Katilayu (batu): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Aleirezkiette (bicara | kontrib)
k Aleirezkiette memindahkan halaman Ambar ke Katilayu (batu): Nama lokal
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20240109)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{periksaterjemahan|en|amber}}
[[Berkas:amber.pendants.800pix.050203.jpg|jmpl|Liontin kahrabkatilayu. [[Liontin]] berbentuk oval berukuran 52 kali 32 mm (2 kali 1,3 inchi).]]
'''Ambar''' ({{lang-en|amber}}), '''katilayu''' atau '''kahrab''' ({{lang-ar|كهرب}}) adalah [[resin]] pohon yang menjadi [[fosil]] dan dihargai karena warna serta kecantikannya. Ambar bermutu bagus digunakan dalam pembuatan barang permata dan ornamen. Meski tidak [[mineral|termineralisasi]], ambar sering digolongkan sebagai sebuah [[batu permata]].
 
Baris 12:
 
Kebanyakan katilayu yang bernilai tinggi memiliki permukaan tembus pandang, tetapi kahrab yang keruh dan gelap juga sangat umum. Kahrab yang permukaannya gelap berisikan sejumlah gelembung renik. Katilayu jenis ini dikenal sebagai "bastard amber", meski kenyataannya ia adalah katilayu sungguhan.
 
2. Ambar, atau pohon ambar, merujuk pada sejenis pohon besar. Batangnya sangat besar dan terlihat seperti kumpulan batang2 merapat sehingga tampak seram, mencapai diameter 1,5 meter. Helai daunnya berukuran sedang besar, kira2 sebesar telapak tangan orang dewasa. Berbentuk oval dengan ujung lancip, seperti bentuk tetes air.
 
Di dekat Surabaya terdapat di jalan Letjend Sutoyo, Medaeng, Waru, Sidoarjo, dekat terminal Bungurasih. Berjajar di sisi selatan jalan, ditanam sejak zaman kolonial Belanda.
 
Pohon ini tidak lagi dikembangkan sebagai peneduh, hingga kini sudah jarang terlihat.
 
== Asal mula istilah ==
Baris 41 ⟶ 35:
Cadangan ambar Baltik dan Dominika dianggap paling penting dari segi komersial. Keduanya berasal dari zaman Tersier.<ref>Lecture at the university of cologne https://web.archive.org/web/19991013184137/http://www.fortunecity.com/campus/geography/243/ambdepos.html</ref>
 
Ambar Baltik atau Succinite (secara historis didokumentasikan sebagai ambar Prusia) ditemukan sebagai bintil-bintil (nodul) tak beraturan di dalam pasir glaukonitik laut, dikenal sebagai ''bumi biru,'' yang terdapat di lapisan tanah [[Oligosen]] dari Samland di [[Prusia]], dalam sejumlah sumber historis disebut sebagai ''Glaesaria''. Setelah 1945, wilayah di sekitar Königsberg diubah menjadi [[Oblast Kaliningrad]], [[Rusia]], tempat dimana kini ambar ditambang dengan sistematis.<ref>{{cite book|first=Jean|last=Langenheim|title=Plant Resins: Chemistry, Evolution, Ecology, and Ethnobotany|url=https://archive.org/details/plantresinschemi0000lang|publisher=Timber Press Inc.|year=2003|id=ISBN 0-88192-574-8}}</ref> Tapi tampaknya sebagian batu ambar berasal dari cadangan periode Tersier yang lebih awal ([[Eosen]]); dan ambar juga terdapat sebagai [[mineral]] turunan dalam formasi-formasi selanjutnya, seperti drift (terowongan sejajar lurus). Jasad tumbuhan yang terdapat di dalam ambar disebabkan tumbuhan itu terjebak di dalamnya saat resin masih segar, menunjukkan hubungan dengan flora [[Asia]] Timur dan bagian selatannya [[Amerika Utara]]. Heinrich Göppert menamakan pohon cemara penghasil ambar pada umumnya dari hutan Baltik sebagai ''Pinites succiniter'', tetapi sebagai kayu, menurut sejumlah pihak, sepertinya tidak berbeda dari marga ''Pinus succinifera''. Tidak mungkin ambar hanya diproduksi sebuah spesies saja.
 
Ambar Dominika dianggap retinite (resin mineral yang mudah terbakar) karena tidak memiliki asam suksinat. Ada tiga lokasi utama sumber batu ambar di Republik Dominika: La Cordillera Septentrional, di utara, Bayaguana dan Sabana, di timur. Di wilayah utara, unit yang mengandung ambar berbentuk batuan klastik, batu pasir yang tertumpuk di daerah delta atau bahkan lingkungan air dalam. Ambar tertua dan terkeras terdapat di wilayah pegunungan sebelah utaranya Santiago, dari tambang-tambang di La Cumbre, La Toca, Palo Quemado, La Bucara, dan Los Cacaos di Cordillera Septentrional tidak jauh dari Santiago. Ambar di pegunungan itu tertempel dengan erat di dalam lapisan lignitnya batu pasir.