Ibnu Munzir: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k →‎Pranala luar: minor cosmetic change
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(20 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Officeholder
'''Ibnu Munzir''' ({{lahirmati|[[Jeneponto]]|11|11|1960}}) merupakan seorang [[politikus]] [[Indonesia]] dan anggota [[DPR]].
| honorific-prefix = [[Doktorandus|Drs.]] [[Haji (gelar)|H.]]
| name = {{PAGENAME}}
| honorific-suffix =
| image = File:KPU Ibnu Munzir.jpg
| imagesize = 220px
| alt =
| office = Anggota [[DPR-RI]]<br>Dapil [[Sulawesi Barat]]<br><small> Fraksi Partai Golongan Karya</small>
| term_start = {{start date|2016|1|10}}
| term_end =
| predecessor = [[Enny Anggraeny Anwar]]
| successor =
| term_start2 = {{start date|1997}}
| term_end2 = {{end date|2020}}
| predecessor2 =
| successor2 =
| majority =
| birth_date = {{birth date and age|1960|11|11}}
| birth_place = [[Jeneponto]], [[Sulawesi Selatan]] dan [[Tenggara]]
| death_date =
| death_place =
| nationality = [[Indonesia]]
| spouse =
| party = {{Parpolicon|Golkar}}
| children =
| residence =
| alma_mater = [[Universitas Negeri Makassar|IKIP Makassar]]
| occupation = [[Politikus]]
| religion = [[Islam]]
}}
 
[[Doktorandus|Drs.]] [[Haji (gelar)|H.]] '''Ibnu Munzir''' ({{lahirmati|[[Jeneponto]]|11|11|1960}}) merupakan seorang [[politikus]] [[Indonesia]] dan anggota [[DPR-RI]].
 
== Biografi ==
Drs. H. Ibnu Munzir adalah putra salah seorang ulama besar daridi Makassar, Kyai Haji Bakrie Wahid. Namun,(Bpk berayahKyai seorangDaeng ulamaNaba) besarLahir tidak1960 berartidan Munzirmenjadi tidakanggota bisaDPR memilihRI politikdari sebagaiPartai jalanGOLKAR hidupnyaperiode sendiri, meski tetap dilandasi dasar keagamaan yang kuat. Bergabung dengan partai berlambang beringin, politisi kelahiran Jeneponto,2009-2014 [[Sulawesi SelatanBarat ini maju dalam(daerah pemilihan calon legislatif DPR pada 2004. Saat itu menjadi calon nomor 10 dari Golkar, Munzir meraup 20.290 tiket suara dari )|daerah pemilihan SulselSulawesi IBarat]], ataumencakup sekitarwilayah 2.2Kabupaten persenPolewali totalMandar, suaraKabupaten untukMajene, partainya;Kabuaten jumlahMamasa, tiketKabupaten yangMamuju, tidakKabupaten cukupMamuju untuk berangkatTengah, kedan SenayanKabupaten bagiMamuju MunzirUtara.
 
Ibnu Munzir pernah menjadi anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan|DPRD Provinsi Sulawesi Selatan]] tahun 1992-1997. Mulai duduk di Senayan Jakarta sebagai juru bicara Fraksi Partai GOLKAR di DPR-RI. Pada saat menjadi anggota DPR-RI periode 1999-2004, Ibnu Munzir mengumpulkan tanda tangan perwakilan semua angota Fraksi di DPR-RI kala itu untuk mengusulkan Undang Undang Hak Inisiatif Anggota DPR membentuk Provinsi Sulawesi Barat dan sekaligus menjadi Ketua Pansus Undang Undang tersebut.
Belum ingin menyerah, politisi paruh baya kelahiran 1960 ini mencoba peruntungan kembali pada Pemilu 2009. Kali ini Munzir berhasil memperoleh dukungan 41.949 tiket dari daerah pemilihan Sulawesi Barat, termasuk Kabupaten Mamuju Utara, Mamuju, Mamasa, Polewale Mamasa dan Kabupaten Majene. Tiket sejumlah tersebut sudah cukup kuat mengamankan nomor absen legislasi A-275 bagi Ibnu Munzir untuk duduk di Komisi VI DPR RI yang menangani bidang Perdagangan, Perindustrian, Investasi, Koperasi, UKM, BUMN, dan Standarisasi Nasional.
 
Periode DPR RI 2009-2014, Ibnu Munzir terpilih kembali menjadi anggota DPR-RI dari Dapil Sulawesi Barat. Pada periode inilah, dalam rangka mendorong percepatan pembangunan Provinsi Sulawesi Barat, Ibnu Munzir menjadi pimpinan Pansus dan Ketua Panja Undang Undang Desa yang menjadi dasar Anggaran Dana Desa mencapai 1 Miliar pertahun perdesa seperti saat ini.
Kejujuran dan didikan agama yang kuat dari sang ayah menjadi modal bagi wakil rakyat lulusan IKIP Makassar ini untuk bekerja dan berkarya di Senayan. Alih-alih terlibat korupsi, sebagaimana banyak rekan Dewan dari satu ataupun lain partainya, Ibnu Munzir justru terpilih sebagai salah satu anggota Panitia Khusus yang menangani kasus Bank Century pada 2010 lalu. Berdasar pertimbangan domisili Munzir di Makassar, ia bersama beberapa rekan kerja dalam Pansus tersebut bertugas melacak dan mencari keberadaan Amirudin Rustan.
 
Pernikahan dengan Nuraidah Djamaluddin dua pulu sembilan tahun silam telah membuahkan 2 orang keturunan, mereka adalah Abdul Khalik Iqbal, Fuad Fikri, Nurdiyah Azimah dan Muhammad Rafi Razak.
Dalam kesehariannya bertugas di Senayan, suami Hj. Nuraida Djamaluddin, SH ini juga dipercaya sebagai juru bicara Fraksi Partai Golkar di DPR.
 
Kejujuran dan didikan agama yang kuat dari sang ayah merupakan bekal bagi Ibnu Munzir menapakai kariernya sebagai wakil rakyat, ditengah-tengah gonjang ganjing korupsi. Kita bersyukur sosok Ibnu Munzir mampu menjaga diri dan terus berbuat mempersembahkan yang terbaik untuk Sulawesi Barat.
 
Kini Ibnu Munzir berikhtiar kembali sebagai Calon Gubernur Sulawesi Barat. Ikhtiar ini merupakan bentuk tanggung jawab, karena ia yakin Sulawesi Barat harus dibangun dan masyarakat harus semakin sejahtera.
 
== Pranala luar ==
 
* [http://profil.merdeka.com/indonesia/i/ibnu-munzir/ Profil di Merdeka.com]
 
{{indo-bio-stub}}
 
{{DEFAULTSORT:Munzir, Ibnu}}
[[Kategori:Alumni Universitas Negeri Makassar]]
 
[[Kategori:Tokoh Sulawesi Selatan]]
[[Kategori:Tokoh Sulawesi Barat]]
[[Kategori:Tokoh dari Jeneponto]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:AnggotaPolitikus DPRPartai 2009-2014Golongan Karya]]
[[Kategori:Anggota DPR RI 1997–1999]]
[[Kategori:Anggota DPR RI 1999–2004]]
[[Kategori:Anggota DPR RI 2009–2014]]
[[Kategori:Anggota DPR RI 2014–2019]]
{{indoIndo-biopolitikus-stub}}