Amba: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib) k →top |
Terrible quality AI |
||
(11 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 8:
| Asal = [[Kerajaan Kasi]]
| Kasta = kesatria
| Image =
| Caption =
}}
'''Amba''' {{Sanskerta|अम्बा|Ambā}} adalah putri sulung dari Raja [[Kerajaan Kasi|Kasi]] dalam [[wiracarita]] ''[[Mahabharata]]''. Tokoh ini diriwayatkan secara tragis, terutama dalam ''[[Adiparwa]]'' (kitab pertama) dan ''[[Udyogaparwa]]'' (kitab kelima) dari 18 kitab ''[[Mahabharata]]''. Dikisahkan bahwa ia diboyong dari istananya ke [[Hastinapura]] oleh [[Bisma]], pangeran dari [[Kerajaan Kuru]], untuk dinikahkan kepada [[Wicitrawirya]], Raja Kuru. Namun ia menolak untuk menikah dengan Wicitrawirya karena telanjur berjanji untuk menikah dengan Raja Salwa. Sementara itu, Raja Salwa menolak untuk menerima Amba kembali sebagai pengantinnya karena dirinya telanjur dipermalukan oleh Bisma. Akhirnya Amba dendam kepada Bisma, yang ia anggap sebagai sumber kemalangannya, lalu bersumpah untuk menjadi penyebab kematian Bisma. Pada kehidupan selanjutnya, Amba terlahir kembali sebagai [[Srikandi]], putri [[Drupada]] dari [[Kerajaan Panchala]].
== Sayembara di Kasi ==
Dalam kitab pertama ''[[Mahabharata]]'', yaitu ''[[Adiparwa]]'', dikisahkan bahwa Amba merupakan putri sulung Raja [[kerajaan Kasi]]. Ia memiliki dua adik bernama [[Ambika]] dan [[Ambalika]].<ref name="Mani">{{cite encyclopaedia| last = Mani | first = Vettam | title = Amba| encyclopaedia = Puranic Encyclopaedia: a Comprehensive Dictionary with Special Reference to the Epic and Puranic Literature | publisher = Motilal Banarsidass Publishers | year = 1975 <!-- | location = Delhi --> | isbn = 978-0-8426-0822-0 | authorlink = Vettam Mani|pages = 27–29}}</ref> Kerajaan Kasi memilih untuk menemukan jodoh putrinya lewat sebuah [[sayembara]]. Kabar perihal sayembara tersebut sampai ke [[Hastinapura]], yang saat itu dipimpin [[Wicitrawirya]], dengan dibantu oleh [[Bisma]], saudara tirinya. Bisma mengikuti sayembara tersebut demi menikahkan Wicitrawirya dengan para putri Kasi. Ia mengalahkan semua peserta yang ada di sana, termasuk Raja Salwa. Bisma memboyong Amba tepat pada saat Amba memilih Salwa sebagai suaminya,
Bersama dengan dua adiknya yang lain, Amba diboyong ke [[Hastinapura]] oleh [[Bisma]] untuk dinikahkan kepada Wicitrawirya. Kedua adik Amba menikah dengan [[Wicitrawirya]],
== Pengembaraan ==
[[File:Bhishma and parashurama fight for Amba.jpg|left|thumb|Lukisan karya seniman [[Mughal]], menggambarkan [[Bisma]] dan [[Parasurama]] bertarung karena Amba.]]
Amba ditolak ketika tiba di istana Salwa, sebab Salwa enggan menikahi wanita yang telah direbut darinya. Karena Salwa telah dikalahkan oleh [[Bisma]], maka Salwa merasa bahwa yang pantas menikahi Amba adalah Bisma. Maka Amba kembali ke [[Hastinapura]] untuk menikah dengan Bisma. Namun Bisma yang bersumpah untuk tidak kawin seumur hidup menolak untuk menikah dengan Amba. Akhirnya hidup Amba terkatung-katung di hutan. Ia tidak diterima oleh Salwa, tidak pula oleh Bisma. Dalam hatinya, timbul kebencian terhadap Bisma, orang yang memisahkannya dari Salwa.<ref name=Shikhandi/>
Di dalam hutan, Amba bertemu dengan [[Resi]] Hotrawahana, kakeknya. Setelah mengetahui masalah yang dihadapi Amba, sang resi meminta bantuan [[Parasurama|Rama Bargawa]] atau [[Parasurama]], guru Bisma. Parasurama membujuk Bisma agar mau menikahi Amba. Karena Bisma terus-menerus menyatakan penolakan, Parasurama menjadi marah lalu menantang Bisma untuk bertarung. Pertarungan antara Parasurama melawan Bisma berlangsung dengan sengit selama 23 hari dan kedua pihak menunjukkan kekuatan yang seimbang. Pada hari ke-24, Bisma memutuskan untuk menggunakan senjata sakti demi mengakhiri pertarungan tersebut. Sebelum terlaksana, para [[dewa (Hindu)|dewa]] yang dipimpin oleh [[Narada]] turun ke dunia dan menengahi kedua pihak. Pertarungan pun dinyatakan berakhir seri.<ref name="Mani"/><ref>{{Cite web|url=http://www.sacred-texts.com/hin/m05/m05188.htm|work=The Mahabharata, Book 5: Udyoga Parva|title=SECTION CLXXXVIII|publisher=Sacred-texts.com|author=[[Kisari Mohan Ganguli]]}}</ref>
Setelah Parasurama gagal membujuk Bisma, Amba pergi berkelana dan bertapa. Ia memuja para dewa, memohon agar bisa melihat Bisma mati. Dewa perang [[Kartikeya]], putra dewa [[Siwa]], muncul di hadapan Amba sambil memberi kalung bunga [[teratai]] yang tidak akan layu. Ia berkata bahwa orang yang memakai kalung bunga tersebut akan menjadi pembunuh Bisma. Setelah menerima pemberian itu, Amba pergi berkelana untuk mencari [[kesatria]] yang bersedia memakai kalung bunganya. Meski ada peluang keberhasilan karena kalung tersebut diberikan oleh dewa yang dapat dipercaya, tidak ada orang yang bersedia memakainya setelah mengetahui bahwa orang yang harus dihadapi adalah Bisma. Ketika Amba menemui Raja [[Drupada]], permintaannya juga ditolak karena sang raja takut melawan Bisma. Akhirnya Amba melempar karangan bunganya ke tiang balai pertemuan Raja Drupada, setelah itu ia pergi dengan marah. Karangan bunga tersebut dijaga dengan ketat dan tak ada yang berani menyentuhnya.<ref name=Shikhandi>{{Cite web|url=http://www.mahabharataonline.com/rajaji/mahabharata_summary_5.php|title=4. Amba and Bhishma|accessdate=30 April 2013|publisher= Mahabharataonline.com}}</ref><ref name="Pattanaik2002">{{cite book|author=Devdutt Pattanaik|title=The man who was a woman and other queer tales of Hindu lore|url=https://books.google.com/books?id=gVvXAAAAMAAJ|accessdate=18 May 2013|date=8 January 2002|publisher=Harrington Park Press|isbn=978-1-56023-180-6|page=60}}</ref><ref>{{cite book|title=India through the ages|url=https://archive.org/details/indiathroughages00mada|last=Gopal|first=Madan|year= 1990| page= [https://archive.org/details/indiathroughages00mada/page/62 62]|editor=K.S. Gautam|publisher=Publication Division, Ministry of Information and Broadcasting, Government of India}}</ref>
== Kematian ==
Baris 31:
Dengan kebencian terhadap Bisma, Amba melakukan tapa dengan keras. Dalam pikirannya hanya ada keinginan untuk melihat Bisma mati. Karena ketekunannya, Dewa [[Siwa]] muncul dan berkata bahwa Amba akan be[[reinkarnasi]] sebagai pembunuh Bisma. Sang dewa juga berkata bahwa kebencian Amba terhadap Bisma tidak akan hilang setelah bereinkarnasi. Setelah mendengar pemberitahuan dari sang dewa, Amba membuat sebuah api unggun, lalu membakar dirinya sendiri.<ref name="Mani"/><ref name="CXC">{{Cite web|url=http://www.sacred-texts.com/hin/m05/m05190.htm|work=The Mahabharata, Book 5: Udyoga Parva|title=SECTION CXC|publisher=Sacred-texts.com|author=[[Kisari Mohan Ganguli]]}}</ref><ref name="Garg1992">{{cite book|author=Gaṅgā Rām Garg|title=Encyclopaedia of the Hindu World: Ak-Aq|url=https://books.google.com/books?id=WjDcd0cTFxQC&pg=PA371|accessdate=7 May 2013|year=1992|publisher=Concept Publishing Company|isbn=978-81-7022-375-7|pages=371–}}</ref>
Dalam versi lain, ada kisah berbeda mengenai kematian Amba. Diceritakan bahwa [[Bisma]] mengembara untuk menjauhi Amba karena menolak menikah,
== Kelahiran kembali ==
{{main|Srikandi}}
Dalam kehidupan selanjutnya, Amba bereinkarnasi menjadi [[Srikandi]], yang memihak [[Pandawa]] saat [[perang Kurukshetra]]. Srikandi adalah anak Raja [[Drupada]] dari [[kerajaan Panchala]] yang istimewa. Pada saat lahir, ia berkelamin wanita,
== Pewayangan Jawa ==
[[Berkas:Amba Mahabharata.jpg
Kisah hidup Amba antara kitab ''[[Adiparwa]]'' (buku pertama seri ''[[Mahabharata]]'') dan [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]] memiliki beberapa perbedaan, seperti misalnya nama-nama tokoh maupun kerajaan di [[India]] yang diubah agar bernuansa [[Jawa]],
Dalam pewayangan Jawa dikisahkan bahwa Dewi Amba adalah putri sulung Prabu Darmahumbara, raja negara Giyantipura dengan
== Referensi ==
{{reflist|2}}
{{Mahabharata}}
|