Pekalongan, Winong, Pati: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(34 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 7:
|kecamatan =Winong
|kode pos =59181
|nama pemimpin =H.Ukhwatur SitiRoi, HawanahS.Pd.I.
[[Berkas:Roi.jpg|jmpl|ka|150px|Ukhwatur Roi, S.Pd.I.]]
|luas =-
|pendudukluas =-198,970 Ha
|kepadatanpenduduk =-2.870 jiwa (2015)
}}
'''Desa Pekalongan''' merupakan salah satu dari 30 desa di
'''Pekalongan''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Winong, Pati|Winong]], [[Kabupaten Pati|Pati]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]].
[[Winong, Pati|Kecamatan Winong]]
[[Kabupaten Pati]] [[Jawa Tengah|Provinsi Jawa Tengah]], yang berlokasi di sebelah tenggara dari pusat Kota [[Kabupaten Pati]] dengan jarak tempuh kurang lebih 17 Km.
 
'''Desa Pekalongan''' tidak ada hubungannya dengan [[Kabupaten Pekalongan]] atau [[Kota Pekalongan]]. Secara kebetulan saja namanya yang sama, tetapi mempunyai sejarah yang berbeda- beda.
Desa ini tepat berada di sebelah selatan ibu kota [[Winong, Pati|kecamatan Winong]], karenanya menjadi salah satu desa teramai di kecamatan Winong.
|kode pos =59181
 
== Sejarah ==
Desa Pekalongan juga terkenal sebagai desa pendidikan. Desa ini memiliki banyak lembaga pendidikan, seperti:
Menurut cerita yang turun-temurun, orang pertama yang membuka '''Desa Pekalongan''' adalah '''Ki Ageng Rante Kencono Wulung''', yang biasa disebut Mbah Rante. Semua tokoh di desa ini sepakat mengenai peranan Mbah Rante tersebut sehingga ia dijuluki ''waliyyul qoryah'' (walinya desa). Karena itu, nama Mbah Rante selalu disebut oleh warga desa ini saat memanjatkan doa hajatan (selamatan). Dan, haulnya selalu diperingati setiap tahun. Salah satu kegiatan haul yang sering dilaksanakan adalah kirab budaya Jawa.<ref>[http://www.pasfmpati.com/radio/index.php/2268-masyarakat-desa-pekalongan-sedekah-bumi-gelar-kirab-budaya pasfmpati.com, 18 September 2015], diakses pada 28 Januari 2017</ref>
* SD N Pekalongan
[[Berkas:Makam_Mbah_rante_Kencono_Wulung.jpg|jmpl|ka|250px|Makam Ki Ageng Rante Kencono Wulung.]]
* MI Tarbiyatul Banin
Hanya saja, para tokoh desa tidak satu suara mengenai pertanyaan, apakah Mbah Rante mempunyai keturunan. Sebagian berpendapat bahwa nenek moyang warga desa ini adalah Mbah Rante, sementara sebagian yang lain berpendapat bahwa Mbah Rante tidak mempunyai keturunan.
* MTs Negeri Winong ( RSBI )
 
* MTs Tarbiyatul Banin
Bagi yang berpendapat mempunyai keturunan, diyakini Mbah Rante mempunyai 4 (empat) anak, yaitu Lambu, Sastro Leksono, Sayyidin dan Sakidin. Keempat orang inilah yang menurunkan generasi hingga sekarang.<ref>H. Sjahruman Djauhar, ''“Buku Keluarga Yunus Brawidjaja Desa Pekalongan Winong Pati Tahun 1835-2002”'', tidak diterbitkan, 2003</ref> Sedangkan bagi yang berpendapat tidak mempunyai keturunan, maka ayah dari Lambu, Sastro Leksono, Sayyidin dan Sakidin bukan Mbah Rante, tetapi orang lain. Namun sampai saat ini belum ada penelitian yang menemukan siapa orang lain itu.
* SMP Al-Falah ( sudah tidak ada )
 
* MA Tarbiyatul Banin
Masih menurut cerita yang beredar dari mulut ke mulut, bahwa dulu Mbah Rante selalu menggunakan kalung. Karena kalung itu, wilayah tempat tinggalnya dinamakan '''Desa Pekalongan'''.
* MA Darul Ma'la
 
* SMK Al-Falah
== Geografi ==
* Dan beberapa lembaga pendidikan nonformal seperti [[RA]], [[TK]], Taman Pendidikan Qur'an, Darma Com (Lembaga Kursus Komputer), Lembaga Bimbel dan kursus komputer Insan Cendekia Madani (BeTe Net), Majlis Taklim dan Pondok Pesantren Tarbiyatul Banin.
'''Desa Pekalongan''' terletak di posisi yang sangat strategis, yaitu di jantung Kecamatan Winong. Letaknya berdekatan dengan pusat Pemerintahan [[Winong, Pati|Kecamatan Winong]], berdekatan dengan pusat bisnis di [[Winong, Pati|Kecamatan Winong]], dan berada di titik penghubung 4 (empat) kecamatan, yaitu [[Winong, Pati|Kecamatan Winong]], [[Gabus, Pati|Kecamatan Gabus]], [[Pucakwangi, Pati|Kecamatan Pucakwangi]] dan [[Jakenan, Pati|Kecamatan Jakenan]].
Pekalongan juga di kenal dengan desa yang maju olah raganya. Desa Pekalongan terkenal dengan masyarakatnya yang terpelajar banyak dari pemuda-pemudi desa ini lulusan dari perguruan tinggi terkenal di tanah air maupun luar negeri. Desa ini juga menjadi salah satu basis agama Islam di kecamatan Winong.
 
Desa-desa yang berbatasan dengan '''Desa Pekalongan''' adalah sebagai berikut:
* Sebelah Utara: berbatasan dengan Desa Winong [[Winong, Pati|Kecamatan Winong]].
* Sebelah Timur: berbatasan dengan Desa Karangkongan dan Desa Pagendisan [[Winong, Pati|Kecamatan Winong]].
* Sebelah Selatan: berbatasan dengan Desa Kebolampang dan Danyangmulyo [[Winong, Pati|Kecamatan Winong]].
* Sebelah Barat: berbatasan dengan Desa Winong [[Winong, Pati|Kecamatan Winong]].
 
Luas wilayah 198,970 Ha yang dimiliki '''Desa Pekalongan''', terbagi menjagi kawasan hunian seluas 61,340 Ha, lahan pertanian 134,630 Ha, lapangan olahraga 1 Ha, kuburan 1 Ha, dan lahan lainnya 3 Ha.<ref name="ReferenceA">Pemerintah Desa Pekalongan Kecamatan Winong Kabupaten Pati, ''“Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Tahun 2015”'', tidak diterbitkan, 2015</ref>
 
== Silsilah ==
Di atas telah disebutkan, bahwa 4 (empat) orang yang menjadi leluhur atau sesepuh dari warga '''Desa Pekalongan''' adalah Lambu, Sastro Leksono, Sayyidin dan Sakidin. Hampir semua warga '''Desa Pekalongan''' keturunan dari empat bersaudara itu.
Sejarawan Desa Pekalongan, H. Sjahruman Djauhar, telah menulis silsilah warga desa ini dalam buku berjudul ''“Buku Keluarga Yunus Brawidjaja Desa Pekalongan Winong Pati Tahun 1835-2002”''. Berikut ini kutipan garis besarnya:
{| border="1" class="wikitable"
|- style="background-color:#cfc;"
||'''Generasi I'''||'''Generasi II'''||'''Generasi III'''
|-
||Lambu||Setronyono||Ruminah
|-
||-||-||Kaminten
|-
||-||-||Sakinah
|-
||-||-||Khotijah
|-
||-||Zainal Abidin||Sulaiman
|-
||-||-||Ismail
|-
||-||-||Siyam
|-
||-||-||Radimah
|-
||-||Hasan Mujarrod||Syamsuri
|-
||-||-||Marzuki
|-
||-||-||Yusuf
|-
||-||-||Shofwan
|-
||-||-||Sarisih
|-
||-||-||Rupiah
|-
||-||-||Maryam
|-
||-||-||Bajuri
|-
||-||Musthofa||Rusban
|-
||-||-||Rabiyah
|-
||-||-||Mualip
|-
||-||-||Maimunah
|-
||-||Tawi||Sarkam
|-
||-||-||Sujak
|-
||-||-||Amini
|-
||-||-||Wainah
|-
||-||-||Painah
|-
||-||-||Khotijah
|-
||Sastro Leksono||Dunak||Ali
|-
||-||-||Sukirah
|-
||-||Dunuk||Asral
|-
||-||-||Aspari
|-
||-||-||Asrun
|-
||-||-||Asy’ari
|-
||-||Umar||Legiman
|-
||-||-||Suwalip
|-
||-||-||Senen
|-
||-||Tahir||Idris
|-
||-||Asih||Muhammad
|-
||-||-||Ja’far
|-
||-||-||Umar
|-
||-||-||Suhari
|-
||-||Esri||Aspiyah
|-
||-||-||Jupri
|-
||-||-||Jami
|-
||-||-||Asminah
|-
||-||-||Ridwan
|-
||-||-||Asmirah
|-
||-||Ismail||Rukmi
|-
||-||-||Sukeni
|-
||-||-||Sudirman
|-
||-||-||Rukawi
|-
||-||-||Ruslin
|-
||-||-||Pinah
|-
||Sayyidin||Tirto Senawi||Pidarni
|-
||-||Ngapiyah||Janamin
|-
||-||-||Ruminah
|-
||-||-||Sukar Paini
|-
||-||-||Asnawi
|-
||-||-||Siti Imamah
|-
||Sakidin||Aspiyah||Raminah
|-
||-||-||Sarinah
|-
||-||-||Nurwi
|-
||-||-||Zarkasyi
|-
||-||-||Kalimah
|-
||-||Yahya||Asro
|-
||-||-||Rasiyah
|-
||-||-||Aminah
|-
||-||-||Indasah
|-
||-||Sukimah||Suirman
|-
||-||-||Juremi
|-
||-||-||Juminah
|}
</onlyinclude>
Selain keturunan empat bersaudara itu, masih ada keluarga besar lainnya yang tinggal di Desa Pekalongan. Antara lain, keluarga Yahya yang berasal dari Dukuh Panggang Desa Kepohkencono Kecamatan Pucakwangi. Berikut ini silsilahnya:
{| border="1" class="wikitable"
|- style="background-color:#cfc;"
||'''Generasi I'''||'''Generasi II'''||'''Generasi III'''
|-
||Yahya||Idris||-
|-
||-||Siraj||Sumi
|-
||-||-||Syafi’i
|-
||-||-||Dimyati
|-
||-||-||Rochmatullah
|-
||-||Hasan Irsyad||Munasih
|-
||-||-||Barinten
|-
||-||-||Hasan Muhadi
|-
||-||-||Sirat
|-
||-||-||Kuminah
|-
||-||-||Darsih
|-
||-||Madamin||Sukarni
|-
||-||-||Sumi
|-
||-||-||Shofwan
|-
||-||-||Imam Masatip
|-
||-||-||Asih
|-
||-||-||Sarbani
|}
</onlyinclude>
 
== Pemerintahan ==
Tidak diketahui secara tepat kapan pemerintahan '''Desa Pekalongan''' mulai beroperasi. Yang diketahui, bahwa Desa Pekalongan sudah mempunyai 6 (enam) kepala desa. Secara berurutan adalah Sapawi (Abdul Wahab), Abu Thoyib, Samari, Madpur, Ahmad Fahroni dan Ukhwatur Roi, S.Pd.I.
Adapun aparat Desa Pekalongan saat ini adalah sebagai berikut:
 
{| border="1" class="wikitable"
|- style="background-color:#cfc;"
||'''Jabatan'''||'''Pejabat'''
|-
||Kepala Desa||Ukhwatur Roi, S.Pd.I.
|-
||Sekretaris Desa||Sholikhul Huda
|-
||Kaur Keuangan ||-
|-
||Kaur Administrasi/Umum||Faisal Akhyar
|-
|Kaur Perencanaan
| -
|-
||Kasi Kesejahteraan Rakyat||Ah. Basith
|-
||Kasi Pemerintahan||Imam Muttaqin, S.H.
|-
||Kasi Pembangunan||Sabari
|-
||Perangkat Desa Lainnya||Rizaldi Ardiawan
|}
</onlyinclude>
Sementara itu, yang duduk sebagai anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) adalah berikut ini:
{| border="1" class="wikitable"
|- style="background-color:#cfc;"
||'''No.'''||'''Nama'''
|'''Jabatan'''
|-
||1.||Samsurrohman, S.Ag
|Ketua
|-
||4.||Wahono Al Muis
|Wakil Ketua
|-
||3.||Ulin Nuha
|Sekretaris
|-
||2.||Teguh Adi Dwi Briantono
|Anggota
|-
||5.||Khosyiatun
|Anggota
|-
||6.||Indriyati
|Anggota
|-
||7.||Rian Hidayat
|Anggota
|-
|}
</onlyinclude>
Sedangkan yang menjadi pemimpin di level Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT) adalah:
{| border="1" class="wikitable"
|- style="background-color:#cfc;"
||'''Ketua RT / RW'''||'''Nama'''
|-
||Ketua RW 01||Suharja
|-
||Ketua RT 01 RW 01||Taufiq M. Nur
|-
||Ketua RT 02 RW 01||H. Dhofir Maqoshid, S.Ag., M.Pd.I.
|-
||Ketua RT 03 RW 01||Sujiono
|-
||Ketua RT 04 RW 01||Ahmad Sholeh
|-
||Ketua RT 05 RW 01||Suhardi
|-
||Ketua RT 06 RW 01||Nur Muhsin
|-
||Ketua RT 07 RW 01||Sufaat
|-
||Ketua RW 02||Sugiharto
|-
||Ketua RT 01 RW 02||Sukirmanto
|-
||Ketua RT 02 RW 02||Moh Masum
|-
||Ketua RT 03 RW 02||Nur Halim
|-
||Ketua RT 04 RW 02||Nurul Huda
|-
||Ketua RT 05 RW 02||Asyhari Amin, S.Pd.I., M.Pd.I.
|-
||Ketua RT 06 RW 02||H. Sunardi
|-
||Ketua RT 07 RW 02||Sawiyo
|-
|}
</onlyinclude>
 
== Kependudukan ==
Menurut data statistik tahun 2014, jumlah penduduk '''Desa Pekalongan''' mencapai 2.854 jiwa. Yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 1.442 jiwa (50,53 %) dan yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 1.412 jiwa (49,47 %).<ref name="ReferenceA"/>
 
Berikut ini data berdasarkan mata pencarian:<ref name="ReferenceA"/>
 
{| border="1" class="wikitable"
|- style="background-color:#cfc;"
||'''No||'''Jenis Mata Pencaharian'''||'''Jumlah||'''Prosentase
|-
||1||Belum/Tidak Bekerja||645||22,60
|-
||2||Pelajar/Mahasiswa||536||18,78
|-
||3||Wiraswasta||398||13,95
|-
||4||Karyawan Swasta||99||3,47
|-
||5||Petani/Pekebun||260||9,11
|-
||6||Mengurus Rumah Tangga||265||9,29
|-
||7||Guru||69||2,42
|-
||8||PNS||67||2,35
|-
||9||Buruh Tani||81||2,84
|-
||10||Buruh Harian Lepas||88||3,08
|-
||11||Pedagang||148||5,19
|-
||12||Lain-lain||198||6,92
|-
||||Total||2.854||100
|}
</onlyinclude>
 
=== Pendidikan ===
'''Desa Pekalongan''' terkenal dengan warganya yang terpelajar. Walaupun untuk hidup sehari-hari saja warganya masih ada yang serba kekurangan, tetapi untuk pendidikan tidak boleh berkurang. Kalau perlu, utang pun dilakukan. Hampir sulit mencari pemuda-pemudi desa ini yang tidak melanjutkan pendidikan sampai ke jenjang perguruan tinggi. Tidak heran bila pernah berdiri organisasi bernama Forum Komunikasi Mahasiswa dan Pelajar Pekalongan (FKMPP) tahun 1992 yang diketuai pertama kali oleh Drs. KH. Abdul Kafi, M.Ag.
 
Semangat belajar di desa ini dipengaruhi oleh beberapa faktor:
* Kuatnya pengaruh yang ditanamkan para pendahulu untuk selalu belajar
Secara formal, pada tahun 1930 telah berdiri lembaga pendidikan di '''Desa Pekalongan''', yaitu Matholi’ul Falah (di kemudian hari berubah nama menjadi [[Tarbiyatul Banin]]) yang didirikan oleh KH. Munji dan KH. Mahfudz Salam (ayahanda [[Sahal Mahfudz|KH. Sahal Mahfudz]]) dari Kajen. Pada masa awal, banyak guru dari Kajen dikirim untuk mengajar di '''Desa Pekalongan''', seperti KH. Sanaji dan KH. Ahmad Fahrurrozi.<ref>H. Sjahruman Djauhar, ''“Mengenal, Mengenang dan Memproduksikan Madrasah Tarbiyatul Banin”'', tidak diterbitkan, 2001</ref> Guru-guru itulah yang menanamkan semangat belajar kepada para pemuda kala itu, sehingga menular ke generasi sekarang.
* Adanya lembaga pendidikan yang jumlahnya cukup banyak untuk skala desa
Ada 2 sekolah tingkat dasar, 2 sekolah tingkat menengah pertama dan 3 sekolah menengah tingkat atas. Tidak ada alasan bagi anak-anak '''Desa Pekalongan''' untuk tidak belajar, karena sekolah ada di depan mata. Sekurang-kurangnya mereka bisa menikmati pendidikan sampai tingkat SLTA.
 
Walaupun sekolah yang ada di '''Desa Pekalongan''' kebanyakan sekolah agama, tetapi dalam kenyataannya para pemuda-pemudi tidak sedikit yang melanjutkan ke jenjang pendidikan umum, seperti [[Universitas Gajah Mada]], [[Universitas Diponegoro]], [[Universitas Muria Kudus]], [[Universitas Negeri Semarang]], [[Universitas Airlangga]] dan [[Sekolah Tinggi Akuntansi Negara]]. Yang membanggakan lagi, banyak dari mereka mendapatkan beasiswa selama pendidikan.
 
Hingga saat ini, sudah ada 3 (tiga) putra kelahiran '''Desa Pekalongan''' yang meraih gelar tertinggi di bidang akademik, yaitu doktor (S-3). Bahkan satu dari tiga itu juga meraih professor. Mereka adalah Prof. DR. Imam Asrori, M.Pd. (guru besar [[Universitas Negeri Malang]]), DR. Munjahid, M.Ag. (dosen [[Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta]]) dan DR. A. Zaenurrosyid, MA. (dosen [[Institut Pesantren Mathali’ul Falah|Institut Pesantren Mathali’ul Falah Kajen]]).
 
=== Keagamaan ===
Selain layak dijuluki “Desa Pendidikan”, '''Desa Pekalongan''' ini juga layak menyandang predikat “Desa Agamis”. Hal itu, karena kultur yang terbentuk menunjukkan semangat keberagamaannya yang kental. Misalnya, dari pagi anak-anak berangkat ke sekolah, lalu sore hari mereka berangkat ke [[Taman Pendidikan Al-Qur'an]] dan malam hari berangkat ke mushola untuk belajar mengaji lagi. Tidak hanya anak-anak. Bapak-bapak biasanya mengadakan pengajian tersendiri. Demikian pula ibu-ibu juga mengadakan pertemuan rutin bulanan.
 
Banyak kyai (ahli ilmu agama) yang tinggal di '''Desa Pekalongan'''. Antara lain K. Ahmad Fadlil, KH. Masyhuri Marzuki, K. Hasyim Syukur, K. Abu Thoyib, KH. Syahri Ismail, KH. Jabir Hasan, KH. Zaini Surahman, KH. Habib Hasan, KH. Nur Yahya K. Lahuri, K. [https://www.mappkpdarma.web.id/2020/02/kisah-perjuangan-kh-sudjono-cholil.html Sudjono Kholil] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20200206081654/https://www.mappkpdarma.web.id/2020/02/kisah-perjuangan-kh-sudjono-cholil.html |date=2020-02-06 }} dan K. Alwan Sahlan.
 
Banyak pula ditemukan penghafal Al-Quran di '''Desa Pekalongan'''. Mereka adalah K. Hamid Manan, Drs. KH. Abdul Kafi, M.Ag. (sekarang kepala KUA [[Winong, Pati|Kecamatan Winong]]), DR. Munjahid, M.Ag. (sekarang pindah ke [[Yogyakarta]]), Hanifah Rofi’i, Khadrowi, Ahmad Muslih, Musta’in Yasir, Hendri Marwan Anas, Amirotus Saidah, Sikhoh Nur Mukhsin, Mahmudah Arfat, Fariha Izzulmuna Hamid, Lutfiana dan Yun Nafe’.
 
=== Kepemudaan ===
Para pemuda '''Desa Pekalongan''' tergolong sangat aktif berorganisasi. Sejak tahun 1985, mereka telah mengenal organisasi karang taruna yang untuk pertama kalinya dipimpin oleh Zamahsari. Organisasi kepemudaan lainnya bernama Ikatan Remaja Masjid Darussalam (IRMADA) yang didirikan tahun 1987 dan ketua pertamanya adalah Ir. Purnomo.
 
Begitu aktifnya berorganisasi, beberapa anggota IRMADA pernah terpilih untuk mengikuti pertukaran pemuda ke provinsi lain. Tahun 1996, Amirul Arifin, Nur Halim, Sholeh dan Supaat berangkat ke [[Ambon]] dan tinggal di sana selama 6 bulan. Tahun berikutnya, 1997, Ibnu Salim Muslih dan Wahono Al-Muis berangkat ke [[Banjarmasin]]. Kegiatan itu bertujuan untuk mengenalkan budaya masyarakat dan sumber daya alam di wilayah provinsi lain, sehingga pemuda di satu provinsi juga mengetahui kondisi di tempat lain, yang sama-sama wilayah [[Indonesia|Negara Kesatuan Republik Indonesia]].
 
=== Olah Raga ===
Olahraga yang diidolakan warga '''Desa Pekalongan''' adalah sepak bola. Hampir setiap sore para pemuda desa ini bermain sepak bola. Tidak hanya untuk menghadapi kejuaraan. Mereka memang biasa bermain di lapangan. Karena selain untuk menjaga kesehatan, bermain sepak bola juga ajang refreshing dan mempererat hubungan sesama warga desa.
 
Kebiasaan bermain sepak bola itu memudahkan Tim sepak bola '''Desa Pekalongan''' yang bernama Putra Kencana untuk mencari bibit-bibit unggul. Dari generasi ke generasi selalu ditemukan pemain-pemain handal. Berulang kali Putra Kencana menorehkan sejarah sebagai juara turnamen di tingkat [[Winong, Pati|Kecamatan Winong]]. Di antara pemain legendarisnya adalah Halimi, Imas, Dwi, Tiyo, Abdullah, Anshori, Sugiyono, Sugiarto, Budi Hartono, Umang, Sanusi, Suhari Jajuk dan Jundan Humaidillah.
Selain sepak bola, olahraga lainnya yang dibanggakan di '''Desa Pekalongan''' adalah bola voli. Salah satu pemain andalannya adalah Putut. Pukulan smash-nya membuat penonton berdecak kagum.
 
=== Kesenian ===
Kesenian termasuk bidang yang mendapat perhatian warga '''Desa Pekalongan'''. Tercatat pernah terbentuk beberapa grup seni budaya di desa ini, baik yang sampai sekarang masih aktif maupun telah bubar. Di antaranya sebagai berikut:
* Tarian Rodat
Tarian tradisional yang dimainkan oleh para remaja ini mencapai puncak kejayaannya pada tahun 80-an. Biasa diundang untuk mengisi acara hajatan dari rumah ke rumah warga desa.
* Pencak Silat (bahasa Jawa: Pencik)
Pencik merupakan hiburan rakyat yang menarik. Di antara tokohnya adalah Kyai Ma'sum, Surat, Zamzam, Pahing, Sungit, Asbin, Sarbin dan Juhari.
* Orkes Kencana Ria
Pemain grup musik ini antara lain Sali (kendang), Salamun (melodi), Wage (icik icik) dan Bajuri (seruling).
* Kalam Kencana Darussalam (KaKaDe)
Grup teater ini dikomandani oleh Ali Arwan dan beranggotakan Taufik M Nur, Nur Huda, Amirul Arifin dan Rafi.
* Grup Rebana Al-Hidayah
Grup ini seluruh pemainnya perempuan yang dipimpin oleh Shoimah. Biasa tampil di acara pengajian atau pertunjukan di dalam maupun luar desa.
* Grup Sholawatan Qolbun Salim
Grup sholawatan ini masih aktif hingga saat ini. Pernah tampil di Masjid Agung An-Nur Pati dan beberapa kali tampil di luar kota. Bahkan pernah diminta tampil di kediaman Habib Syech Bin Abdul Qodir Assegaf di [[Kota Surakarta]].
* Sanggar Seni Kencono Laras
Sanggar seni yang digawangi oleh Sudadi dan Jaswadi ini berdiri pada tahun 2015. Sanggar ini terletak di RT. 03 RW. 01, dan memfokuskan diri pada kegiatan pelestarian seni karawitan/gamelan dengan memberikan pendidikan dan pelatihan pada anak-anak dan generasi muda desa Pekalongan maupun luar desa Pekalongan.
 
== Sarana dan Prasarana ==
=== Lembaga Pendidikan ===
Sebagaimana disinggung di atas, bahwa di '''Desa Pekalongan''' ditemukan banyak lembaga pendidikan. Yaitu sebagai berikut:
* Pendidikan Anak Usia Dini dan Raudhatul Athfal [[Tarbiyatul Banin]]
* Madrasah Ibtidaiyyah [[Tarbiyatul Banin]]
* Sekolah Dasar Negeri Pekalongan
* Madrasah Tsanawiyyah Negeri 1 Pati
Sekolah yang awalnya bernama MTs Negeri Winong ini berdiri tahun 1980.<ref>[https://jateng.kemenag.go.id/berita/342743/dies-natalis-mtsn-1-winong-pati jateng.kemenag.go.id, 15 Maret 2016] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170202053003/https://jateng.kemenag.go.id/berita/342743/dies-natalis-mtsn-1-winong-pati |date=2017-02-02 }}, diakses pada 28 Januari 2017</ref> Guru-gurunya untuk pertama kali banyak yang berasal dari luar kota. Lalu mereka menikah dengan penduduk setempat dan menetap di sini.
* Madrasah Tsanawiyyah [[Tarbiyatul Banin]]
* [[Madrasah Aliyah Darul Ma'la]]
* Sekolah Menengah Kejuruan Al-Falah
* Madrasah Aliyah [[Tarbiyatul Banin]]
Sekolah ini pada tanggal 27 November 2016 yang lalu mendapat sorotan positif di pentas nasional. Pasalnya, pada peringatan Hari Guru Nasional di Bogor itu, Drs. KH. Ahmad Adib Al Arif, M.Ag. sebagai kepala sekolah menerima penghargaan Satya Lencana Pendidikan yang diberikan langsung oleh [[Joko Widodo|Presiden Joko Widodo]].<ref>[http://www.murianews.com/2016/12/01/102055/kepala-madrasah-berprestasi-di-pati-ini-terima-penghargaan-dari-presiden-jokowi.html murianews.com, 1 Desember 2016], diakses pada 28 Januari 2017</ref>
 
Selain lembaga formal, di '''Desa Pekalongan''' terdapat lembaga non-formal berupa [[Taman Pendidikan Al-Qur'an]] Assalam yang berdiri tahun 1991 dengan ketua pertamanya Drs. H. Abdul Salam.
 
Lembaga-lembaga pendidikan di atas tidak hanya diisi oleh warga '''Desa Pekalongan'''. Banyak putra-putri desa-desa lain berbondong-bondong datang untuk menuntut ilmu di sini. Bahkan tidak sedikit di antara mereka memilih untuk “mondok” (tinggal di sekitar sekolah).
 
=== Tempat Ibadah ===
Di '''Desa Pekalongan''' terdapat masjid dan mushola di tiap-tiap RT.
* Masjid Darussalam
[[Berkas:Masjiddarussalampeka.jpg|jmpl|ka|250px|Suasana shalat Idul Fitri di Masjid Darussalam tahun 2015.]]
Masjid Darussalam dibangun di atas tanah wakaf H. Siraj. Didirikan oleh KH. Munji dari Kajen tahun 1935 atau selang 5 tahun setelah berdirinya [[Tarbiyatul Banin|Madrasah Tarbiyatul Banin]]. Masjid ini tergolong masjid pertama di [[Winong, Pati|Kecamatan Winong]]. Saat ini kepengurusan takmir masjid diketuai oleh H. Ali Syafa', S.H. (mantan Kepala KUA [[Winong, Pati|Kecamatan Winong]]).
* Mushola
Selain masjid, di '''Desa Pekalongan''' juga terdapat mushola (bahasa Jawa: langgar) di tiap-tiap RT. Berikut ini daftar nama mushola:
{| border="1" class="wikitable"
|- style="background-color:#cfc;"
||'''Lokasi'''||'''Nama Mushola'''||'''Nama Pengasuh'''
|-
||RT 01 RW 01||Nurul Hikmah||KH. Zaini Surahman
|-
||RT 02 RW 01||Baitul Muttaqin||H. Dhofir Maqoshid, S.Ag., M.Pd.I.
|-
||RT 03 RW 01||Al-Husna||H. Soehoed
|-
||-||Darul Ma'la||H. Parso
|-
||RT 04 RW 01||Al-Masyhur||Roekan
|-
||RT 05 RW 01||Hidayatun Nasirin||Arfaturrohman
|-
||RT 06 RW 01||Al-Ali||H. Sutarwi
|-
||-||Al-Karomah||H. Shofwan
|-
||-||Miftahul Huda||K. Hamid Manan
|-
||RT 07 RW 01||Al-Hasan||H. Supaat
|-
||RT 01 RW 02||Al-Amin||Madpur
|-
||RT 02 RW 02||Baitur Ridho||KH. Ali Zuhdi
|-
||-||Al-Furqon||H. Halimi
|-
||RT 03 RW 02||Al-Hikmah I||Drs. KH. Ahmad Adib Al Arif, M.Ag.
|-
||-||Al-Hikmah II||Jauhar Hilal, S.Pd.I.
|-
||-||Al-Hilal||Wahib
|-
||RT 04 RW 02||Jamiatul Awwam||H. Subakir
|-
||RT 05 RW 02||An-Nur||KH. Nur Yahya
|-
||-||Al-Alawiy||K. Alwan
|-
||RT 06 RW 02||Al-Amin||K. Syamroni
|-
||-||An-Nurdin||H. Hamdan
|-
||-||Al-Muluk||H. Sahli
|-
||RT 07 RW 02||Nurul Hidayah||H. Zarkasyi
|-
|}
</onlyinclude>
 
=== Perbelanjaan ===
Di '''Desa Pekalongan''' terdapat banyak sekali tempat-tempat perbelanjaan. Antara lain:
# Toko Baruna
# Toko Dua Dara
# Toko Kenzuze
# Swalayan Murni
=== Makam ===
'''Desa Pekalongan''' mempunyai 2 (dua) kuburan atau makam, yaitu Makam Toro dan Makam Muris. Selain Mbah Rante, warga Desa Pekalongan yang dimakamkan di Makam Toro adalah H. Hasan Mujarrot, KH. Masyhuri Marzuki dan K. Lahuri. Sedangkan warga Desa yang dimakamkan di Makam Muris adalah K. Umar, H. Ismail dan K. Abu Thoyib.
 
=== Fasilitas Tingkat Kecamatan ===
Selain fasilitas umum yang disebutkan di atas, di '''Desa Pekalongan''' juga dijumpai fasilitas umum tingkat kecamatan:
# Kantor Urusan Agama [[Winong, Pati|Kecamatan Winong]]
# Kantor Majelis Wakil Cabang (MWC) [[Nahdlatul 'Ulama]] [[Winong, Pati|Kecamatan Winong]]
# Kantor Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) [[Winong, Pati|Kecamatan Winong]]
# Pasar [[Winong, Pati|Winong]]
== Referensi ==
{{reflist|2}}
{{Winong, Pati}}
{{kelurahan-stub}}