Angulimala: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 5 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.7
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20240109)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
 
(3 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 122:
Peristiwa tersebut membantu Angulimala menemukan kedamaian.{{sfn|Langenberg|2013|p=351}} Setelah menunjukkan tindak kebajikan, ia dianggap "memberikan kehidupan daripada kematian bagi penduduk"{{sfn|Langenberg|2013|p=351}} dan masyarakat mulai menerimanya serta berderma makanan.{{sfn|Parkum|Stultz|2012}} Namun, beberapa orang masih tak dapat melupakan bahwa ia bertanggung jawab atas kematian orang-orang yang mereka cintai. Dengan tongkat dan batu, mereka menyerangnya saat ia meminta-minta sumbangan. Dalam kondisi kepala berdarah, jubah luar robek, dan ''pata'' (mangkuk amal) pecah, Angulimala berhasil kembali ke wihara. Sang Buddha menasihati Angulimala agar menerima siksaan tersebut dengan ikhlas hati; ia menyatakan bahwa Angulimala sudah merasakan akibat dari [[karma dalam agama Buddha|karma]] yang seharusnya dapat membuatnya terlahir di [[Neraka (Buddha)|neraka]].{{sfn|Malalasekera|1960}}{{sfn|Buswell|Lopez|2013}}{{sfn|Harvey|2010}} Sebagai [[arahant|murid tercerahkan]], batin Angulimala tetap tenang dan tak tergoyahkan.{{sfn|Buswell|Lopez|2013}} Menurut ajaran Buddha, murid-murid tercerahkan tidak dapat membuat karma baru, tetapi masih dapat merasakan akibat dari karma lama yang pernah mereka lakukan.{{sfn|Loy|2008|p=230}}{{sfn|van Oosten |2008 |page=252 }} Hasil karma tak terhindarkan, bahkan Sang Buddha pun tak dapat menghentikannya.{{sfn|Attwood|2014|p=522}}
 
Setelah memperbolehkan Angulimala bergabung dengan Sangha, Sang Buddha mengeluarkan aturan yang berlaku sejak saat itu, yaitu melarang diterimanya penjahat sebagai biksu dalam Sangha. Hal ini dikarenakan protes masyarakat terhadap penahbisan perampok "beruntai jari" tersebut.{{sfn|Malalasekera|1960}}{{sfn|Kosuta|2017|p=42}} [[Buddhaghosa]] menyatakan bahwa Angulimala meninggal tak lama setelah menjadi biksu.{{sfn|Malalasekera|1960}}{{sfn|Kosuta|2017|p=42}} Setelah kematiannya, sebuah diskusi timbul di kalangan biksu tentang [[kosmologi Buddha|alam kehidupan]] apakah yang dicapai oleh Angulimala. Saat Sang Buddha menyatakan bahwa Angulimala telah mencapai Nirwana, hal tersebut mengejutkan beberapa biksu. Mereka terkejut dan bertanya bagaimana mungkin seseorang yang membunuh banyak orang masih bisa mencapai [[pencerahan (Buddha)|pencerahan]]. Sang Buddha menjawab bahwa bahkan setelah melakukan banyak kejahatan, seeorangseseorang masih memiliki kemungkinan untuk berubah menjadi lebih baik dan meraih pencerahan.{{sfn|van Oosten |2008 |pages=252{{en dash}}3 }}
 
== Analisis ==
Baris 145:
Dengan nama ‘Untaian-Jari,’
Orang yang disapu banjir deras,
Aku telah pergi untuk perlidunganperlindungan kepada Buddha.
[…] Jadi silakan datang pada pilihanku itu
Dan biarlah hal itu bertahan, karena ia tidak salah dibuat;
Baris 201:
* {{Citation|last=Kosuta|first=M.|year=2017|title=The Aṅgulimāla-Sutta: The Power of the Fourth Kamma|journal=Journal of International Buddhist Studies|volume=8|issue=2|pp=35–47 |url=http://www.ojs.mcu.ac.th/index.php/JIBS/article/download/2305/1682}}
* {{citation|url=http://www.buddhanet.net/pdf_file/angulimala6.pdf|title= Angulimāla|last=Kumarasiri|first=G.K. Ananda |publisher=Ambassador Dato' Dr. G. K. Ananda Kumarasiri (Buddha Dharma Education Association Inc.)|year=2004|ISBN=983-40966-1-5}}
* {{cite book|last1=Lamotte|first1=Etienne|authorlink1=Etienne Lamotte|title=History of Indian Buddhism: From the Origins to the Saka Era|url=https://archive.org/details/historyofindianb0000lamo|date=1988|publisher=[[Université catholique de Louvain]], Institut orientaliste|isbn=906831100X|ref={{sfnref|Lamotte|1988}}}}
* {{cite journal|last1=Langenberg|first1=Amy Paris|title=Pregnant Words: South Asian Buddhist Tales of Fertility and Child Protection|url=https://archive.org/details/sim_history-of-religions_2013-05_52_4/page/351|journal=History of Religions|date=2013|volume=52|issue=4|page=351|doi=10.1086/669645|jstor=10.1086/669645|ref={{sfnref|Langenberg|2013}}}}
* {{cite journal|last1=Loy|first1=David R.|authorlink1=David Loy|title=Awareness Bound and Unbound: Realizing the Nature of Attention|url=https://archive.org/details/sim_philosophy-east-and-west_2008-04_58_2/page/230|journal=Philosophy East and West|date=2008|volume=58|issue=2|page=230|jstor=20109462|ref={{sfnref|Loy|2008}}}}
Baris 216:
* {{cite encyclopedia|last1=Parkum|first1=Virginia Cohn|last2=Stultz|first2=J. Anthony|editor1-last=Queen|editor1-first=Christopher S.|encyclopedia=Engaged Buddhism in the West|date=2012|publisher=[[Wisdom Publications]]|title=The Aṅgulimāla Lineage: Buddhist Prison Ministries|isbn=978-0-86171-841-2|url=https://books.google.com/?id=NzY6AwAAQBAJ|ref={{sfnref|Parkum|Stultz|2012}}}}
* {{cite web|last1=Shrestha|first1=Mathura P.|author-link=Mathura P. Shrestha|title=Human Rights including Economic, Social and Cultural Rights: Theoretical and Philosophical Basis|url=http://cffn.ca/2007/01/human-rights-including-economic-social-and-cultural-rights-theoretical-and-philosophical-basis/|archive-url=https://web.archive.org/web/20180507182406/http://cffn.ca/2007/01/human-rights-including-economic-social-and-cultural-rights-theoretical-and-philosophical-basis/|archive-date=8 May 2018|dead-url=no|website=Canada Foundation for Nepal|accessdate=4 May 2018|date=9 January 2007|ref={{sfnref|Shrestha|2007}}}}
* {{cite book|last=Swearer|first=D.K.|year=2010|title=The Buddhist World of Southeast Asia|publisher=[[SUNY Press]]|url=http://www.ahandfulofleaves.org/documents/The%20Buddhist%20World%20of%20Southeast%20Asia_Swearer.pdf|isbn=978-1-4384-3251-9|ref={{sfnref|Swearer|2010}}|access-date=2018-09-12|archive-date=2018-06-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20180612144423/http://www.ahandfulofleaves.org/documents/The%20Buddhist%20World%20of%20Southeast%20Asia_Swearer.pdf|dead-url=yes}}
* {{Citation|last1=Thompson|first1=John|title=Ahimsā and its Ambiguities: Reading the Story of Buddha and Aṅgulimāla|journal=[[Open Theology]]|date=3 January 2015|volume=1|issue=1|pages=160–74|doi=10.1515/opth-2015-0005}}
* {{Citation|last1=Thompson|first1=John|editor1-last=McDonald|editor1-first=Joseph|encyclopedia=Exploring Moral Injury in Sacred Texts|date=2017|publisher=[[Jessica Kingsley Publishers]]|title=Buddhist Scripture and Moral Injury|isbn=978-1-78450-591-2|url=https://books.google.com/?id=2-YpDgAAQBAJ|pages=169–90}}