[[Berkas:Imran Nazar Hosein Eid lecture 2005.JPG|jmpl|Imran Nazar Hosein]]
Selanjutnya'''Imran Nazar Hosein''' (kelahiran 1942) adalah seorang [[cendekiawan Islam]], iapengarang beremigrasidan kefilsuf MalaysiaTrinidad didan manaTobago, iayang masihmengkhususkan tinggaldiri mengajardalam [[eskatologi Islam ]], [[hubungan internasional|politik dunia]], [[ekonomi]] dan masalah-masalah [[sosio-ekonomi]]/[[politik]] modern. Ia adalah pengarang ''Jerusalem in the Qur'an'' dan buku lainnya.<ref name="bt">{{cite web|url=http://www.bt.com.bn/news-national/2011/09/25/islamic-centre-voice-poor-muslims-world-says-scholar |title=Islamic centre the voice for poor Muslims in the world, says scholar | The Brunei Times |publisher=bt.com.bn |accessdate=2014-05-11 |url-status=bot: unknown |archiveurl=https://web.archive.org/web/20140512224705/http://www.bt.com.bn/news-national/2011/09/25/islamic-centre-voice-poor-muslims-world-says-scholar |archivedate=2014-05-12 }}</ref><ref name="plata">{{cite web|url=http://www.plata.com.mx/mplata/articulos/articlesFilt.asp?offset=20&fiidarticulo=199|title=.:Plata:.|publisher=plata.com.mx|accessdate=2014-05-11}}</ref><ref name="asianews">{{cite web|url=http://www.asianews.it/news-en/Sheikh-Imran-Nazar-Hosein:-The-referendum-and-the-Constitution-in-Egypt-are-an-insult-to-Islam-26717.html|title=EGYPT – MALAYSIA Sheikh Imran Nazar Hosein: The referendum and the Constitution in Egypt are an insult to Islam – Asia News|publisher=asianews.it|accessdate=2014-05-11}}</ref> ▼
'''Imran Nazar Hosein'''Berasal dari India, Imran Nazar Hosein lahir di Karibia , di pulau Trinidad pada tahun 1942.
Ia memulai studi Islamnya di Universitas Al Azhar di Kairo , di mana ia tinggal selama satu tahun. Tidak puas dengan metodologi pengajaran yang dianggapnya sebatas teologi, pada tahun 1964 ia memutuskan untuk belajar pada Dr. Muhammad Fazlur Rahman Ansari di Pakistan di Institut Studi Islam Aleemiyah di Karachi . Selain studi Islam, ia belajar filsafat sejarah di institut ini di bawah bimbingan Dr. Burhan Ahmad Faruqi dan bidang lain seperti filsafat ilmu hingga lulus pada tahun 1971. Selain itu, ia Universitas Karachi di Pakistan di mana ia memperoleh gelar Master. gelar dalam bidang filsafat [ ref. diinginkan] .
Selanjutnya, ia kembali ke Trinidad dan Tobago, negara asalnya, di mana ia mendapatkan pekerjaan di Kementerian Luar Negeri negara tersebut. Hasilnya, ia belajar hubungan internasional di Universitas West Indies di Trinidad selama satu tahun. Ia kemudian memperoleh beasiswa agar dapat melanjutkan studinya di Graduate Institute of International and Development Studies di Jenewa, Swiss. Subjek tesisnya adalah “Islam setelah jatuhnya Khilafah” , sebuah tesis yang tidak dapat ia dukung [ref. diperlukan] .
Pada tahun 1979 ia kembali ke Trinidad dan bekerja selama beberapa tahun sebagai pegawai negeri di dinas diplomatik di Kementerian Luar Negeri Pemerintah Trinidad dan Tobago , kemudian meninggalkan pekerjaannya pada tahun 1985 dan pergi ke Pakistan untuk mengabdikan hidupnya pada Islam. Ia mengambil alih jabatan direktur Institut Studi Islam Aleemiyah di Karachi dari tahun 1986 hingga 1988, yang didirikan oleh profesornya Dr Fazlur Rahman Ansari , dengan tujuan untuk mengakhiri sektarianisme yang telah menguasai lembaga tersebut setelah kematian pendirinya. . . Sia-sia dia memutuskan untuk beremigrasi ke Amerika Serikat pada tahun 1989.
Ia dekat dengan Dr. Israr Ahmad. Ia menjabat sebagai direktur penelitian Kongres Dunia Islam di Karachi, direktur Institut Pendidikan dan Penelitian Islam di Miami , Florida , dan direktur dakwah untuk Tanzeem-e-Islami Amerika Selatan, Utara.
Beliau tinggal di New York selama sepuluh tahun, dan selama itu beliau menjabat sebagai direktur studi Islam di Komite Kolektif Organisasi Muslim di Greater New York . Dia memberi kuliah tentang Islam di banyak universitas, perguruan tinggi, gereja, sinagoga, penjara, balai komunitas, dll di Amerika dan Kanada. Saat mewakili Islam di Amerika Serikat, Imran Nazar Hosein juga berpartisipasi dalam wadah pemikir dialog antaragama dengan para intelektual Yahudi dan Kristen. Ia menjabat sebagai imam di masjid Dar al-Qur'an di Long Island , New York. Dia juga memimpin salat Jumat mingguan dan khotbah di markas besar PBB di Manhattan sebulan sekali selama sepuluh tahun.
▲Selanjutnya, ia beremigrasi ke Malaysia di mana ia masih tinggal mengajar eskatologi Islam . .<ref name="bt">{{cite web|url=http://www.bt.com.bn/news-national/2011/09/25/islamic-centre-voice-poor-muslims-world-says-scholar |title=Islamic centre the voice for poor Muslims in the world, says scholar | The Brunei Times |publisher=bt.com.bn |accessdate=2014-05-11 |url-status=bot: unknown |archiveurl=https://web.archive.org/web/20140512224705/http://www.bt.com.bn/news-national/2011/09/25/islamic-centre-voice-poor-muslims-world-says-scholar |archivedate=2014-05-12 }}</ref><ref name="plata">{{cite web|url=http://www.plata.com.mx/mplata/articulos/articlesFilt.asp?offset=20&fiidarticulo=199|title=.:Plata:.|publisher=plata.com.mx|accessdate=2014-05-11}}</ref><ref name="asianews">{{cite web|url=http://www.asianews.it/news-en/Sheikh-Imran-Nazar-Hosein:-The-referendum-and-the-Constitution-in-Egypt-are-an-insult-to-Islam-26717.html|title=EGYPT – MALAYSIA Sheikh Imran Nazar Hosein: The referendum and the Constitution in Egypt are an insult to Islam – Asia News|publisher=asianews.it|accessdate=2014-05-11}}</ref>
Imran N. Hosein menganut agama Sunni dari mazhab Hanafi tetapi lebih memilih untuk mendefinisikan dirinya sebagai seorang Muslim saja. Dia tidak menganggap dirinya seorang Sufi dan tidak terkait dengan persaudaraan Sufi mana pun. Di sisi lain, ia mengakui sepenuhnya pengaruh tokoh-tokoh sufi dalam spiritualitasnya, termasuk guru dan pembimbing spiritualnya, ulama sufi Dr. Muhammad Fazlur Rahman Ansari .
Ia menganggap Abu Hamid Al Ghazâlî , Djâlal ad-din Rumi , Ibnu 'Arabi sebagai pembimbing spiritual. Di antara orang-orang sezamannya, Dr. Muhammad Iqbal dan Muhammad Abdul 'Aleem Siddiqi adalah beberapa referensinya. Pendekatannya terhadap tasawuf tidak melibatkan keyakinan atau praktik agama apa pun yang tidak berdasarkan Al- Qur'an dan Sunnah . Saat ini, dia menolak istilah "Sufi", lebih memilih menggunakan istilah " Ihsan " yang, tidak seperti istilah "Sufi", ada dalam Al-Qur'an, untuk menghindari sektarianisme dan perpecahan dalam komunitas Muslim.
==Referensi==
|