Pekalongan, Winong, Pati: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
(25 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 8:
|kode pos =59181
|nama pemimpin =Ukhwatur Roi, S.Pd.I.
[[Berkas:Roi.jpg|
|luas =198,970 Ha
|penduduk =2.
}}
'''Desa Pekalongan''' merupakan salah satu dari 30 desa di
[[Winong,
[[Kabupaten Pati]] [[Jawa Tengah|Provinsi Jawa Tengah]], yang berlokasi di sebelah tenggara dari pusat Kota [[Kabupaten Pati]] dengan jarak tempuh kurang lebih 17 Km.
'''Desa Pekalongan''' tidak ada hubungannya dengan [[Kabupaten Pekalongan]] atau [[Kota Pekalongan]]. Secara kebetulan saja namanya yang sama, tetapi mempunyai sejarah yang berbeda- beda.
== Sejarah ==
Menurut cerita yang turun-temurun, orang pertama yang membuka '''Desa Pekalongan''' adalah '''Ki Ageng Rante Kencono Wulung''', yang biasa disebut Mbah Rante. Semua tokoh di desa ini sepakat mengenai peranan Mbah Rante tersebut sehingga ia dijuluki ''waliyyul qoryah'' (walinya desa). Karena itu, nama Mbah Rante selalu disebut oleh warga desa ini saat memanjatkan doa hajatan (selamatan). Dan, haulnya selalu diperingati setiap tahun. Salah satu kegiatan haul yang sering dilaksanakan adalah kirab budaya Jawa.<ref>[http://www.pasfmpati.com/radio/index.php/2268-masyarakat-desa-pekalongan-sedekah-bumi-gelar-kirab-budaya pasfmpati.com, 18 September 2015], diakses pada 28 Januari 2017</ref>
[[Berkas:Makam_Mbah_rante_Kencono_Wulung.jpg|
Hanya saja, para tokoh desa tidak satu suara mengenai pertanyaan, apakah Mbah Rante mempunyai keturunan. Sebagian berpendapat bahwa nenek moyang warga desa ini adalah Mbah Rante, sementara sebagian yang lain berpendapat bahwa Mbah Rante tidak mempunyai keturunan.
Bagi yang berpendapat mempunyai keturunan, diyakini Mbah Rante mempunyai 4 (empat) anak, yaitu Lambu, Sastro Leksono, Sayyidin dan Sakidin. Keempat orang inilah yang menurunkan generasi hingga sekarang.<ref>H. Sjahruman Djauhar, ''“Buku Keluarga Yunus Brawidjaja Desa Pekalongan Winong Pati Tahun 1835-2002”'', tidak diterbitkan, 2003</ref> Sedangkan bagi yang berpendapat tidak mempunyai keturunan, maka ayah dari Lambu, Sastro Leksono, Sayyidin dan Sakidin bukan Mbah Rante, tetapi orang lain. Namun sampai saat ini belum ada penelitian yang menemukan siapa orang lain itu.
Masih menurut cerita yang beredar dari mulut ke mulut, bahwa dulu Mbah Rante selalu menggunakan kalung. Karena kalung itu, wilayah tempat tinggalnya dinamakan '''Desa Pekalongan'''.
== Geografi ==
'''Desa Pekalongan''' terletak di posisi yang sangat strategis, yaitu di jantung Kecamatan Winong. Letaknya berdekatan dengan pusat Pemerintahan [[Winong,
Desa-desa yang berbatasan dengan '''Desa Pekalongan''' adalah sebagai berikut:
* Sebelah Utara
* Sebelah Timur
* Sebelah Selatan
* Sebelah Barat
Luas wilayah 198,970 Ha yang dimiliki '''Desa Pekalongan''', terbagi menjagi kawasan hunian seluas 61,340 Ha, lahan pertanian 134,630 Ha, lapangan olahraga 1 Ha, kuburan 1 Ha, dan lahan lainnya 3 Ha.<ref name="ReferenceA">Pemerintah Desa Pekalongan Kecamatan Winong Kabupaten Pati, ''“Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Tahun 2015”'', tidak diterbitkan, 2015</ref>
== Silsilah ==
Di atas telah disebutkan, bahwa 4 (empat) orang yang menjadi leluhur atau sesepuh dari warga '''Desa Pekalongan''' adalah Lambu, Sastro Leksono, Sayyidin dan Sakidin. Hampir semua warga '''Desa Pekalongan''' keturunan dari empat bersaudara itu.
Sejarawan Desa Pekalongan, H. Sjahruman Djauhar, telah menulis silsilah warga desa ini dalam buku berjudul ''“Buku Keluarga Yunus Brawidjaja Desa Pekalongan Winong Pati Tahun 1835-2002”''. Berikut ini kutipan garis besarnya:
{| border="1" class="wikitable"
|- style="background-color:#cfc;"
||'''Generasi I'''||'''Generasi II'''||'''Generasi III'''
|-
||Lambu||Setronyono||Ruminah
|-
||-||-||Kaminten
|-
||-||-||Sakinah
|-
||-||-||Khotijah
|-
||-||Zainal Abidin||Sulaiman
|-
||-||-||Ismail
|-
||-||-||Siyam
|-
||-||-||Radimah
|-
||-||Hasan Mujarrod||Syamsuri
|-
||-||-||Marzuki
|-
||-||-||Yusuf
|-
||-||-||Shofwan
|-
||-||-||Sarisih
|-
||-||-||Rupiah
|-
||-||-||Maryam
|-
||-||-||Bajuri
|-
||-||Musthofa||Rusban
|-
||-||-||Rabiyah
|-
||-||-||Mualip
|-
||-||-||Maimunah
|-
||-||Tawi||Sarkam
|-
||-||-||Sujak
|-
||-||-||Amini
|-
||-||-||Wainah
|-
||-||-||Painah
|-
||-||-||Khotijah
|-
||Sastro Leksono||Dunak||Ali
|-
||-||-||Sukirah
|-
||-||Dunuk||Asral
|-
||-||-||Aspari
|-
||-||-||Asrun
|-
||-||-||Asy’ari
|-
||-||Umar||Legiman
|-
||-||-||Suwalip
|-
||-||-||Senen
|-
||-||Tahir||Idris
|-
||-||Asih||Muhammad
|-
||-||-||Ja’far
|-
||-||-||Umar
|-
||-||-||Suhari
|-
||-||Esri||Aspiyah
|-
||-||-||Jupri
|-
||-||-||Jami
|-
||-||-||Asminah
|-
||-||-||Ridwan
|-
||-||-||Asmirah
|-
||-||Ismail||Rukmi
|-
||-||-||Sukeni
|-
||-||-||Sudirman
|-
||-||-||Rukawi
|-
||-||-||Ruslin
|-
||-||-||Pinah
|-
||Sayyidin||Tirto Senawi||Pidarni
|-
||-||Ngapiyah||Janamin
|-
||-||-||Ruminah
|-
||-||-||Sukar Paini
|-
||-||-||Asnawi
|-
||-||-||Siti Imamah
|-
||Sakidin||Aspiyah||Raminah
|-
||-||-||Sarinah
|-
||-||-||Nurwi
|-
||-||-||Zarkasyi
|-
||-||-||Kalimah
|-
||-||Yahya||Asro
|-
||-||-||Rasiyah
|-
||-||-||Aminah
|-
||-||-||Indasah
|-
||-||Sukimah||Suirman
|-
||-||-||Juremi
|-
||-||-||Juminah
|}
</onlyinclude>
Selain keturunan empat bersaudara itu, masih ada keluarga besar lainnya yang tinggal di Desa Pekalongan. Antara lain, keluarga Yahya yang berasal dari Dukuh Panggang Desa Kepohkencono Kecamatan Pucakwangi. Berikut ini silsilahnya:
{| border="1" class="wikitable"
|- style="background-color:#cfc;"
||'''Generasi I'''||'''Generasi II'''||'''Generasi III'''
|-
||Yahya||Idris||-
|-
||-||Siraj||Sumi
|-
||-||-||Syafi’i
|-
||-||-||Dimyati
|-
||-||-||Rochmatullah
|-
||-||Hasan Irsyad||Munasih
|-
||-||-||Barinten
|-
||-||-||Hasan Muhadi
|-
||-||-||Sirat
|-
||-||-||Kuminah
|-
||-||-||Darsih
|-
||-||Madamin||Sukarni
|-
||-||-||Sumi
|-
||-||-||Shofwan
|-
||-||-||Imam Masatip
|-
||-||-||Asih
|-
||-||-||Sarbani
|}
</onlyinclude>
== Pemerintahan ==
Tidak diketahui secara tepat kapan pemerintahan '''Desa Pekalongan''' mulai beroperasi. Yang diketahui, bahwa Desa Pekalongan sudah mempunyai 6 (enam) kepala desa. Secara berurutan adalah Sapawi (Abdul Wahab), Abu Thoyib, Samari, Madpur, Ahmad Fahroni dan Ukhwatur Roi, S.Pd.I.
Adapun aparat Desa Pekalongan saat ini adalah sebagai berikut:
Baris 43 ⟶ 237:
||Kepala Desa||Ukhwatur Roi, S.Pd.I.
|-
||Sekretaris Desa||
|-
||Kaur Keuangan ||
|-
||Kaur Administrasi/Umum||
|-
|Kaur Perencanaan
| -
|-
||Kasi Kesejahteraan Rakyat||Ah. Basith
Baris 56 ⟶ 251:
|-
||Kasi Pembangunan||Sabari
|-
||Perangkat Desa Lainnya||Rizaldi Ardiawan
|}
</onlyinclude>
Baris 62 ⟶ 259:
|- style="background-color:#cfc;"
||'''No.'''||'''Nama'''
|'''Jabatan'''
|-
||1.||
|Ketua
|-
||
|Wakil Ketua
|-
||3.||
|Sekretaris
|-
||2.||Teguh Adi Dwi Briantono
|Anggota
|-
||5.||
|Anggota
|-
||6.||
|Anggota
|-
||7.||
|Anggota
|-
|}
Baris 88 ⟶ 289:
||'''Ketua RT / RW'''||'''Nama'''
|-
||Ketua RW 01||
|-
||Ketua RT 01 RW 01||
|-
||Ketua RT 02 RW 01||H. Dhofir Maqoshid, S.Ag., M.Pd.I.
|-
||Ketua RT 03 RW 01||
|-
||Ketua RT 04 RW 01||
|-
||Ketua RT 05 RW 01||
|-
||Ketua RT 06 RW 01||Nur
|-
||Ketua RT 07 RW 01||Sufaat
|-
||Ketua RW 02||
|-
||Ketua RT 01 RW 02||
|-
||Ketua RT 02 RW 02||
|-
||Ketua RT 03 RW 02||
|-
||Ketua RT 04 RW 02||Nurul Huda
Baris 122 ⟶ 323:
|}
</onlyinclude>
== Kependudukan ==
Menurut data statistik tahun 2014, jumlah penduduk '''Desa Pekalongan''' mencapai 2.854 jiwa. Yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 1.442 jiwa (50,53 %) dan yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 1.412 jiwa (49,47 %).<ref name="ReferenceA"/>
Berikut ini data berdasarkan mata pencarian:<ref name="ReferenceA"/>
{| border="1" class="wikitable"
|- style="background-color:#cfc;"
||'''No||'''Jenis Mata Pencaharian'''||'''Jumlah||'''Prosentase
|-
||1||Belum/Tidak Bekerja||645||22,60
|-
||2||Pelajar/Mahasiswa||536||18,78
|-
||3||Wiraswasta||398||13,95
|-
||4||Karyawan Swasta||99||3,47
|-
||5||Petani/Pekebun||260||9,11
|-
||6||Mengurus Rumah Tangga||265||9,29
|-
||7||Guru||69||2,42
|-
||8||PNS||67||2,35
|-
||9||Buruh Tani||81||2,84
|-
||10||Buruh Harian Lepas||88||3,08
|-
||11||Pedagang||148||5,19
|-
||12||Lain-lain||198||6,92
|-
||||Total||2.854||100
|}
</onlyinclude>
=== Pendidikan ===
'''Desa Pekalongan''' terkenal dengan warganya yang terpelajar. Walaupun untuk hidup sehari-hari saja warganya masih ada yang serba kekurangan,
Semangat belajar di desa ini dipengaruhi oleh beberapa faktor:
* Kuatnya pengaruh yang ditanamkan para pendahulu untuk selalu belajar
Secara formal, pada tahun 1930 telah berdiri lembaga pendidikan di '''Desa Pekalongan''', yaitu Matholi’ul Falah (di kemudian hari berubah nama menjadi [[Tarbiyatul Banin]]) yang didirikan oleh KH. Munji dan KH. Mahfudz Salam (ayahanda [[Sahal Mahfudz|KH. Sahal Mahfudz]]) dari Kajen. Pada masa awal, banyak guru dari Kajen dikirim untuk mengajar di '''Desa Pekalongan''', seperti KH. Sanaji dan KH. Ahmad Fahrurrozi.<ref>H. Sjahruman Djauhar, ''“Mengenal, Mengenang dan Memproduksikan Madrasah Tarbiyatul Banin”'', tidak diterbitkan, 2001</ref> Guru-guru itulah yang menanamkan semangat belajar kepada para pemuda kala itu, sehingga menular ke generasi sekarang.
* Adanya lembaga pendidikan yang jumlahnya cukup banyak untuk skala desa
Ada 2 sekolah tingkat dasar, 2 sekolah tingkat menengah pertama dan 3 sekolah menengah tingkat atas. Tidak ada alasan bagi anak-anak '''Desa Pekalongan''' untuk tidak belajar, karena sekolah ada di depan mata. Sekurang-kurangnya mereka bisa menikmati pendidikan sampai tingkat SLTA.
Walaupun sekolah yang ada di '''Desa Pekalongan''' kebanyakan sekolah agama,
Hingga saat ini, sudah ada 3 (tiga) putra kelahiran '''Desa Pekalongan''' yang meraih gelar tertinggi di bidang akademik, yaitu doktor (S-3). Bahkan satu dari tiga itu juga meraih professor. Mereka adalah Prof. DR. Imam Asrori, M.Pd. (guru besar [[Universitas Negeri Malang]]), DR. Munjahid, M.Ag. (dosen [[Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta]]) dan DR. A. Zaenurrosyid, MA. (dosen [[Institut Pesantren Mathali’ul Falah|Institut Pesantren Mathali’ul Falah Kajen]]).
=== Keagamaan ===
Selain layak dijuluki “Desa Pendidikan”, '''Desa Pekalongan''' ini juga layak menyandang predikat “Desa Agamis”. Hal itu, karena kultur yang terbentuk menunjukkan semangat keberagamaannya yang kental. Misalnya, dari pagi anak-anak berangkat ke sekolah, lalu sore hari mereka berangkat ke [[Taman Pendidikan Al-
Banyak
Banyak pula ditemukan penghafal Al-Quran di '''Desa Pekalongan'''. Mereka adalah K. Hamid Manan, Drs. KH. Abdul Kafi, M.Ag. (sekarang kepala KUA [[Winong, Pati|Kecamatan Winong]]), DR. Munjahid, M.Ag. (sekarang pindah ke [[Yogyakarta]]), Hanifah Rofi’i, Khadrowi, Ahmad Muslih, Musta’in Yasir, Hendri Marwan Anas, Amirotus Saidah, Sikhoh Nur Mukhsin, Mahmudah Arfat, Fariha Izzulmuna Hamid, Lutfiana dan Yun Nafe’.
=== Kepemudaan ===
Para pemuda '''Desa Pekalongan''' tergolong sangat aktif berorganisasi. Sejak tahun 1985, mereka telah mengenal organisasi karang taruna yang untuk pertama kalinya dipimpin oleh
Begitu aktifnya berorganisasi, beberapa anggota IRMADA pernah terpilih untuk mengikuti pertukaran pemuda ke provinsi lain. Tahun 1996, Amirul Arifin, Nur Halim, Sholeh dan Supaat berangkat ke [[Ambon]] dan tinggal di sana selama 6 bulan. Tahun berikutnya, 1997, Ibnu Salim Muslih dan Wahono Al-Muis berangkat ke [[Banjarmasin]]. Kegiatan itu bertujuan untuk mengenalkan budaya masyarakat dan sumber daya alam di wilayah provinsi lain, sehingga pemuda di satu provinsi juga mengetahui kondisi di tempat lain, yang sama-sama wilayah [[Indonesia|Negara Kesatuan Republik Indonesia]].
=== Olah Raga ===
Kebiasaan bermain sepak bola itu memudahkan Tim sepak bola '''Desa Pekalongan''' yang bernama Putra Kencana untuk mencari bibit-bibit unggul. Dari generasi ke generasi selalu ditemukan pemain-pemain handal. Berulang kali Putra Kencana menorehkan sejarah sebagai juara turnamen di tingkat [[Winong, Pati|Kecamatan Winong]]. Di antara pemain legendarisnya adalah Halimi, Imas, Dwi, Tiyo, Abdullah, Anshori, Sugiyono, Sugiarto, Budi Hartono, Umang, Sanusi, Suhari Jajuk dan Jundan Humaidillah.
Selain sepak bola, olahraga lainnya yang dibanggakan di '''Desa Pekalongan''' adalah bola voli. Salah satu pemain andalannya adalah Putut. Pukulan smash-nya membuat penonton berdecak kagum.
=== Kesenian ===
Kesenian termasuk bidang yang mendapat perhatian warga '''Desa Pekalongan'''. Tercatat pernah terbentuk beberapa grup seni budaya di desa ini, baik yang sampai sekarang masih aktif maupun telah bubar. Di antaranya sebagai berikut:
* Tarian Rodat
Tarian tradisional yang dimainkan oleh para remaja ini mencapai puncak kejayaannya pada tahun 80-an. Biasa diundang untuk mengisi acara hajatan dari rumah ke rumah warga desa.
* Pencak Silat (bahasa Jawa: Pencik)
Pencik merupakan hiburan rakyat yang menarik. Di antara tokohnya adalah Kyai Ma'sum, Surat, Zamzam, Pahing, Sungit, Asbin, Sarbin dan Juhari.
* Orkes Kencana Ria
Pemain grup musik ini antara lain Sali (kendang), Salamun (melodi), Wage (icik icik) dan Bajuri (seruling).
* Kalam Kencana Darussalam (KaKaDe)
Grup teater ini dikomandani oleh Ali Arwan dan beranggotakan Taufik M Nur, Nur Huda, Amirul Arifin dan Rafi.
* Grup Rebana Al-Hidayah
Grup ini seluruh pemainnya perempuan yang dipimpin oleh Shoimah. Biasa tampil di acara pengajian atau pertunjukan di dalam maupun luar desa.
* Grup Sholawatan Qolbun Salim
Grup sholawatan ini masih aktif hingga saat ini. Pernah tampil di Masjid Agung An-Nur Pati dan beberapa kali tampil di luar kota. Bahkan pernah diminta tampil di kediaman Habib Syech Bin Abdul Qodir Assegaf di [[Kota Surakarta]].
* Sanggar Seni Kencono Laras
Sanggar seni yang digawangi oleh Sudadi dan Jaswadi ini berdiri pada tahun 2015. Sanggar ini terletak di RT. 03 RW. 01, dan memfokuskan diri pada kegiatan pelestarian seni karawitan/gamelan dengan memberikan pendidikan dan pelatihan pada anak-anak dan generasi muda desa Pekalongan maupun luar desa Pekalongan.
== Sarana dan Prasarana ==
=== Lembaga Pendidikan ===
Sebagaimana disinggung di atas, bahwa di '''Desa Pekalongan'''
*
*
*
*
Sekolah yang awalnya bernama MTs Negeri Winong ini berdiri tahun 1980.<ref>[https://jateng.kemenag.go.id/berita/342743/dies-natalis-mtsn-1-winong-pati jateng.kemenag.go.id, 15 Maret 2016] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170202053003/https://jateng.kemenag.go.id/berita/342743/dies-natalis-mtsn-1-winong-pati |date=2017-02-02 }}, diakses pada 28 Januari 2017</ref> Guru-gurunya untuk pertama kali banyak yang berasal dari luar kota. Lalu mereka menikah dengan penduduk setempat dan menetap di sini.
*
*
*
*
Selain lembaga formal, di '''Desa Pekalongan''' terdapat lembaga non-formal berupa [[Taman Pendidikan Al-Qur'an]] Assalam yang berdiri tahun 1991 dengan ketua pertamanya Drs. H. Abdul Salam.
Lembaga-lembaga pendidikan di atas tidak hanya diisi oleh warga '''Desa Pekalongan'''. Banyak putra-putri desa-desa lain berbondong-bondong datang untuk menuntut ilmu di sini. Bahkan tidak sedikit di antara mereka memilih untuk “mondok” (tinggal di sekitar sekolah).
=== Tempat Ibadah ===
Di '''Desa Pekalongan''' terdapat masjid dan mushola di tiap-tiap RT.
* Masjid Darussalam
[[Berkas:Masjiddarussalampeka.jpg|
Masjid
* Mushola
Selain masjid, di '''Desa Pekalongan''' juga terdapat mushola (bahasa Jawa: langgar) di tiap-tiap RT. Berikut ini daftar nama mushola:
{| border="1" class="wikitable"
|- style="background-color:#cfc;"
||'''Lokasi'''||'''Nama Mushola'''||'''Nama Pengasuh'''
|-
||RT 01 RW 01||
|-
||RT 02 RW 01||Baitul Muttaqin||H. Dhofir Maqoshid, S.Ag., M.Pd.I.
|-
||RT 03 RW 01||Al-Husna||H. Soehoed
|-
||-||Darul Ma'la||H. Parso
|-
||RT
|-
||RT
|-
||RT
|-
||-||Al-Karomah||H. Shofwan
|-
||-||Miftahul Huda||K. Hamid Manan
|-
||RT
|-
||RT
|-
||RT
|-
||-||Al-Furqon||H. Halimi
|-
||RT
|-
||-||Al-Hikmah II||Jauhar Hilal, S.Pd.I.
|-
||-||Al-Hilal||Wahib
|-
||RT 04 RW 02||Jamiatul Awwam||H. Subakir
|-
||RT 05 RW 02||An-Nur||KH. Nur Yahya
|-
||-||Al-Alawiy||K. Alwan
|-
||RT 06 RW 02||Al-Amin||K. Syamroni
|-
||-||An-Nurdin||H. Hamdan
|-
||-||Al-Muluk||H. Sahli
|-
||RT 07 RW 02||Nurul Hidayah||H. Zarkasyi
|-
|}
</onlyinclude>
=== Perbelanjaan ===
Di '''Desa Pekalongan''' terdapat banyak sekali tempat-tempat perbelanjaan. Antara lain:
Baris 204 ⟶ 493:
# Toko Dua Dara
# Toko Kenzuze
# Swalayan Murni
=== Makam ===
'''Desa Pekalongan''' mempunyai 2 (dua) kuburan atau makam, yaitu Makam Toro dan Makam Muris. Selain Mbah Rante, warga Desa Pekalongan yang dimakamkan di Makam Toro adalah H. Hasan Mujarrot, KH. Masyhuri Marzuki dan K. Lahuri. Sedangkan warga Desa yang dimakamkan di Makam Muris adalah K. Umar, H. Ismail dan K. Abu Thoyib.
=== Fasilitas Tingkat Kecamatan
Selain fasilitas umum yang disebutkan di atas, di '''Desa Pekalongan''' juga
# Kantor Urusan Agama [[Winong,
# Kantor Majelis
# Kantor Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) [[Winong,
# Pasar [[Winong, Pati|Winong]]
== Referensi ==
{{reflist|2}}
{{Winong, Pati}}
|