Hadi Mulyadi (pemain sepak bola): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Raksasabonga (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(34 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Fam Tek Fong''' alias '''Hadi Mulyadi''' alias '''Mulyadi''' (lahir di [[Serang]], [[Banten]]; [[19 September]] [[1943]]) adalah seorang pemain sepak bola Indonesia di era tahun 1960an. Pada massanya, Ia dikenal sebagai [[pemain belakang]] ([[bek]]) yang andal. Ia pernah memperkuat tim nasional [[PSSI]], [[UMS]], [[Persija]], [[Pardedetex]], dan [[Warna Agung]].
 
'''Fam Tek Fong''' alias '''Hadi Mulyadi''' alias '''Mulyadi''' (lahir di {{lahirmati|[[Kota Serang|Serang]], [[Banten]]; [[|19 September]] [[|9|1943]]||30|1|2011}}) adalah seorang pemain sepak bola Indonesia dipada era tahun 1960an1960-an. Pada massanyamasanya, Ia dikenal sebagai [[pemain belakang]] ([[bek]]) yang andal. Ia pernah memperkuat tim nasional [[PSSI]], [[UMS]], [[Persija]], [[Pardedetex]], dan [[Warna Agung]].
== Massa Kejayaan ==
Tek Fong, demikian Ia biasa dipanggil, mulai mengenal sepak bola saat berusia 10 tahun. Ketika itu, Ia hampir setiap hari datang ke Petak Sinkian untuk melihat [[Thio Him Tjiang]], [[Djamiaat Dhalhar]], [[Kwee Kiat Sek]], [[Chris Ong]], dan [[Van der Vin]] berlatih di bawah pimpinan pelatih Dokter [[Endang Witarsa]] (Liem Sun Yu). Pada tahun 1960 Tek Fong diterima masuk [[Union Makes Strength]] ([[UMS]]) setelah Dokter Endang melihat ada kelebihan di kakinya. Hampir bersamaan dengannya, masuk pula [[Surya Lesmana]], [[Reni Salaki]], [[Kwee Tik Liong]], dan [[Yudo Hadianto]].
 
== MassaMasa Kejayaan ==
Tek Fong adalah satu dari sekian banyak murid terbaik Endang Witarsa. Dokter Endang tak hanya menjadikannya sebagai [[libero]] andal di masanya, tapi juga mengajarkan bagaimana menjalani hidup di luar lapangan. Ketika Dokter Endang dipercaya menjadi pelatih [[Persija Jakarta]] pada tahun 1963, Ia juga membawa Tek Fong untuk bergabung. Tek Fong bersama dengan [[Soetjipto Suntoro]], [[Taher Yusuf]], dan [[Domingus Wawayae]] berhasil membawa Persija menjadi juara Perserikatan 1963. Tek Fong kemudian pindah ke klub [[Pardedetex]] [[Medan]] pada tahun 1969.
Tek Fong, demikian Iaia biasa dipanggil, mulai mengenal sepak bola saat berusia 10 tahun. Ketika itu, Iaia hampir setiap hari datang ke Petak Sinkian untuk melihat [[Thio Him Tjiang]], [[Djamiaat Dhalhar]], [[Kwee Kiat Sek]], [[Chris Ong]], dan [[Van der Vin]] berlatih di bawah pimpinan pelatih Dokter [[Endang Witarsa|Drg. Endang Witarsa]] (Liem Sun Yu). Pada tahun 1960 Tek Fong diterima masuk [[Union Makes Strength]] ([[UMS]]) setelah Dokter Endang melihat ada kelebihan di kakinya. Hampir bersamaan dengannya, masuk pula [[Surya Lesmana]], [[Reni Salaki]], [[Kwee Tik Liong]], dan [[Yudo Hadianto]].
 
Tek Fong adalah satu dari sekian banyak murid terbaik Endang Witarsa. Dokter Endang tak hanya menjadikannya sebagai [[libero]] andal di masanya, tapi juga mengajarkan bagaimana menjalani hidup di luar lapangan. Ketika Dokter Endang dipercaya menjadi pelatih [[Persija Jakarta]] pada tahun 1963, Ia juga membawa Tek Fong untuk bergabung. Tek Fong bersama dengan [[Soetjipto Suntoro]], [[Taher Yusuf]], dan [[Domingus Wawayae]] berhasil membawa Persija menjadi juara Perserikatan 1963. Tek Fong kemudian pindah ke klub [[Pardedetex]] [[Medan]] pada tahun 1969.
Saat Dokter Endang dipercaya sebagai pelatih tim nasional, Ia juga meminta Tek Fong untuk bergabung. Pretasinya di tim nasional semakin cemerlang. Tek Fong bersama dengan [[Soetjipto Soentoro]], [[Abdul Kadir]], [[Risdianto]], [[Surya Lesmana]], [[Yakob Sihasale]], [[Reni Salaki]], [[Yuswardi]], serta [[Anwar Udjang]] berhasil membawa berbagai gelar juara ke Indonesia.
 
TekSaat FongDokter kemudianEndang memperkuatdipercaya Klubsebagai [[Warnapelatih Agung]]tim padanasional, tahunIa 1972.juga Bennymeminta Mulyono,Tek pemilik klub, memintanyaFong untuk menarik sejumlah pemain nasional memperkuat klub pabrik cat yangbergabung. bermarkasPretasinya di Jalantim Pangerannasional Jayakarta.semakin Di bawah pelatih drgcemerlang. Endang Witarsa, Tek Fong bersama dengan [[RisdiantoSoetjipto Soentoro]], [[RullyAbdul NereKadir]], [[M.Risdianto]], [[Surya BasriLesmana]], [[Yakob Sihasale]], [[TimoReni KapissaSalaki]], dan[[Yuswardi]], serta [[RobbyAnwar BinurUdjang]] mengantarberhasil klubmembawa Warnaberbagai Agunggelar juara ke puncak kejayaanIndonesia.
 
Tek Fong kemudian memperkuat Klub [[Warna Agung]] pada tahun 1972. Benny Mulyono, pemilik klub, memintanya untuk menarik sejumlah pemain nasional memperkuat klub pabrik cat yang bermarkas di Jalan Pangeran Jayakarta. Di bawah pelatih drg. Endang Witarsa, Tek Fong bersama dengan [[Risdianto]], [[Rully Nere]], [[M. Basri]], [[Yakob Sihasale]], [[Timo Kapissa]], dan [[Robby Binur]] mengantar klub Warna Agung ke puncak kejayaan.
Tek Fong memang tak tergeserkan selama delapan tahun di tim nasional. Ia tidak hanya membawa Persija Jakarta menjadi juara Perserikatan pada tahun 1963 tetapi juga ikut mempersembahkan empat gelar juara bagi tim nasional Indonesia, yaitu; King's Cup 1968, Merdeka Games 1969, Anniversary Cup 1972, dan Pesta Sukan 1972.
 
Tek Fong memang tak tergeserkan selama delapan tahun di tim nasional. Ia tidak hanya membawa Persija Jakarta menjadi juara Perserikatan pada tahun 1963 tetapi juga ikut mempersembahkan empat gelar juara bagi tim nasional Indonesia, yaitu; King's Cup 1968, Merdeka Games 1969, Anniversary Cup 1972, dan Pesta Sukan 1972.
== Dokter Endang sebagai Guru Besar ==
Tek Fong menganggap drg Endang Witarsa sebagai guru besarnya. Dokter Endang adalah pelatih ketika Tek Fong memperkuat UMS, Persija Jakarta, Warna Agung, dan tim nasional PSSI. Baginya, dokter Endang adalah sumber inspirasi karena hidupnya benar-benar dibaktikan pada sepak bola.
 
== Dokter Endang sebagai Guru Besar ==
Tek Fong tidak jauh dari Dokter Endang ketika sang legenda tersebut menjalani perawatan hingga akhirnya mengembuskan napas terakhir. Ia menangis ketika ikut merasakan apa yang dirasakan Dokter. Ketika Dokter Endang sedang menahan kesakitan, Ia masih sempat-sempatnya menanyakan kondisi lapangan Petak Sinkian.
Tek Fong menganggap drg Endang Witarsa sebagai guru besarnya. Dokter Endang adalah pelatih ketika Tek Fong memperkuat UMS, Persija Jakarta, Warna Agung, dan tim nasional PSSI. Baginya, dokter Endang adalah sumber inspirasi karena hidupnya benar-benar dibaktikan pada sepak bola.
 
Tek Fong tidak jauh dari Dokter Endang ketika sang legenda tersebut menjalani perawatan hingga akhirnya mengembuskan napas terakhir. Ia menangis ketika ikut merasakan apa yang dirasakan Dokter. Ketika Dokter Endang sedang menahan kesakitan, Ia masih sempat-sempatnya menanyakan kondisi lapangan Petak Sinkian.
Tek Fong masih teringat ajaran-ajaran yang diberikan Dokter Endang. Dokter Endang selalu mengingatkan agar Tek Fong bersikap jujur, tidak berbohong, dan memelihara pertemanan dengan baik. Ia baru menyadari pertemanan yang dimaksud ketika Dokter memindahkannya dari Persija ke Pardedetex Medan pada 1969. Ternyata Dokter sudah berteman dengan T.D. Pardede ketika pengusaha Medan itu mendirikan klub Pardedetex.
 
Tek Fong masih teringat ajaran-ajaran yang diberikan Dokter Endang. Dokter Endang selalu mengingatkan agar Tek Fong bersikap jujur, tidak berbohong, dan memelihara pertemanan dengan baik. Ia baru menyadari pertemanan yang dimaksud ketika Dokter memindahkannya dari Persija ke Pardedetex Medan pada 1969. Ternyata Dokter sudah berteman dengan T.D. Pardede ketika pengusaha Medan itu mendirikan klub Pardedetex.
== Berkarir menjadi Pelatih ==
 
Setelah 12 tahun menjadi pemain sepak bola, Tek Fong kini menjadi salah satu pelatih Sekolah Sepak Bola Union Makes Strength (UMS), klub sepak bola yang sudah berusia lebih dari 100 tahun. "Saya ingin menghabiskan masa tua di sini," katanya. Ia adalah sedikit dari banyak pemain nasional etnis Tionghoa yang masih tersisa.
== BerkarirBerkarier menjadi Pelatih ==
Setelah 12 tahun menjadi pemain sepak bola, Tek Fong kini menjadi salah satu pelatih Sekolah Sepak Bola Union Makes Strength (UMS), klub sepak bola yang sudah berusia lebih dari 100 tahun. "Saya ingin menghabiskan masa tua di sini," katanya. Ia adalah sedikit dari banyak pemain nasional etnis Tionghoa yang masih tersisa.
 
Sebagian mimpi lelaki dengan dua anak ini kini terwujud. Tek Fong sangat bangga ketika memperkenalkan [[Robo Solissa]], yang bermain untuk klub UMS, anggota Divisi Utama Persija Jakarta. Nyong Ambon itu adalah hasil didikannya selama tiga tahun di Sekolah Sepak Bola UMS di Petak Sinkian.
Baris 27 ⟶ 28:
 
== Karier Pemain ==
 
* Tim nasional [[PSSI]] (1964-1972)
* Klub [[Unions Makes Strength]] ([[UMS]]) (1960)
* Klub [[Persija Jakarta]] (1963)
* Klub [[Pardedetex]] [[Medan]] (1969-1970)
Baris 35 ⟶ 37:
 
== Prestasi ==
 
* Juara [[Aga Khan Cup]] 1967 di [[Dhaka]], [[Bangladesh]]
* Juara [[King's Cup]] 1968 di [[Bangkok]], [[Thailand]]
* Juara [[Merdeka Games]] 1969 di [[Kuala Lumpur]], [[Malaysia]]
* Juara [[Anniversary Cup]] 1972 di [[Jakarta]]
* Juara [[Pesta Sukan]] 1972 di [[Singapura]]
 
== Pranala luar ==
{{indo-bio-stub}}
 
* [http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0512/16/or/2292689.htm/ Seabad UMS dan Legenda Hidupnya] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071018073350/http://kompas.com/kompas-cetak/0512/16/or/2292689.htm |date=2007-10-18 }}
* [http://www.sinarharapan.co.id/berita/0804/02/sh05.html/ Endang Witarsa Telah Tiada]
 
{{Authority control}}
{{DEFAULTSORT:Mulyadi}}
 
{{DEFAULTSORT:Mulyadi, Mulyadi}}
[[Kategori:Kelahiran 1943]]
[[Kategori:Pemain sepak bola Indonesia]]
[[Kategori:Tionghoa-Indonesia]]
[[Kategori:KelahiranTokoh 1943dari Serang]]
[[Kategori:Pemain Persija Jakarta]]