara.net|access-date=3 Januari 2024}}</ref>
 
== Organisasi dan pekerjaan lain ==
* [[Legiun Veteran Republik Indonesia]] (LVRI) Kabupaten Wajo (–2016)
* Staf ahli [[KemenporaMenpora]] (19841984–1985)
* Pengurus PSSI/Ketua Komisi Perwasitan PSSI (1983–1987Agustus 1984–1987)
* Staf ahli [[Kemenpora]] (1984)
* Ketua Badan Pengurus Cabang Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (BPC KKSS) Kota Depok (1987–1990)
 
Baris 105 ⟶ 128:
[[Kategori:Tokoh Sulawesi Selatan]]
[[Kategori:Tokoh Bugis]]
[[Kategori:Pemain sepak bola Indonesia]]
 
{{wasit-stub}}