#ALIH [[Kabupaten Indramayu#Sejarah]]
{{Pp-vandalism|anti-vandalism}}{{Multiple issues|
{{One source|date=Februari 2022}}
{{Lead missing|date=Januari 2023}}
}}
{{Catatan kaki}}
Pada asal mula penghuni pertama daerah ini adalah bangsa Austronesia<ref name="Gray-et-al2009">{{cite journal | doi = 10.1126/science.1166858 | last1 = Gray | first1 = RD | last2 = Drummond | first2 = AJ | last3 = Greenhill | first3 = SJ | year = 2009 | title = Language Phylogenies Reveal Expansion Pulses and Pauses in Pacific Settlement | journal = Science | volume = 323 | issue = 5913| pages = 479–483 | pmid = 19164742 }}</ref><ref name="Diamond-2000">{{cite journal | doi = 10.1038/35001685 | last1 = Diamond | first1 = JM | year = 2000 | title = Taiwan's gift to the world | journal = Nature | volume = 403 | issue = 6771| pages = 709–710 | pmid = 10693781 }}</ref> yang datang dari [[penduduk asli Taiwan|Taiwan]] atau Yunan sejak periode 2000 SM, sampai 500 SM<ref>{{Cite web|last=|title=mengetahui asal usul lahirnya suku jawa|url=https://www.goodnewsfromindonesia.id/2020/04/07/mengetahui-asal-usul-lahirnya-suku-jawa/|access-date=2020-4-7}}</ref>. Hal itu dapat diketahui melalui Genetika Manusia atau DNA <ref>{{Cite web|last=|title=Pemetaan Genetika Manusia|url=https://web.archive.org/web/20160223131403/http://assets.kompas.com/data/photo/2015/10/12/1113035menyusuri-jejak-leluhur780x390.JPG/|access-date=2016-2-23}}</ref> di Indonesia termasuk daerah Indramayu<ref>{{Cite web|last=|title=Mongoloid Indramayu|url=https://suryamalang.tribunnews.com/2019/10/17/temuan-tengkorak-misterius-di-indramayu-diduga-perempuan-ras-mongoloid-yang-hidup-di-abad-16/|access-date=2019-10-17}}</ref><ref>{{Cite web|last=|title=Austronesia Indramayu|url=https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-4748160/tengkorak-misterius-di-indramayu-diduga-hidup-pada-abad-16/|access-date=2019-10-16}}</ref>.
== Latar belakang ==
[[Bangsa Austronesia]] yang mendiami daerah ini juga sering disebut sebagai penduduk pribumi [[suku jawa]] sebagai suku bangsa di Indonesia yang meliputi wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Utara Kabupaten Karawang, Utara Kabupaten Subang (Jawa Barat), Kabupaten Cilegon dan Kota Serang (Banten)<ref>{{Cite web|last=|title=suku jawa di Indonesia|url=https://www.gramedia.com/literasi/mengenal-asal-usul-dan-adat-istiadat-5-suku-terbesar-di-jawa/|access-date=2021}}</ref>.
Perkembangan awal itu juga yang membentuk [[Yawadwipa|Jawa Dwipa]]<ref>{{Cite web|last=|title=mengetahui asal usul lahirnya suku jawa|url=https://www.goodnewsfromindonesia.id/2020/04/07/mengetahui-asal-usul-lahirnya-suku-jawa/|access-date=2020-4-7}}</ref>. Dalam pengertian Jawa Dwipa atau ''yavadvip(a)'' (''dwipa'' berarti "pulau", dan ''yava'' berarti "jelai" atau juga "biji-bijian"). <ref name="Raffles, Thomas E. 1965. Page 3"/><ref>Cite web|last=|title=Sanskrit origin malaya|url=http://veda.wikidot.com/malay-words-sanskrit-origin Malay Words of Sanskrit Origin/|access-date=}}</ref> maksud dari biji-bijian ini adalah [[jewawut]] (''Setaria italica'') atau [[padi]], keduanya banyak ditemukan di pulau jawa sebelum masuknya pengaruh dari India dan bisa dikatakan, bahwa pulau ini memiliki banyak nama sebelumnya, termasuk kemungkinan berasal dari kata ''jau'' yang berarti "jaúh".<ref name="Raffles, Thomas E. 1965. Page 3">Raffles, Thomas E.: "The History of Java". Oxford University Press, 1965 </ref>. Mengenai hal biji-bijian seperti padi sebagai peradaban jawa dwipa masih bertahan di Indramayu sebagai penghasil biji padi<ref>{{Cite web|last=|title=Pertanian Indramayu|url=https://matapantura.republika.co.id/posts/171699/indramayu-raih-penghargaan-dari-mentan-capai-produksi-padi-tertinggi-di-indonesia/|access-date=2022-8-14}}</ref>.
Di abad ke-1, sampai abad ke-6 atau tahun 671 masehi, penduduk daerah ini mulai membentuk kelompok berdasarkan bahasa mereka seperti [[Bahasa Jawa Banyumasan|Bahasa Ngapak]] yang digunakan oleh masyarakat jawa lama<ref>{{Cite web|last=|title=Jawa Dwipa|url=https://www.rmoljawatengah.id/galuh-purba-kerajaan-tertua-di-jawa-ada-di-purbalingga-ini-jawabannya/|access-date=2022-3-28}}</ref> yang meliputi [[Indramayu]], [[Cirebon]], [[Brebes]], [[Tegal]], [[Pemalang]], [[Bumiayu]], [[Banyumas]], [[Cilacap]], [[Purbalingga]], [[Banjarnegara]], [[Kebumen]], [[Kedu]], [[Kulonprogo]] dan [[Purwodadi]] termasuk juga penggunaan bahasa jawa ngapak pada wilayah tersebut<ref>{{Cite web|last=|title=Bahasa Jawa Ngapak|url=https://m.merdeka.com/histori/menguak-jejak-kerajaan-galuh-purba-di-tanah-jawa.html/|access-date=
2021-11-24}}</ref>.
[[Berkas:Srivijaya Empire id.svg|thumb|Wilayah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya]]
Berawal dari [[Kerajaan Sriwijaya]] tahun 671 sampai tahun 1274 yang menduduki hampir seluruh pulau jawa<ref>{{Cite web|last=|title=Wilayah Kekuasaan Sriwijaya|url=https://amp.kompas.com/stori/read/2021/04/09/114212579/wilayah-kekuasaan-kerajaan-sriwijaya/|access-date=2021-4-9}}</ref>. Di Indramayu terdapat peninggalan Kerajaan Sriwijaya berupa candi buddha yang kuat dengan peradaban Sriwijaya<ref>{{Cite web|last=|title=Arkeologi Universitas Indonesia|url=https://jabar.tribunnews.com/2022/05/16/guru-besar-arkeologi-uidatangi-lokasi-candi-sambimaya-di-indramayu-ini-katanya/|access-date=2022-5-16}}</ref><ref>{{Cite web|last=|title=Candi Sambimaya Indramayu|url=https://m.merdeka.com/jabar/4-fakta-penemuan-struktur-candi-di-indramayu-diduga-pengaruh-kerajaan-sriwijaya.html/|access-date=2020-12-8}}</ref> dan bisa dikatakan pengaruh Sriwijaya dalam bahasa melayu sebagai bahasa umum yang digunakan untuk pasar komoditas nusantara saat itu.
[[Berkas:Singhasari Kingdom map.jpg|thumb|Kekuasaan Pamalayu Kerajaan Singhasari]]
Pada tahun 1274, [[Kerajaan Singhasari]] memperluas wilayah kekuasannya pada era Kertanagara meliputi [[Bali]], [[Jawa Barat]] atau Pulau Jawa, sebagian [[Kalimantan]], bahkan sebagian [[Sumatra]] hingga kawasan [[Selat Malaka]]<ref>{{Cite web|last=|title=Kekuasaan Singhasari|url=https://www.gramedia.com/literasi/sejarah-kerajaan-singhasari/|access-date=2021}}</ref><ref>{{Cite web|last=|title=Kerajaan Singhasari|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/21/123313679/kerajaan-singasari-letak-silsilah-kehidupan-sosial-dan-peninggalan/|access-date=2021-5-21}}</ref>.
[[Kerajaan Singhasari]] mulai digantikan oleh [[Kerajaan Majapahit]], yang mana wilayah kekuasaan Singhasari di nusantara menjadi kekuasaan Majapahit abad ke 13 masehi. Pada tahun 1351 masehi Prabu Hayam Wuruk membagi wilayah kekuasaannya menjadi 11 administratif kerajaan bawahan atau vasal yakni:<ref>{{Cite web|last=|title=Kerajaan vasal Majapahit.net|url=https://idsejarah.net/|access-date=2020-2-12}}</ref>.
* Kerajaan Daha.
* Kerajaan Wengker.
* Kerajaan Matahun.
* Kerajaan Lasem.
* Kerajaan Pajang.
* Kerajaan Paguhan.
* Kerajaan Kahuripan.
* Kerajaan Singhasari.
* Kerajaan Mataram.
* Kerajaan Wirabhumi.
* Kerajaan Pawanukan.
Raja pertama di Kerajaan Pawanukan atau Manukan adalah Putri Swardhani sebagai Cakraningrat<ref>{{Cite web|last=|title=Cakraningrat IV|url=https://silsilahsembilangan.blogspot.com/2016/?m=1/|access-date=2016-10-16}}</ref> yang menjabat sejak tahun 1351 sampai tahun 1367<ref>{{Cite web|last=|title=Kerajaan-kerajaan vasal Majapahit|url=https://sinergipapers.com/|access-date=2022-23-8}}</ref>, setelahnya tahun 1367 sampai tahun 1394 kerajaan ini pimpimpin oleh Raden Bagus Gentong sebagai Bhatara Pawanukan II<ref>{{Cite web|last=|title=Legenda Muntur Losarang|url=https://www.indramayutradisi.com/2016/12/legenda-desa-muntur-losarang.html?m=1/|access-date=2016-12-9}}</ref>.
Pada tahun 1392 sampai tahun 1424, Raden Anling Darma juga sempat menjadi Raja Manukan III dan diganti oleh Raden Aria Damar yang menjabat dari tahun 1424 sampai 1447, setelahnya kepemerintahan Dermayu (nama lama Indramayu) dibentuk setelah Kerajaan Majapahit mengalami keruntuhan<ref>{{Cite web|last=|title=Naskah Kuno Indramayu|url=https://lektur.kemenag.go.id/manuskrip/web/koleksi-detail/lkk-cirebon2015-trk05a.html#ad-image-0/|access-date=2015}}</ref>.
Beberapa peninggalan [[Kerajaan Majapahit]] di Indramayu masih dapat di temukan<ref>{{Cite web|last=|title=peninggalan Majapahit di Indramayu|url=https://kerisnews.com/2018/06/11/surya-majapahit-situs-makam-selawe-darmayu/|access-date=2018-6-11}}</ref><ref>{{Cite web|last=|title=Peninggalan Majapahit di Indramayu|url=https://www.detik.com/jabar/budaya/d-6376793/8-jenis-perahu-tradisional-indramayu-ciri-bentuk-dan-fungsinya/2/|access-date=2022}}</ref>.
==Catatan sejarah==
Berdirinya pedukuhan Darma Ayu memang tidak jelas tanggal dan tahunnya namun berdasarkan fakta sejarah Tim Peneliti menyimpulkan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada jum’at kliwon, 1 sura 1449 atau 1 Muharam 934 H yang bertepatan dengan tanggal [[7 Oktober]] [[1527]].<ref name="suara"/><ref name="jurnalP"/>
=== Babad Dermayu ===
{{pindah-iw|wikisource}}
Menurut Babad Dermayu penghuni partama daerah [[Indramayu]] adalah Raden Aria Wiralodra yang berasal dari Bagelen [[Jawa Tengah]] putra Tumenggung Gagak Singalodra yang gemar melatih diri olah kanuragan, tirakat dan bertapa.
Suatu saat Raden Wiralodra tapa brata dan semedi di perbukitan melaya di kaki gunung sumbing, setelah melampau masa tiga tahun ia mendapat wangsit “Hai wiralodra apabila engkau ingin berbahagia berketurunan di kemudian hari carilah lembah [[Sungai Cimanuk]]. Manakala telah tiba disana berhentilah dan tebanglah belukar secukupnya untuk mendirikan pedukuhan dan menetaplah disana, kelak tempat itu akan menjadi subur makmur serta tujuh turunanmu akan memerintan disana”.
Dengan didampingi Ki Tinggil dan berbekal senjata Cakra Undaksana berangkatlah mereka ke arah barat untuk mencari [[Sungai Cimanuk]]. Suatu senja sampailah mereka di sebuah sungai, Wiralodra mengira sungai itu adalah Cimanuk maka bermalamlah disitu dan ketika pagi hari bangun mereka melihat ada orang tua yang menegur dan menanyakan tujuan mereka. Wiralodra menjelaskan apa maksud dan tujuan perjalanan mereka, tetapi orang tua itu berkata bahwa sungai tersebut bukan cimanuk karna cimanuk telah terlewat dan mereka harus balik lagi ke arah timur laut. Setelah barkata demikian orang tarsebut lenyap dan orang tua itu menurut riwayat adalah Ki Buyut Sidum, Kidang Penanjung dari Pajajaran. Ki Sidum adalah seorang panakawan tumenggung [[Sri Baduga Maharaja|Sri Baduga]] yang hidup antara tahun [[1474]] – [[1513]].
Kemudian Raden Wiralodra dan Ki Tinggil melanjutkan perjalanan menuju timur laut dan setelah berhari-hari berjalan mereka melihat sungai besar, Wiralodra berharap sungai tersebut adalah [[Ci Manuk|Cimanuk]] , tiba-tiba dia melihat kebun yang indah namun pemilik kebun tersebut sangat congkak hingga Wiralodra tak kuasa mengendalikan emosinya ketika ia hendak membanting pemilik kebun itu, orang itu lenyap hanya ada suara “Hai cucuku Wiralodra ketahuilah bahwa hamba adalah Ki Sidum dan sungai ini adalah [[Sungai Cipunegara]], sekarang teruskanlah perjalanan kearah timur, manakala menjumpai seekor Kijang bermata berlian ikutilah dimana Kijang itu lenyap maka itulah [[sungai Cimanuk]] yang tuan cari.”. Ki Sidum adalah seorang ulama besar dari Ligung Majalengka yang pulang berkelana dari Banten untuk pulang ke Ligung Majalengka kemudian bertemu dengan Raden Arya Wiralodra. dan Makom dan petilasannya ada di Desa Bantarwaru Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka.
Saat mereka melanjutkan perjalanan bertemulah dengan seorang wanita bernama Dewi Larawana yang memaksa untuk di persunting Wiralodra namun Wiralodra menolaknya hingga membuat gadis itu marah dan menyerangnya. Wiralodra mengelurkan Cakranya kearah Larawana, gadis itupun lenyap barsamaan dengan munculnya seekor Kijang. Wiralodra segera mengejar Kijang itu yang lari kearah timur, ketika Kijang itu lenyap tampaklah sebuah sungai besar. Karena kelelahan Wiralidra tertidur dan bermimpi bertemu Ki Sidum , dalam mimpinya itu Ki Sidum berkata bahwa inilah hutan Cimanuk yang kelak akan menjadi tempat bermukim.
Setelah ada kepastian lewat mimpinya Wiralodra dan Ki Tinggil membuat gubug dan membuka ladang, mereka menetap di sebelah barat ujung [[sungai Cimanuk]]. Pedukuhan Cimanuk makin hari makin banyak penghuninya. diantaranya seorang wanita cantik paripurna bernama Nyi Endang Darma. Karena kemahiran Nyi Endang dalam ilmu kanuragan telah mengundang Pangeran Guru dari [[Palembang]] yang datang ke lembah Cimanuk bersama 24 muridnya untuk menantang Nyi Endang Darma namun semua tewas dan dikuburkan di suatu tempat yang sekarang terkenal dengan “Makam Selawe”.
Untuk menyaksikan langsung kehebatan Nyi Endang Darma, Raden Wiralodra mengajak adu kesaktian dengan Nyi Endang Darma namun Nyi Endang Darma kewalahan menghadapi serangan Wiralodra maka dia meloncat terjun ke dalam [[Sungai Cimanuk]] dan mengakui kekalahannya. Wiralodra mengajak pulang Nyi Endang Darma untuk bersama-sama melanjutkan pembangunan pedukuhan namun Nyi Endang Darma tidak mau dan hanya berpesan, “Jika kelak tuan hendak memberi nama pedukuhan ini maka namakanlah dengan nama hamba, kiranya permohonan hamba ini tidak berlebihan karena hamba ikut andil dalam usaha membangun daerah ini”.
Untuk mengenang jasa orang yang telah ikut membangun pedukuhannya maka pedukuhan itu dinamakan “Darma Ayu” yang di kemudian hari menjadi “Indramayu”.<ref name="suara">{{cite web|url=https://asumsirakyat.id/endang-darma-ayu-dan-ki-tinggil-pendiri-indramayu|date=Sabtu, 26 Maret 2022|title=Endang Darma Ayu Dan Ki Tinggil Pendiri Indramayu|language=id|access-date=2 Januari 2023|website=asumsirakyat.id}}</ref>
== Kependudukan Indramayu ==
Mayoritas penduduk Indramayu adalah [[suku jawa|orang jawa]], dengan ethnis [[Tionghoa-Indonesia|tionghoa dermayu]] yang populasinya ikut berkembang dengan signifikan<ref>{{Cite web|last=|title=Kedatangan Tionghoa|url=https://timesindonesia.co.id/amp/peristiwa-daerah/327478/cerita-awal-mula-kedatangan-bangsa-tionghoa-di-cirebon-dan-indramayu/|access-date=2021-2-12}}</ref>.
Beberapa ethnis lainnya juga dapat ditemukan di daerah ini yaitu [[Suku Bugis|orang bugis]] yang sudah ada sejak lama <ref>{{Cite web|last=|title=Suku Bugis Indramayu|url=https://asumsirakyat.id/sejarah-desa-di-kecamatan-anjatan/|access-data=2022-3-26}}</ref>, kemudian [[Suku Melayu|orang melayu dan betawi]] migrasi dari Bekasi, [[Suku Sunda|orang sunda]] migrasi dari tegalkalong Sumedang <ref>{{Cite web|last=|title=migrasi Tegalkalong|url=https://jabar.tribunnews.com/2021/04/26/ini-masjid-tertua-di-sumedang-ada-cerita-tragedi-berdarah-saat-idul-fitri-tahun-1678/|access-date=2021-4-26}}</ref>, Tasikmalaya dan Bandung sejak jaman pengungsian <ref>{Cite web|last=|title=pengungsian suku sunda|url=https://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/pr-013380111/jawa-barat-zaman-mengungsi-migrasi-warga-kala-pemberontakan-ditii-dan-bandung-lautan-api?_gl=1%2Aj15uy6%2A_ga%2AclgwTkhpVGpVdk9aUmxzUk1KNm8tM2VScVFrVU1UNGdtck1nNHI3RnBoQ0g5RDVvdFF2bWdiT1ZGYVVudkNaaw..&page=4/|access-date=2022-1-3}}</ref><ref>{{Cite web|last=|title=Perjanjian Renville dan migrasi militer|url=https://www.ruangguru.com/blog/kerugian-indonesia-pada-perjanjian-renville/|access-date=2017-10-5}}</ref>, [[Suku Madura|orang madura]] yang bermigrasi sebagai pembuka usaha kecil, selain itu dari [[Cirebon]], [[Tegal]], [[Pemalang]], [[Pekalongan]] dan [[Minangkabau]].
Sebagai daerah di pesisir utara, Indramayu dikenal sebagai daerah agraria dan maritim melalui potensi alam, selain itu pelabuhan dan jalan raya pantura menjadi pusat perekonomian sebagai daerah pasar yang ramai menjual beberapa komoditas, maka dengan demikian berbagai penduduk dari luar daerah melakukan perpindahan penduduk ke daerah ini.
Pada penduduk Indramayu memiliki keagamaan mayoritas Islam, beberapa agama minoritas yaitu Kristen, Kejawen, Hindu, dan Khonghucu.
=== Sumber lain ===
Cerita pedukuhan Darma Ayu adalah salah satu catatan sejarah daerah Indramayu namun ada beberapa catatan lainnya yang juga berkaitan dengan proses pertumbuhan daerah Indramayu antara lain:
* Berita yang bersumber pada Babad [[Cirebon]] bahwa seorang saudagar China beragama islam bernama Ki Dampu Awang datang ke [[Cirebon]] pada tahun [[1415]]. Ki Dampu Awang sampai di desa Junti dan hendak melamar Nyi Gedeng Junti namun ditolak oleh Ki Gedeng Junti, disini dapat disimpulkan bahwa [[Juntikebon, Juntinyuat, Indramayu|Desa Junti]] sudah ada sejak tahun 1415.<ref>Babad Cirebon (Lihat [[#Daftar pustaka]])</ref>
* Catatan dalam buku [[Cerita Purwaka Caruban Nagari|Purwaka Caruban Nagari]] mengenai adanya [[Babadan, Sindang, Indramayu|Desa Babadan]],dimana pada tahun [[1417]] M Sunan Gunung Jati pernah datang ke Desa Babadan untuk mengislamkan Ki Gede Babadan bahkan menikah dengan puteri Ki Gede Babadan.<ref>{{Cite web|date=2011-12-07|title=Cerita Purwaka Caruban Nagari|url=http://cirebonme.blogspot.com/2008/10/cerita-purwaka-caruban-nagari.html|website=Cirebon Me|access-date=2015-01-16}}</ref>
* Di tengah kota [[Indramayu]] ada sebuah desa yang bernama [[Lemahabang, Indramayu, Indramayu|Desa Lemahabang]], nama itu ada kaitannya dengan nama salah seorang Wali Songo Syeikh Siti Jenar yang dikenal dengan nama Syeikh Lemah Abang, mungkin dimasa hidupnya ([[1450]] – [[1406]]) Syeikh Lemah Abang pernah tinggal di desa tersebut atau setidak-tidaknya dikunjungi olehnya untuk mengajarkan agama islam.
Setelah bangsa Portugis pada tahun [[1511]] menguasai Malaka antara [[1513]]-[[1515]] pemerintah Portugis mengirimkan Tom Pires ke Jawa . Dalam catatan harian Tom Pires terdapat data- data bahwa:<ref name="Kompas">{{cite web|url=https://www.kompas.com/skola/read/2020/06/10/133000169/teori-penyebaran-islam-menurut-tome-pires?page=all|website=Kompas|title=Teori Penyebaran Islam Menurut Tome Pires|date=10 Juni 2020|access-date=2 Januari 2022|language=id}}</ref>
* Tahun 1513-1515 pedukuhan Dermayu sudah ada bahkan sudah mempunyai pelabuhan bernama Daramayo <ref>{{Cite web|last=|title=Jalur Rempah oleh Tome Pires|url=https://jalurrempah.kemdikbud.go.id/artikel/demak-salah-satu-kota-terkaya-di-pesisir-utara-jawa/|access-date=}}</ref>.
* Pedukuhan Cimanuk ada dalam wilayah kerajaan sunda (Pajajaran), yang dimaksud Tome Pires adalah Cipunagara Pamanukan (Ci Manuk) di Subang, karena jelas Tome Pires mencatat nama pelabuhan Daramayo (Dermayu Indramayu).
Melihat bukti-bukti atau sumber di atas diperkirakan pada akhir abad XVI M daerah Indramayu sekarang atau sebagian dari padanya sudah dihuni manusia.<ref name="jurnalP">{{Cite web |url=http://portal.indramayukab.go.id/sejarah-indramayu/ |title=Sejarah Kabupaten Indramayu |access-date=2020-07-20 |archive-date=2020-07-20 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200720162922/http://portal.indramayukab.go.id/sejarah-indramayu/ |dead-url=yes }}</ref>
== Referensi ==
{{reflist}}
==Daftar pustaka==
* Buku Sejarah Indramayu (cetakan ke 2) terbitan pemerintah Kabupaten DT II Indramayu
* {{cite book|title=Babad Dermayu|author=Tidak diketahui|url=https://luk.staff.ugm.ac.id/itd/Jawa/babad/2019PNRIBP-BabadDermayu.pdf&ved=2ahUKEwi_39y5lqj8AhWJ0XMBHQ1JA4gQFnoECFoQAQ&usg=AOvVaw3vPfMmr5h40_yRs1Up6f4A|volume=170 halaman}}
* {{cite book|title=Babad Cirebon|url=http://192.168.0.143/inlisnew/KatalogAdd.aspx?edit=1&id=106808|author=Tidak diketahui|publisher= [s.n] : [s.l], [s.a]|volume=No. barcode: 00001940623. No. Panggil: BR 107. 161 hlm.}}
[[Kategori:Sejarah Indonesia]]
|