Tribhuwanaraja: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Negitota (bicara | kontrib)
Biografi: Fixed wrong
Tag: Dikembalikan kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(15 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Raja Malayapura}}
'''Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa''' merupakan salah seorang ''Maharaja'' [[MelayuMalayapura]] yang pernah memerintah di [[Dharmasraya]] (sekarang [[Kabupaten Dharmasraya]]). Namanya disebutkan pada [[Prasasti Padang Roco]] sebagai penguasa di ''Bumi MelayuMalayu''. Sementara jika membandingkan dengan [[Sulalatus Salatin]], terdapat kemiripan namanya dengan tokoh pendiri [[Singapura]] yaitu ''Sri Tri Buana'' ([[Sang Nila Utama]]).<ref>Raffles, T. S., (1821), ''Malay annals'' (trans. John Leyden), Longman, Hurst, Rees, Orme, and Brown</ref>
 
== Biografi ==
Tribhuwanaraja sendiri kemungkinan besar adalah merupakan keturunan dari ''[[Trailokyaraja|Maharaja Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa]]'' yang disebut dalam [[Prasasti Grahi]] (selatan [[Thailand]]).
 
Munculnya nama Dharmasraya sebagai kerajaan melayuMalayapura menunjukanmenunjukkan luasnya pengaruh kerajaan ini sampai ke pulaipulau [[Jawa]], sehingga raja [[Singhasari]] waktu itu [[Kertanagara]] perlu melakukan suatu kerjasama dengan kerajaan ini, sehingga muncullah [[Ekspedisi Pamalayu]], dan pada tahun 1286 Kertanagara menghadiahkan [[Arca Amoghapasa]] sebagai hadiah persahabatan. Menurut sumber melayu malay annals, kisah kertanegara memberikan hadiah arca amoghapasa kepada Tribhuwana terjadi pada saat Tribhuwana mengunjungi kota tanjung pura di jawabarat. Yang pada zaman dulu merupakan salah satu dari bagian kekuasaan kerajaan sriwijaya.
Tribhuwana dapat di samakan dengan tokoh sang sapurba di dalam malay annals.
 
Selanjutnya dari [[Pararaton]] dan [[Nagarakretagama]], raja MelayuMalayapura setelah menerima Arca Amoghapasa, menjodohkankanmenjodohkan dua orang putrinya yaitu [[Dara Jingga]] dan [[Dara Petak]] untuk disuntingdipersunting oleh Kertanagara, tetapi dalam kepulangan kembali dari tim ekspedisi ini, Singhasari telah runtuh dan digantikan oleh [[MajapahitWilwatikta]], [[Raden Wijaya]] sebagai ahli waris mempersunting Dara Petak, yang kemudian hari melahirkan raja kedua Majapahit yaitu [[Jayanagara]], sedangkan Dara Jingga diserahkan kepada penguasa''dewa'' tanjung(salah puraseorang bangsawan), yangsehingga kemudianDara hariJingga melahirkandisebut Kertawardhanajuga yangdengan nanti''sira akanalaki menjadidewa'', akanyang memerintahkemudian majapahithari bersamamelahirkan dengan istrinya Tribhuwana Wijayatunggadewi[[Adityawarman]]. <ref>Mangkudimedja, R.M., (1979), ''Serat Pararaton'', Alih aksara dan alih bahasa Hardjana HP, Jakarta, Departemen P dan K, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah.</ref><ref>Muljana, Slamet, (2006), ''Tafsir Sejarah Nagarakretagama'', Yogyakarta: LKIS, ISBN 979-25-5254-5</ref> Namun Profesor [[Uli Kozok]] seorang filolog meragukan kalau Adityawarman adalah putra langsung dari Dara Jingga, tetapi memang keturunannya. Selanjutnya Uli Kozok meyakini bahwa yang dimaksud putra Dara Jingga tersebut adalah [[Akarendrawarman]].<ref>us.detiknews.com [http://us.detiknews.com/read/2010/03/09/162301/1314650/10/-banyak-kejanggalan-sejarah-adityawarman-diteliti-ulang Sejarah Adityawarman] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100416082654/http://us.detiknews.com/read/2010/03/09/162301/1314650/10/-banyak-kejanggalan-sejarah-adityawarman-diteliti-ulang |date=2010-04-16 }} (diakses pada 11 Juli 2010)</ref>
Munculnya nama Dharmasraya sebagai kerajaan melayu menunjukan luasnya pengaruh kerajaan ini sampai ke pulai [[Jawa]], sehingga raja [[Singhasari]] waktu itu [[Kertanagara]] perlu melakukan suatu kerjasama dengan kerajaan ini, sehingga muncullah [[Ekspedisi Pamalayu]], dan pada tahun 1286 Kertanagara menghadiahkan [[Arca Amoghapasa]] sebagai hadiah persahabatan. Menurut sumber melayu malay annals, kisah kertanegara memberikan hadiah arca amoghapasa kepada Tribhuwana terjadi pada saat Tribhuwana mengunjungi kota tanjung pura di jawabarat. Yang pada zaman dulu merupakan salah satu dari bagian kekuasaan kerajaan sriwijaya.
 
Selanjutnya dari [[Pararaton]] dan [[Nagarakretagama]], raja Melayu setelah menerima Arca Amoghapasa, menjodohkankan dua orang putrinya yaitu [[Dara Jingga]] dan [[Dara Petak]] untuk disunting oleh Kertanagara, tetapi dalam kepulangan kembali tim ekspedisi ini, Singhasari telah runtuh dan digantikan oleh [[Majapahit]], [[Raden Wijaya]] sebagai ahli waris mempersunting Dara Petak, yang kemudian hari melahirkan raja kedua Majapahit yaitu [[Jayanagara]], sedangkan Dara Jingga diserahkan kepada penguasa tanjung pura, yang kemudian hari melahirkan Kertawardhana yang nanti akan menjadi akan memerintah majapahit bersama dengan istrinya Tribhuwana Wijayatunggadewi. <ref>Mangkudimedja, R.M., (1979), ''Serat Pararaton'', Alih aksara dan alih bahasa Hardjana HP, Jakarta, Departemen P dan K, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah.</ref><ref>Muljana, Slamet, (2006), ''Tafsir Sejarah Nagarakretagama'', Yogyakarta: LKIS, ISBN 979-25-5254-5</ref> Namun Profesor [[Uli Kozok]] seorang filolog meragukan kalau Adityawarman adalah putra langsung dari Dara Jingga, tetapi memang keturunannya. Selanjutnya Uli Kozok meyakini bahwa yang dimaksud putra Dara Jingga tersebut adalah [[Akarendrawarman]].<ref>us.detiknews.com [http://us.detiknews.com/read/2010/03/09/162301/1314650/10/-banyak-kejanggalan-sejarah-adityawarman-diteliti-ulang Sejarah Adityawarman] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100416082654/http://us.detiknews.com/read/2010/03/09/162301/1314650/10/-banyak-kejanggalan-sejarah-adityawarman-diteliti-ulang |date=2010-04-16 }} (diakses pada 11 Juli 2010)</ref>
 
== Rujukan ==
{{Reflist}}
 
{{indo-bio-stub}}
 
[[Kategori:Kerajaan Melayu]]
Baris 20 ⟶ 16:
[[Kategori:Tokoh Minangkabau]]
[[Kategori:Dinasti Mauli]]
 
 
{{indoIndo-bio-stub}}