Islam di Jepang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Mengembalikan suntingan oleh 2001:448A:1183:1333:38AF:282F:E791:1549 (bicara) ke revisi terakhir oleh Ghersyd Tag: Pengembalian |
|||
(41 revisi perantara oleh 24 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Islam by country}}
'''Islam di Jepang'''
Hubungan Islam dengan Jepang ini masih terbilang belia jika dibandingkan hubungan agama ini dengan negara-negara yang lain di seluruh dunia.
Baris 9 ⟶ 8:
Tidak terdapat sebuah hitungan yang nyata tentang hubungan-hubungan antara agama Islam dengan Jepang atau cerita sejarah tentang Islam di Jepang melalui penyebaran agama, kecuali beberapa hubungan tersembunyi antara penduduk-penduduk Jepang dengan orang-orang Muslim dari negara lain sebelum tahun 1868.
Agama Islam diketahui untuk pertama kali oleh penduduk Jepang pada tahun 1877 sebagai sebagian pemikiran agama barat dan pada sekitar tahun itu, kehidupan [[Muhammad|Nabi Muhammad]] diterjemahkan dalam [[Bahasa Jepang]]. Ini membantu agama Islam menempatkan diri dalam pemikiran intelek orang Jepang,
Lagi satu hubungan yang penting dibuat pada tahun 1890 ketika [[Turki Utsmaniyah|Turki Usmaniyah]] mengirim utusan yang menumpang sebuah kapal yang dinamakan "[[Ertuğrul|Ertugrul]]" ke Jepang untuk tujuan menjalin hubungan diplomatik antara kedua negara serta untuk saling memperkenalkan orang Muslim dan orang Jepang. Kapal itu yang membawa 609 orang penumpang dalam pelayaran pulang ke negara mereka tenggelam dengan 540 penumpang tewas.
Dua orang
<!--[[Berkas:Shaykh Ibrahim Sawada.jpg|right|Syaikh Ibrahim Sawada, imam pada Ahlulbayt Islamic Center di [[Tokyo]]|thumb|200px]]-->
Dengan pembentukan komunitas-komunitas Muslim ini, beberapa buah masjid telah didirikan. Masjid yang paling penting di antaranya ialah [[Masjid Kobe]] yang didirikan pada tahun 1935, dan [[Masjid Tokyo]] yang didirikan pada tahun 1938. Bagaimanapun, orang Jepang Muslim tidak mengambil bagian dalam pengelolaan masjid-masjid ini dan tidak terdapat orang Jepang yang menjadi imam, dengan pengecualian Syaikh Ibrahim Sawada, imam pada Ahlulbayt Islamic Centre di Tokyo.<ref>{{cite web |url=http://www.alquran2007.com/alquran_10.htm |title=Alquran 10 |publisher=Alquran2007.com |date= |accessdate=2010-05-02 |archive-date=2012-02-13 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120213224128/http://www.alquran2007.com/alquran_10.htm |dead-url=yes }}</ref>
[[Berkas:Kobe mosque01 2816.jpg|
Saat [[Perang Dunia II]], salah satu "Ledakan Islam"
Ada lagi satu "Ledakan Islam", kali ini selepas [[krisis minyak 1973]]. Media massa Jepang telah memberi penerbitan yang besar tentang Dunia Muslim, dan khususnya kepada Dunia Arab, selepas menyadari kepentingan negara-negara ini terhadap [[ekonomi]] Jepang. Dengan penerbitan ini, banyak orang Jepang yang tidak mempunyai secuil pengetahuan tentang Islam mempunyai peluang untuk melihat rukun Islam ke-5, [[Haji]] di Mekah serta untuk mendengar panggilan [[Azan]] (panggilan Islam untuk salat) dan pembacaan [[Al-Quran]]. Selain daripada banyak orang Jepang yang memeluk Islam secara terang-terangan ketika itu, terdapat juga banyak upacara Islamisasi ramai-ramai yang terdiri daripada berpuluh-puluh ribu orang. Bagaimanapun, selepas krisis minyak selesai, kebanyakan pemeluk Islam meninggalkan agama itu.▼
▲Ada lagi satu "Ledakan Islam", kali ini selepas [[krisis minyak 1973]]. Media massa Jepang telah memberi penerbitan yang besar tentang Dunia Muslim, dan khususnya kepada Dunia Arab,
=== Persatuan Muslim Jepang ===▼
Serangan Jepang terhadap China dan negara-negara Asia Tenggara semasa Perang Dunia II menghasilkan hubungan-hubungan antara orang-orang Jepang dengan orang-orang Muslim. Mereka yang memeluk agama Islam melalui hubungan-hubungan itu kemudian mengasaskan [[Persatuan Jepang Muslim]] di bawah pimpinan Allahyarham Sadiq Imaizumi pada tahun [[1953]]. Persatuan tersebut ialah organisasi Jepang Muslim yang pertama.▼
== Era Modern ==
Ketua kedua persatuan ini ialah Allahyarham Umar Mita. Mita merupakan orang Islam yang tipikal bagi generasi tuanya yang mempelajari Islam di wilayah-wilayah yang diduduki oleh [[Kekaisaran Jepang]]. Melalui hubungan-hubungannya dengan orang-orang Cina Muslim, beliau memeluk Islam di [[Beijing]]. Saat Mita kembali ke Jepang selepas perang, beliau menunaikan haji, dan merupakan orang Jepang pertama sesudah peperangan untuk berbuat demikian. Mita juga membuat terjemah Al-Quran bahasa [[Jepang]] untuk pertama kali. Oleh itu, hanya selepas Perang Dunia II baru terdapat sebuah komunitas di Jepang.▼
Pada masa kini ketika Jepang menjadi salah satu tujuan pendidikan, usaha dan wisata yang populer, banyaknya pekerja, pelajar dan wisatawan muslim turut mempengaruhi perkembangan Islam disana. Minister Sato, Wakil Duta Besar untuk Indonesia menyatakan: "Di Jepang pada tahun seribu sembilan ratus tiga puluhan (1930-an), hanya ada dua masjid, namun saat ini sudah terdapat lebih dari seratus masjid. Masyarakat Islam yang ada di Jepang, paling banyak orang Indonesia, kemudian orang Pakistan, Bangladesh, dan Iran. Pusat Islam dan Asosiasi Muslim Jepang di Tokyo menjadi pusat studi Islam dan Bahasa Arab bagi warga Jepang, yang banyak menarik perhatian warga muda Jepang. Saya percaya, akumulasi dari berbagai usaha yang kecil seperti ini, dapat memberi andil bagi dunia yang lebih damai."<ref name=Sato>{{cite web|url=http://www.id.emb-japan.go.jp/spmins.html |title=Ceramah oleh Minister Sato, Wakil Duta Besar untuk Indonesia “Hubungan Islam dan Jepang” |publisher=www.id.emb-japan.go.jp |date= |accessdate=2014-01-05}}</ref>
Bandara-bandara internasional di Jepang berusaha menjadi lebih ramah kepada umat Islam dengan menyediakan fasilitas dan ruang ibadah di tengah kenaikan tajam pengunjung dari dunia Islam menyusul kelonggaran dari pemerintah Jepang tentang peraturan untuk mengeluarkan visa pada Juli 2013.<ref>{{cite web|url=http://asia.nikkei.com/Viewpoints/Culture/Airports-in-Japan-striving-to-become-friendlier-to-Muslims|title=Airports in Japan striving to become friendlier to Muslims|publisher=http://asia.nikkei.com|date=2013-12-22|accessdate=2014-01-11|archive-date=2013-12-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20131231034735/http://asia.nikkei.com/Viewpoints/Culture/Airports-in-Japan-striving-to-become-friendlier-to-Muslims|dead-url=yes}}</ref>
[[Kyoto]], juga berencana menjadi kota yang ramah terhadap muslim. Pasca pembebasan visa pada Juli 2013, jumlah pengunjung muslim asal Malaysia ke Jepang meningkat dan mendorong pemerintahan di Kyoto mencari cara untuk memenuhi kebutuhan mereka. Kyoto memiliki kelompok studi di bawah Asosiasi Muslim Kyoto. Asosiasi yang berdiri sejak tahun 1987 ini mengusahakan agar muslim dapat mengunjungi masjid dan beribadah di dalamnya, menyediakan ruangan dengan petunjuk arah [[kiblat]], juga memberikan informasi terkait tempat-tempat makan halal yang di Kyoto.<ref>{{Cite web |url=http://www.kyoto.travel/muslim/en/ |title=Salinan arsip |access-date=2014-01-11 |archive-date=2014-01-11 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140111134738/http://www.kyoto.travel/muslim/en/ |dead-url=yes }}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.japantimes.co.jp/news/2013/12/22/national/kyoto-aims-to-be-muslim-friendly-city/|title=Kyoto aims to be Muslim-friendly city|publisher=www.japantimes.co.jp|date=2013-12-22|accessdate=2014-01-11}}</ref>
▲=== Persatuan Muslim Jepang ===
▲Serangan Jepang terhadap China dan negara-negara Asia Tenggara semasa Perang Dunia II menghasilkan hubungan-hubungan antara orang-orang Jepang dengan orang-orang Muslim. Mereka yang memeluk agama Islam melalui hubungan-hubungan itu kemudian mengasaskan [[Persatuan Jepang Muslim]] di bawah pimpinan Allahyarham Sadiq Imaizumi pada tahun [[1953]]. Persatuan tersebut ialah organisasi Jepang Muslim yang pertama.
▲Ketua kedua persatuan ini ialah Allahyarham Umar Mita. Mita merupakan orang Islam yang tipikal bagi generasi tuanya yang mempelajari Islam di wilayah-wilayah yang diduduki oleh [[Kekaisaran Jepang]]. Melalui hubungan-hubungannya dengan orang-orang Cina Muslim,
=== Dakwah di Jepang ===▼
==== Populasi ====
Populasi Muslim telah tumbuh dalam beberapa tahun terakhir, karena pemerintah telah berusaha untuk menarik lebih banyak pekerja asing dan pelajar. Jumlah Muslim yang tinggal di Jepang meskipun kecil, telah meningkat lebih dari dua kali lipat dalam dekade terakhir, dari 110.000 pada 2010 menjadi 230.000 pada akhir 2019. Menurut Tanada Hirofumi dari Universitas Waseda, populasi tersebut memasukkan 50.000 orang Jepang yang dikonversi ke Islam. Jepang memiliki lebih dari 110 [[masjid]]. Itu adalah perubahan yang disambut baik, kata Muhammad Tahir Abbas Khan, seorang profesor di apu dan kepala Asosiasi Muslim Beppu (bma). Pada tahun 2001, ketika dia pertama kali tiba dari Pakistan sebagai mahasiswa pascasarjana, hanya ada 24 masjid di negara itu dan tidak ada satu pun di [[Kyūshū|Kyushu]].<ref>{{Cite news|title=The number of Muslims in Japan is growing fast|url=https://www.economist.com/asia/2021/01/07/the-number-of-muslims-in-japan-is-growing-fast|newspaper=The Economist|issn=0013-0613|access-date=2022-07-09}}</ref>
== Referensi ==
{{reflist}}
* Islam in Japan: It's past, present and future. Islamic Centre Japan, 1980.
* Arabia, Jilid 5, No. 54. Februari 1986/Jamad al-Awal 1406.
==
* [http://www.id.emb-japan.go.jp/spmins.html Ceramah tentang Hubungan Islam dan Jepang oleh Wakil Duta Besar Jepang untuk Indonesia]
* [http://63.175.194.25/index.php?ln=jpn Islam-Soalan Lazim Jepang] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060905060703/http://63.175.194.25/index.php?ln=jpn |date=2006-09-05 }} – tapak web Islam Jepang yang memberi daftar yang menyeluruh mengenai rujukan dan sumber Islam dalam bahasa Jepang.
* [http://www.dokidoki.ne.jp/home2/islam/index.htm Islamic Website Jepang] – web Islam Jepang yang terkenal.
* [http://www.islamcenter.or.jp/eng/index.html Pusat Islam Jepang] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090804173929/http://www.islamcenter.or.jp/eng/index.html |date=2009-08-04 }}
{{Topik Asia|Islam di}}
[[Kategori:
|