Stasiun Majalaya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Sejarahnya di masa Jepang Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Membalikkan revisi 24003801 oleh 182.2.39.111 (bicara) Tag: Pembatalan |
||
(13 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 12:
| kode = MJA
| no_stasiun = -
| letak = km 29+222 lintas [[Stasiun Bandung|Bandung]]-[[Stasiun Cikudapateuh|Cikudapateuh]]-''[[Stasiun Dayeuhkolot|Dayeuhkolot]]-
| line = -
| close_type = SS
Baris 18:
| class = III/kecil
}}
'''Stasiun Majalaya (MJA)''' adalah [[stasiun kereta api nonaktif
Kini bangunan stasiun berubah menjadi kios, sedangkan emplasemennya kini menjadi Pasar Majalaya.
== Sejarah ==
Baris 27 ⟶ 26:
Asal usul stasiun ini berawal dari keinginan Belanda mengincar produk-produk perkebunan dari wilayah Bandung Selatan, sehingga dibutuhkan suatu transportasi terpadu yang lebih murah dan cepat. Pengangkutan dengan pedati sudah tidak memungkinkan lagi untuk dilakukan karena membutuhkan biaya yang besar.<ref name=":0">{{Cite book|title=Politik Pintu Terbuka: Undang-Undang Agraria dan Perkebunan Teh di Daerah Bandung Selatan 1870-1929|last=Hakim|first=C.L.|publisher=Vidya Mandiri|year=2018|isbn=|location=Ciamis|pages=}}</ref><ref>{{Cite book|title=Kehidupan kaum ménak Priangan, 1800-1942|last=Lubis|first=N.H.|publisher=Pusat Informasi Kebudayaan Sunda|year=1998|isbn=|location=|pages=}}</ref>
Oleh karena itu, dibangunlah jalur dari Bandung menuju Ciwidey dan dibuat pula percabangannya menuju Majalaya. Jalur menuju Majalaya dibuka pada tanggal 3 Maret 1922.<ref name=":1">{{Cite book|title=Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932|last=Staatsspoorwegen|first=|publisher=Burgerlijke Openbare Werken|year=1921-1932|isbn=|location=Batavia|pages=}}</ref> Jalur yang menuju Majalaya ini dinonaktifkan karena dibongkar oleh pekerja
=== Rencana jalur ''Shortcut'' Cicalengka–Majalaya ===
Asal-usul proyek pembangunan ''shortcut'' atau jalur pintas Majalaya–Cicalengka ini sangat kurang jelas. Meski begitu, Iman Subarkah menyatakan dalam bukunya yang berjudul ''Sekilas 125 Tahun Kereta Api Kita'', bahwasannya
pembangunan lintas ini dimaksudkan untuk menghubungkan
daerah [[Bandung]] Selatan akan terkoneksi dengan daerah [[Jawa Tengah]] dan [[Jawa Timur]] melalui kereta api. Bahkan, ketika itu beliaulah yang diberi tugas untuk mengawasi pelaksanaan pembangunan jalur ''shortcut'' ini.<ref>{{Citebook|title=Sekilas 125 Tahun Kereta Api Kita 1867 - 1992|first=Iman|last=Subarkah|page=52 dan 53|publisher=Yayasan Pusat Kesejahteraan Karyawan Kereta Api|location=Bandung|year=1992}}</ref>
Selama pekerjaan berlangsung, banyak tahanan perang meninggal karena dipaksa bekerja keras,
Per 15 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada sekutu. Ketika itu, ''railbed'' sudah siap namun belum dipasang rel kereta api diatasnya. Praktis saja sejak menyerahnya Jepang kepada sekutu, proyek tersebut dihentikan. Lalu pada 19 Agustus 1945 para tahanan perang dalam proyek ini dievakuasi menuju [[Cimahi]] dan [[Bandung]]. Sejak saat itu proyek pembangunan ''shortcut'' jalur kereta api Cicalengka–Majalaya tidak pernah terselesaikan.
Baris 44 ⟶ 43:
{{reflist}}
▲{{s-line|system=KAI|line=Dayeuhkolot–Majalaya|previous=Cibungur (Bandung)}}
{{stasiun-stub}}▼
{{coord|-7.047709|107.759485|display=title}}
[[Kategori:Bekas stasiun kereta api di Jawa Barat|Majalaya]]
[[Kategori:Majalaya, Bandung]]
▲{{stasiun-Jabar-stub}}
|