Para Martir Tiongkok: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Okkisafire (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(26 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Saint
|name='''Para Martir dari ChinaTiongkok<br>中華殉道聖人
|death_date=1648–1930
|martyred_by=Serikat Petinju, dan lain-lain.
|means_of_martyrdom=
|image=Chinesemartyrs-htmMartyr smSaints of China.jpg
|caption=Ikon ''Holy Orthodox Martyrs'' di ChinaTiongkok (1900)
|feast_day=9 Juli
|venerated_in=Gereja Katolik Roma, Gereja Ortodox Timur
Baris 22:
}}
 
Para '''Martir Suci dari [[ChinaTiongkok]]''', atau '''Augustine Zhao Rong dan 119 rekannya''', adalah para orang suci [[Gereja Katolik Roma]]. Sebanyak 87 umat Katolik berkebangsaan ChinaTiongkok dan dan 33 misionaris Barat, dari pertengahan abad ke-17 Masehi hingga 1930, menjadi [[martir]] karena jabatan kependetaan mereka dan, pada beberapa kasus, karena menolak untuk mengingkari iman mereka. Banyak yang meninggal di tangan gerakan '''Petinju''' yang membunuh sekitar 30.000 orang: yaitu orang asing (barat), para [[misionaris]], dan umat [[Katolik]] berkebangsaan ChinaTiongkok. Kemartiran mereka diperingati secara umum setiap tahunnya pada tanggal 9 Juli.
 
== Abad ke-17 dan 18 Masehi ==
Pada tanggal 15 Januari 1648, [[Bangsa Tatar]] [[Manchuria]], setelah menginvasi [[Fujian]] dan menunjukkan kebencian kepada agama Nasrani, membunuh '''Santo Francis Ferdinand de Capillas (Francisco Fernández de Capillas)''', seorang pastur dari Ordo [[Dominikan]] yang berusia 40 tahun.<ref>[http://newsaints.faithweb.com/martyrs/China1.htm ~ Martyrs of China (1) ~ Canonized Martyrs († 1648-1930)]</ref> Setelah memenjarakan dan menyiksa beliaudia, mereka memenggalnya sewaktu Pastur de Capillas mendaraskan Misteri Penderitaan [[doa Rosario]]. [[Tahta Suci]] menahbiskan beliaudia sebagai ''protomartir'' (martir paling pertama yang meninggal pada suatu negara) di ChinaTiongkok.
 
Sesudah gelombang pertama aktivitas misionaris di ChinaTiongkok saat akhir [[Dinasti Ming]] hingga awal [[Dinasti Qing]], pemerintah Qing secara resmi melarang [[Agama Katolik]] (demikian pula dengan [[Protestanisme]] dikarenakan hubungannya dengan Katolik) pada tahun 1724, dan menggolongkannya ke dalam 'sekte-sekte jahat dan doktrin-doktrin mengancam' dalam [[Tridharma|agama tradisional ChinaTiongkok]].<ref name="A Comparative Study 2005">David Lindenfeld. Indigenous Encounters with Christian Missionaries in China and West Africa, 1800-1920: A
Comparative Study. Journal of World History, Vol. 16, No. 3 (Sep., 2005), hal. 327-369</ref>
 
Namun agama Katolik masih terus bertahan dan berkembang di wilayah-wilayah yang berada di luar kontrol pemerintah (terutama [[Sichuan]]), dan banyak umat nasrani berkebangsaan ChinaTiongkok yang melarikan diri ke kota-kota pelabuhan di [[Guangdong]] atau menuju [[Indonesia]]. Justru banyak karya terjemahan Nasrani yang dihasilkan pada periode ini, dan juga banyak misionaris pemberani yang melanggar hukum dan secara sembunyi-sembunyi memasuki wilayah terlarang.<ref>David Lindenfeld.name="A IndigenousComparative EncountersStudy with2005"/> ChristianMereka Missionariesmenghindari inkapal-kapal Chinapatroli andTiongkok Westdi sungai-sungai dan wilayah Africapantai, 1800-1920:meskipun Abeberapa tertangkap dan dihukum mati.
Comparative Study. Journal of World History, Vol. 16, No. 3 (Sep., 2005), hal. 327-369</ref> Mereka menghindari kapal-kapal patroli China di sungai-sungai dan wilayah pantai, meskipun beberapa tertangkap dan dihukum mati.
 
Menuju pertengahan abad ke-18, lima misionaris [[Spanyol]] yang beraktivitas antara tahun 1715-1747, dihukum mati sebagai dampak dilakukannya gelombang baru pemeriksaan yang dimulai pada 1729 dan kembali muncul pada 1746. Peristiwa tersebut terjadi pada masa pemerintahan [[Kaisar Yongzheng]] dan putranya, [[Kaisar Qianlong]].
Baris 44 ⟶ 43:
4. '''Santo Francis Diaz''', O.P., Pastur.
 
== Kemartiran dipada awal Abadabad ke-19 ==
Meskipun [[agama Katolik]] telah diakui oleh beberapa kaisar pada abad-abad sebelumnya, [[Kaisar Jiaqing]] (1796-1821) malah mengeluarkan beberapa dekritdekret yang sebaliknya. DekritDekret pertama dikeluarkan pada 1805. Dua dekritdekret tahun 1811 ditujukan pada warga ChinaTiongkok yang belajar [[imamat]] untuk ditahbiskan dalam jajaran ordo suci, dan para [[Pastor]] yang menyiarkan agama nasrani. DekritDekret tahun 1813 menyatakan pengampunan kepada semua umat Nasrani yang secara spontan menyatakan bahwa mereka akan meninggalkan agama mereka, tetapi akan menghukum yang berkeras kepala. Berikut ini adalah para martir yang terbunuh selama periode tersebut.
 
5. '''Santo Peter[[Petrus Wu Gousheng]]''', seorang [[katekis]] awam ChinaTiongkok. Lahir pada sebuah keluarga yang menganut [[Tridharma|agama asli]], menerima [[Baptis|pembaptisan]] pada tahun 1796 dan menjadi seorang penyiar yang aktif hingga akhir hidupnya. Segala upaya untuk membuat dirinya meninggalkan agamanya (Katolik) tidak berhasil, sampai akhirnya ia ditangkap pada tanggal 7 November 1814.
 
6. '''Santo Joseph [[Zhang Dapeng]]''', seorang [[katekis]] awam dan seorang pedagang. Dibaptis tahun 1800 kemudian menjadi penggerak utama dalam misi di Kota Kony-Yang. Ia dipenjara kemudian dihukum mati pada tanggal 2 Maret 1815.
 
Pada tahun yang sama, terdapat dua dekritdekret yang memberi kekuasaan bagi Raja Muda di [[Sichuan]] untuk memenggal Monsignor Dufresse (dari ''Paris Foreign Missions Society''), dan beberapa warga ChinaTionghoa Kristen. Akibatnya terjadilah pemeriksaan (dan pembunuhan) yang semakin parah. Para martir yang terbunuh pada masa ini adalah:
 
7. '''Santo Gabriel-Taurin Dufresse''', M.E.P., [[Uskup]]. Ditangkap tanggal 8 Mei 1815, dibawa ke [[Chengdu]], divonis dan dieksekusi pada tanggal 14 September 1815.
 
8. '''Santo Augustine Zhao Rong''', seorang pastor keuskupan berkebangsaan ChinaTiongkok. Awalnya adalah seorang prajurit yang mengawal Monsignor Dufresse dari [[Chengdu]] ke [[Beijing]]. Ia terkesan akan kesabarannya kemudian memohon untuk menjadi [[katekumen]]. Setelah dibaptis, ia dikirim ke [[seminari]] dan menjadi [[pastor]]. Ia ditangkap kemudian disiksa hingga meninggal pada tahun 1815.
 
9. '''Santo John da Triora''', O.F.M., Pastor. Dipenjara bersama dengan yang lain pada musim panas tahun 1815, ia kemudian divonis mati dan dieksekusi pada tanggal 7 Februari 1816.
 
10. '''[[Yosef Yuan Zaide|Santo Joseph Yuan]]''', seorang pastor keuskupan berkebangsaan ChinaTiongkok. Setelah mendengar kotbah Monsignor Dufresse, ia terkesan dan memutuskan menjadi [[katekumen]]. Ia kemudian menjadi [[Pastor]] dan berkotbah di berbagai wilayah. Ia ditangkap pada bulan Agustus 1816, divonis dicekik sampai mati, dan eksekusinya berlangsung pada tanggal 24 Juni 1817.
 
11. '''Santo Paul Liu Hanzuo''', seorang pastur keuskupan berkebangsaan ChinaTiongkok, dibunuh tahun 1819.
 
12. '''Santo Francis Regis Clet''' dari [[Kongregasi]] Misi ([[Vincentian]]). Setelah memperoleh izin untuk pergi ke ChinaTiongkok, ia pergi pada tahun 1791. Setelahnya, selama 30 tahun ia menjalani hidup sebagai misionaris yang penuh pengorbanan. Ia berkotbah di tiga provinsi besar Kekaisaran ChinaTiongkok, yaitu [[Jiangxi]], [[Hubei]], dan [[Hunan]]. Namun seorang umat Kristen mengkhianatinya sehingga ia ditangkap, disiksa, dan atas vonis kaisar ia dicekik sampai mati pada tanggal 17 Februari 1820.
 
13. '''Santo Thaddeus Liu''', seorang pastur keuskupan berkebangsaan ChinaTiongkok. Ia menolak mangkir dari imannya, berkata bahwa ia adalah seorang [[pastor]] dan ingin setia pada agama yang selama ini ia sebarkan. Ia dicekik sampai mati pada tanggal 30 November 1823.
 
14. '''Santo Peter Liu''', seorang [[katekis]] awam berkebangsaan ChinaTiongkok. Ia ditangkap tahun 1814 dan divonis pembuangan ke Tartar, ia tinggal di sana hampir 20 tahun. Setelah kembali ke tanah airnya, ia kembali ditangkap dan dicekik sampai mati tanggal 17 Mei 1834.
 
15. '''Santo Joachim[[Yoakim HoHao Kaizhi]]''' (Joachim Ho), seorang [[katekis]] awam berkebangsaan ChinaTiongkok. Ia dibaptis saat umur sekitar 20 tahun. Saat pemeriksaan besar-besaran dipada tahun 1814, ia ditangkap bersama banyak umat yang lain dan disiksa. Ia dibuang ke Tartar, tinggal selama hampir 20 tahun, kembali ke tanah airnya dan kembali ditangkap. Setelah menolak untuk mengingkari imannya, ia divonis mati oleh kaisar dengan cara dicekik pada tanggal 9 Juli 1839.
 
16. '''Santo [[Auguste Chapdelaine]]''', [[M.E.P.]], seorang pastur dari ''Diocese of Coutances'' (Gereja Katolik di [[PerancisPrancis]]). ia memasuki [[seminari]] ''Paris Foreign Missions Society'' dan berangkat ke ChinaTiongkok dipada tahun 1852. Ia tiba di [[Guangxi]] pada akhir tahun 1854, ditangkap tahun 1856, disiksa, divonis mati dalam penjara, dan meninggal pada bulan Februari 1856.
 
17. '''Santo Laurence Bai Xiaoman''', seorang umat awam dan pekerja yang sederhana. Ia bergabung dengan Blessed Chapdelaine dalam tempat perlindungan yang diperuntukkan untuk misionaris kemudian keduanya ditangkap bersama. Ia tidak bisa dibujuk untuk mengingkari imannya sehingga akhirnya dipenggal pada tanggal 25 Februari 1856.
Baris 78 ⟶ 77:
 
== Para Martir dari MaoKou dan Guizhou ==
[[Berkas:Saint Paul Tchen.jpg|jmpl|ka|Santo Paul Chen]]
 
Tiga orang [[katekis]], dikenal sebagai '''Para Martir dari MaoKao''' (pada Provinsi [[Guizhou]]), dibunuh pada tanggal 28 Januari 1858 oleh perintah ''Mandarin'' (pejabat pemerintah) MaoKao:
 
Baris 102 ⟶ 101:
28. '''Santa [[Lucy Yi Zhenmei]]''', katekis awam.
 
== Perkembangan sosial dan politik pada Abad ke-19 ==
[[Berkas:China imperialism cartoon.jpg|jmpl|ka|Kartun politik Prancis yang menggambarkan Tiongkok sebagai kue yang hendak dibagi antara Ratu Victoria (Inggris), Kaisar Wilhelm II (Jerman), Kaisar Nicholas II (Russia), Marianne (Prancis), and seorang samurai (Jepang) sementara seorang mandarin (pejabat kerajaan) Tiongkok tidak mampu berbuat apa-apa.]]
Selama masa ini, beberapa kejadian politik sangat mempengaruhi kehidupan Kristen di China.
Selama masa ini, beberapa kejadian politik sangat mempengaruhi kehidupan Kristen di Tiongkok.
 
Bulan Juni 1840, [[Lin Zexu|komisaris kerajaan]] di [[Guangdong]] berkeinginan menghapuskan perdagangan opium yang dilakukan oleh [[Inggris]]; ia menyuruh membuang sebanyak 20.000 peti peti candu ke laut. Hal tersebut memicu [[Perang Candu|perang]] yang dimenangkan oleh Inggris. Setelah perang berakhir, Tiongkok terpaksan menandatangani [[Perjanjian Nanking|perjanjian modern]] pertama mereka pada tahun 1842, diikuti perjanjian oleh [[Prancis]] dan [[Amerika Serikat]]. Prancis mengambil kesempatan untuk mengambil alih [[Portugis]] sebagai kekuatan pelindung para misionaris di Tiongkok. Dua dekret dikeluarkan: dekret pertama pada tahun 1844 menyatakan bahwa masyarakat Tiongkok diizinkan memeluk [[agama Katolik]]; dekret kedua pada tahun 1846 yang menghapuskan keputusan kuno tentang Katolik dan mengembalikan properti yang diambil alih pada tahun 1724.<ref name="A Comparative Study 2005 pp. 327-369">David Lindenfeld. Indigenous Encounters with Christian Missionaries in China and West Africa, 1800-1920: A
Comparative Study. Journal of World History, Vol. 16, No. 3 (Sep., 2005), pp. 327-369</ref> Perjanjian tahun 1844 juga menyebutkan bahwa para [[misionaris]] diperbolehkan untuk datang ke Tiongkok, tetapi hanya pada beberapa kota pelabuhan yang dibuka untuk bangsa Eropa; ketentuan inilah yang menjadi dasar hukum untuk mengeksekusi Augustus Chapdelaine (disebutkan di atas).
 
Pada pertengahan abad ke-19 terjadi perang saudara di Tiongkok yang dikenal sebagai [[Pemberontakan Taiping]], yang dipicu oleh seorang umat Kristen dari [[Guangdong]] yang bernama Hong Xiuqian. Ia mengklaim bahwa ia menerima misi khusus dari Tuhan untuk memerangi kejahatan dan menjadi ''gerbang'' bagi periode perdamaian. Hong dan para pengikutnya sukses mengambil alih wilayah yang luas, mereka menghancurkan kuil-kuil [[agama Buddha|Buddhis]] dan [[Taoisme|Taois]], serta melawan [[Tridharma|agama tradisional]] masyarakat.<ref name="A Comparative Study 2005 pp. 327-369"/> Perang tersebut kira-kira menelan 20-30 juta korban jiwa sehingga menjadikannya konflik paling berdarah kedua dalam sejarah manusia (setelah [[Perang Dunia II]]). Setelah pemberontakan dihancurkan, kerusakan yang ditinggalkan menyebabkan kekristenan memperoleh nama buruk karena asosiasinya dengan pemberontakan.<ref name="A Comparative Study 2005 pp. 327-369"/> Hal tersebut menjadi salah satu pemicu kekerasan terhadap para [[misionaris]].
 
Hal lain yang memicu adalah meningkatnya hubungan antara aktivitas misionaris dengan [[imperialisme]] barat,<ref name="A Comparative Study 2005 pp. 327-369"/> termasuk aktivitas imperialis Prancis di Tiongkok yang mengatasnamakan perlindungan mereka atas misi para misionaris.
 
Setelah kemartiran St Augustus Chapedelaine (disebutkan di ataspada tahun 1856, Prancis merespon dengan mengirimkan sebuah ekspedisi militer. Ekspedisi tersebutr berakhir dengan ditandatanganinya perjanjian [[Tianjin]] pada tahun 1860 yang memberikan kebebasan kepada para [[misionaris]] [[Katolik]] untuk mengelilingi Tiongkok serta membeli tanah (hak tersebut juga diberikan kepada [[Protestanisme|Protestan]]).<ref name="A Comparative Study 2005 pp. 327-369"/> Setelah itu, Gereja dapat hidup secara terbuka dan melaksanakan aktivitas misionarisnya, bahkan membuka sekolah-sekolah tinggi, universitas, dan penelitian ilmiah. Gereja semakin berakar dalam tradisi budaya Tionghoa serta dalam hubungannya dengan pemerintah, terutama juga karena berbagai aktivitas kemanusiaan mereka yang bernilai tinggi.
 
Namun, para misionaris memprovokasi masyarakat Tiongkok dengan membangun gereja-gereja atau sekolah di atas bekas kuil-kuil kuno atau di dekat kantor pemerintahan. Mereka juga menghapuskan institusi katolik pribumi yang selamat dari pelarangan pemerintah.<ref name="A Comparative Study 2005 pp. 327-369"/> Terkadang dalam kotbah juga ditegaskan bahwa mereka akan dilindungi dari masyarakat sekitar (yaitu dari tekanan dan kemarahan keluarga serta teman), dan bagaimana cara mereka ''melakukan pemisahan'' menyebabkan timbulnya rumor-rumor buruk di antara masyarakat setempat mengenai apa yang sebenarnya dilakukan umat nasrani. Rumor semacam itu juga menimpa sebuah rumah yatim piatu di [[Tianjin]] yang mengakibatkan pembunuhan 60 orang pada tahun 1870.<ref name="A Comparative Study 2005 pp. 327-369"/> Namun kolonialis Barat justru memanfaatkan tindakan pengrusakan dan pembunuhan tersebut (yang dilakukan oleh gerombolan maupun dinas rahasia) sebagai dalih untuk memeras keuntungan finansial dan ekonomi.<ref name="Heuken">A. Heuken, SJ. 2005. ''Ensiklopedi Orang Kudus'', Cetakan ke-17, hal.299-300. Penerbit: Yayasan Cipta Loka Caraka.</ref>
 
Aliran-aliran [[Protestanisme|Protestan]] yang lebih tertutup diperlakukan dengan lebih baik oleh pihak-pihak yang berwenang.<ref name="A Comparative Study 2005 pp. 327-369"/>
 
Para kaum terpelajar serta keluarga terhormat di Tiongkok, dalam gerakan bahwa tanah, menyebarkan pamflet yang menyerang iman Kristen sebagai pemahaman yang tidak rasional. Surat-surat edaran untuk pembakaran properti juga disebarkan ke kerumunan penduduk dan diperkirakan sebagai pemicu kekerasan terhadap umat Kristen. Bahkan terkadang tidak diperlukan edaran semacam itu untuk memprovokasi masyarakat menyerang umat Kristen. Misalnya peristiwa pada masyarakat [[Hakka]] yang tinggal di wilayah tenggara, para misionaris Kristen sering kali mencemooh kebiasaan penduduk yang berhubungan dengan [[Tridharma|agama setempat]], termasuk di antaranya menolak mengambil bagian dalam sembahyang bersama untuk memohon hujan (karena para misonaris juga diuntungkan oleh hujan, mereka dipaksa juga untuk memngambil bagian dalam ritual) serta menolak menyumbangkan dana untuk mengadakan pementasan opera bagi para [[Birokrasi Surga|dewata Tiongkok]] (para dewa yang dihormati dalam opera tersebut adalah dewa-dewa yang sama dengan yang dipuja [[Pemberontakan Boxer|para "Petinju"]] dalam pemberontakan yang terjadi berikutnya).<ref name="A Comparative Study 2005 pp. 327-369"/>
 
Misi Katolik menawarkan perlindungan kepada siapapun yang datang kepada mereka, termasuk para kriminal, pelanggar hukum, dan pemberontak terhadap pemerintah; hal tersebut meningkatkan kebencian pemerintah terhadap misi pengembangan agama.<ref name="A Comparative Study 2005 pp. 327-369"/>
 
== Gerakan Serikat Boxer ==
Masa berkembangannya kekristenan di Tiongkok sekali lagi mengalami hambatan oleh munculnya "Serikat Tinju Keadilan dan Harmoni" (I Ho Ch'uan) yang lebih dikenal sebagai "Petinju" atau [[Pemberontakan Boxer|Boxer]]. Gerakan Boxer muncul pada awal abad ke-20, didukung oleh para mandarin (pejabat kekaisaran) dan ibu Kaisar Kwang-hsue dan menyebabkan pertumpahan darah begitu banyak umat kristen (lima [[uskup]], 28 [[Pastor|imam praja]] dan biarawan, dua [[bruder]], sembilan [[biarawati|suster]], dan 30.000 umat awam. Di antaramereka banyak yang dinyatakan [[Santo|kudus]].<ref name="Heuken"/> Pemberontakan ini dipicu oleh kebencian yang menumpuk kepada para orang asing selama dekade terakhir abad ke-19, akibat perubahan politik serta sosial pasca [[Perang Candu]] dan perjanjian-perjanjian tidak adil yang menguntungkan bangsa barat.
 
Namun, motif yang melatari pembunuhan para misonaris sangat berbeda, meskipun mereka juga berkebangsaan barat. Motif yang melatari adalah motif keagamaan; yang juga melatari pembunuhan terhadap umat awam berkebangsaan Tiongkok. Dokumen sejarah yang bisa dipercaya menunjukkan bukti adanya kebencian terhadap umat Kristen. Sebuah dekret dikeluarkan pada tanggal 1 Juli 1900 yang menyatakan bahwa era hubungan baik dengan para misionaris Eropa dan umat kristen telah berakhir: bahwa para misionaris harus dipulangkan saat itu juga dan umat Katolik dipaksa untuk ingkar, atau akan dibunuh. Beberapa kelompok kejadian pembunuhan yang terjadi ditunjukkan seperti di bawah ini.
 
a) Para Martir [[Shanxi]], dibunuh tanggal 9 Juli 1900 (dikenal sebagai Pembantaian [[Taiyuan]]), merupakan anggota [[Ordo]] [[Fransiskan|Franciscan Friars Minor]]:
 
29. '''Santo [[Gregory Grassi]]''', Uskup,<br />
30. '''Santo [[Francis Fogolla]]''', Uskup,<br />
31. '''Santo Elias Facchini''', Pastur,<br />
32. '''Santo Theodoric Balat''', Pastur,<br />
33. '''Santo Andrew Bauer''', Bruder;
 
b) Para Martir di [[Hunan]] Selatan, juga anggota Franciscan Friars Minor:
 
34. '''Santo [[Anthony Fantosati]]''', Uskup (menjadi martir 7 Juli 1900),<br />
35. '''Santo Joseph Mary Gambaro''', Pastur (menjadi martir 7 Juli 1900),<br />
36. '''Santo Cesidio Giacomantonio''', Pastur (menjadi martir 4 Juli 1900).
 
Selain itu juga tujuh suster Franciscan Missionaries of Mary (tiga berkebangsaan Prancis, dua Italia, satu Belgia, dan satu Belanda):
 
37. '''Santa Mary Hermina of Jesus''' (in saec: Irma Grivot),<br />
38. '''Santa Mary of Peace''' (in saec: Mary Ann Giuliani),<br />
39. '''Santa Mary Clare''' (in saec: Clelia Nanetti),<br />
40. '''Santa Mary of the Holy Birth''' (in saec: Joan Mary Kerguin),<br />
41. '''Santa Mary of Saint Justus''' (in saec: Ann Moreau),<br />
42. '''Santa Mary Adolfine''' (in saec: Ann Dierk),<br />
43. '''Santa Amandina of Schakkebroek (Mary Amandina)''' (in saec: Paula Jeuris).
 
Para Sekuler (awam) dari Ordo [[Fransiskan|Franciscan]], semua berkebangsaan Tiongkok:
 
44. '''Santo John Zhang Huan''', seminarian,<br />
45. '''Santo Patrick Dong Bodi''', seminarian,<br />
46. '''Santo John Wang Rui''', seminarian,<br />
47. '''Santo Philip Zhang Zhihe''', seminarian,<br />
48. '''Santo John Zhang Jingguang''', seminarian,<br />
49. '''Santo Thomas Shen Jihe''', umat awam dan pelayan,<br />
50. '''Santo Simon Qin Chunfu''', [[katekis]] awam,<br />
51. '''Santo Peter Wu Anbang''', awam,<br />
52. '''Santo Francis Zhang Rong''', awam dan seorang petani,<br />
53. '''Santo Matthew Feng De''', awam dan seorang [[katekumen]],<br />
54. '''Santo Peter Zhang Banniu''', awam dan seorang karyawan.
 
Berikut ini adalah para umat awam:
 
55. '''Santo James Yan Guodong''', petani,<br />
56. '''Santo James Zhao Quanxin''', pelayan,<br />
57. '''Santo Peter Wang Erman''', koki.
 
Gerakan Boxer dimulai di [[Shandong]] dan menyebar ke [[Shanxi]] dan [[Hunan]], menuju Tcheli Tenggara (sekarang [[Hebei]]). Di Tcheli terdapat Apostolic Vicariate of Xianxian, dibawah naungan [[Yesuit|Ordo Jesuit]], umat kristen yang terbunuh mencapai ribuan. Diantaranya adalah empat misionaris Yesuit berkebangsaan Prancis dan setidaknya 52 umat awam kristen pribumi; pria, wanita, dan anak-anak – yang tertua berusia 79 tahun dan termuda sembilan tahun. Semuanya menjadi martir pada bulan Juli 1900; sebagian terbunuh di dalam gereja di Desa Tchou-Kia-ho (atau Zhujiahe) yang menjadi tempat perlindungan. Saat itu mereka sedang berdoa bersama dua misionaris pertama pada daftar di bawah ini:
Bulan Juni 1840, [[Lin Zexu|komisaris kerajaan]] di [[Guangdong]] berkeinginan menghapuskan perdagangan opium yang dilakukan oleh [[Inggris]]; ia menyuruh membuang sebanyak 20.000 peti peti candu ke laut. Hal tersebut memicu [[Perang Candu|perang]] yang dimenangkan oleh Inggris. Setelah perang berakhir, China terpaksan menandatangani [[Perjanjian Nanking|perjanjian modern]] pertama mereka di tahun 1842, diikuti perjanjian oleh [[Perancis]] dan [[Amerika Serikat]]. Perancis mengambil kesempatan untuk mengambil alih [[Portugis]] sebagai kekuatan pelindung para misionaris di China. Dua dekrit dikeluarkan: dekrit pertama di tahun 1844 menyatakan bahwa masyarakat China diizinkan memeluk [[agama Katolik]]; dekrit kedua di tahun 1846 yang menghapuskan keputusan kuno tentang Katolik dan mengembalikan properti yang diambil alih di tahun 1724.<ref>David Lindenfeld. Indigenous Encounters with Christian Missionaries in China and West Africa, 1800-1920: A
Comparative Study. Journal of World History, Vol. 16, No. 3 (Sep., 2005), pp. 327-369</ref> Perjanjian tahun 1844 juga menyebutkan bahwa para [[misionaris]] diperbolehkan untuk datang ke China, tetapi hanya pada beberapa kota pelabuhan yang dibuka untuk bangsa Eropa; ketentuan inilah yang menjadi dasar hukum untuk mengeksekusi Augustus Chapdelaine (disebutkan di atas).
 
58. '''Santo Leo Mangin''', S.J., Pastur,<br />
Pada pertengahan abad ke-19 terjadi perang saudara di China yang dikenal sebagai [[Pemberontakan Taiping]], yang dipicu oleh seorang umat Kristen dari [[Guangdong]] yang bernama Hong Xiuqian. Ia mengklaim bahwa ia menerima misi khusus dari Tuhan untuk memerangi kejahatan dan menjadi ''gerbang'' bagi periode perdamaian. Hong dan para pengikutnya sukses mengambil alih wilayah yang luas, mereka menghancurkan kuil-kuil [[agama Buddha|Buddhis]] dan [[Taoisme|Taois]], serta melawan [[Tridharma|agama tradisional]] masyarakat.<ref>David Lindenfeld. Indigenous Encounters with Christian Missionaries in China and West Africa, 1800-1920: A
59. '''Santo Paul Denn''', S.J., Pastur,<br />
Comparative Study. Journal of World History, Vol. 16, No. 3 (Sep., 2005), pp. 327-369</ref> Perang tersebut kira-kira menelan 20-30 juta korban jiwa sehingga menjadikannya konflik paling berdarah kedua dalam sejarah manusia (setelah [[Perang Dunia II]]). Setelah pemberontakan dihancurkan, kerusakan yang ditinggalkan menyebabkan kekristenan memperoleh nama buruk karena asosiasinya dengan pemberontakan.<ref>David Lindenfeld. Indigenous Encounters with Christian Missionaries in China and West Africa, 1800-1920: A
60. '''Santo Rémy Isoré''', S.J., Pastur,<br />
Comparative Study. Journal of World History, Vol. 16, No. 3 (Sep., 2005), pp. 327-369</ref> Hal tersebut menjadi salah satu pemicu kekerasan terhadap para [[misionaris]].
61. '''Santo Modeste Andlauer''', S.J., Pastur.
 
Nama-nama beserta usia para umat awam kristen yang menjadi martir adalah sebagai berikut:
[[Berkas:China imperialism cartoon.jpg|thumb|right|Kartun yang menggambarkan imperialisme di China]]
Hal lain yang memicu adalah meningkatnya hubungan antara aktivitas misionaris dengan [[imperialisme]] barat<ref>David Lindenfeld. Indigenous Encounters with Christian Missionaries in China and West Africa, 1800-1920: A
Comparative Study. Journal of World History, Vol. 16, No. 3 (Sep., 2005), pp. 327-369</ref>, termasuk aktivitas imperialis Perancis di China yang mengatasnamakan perlindungan mereka atas misi para misionaris.
 
62. '''Santa Mary Zhu born Wu''', sekitar 50 tahun,<br />
Setelah kemartiran St Augustus Chapedelaine (disebutkan di ataspada tahun 1856, Perancis merespon dengan mengirimkan sebuah ekspedisi militer. Ekspedisi tersebutr berakhir dengan ditandatanganinya perjanjian [[Tianjin]] pada tahun 1860 yang memberikan kebebasan kepada para [[misionaris]] [[Katolik]] untuk mengelilingi China serta membeli tanah (hak tersebut juga diberikan kepada [[Protestanisme|Protestan]]).<ref>David Lindenfeld. Indigenous Encounters with Christian Missionaries in China and West Africa, 1800-1920: A
63. '''Santo Peter Zhu Rixin''', 19 tahun,<br />
Comparative Study. Journal of World History, Vol. 16, No. 3 (Sep., 2005), pp. 327-369</ref> Setelah itu, Gereja dapat hidup secara terbuka dan melaksanakan aktivitas misionarisnya, bahkan membuka sekolah-sekolah tinggi, universitas, dan penelitian ilmiah. Gereja semakin berakar dalam tradisi budaya China serta dalam hubungannya dengan pemerintah, terutama juga karena berbagai aktivitas kemanusiaan mereka yang bernilai tinggi.
64. '''Santo John Baptist Zhu Wurui''', 17 tahun,<br />
65. '''Santa Mary Fu Guilin''', 37 tahun,<br />
66. '''Santa Barbara Cui born Lian''', 51 tahun,<br />
67. '''Santo Joseph Ma Taishun''', 60 tahun,<br />
68. '''Santa Lucy Wang Cheng''', 18 tahun,<br />
69. '''Santa Maria Fan Kun''', 16 tahun,<br />
70. '''Santa Mary Qi Yu''', 15 tahun,<br />
71. '''Santa Maria Zheng Xu''', 11 tahun,<br />
72. '''Santa Mary Du born Zhao''', 51 tahun,<br />
73. '''Santa Magdalene Du Fengju''', 19 tahun,<br />
74. '''Santa Mary du born Tian''', 42 tahun,<br />
75. '''Santo Paul Wu Anju''', 62 tahun,<br />
76. '''Santo Ioannes Baptista Wu Mantang''', 17 tahun,<br />
77. '''Santo Paul Wu Wanshu''', 16 tahun,<br />
78. '''Santo Raymond Li Quanzhen''', 59 tahun,<br />
79. '''Santo Peter Li Quanhui''', 63 tahun,<br />
80. '''Santo Peter Zhao Mingzhen''', 61 tahun,<br />
81. '''Santo John Baptist Zhao Mingxi''', 56 tahun,<br />
82. '''Santa Teresa Chen Jinjie''', 25 tahun,<br />
83. '''Santa Rose Chen Aijie''', 22 tahun,<br />
84. '''Santo Peter Wang Zuolong''', 58 tahun,<br />
85. '''Santa Mary Guo born Li''', 65 tahun,<br />
86. '''Santa Joan Wu Wenyin''', 50 tahun,<br />
87. '''Saint Zhang Huailu''', 57 tahun,<br />
88. '''Santo Mark Ji Tianxiang''', 66 tahun,<br />
89. '''Santa Ann An born Xin''', 72 tahun,<br />
90. '''Santa Mary An born Guo''', 64 tahun,<br />
91. '''Santa Ann An born Jiao''', 26 tahun,<br />
92. '''Santa Mary An Linghua''', 29 tahun,<br />
93. '''Santo Paul Liu Jinde''', 79 tahun,<br />
94. '''Santo Joseph Wang Kuiju''', 37 tahun,<br />
95. '''Santo John Wang Kuixin''', 25 tahun,<br />
96. '''Santa Teresa Zhang born He''', 36 tahun,<br />
97. '''Saint Lang born Yang''', 29 tahun,<br />
98. '''Santo Paulus Lang Fu''', 9 tahun,<br />
99. '''Santa Elizabeth Qin born Bian''', 54 tahun,<br />
100. '''Santo Simon Qin Chunfu''', 14 tahun,<br />
101. '''Santo Peter Liu Ziyu''', 57 tahun,<br />
102. '''[[Anna Wang (Beata)|Anna Wang]]''', 14 tahun,<br />
103. '''Santo Joseph Wang Yumei''', 68 tahun,<br />
104. '''Santa Lucy Wang born Wang''', 31 tahun,<br />
105. '''Santo Andreas Wang Tianqing''', 9 tahun,<br />
106. '''Santa Mary Wang born Li''', 49 tahun,<br />
107. '''Saint Chi Zhuzi''', 18 tahun,<br />
108. '''Santa Mary Zhao born Guo''', 60 tahun,<br />
109. '''Santa Rose Zhao''', 22 tahun,<br />
110. '''Santa Maria Zhao''', 17 tahun,<br />
111. '''Santo Joseph Yuan Gengyin''', 47 tahun,<br />
112. '''Santo Paul Ge Tingzhu''', 61 tahun,<br />
113. '''Santa Rose Fan Hui''', 45 tahun.
 
Selain para korban pemberontakan Boxer tersebut, juga pantas dikenang:
Namun, para misionaris memprovokasi masyarakat China dengan membangun gereja-gereja atau sekolah di atas bekas kuil-kuil kuno atau di dekat kantor pemerintahan. Mereka juga menghapuskan institusi katolik pribumi yang selamat dari pelarangan pemerintah.<ref>David Lindenfeld. Indigenous Encounters with Christian Missionaries in China and West Africa, 1800-1920: A
Comparative Study. Journal of World History, Vol. 16, No. 3 (Sep., 2005), pp. 327-369</ref> Terkadang dalam kotbah juga ditegaskan bahwa mereka akan dilindungi dari masyarakat sekitar (yaitu dari tekanan dan kemarahan keluarga serta teman), dan bagaimana cara mereka ''melakukan pemisahan'' menyebabkan timbulnya rumor-rumor buruk diantara masyarakat setempat mengenai apa yang sebenarnya dilakukan umat nasrani. Rumor semacam itu juga menimpa sebuah rumah yatim piatu di [[Tianjin]] yang mengakibatkan pembunuhan 60 orang pada tahun 1870.<ref>David Lindenfeld. Indigenous Encounters with Christian Missionaries in China and West Africa, 1800-1920: A
Comparative Study. Journal of World History, Vol. 16, No. 3 (Sep., 2005), pp. 327-369</ref> Namun kolonialis Barat justru memanfaatkan tindakan pengrusakan dan pembunuhan tersebut (yang dilakukan oleh gerombolan maupun dinas rahasia) sebagai dalih untuk memeras keuntungan finansial dan ekonomi.<ref name="Heuken">A. Heuken, SJ. 2005. ''Ensiklopedi Orang Kudus'', Cetakan ke-17, hal.299-300. Penerbit: Yayasan Cipta Loka Caraka.</ref>
 
114. '''Santo [[Alberic Crescitelli]]''', seorang pastur dari '''Pontifical Institute for Foreign Missions'' di [[Milan]] yang ditugaskan pada wilayah [[Shaanxi]] Selatan. Menjadi martir tanggal 21 Juli 1900.
Aliran-aliran [[Protestanisme|Protestan]] yang lebih tertutup diperlakukan dengan lebih baik oleh pihak-pihak yang berwenang.<ref>David Lindenfeld. Indigenous Encounters with Christian Missionaries in China and West Africa, 1800-1920: A
Comparative Study. Journal of World History, Vol. 16, No. 3 (Sep., 2005), pp. 327-369</ref>
 
Beberapa tahun kemudian, anggota '''Salesian Society of St John Bosco''' ditambahkan dalam daftar nama martir di Tiongkok. Keduanya terbunuh tanggal 25 Februari 1930 di Li-Thau-Tseul.
Para kaum terpelajar serta keluarga terhormat di China, dalam gerakan bahwa tanah, menyebarkan pamflet yang menyerang iman Kristen sebagai pemahaman yang tidak rasional. Surat-surat edaran untuk pembakaran properti juga disebarkan ke kerumunan penduduk dan diperkirakan sebagai pemicu kekerasan terhadap umat Kristen. Bahkan terkadang tidak diperlukan edaran semacam itu untuk memprovokasi masyarakat menyerang umat Kristen. Misalnya peristiwa pada masyarakat [[Hakka]] yang tinggal di wilayah tenggara, para misionaris Kristen seringkali mencemooh kebiasaan penduduk yang berhubungan dengan [[Tridharma|agama setempat]], termasuk diantaranya menolak mengambil bagian dalam sembahyang bersama untuk memohon hujan (karena para misonaris juga diuntungkan oleh hujan, mereka dipaksa juga untuk memngambil bagian dalam ritual) serta menolak menyumbangkan dana untuk mengadakan pementasan opera bagi para [[Birokrasi Surga|dewata China]] (para dewa yang dihormati dalam opera tersebut adalah dewa-dewa yang sama dengan yang dipuja [[Pemberontakan Boxer|para "Petinju"]] dalam pemberontakan yang terjadi berikutnya).<ref>David Lindenfeld. Indigenous Encounters with Christian Missionaries in China and West Africa, 1800-1920: A
Comparative Study. Journal of World History, Vol. 16, No. 3 (Sep., 2005), pp. 327-369</ref>
 
115. '''Santo Louis Versiglia''', Uskup,<br />
Misi Katolik menawarkan perlindungan kepada siapapun yang datang kepada mereka, termasuk para kriminal, pelanggar hukum, dan pemberontak terhadap pemerintah; hal tersebut meningkatkan kebencian pemerintah terhadap misi pengembangan agama.<ref>David Lindenfeld. Indigenous Encounters with Christian Missionaries in China and West Africa, 1800-1920: A
116. '''Santo Callistus Caravario''', Pastur.
Comparative Study. Journal of World History, Vol. 16, No. 3 (Sep., 2005), pp. 327-369</ref>
 
Diplomat, penduduk, tentara asing, serta beberapa Tionghoa Kristen melarikan diri ke ''Legation Quarter'' dan tinggal selama 55 hari hingga [[Aliansi Delapan Negara]] datang dengan 20.000 tentara untuk memadamkan pemberontakan.<ref name=eva>Eva Jane Price. ''China journal, 1889-1900: an American missionary family during the Boxer Rebellion,'' (1989). ISBN 0-684-19851-8; see Susanna Ashton, "Compound Walls: Eva Jane Price's Letters from a Chinese Mission, 1890-1900." ''Frontiers'' 1996 17(3): 80-94. Issn: 0160-9009 Fulltext: in Jstor</ref> Setelah kegagalan pemberontakan, pemerintah Tiongkok menyadari bahwa tidak ada jalan lain kecuali melakukan modernisasi, yang akhirnya mengembangkan agama Katolik di Tiongkok pada tahun-tahun berikutnya. Masyarakat Tiongkok mulai menaruh hormat kepada para Kristen karena pembangunan sekolah-sekolah serta rumah sakit.<ref name="A Comparative Study 2005 pp. 327-369"/> Namun, pengasosiasian [[imperialisme]] barat dengan usaha misionaris tetap memicu kebencian terhadap misi kekristenan di Tiongkok. Semua misi tersebut akhirnya dilarang oleh penguasa komunis yang baru setelah berakhirnya perang Korea pada tahun 1950, dan hingga kini tetap bertahan meskipun dianggap melanggar hukum.
==Gerakan Serikat Petinju==
 
== Catatan Kaki ==
{{reflist}}
 
[[Kategori:SantoOrang dan Santakudus]]
[[Kategori:Beato dan Beata]]
[[en:Martyr Saints of China]]