Nasakom: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tanda baca.
Fermionisme (bicara | kontrib)
k menambah template
Tag: VisualEditor-alih pranala ke halaman disambiguasi
(46 revisi perantara oleh 33 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Nasakom}}'''Nasakom''' (kepanjangan dari [[Nasionalisme|'''nas'''ionalisme]], [[Agama|'''a'''gama,]] dan [[Komunisme|'''kom'''unisme]]) adalah konsep politik yang dicetuskan oleh [[Presiden Indonesia|Presiden]] [[Soekarno]]. Konsep ini berlaku di [[Indonesia]] dari 1959 masa [[Demokrasi terpimpin|Demokrasi Terpimpin]] hingga [[Orde Baru]], tahun 1966. Gagasan Soekarno mengenai Nasakom ini merupakan upaya untuk menyatukan berbagai ideologi politik<ref>{{Citation|last=Echols|first=John M.|last2=Shadily|first2=Hassan|title=Kamus Indonesia Inggris: An Indonesian-English Dictionary|place=Jakarta|publisher=PT Gramedia|year=1989|edition=3|isbn=979-403-756-7}}</ref><ref>{{cite book|last=Friend|first=T.|title=Indonesian Destinies|url=https://archive.org/details/indonesiandestin00theo|publisher=Harvard University Press|year=2003|isbn=0-674-01137-6|pages=[https://archive.org/details/indonesiandestin00theo/page/25 25], 82–83}}</ref><ref>{{cite book|title=A History of Modern Indonesia since c. 1300|last=Ricklefs|first=M. C.|publisher=MacMillan|year=1991|isbn=0-333-57689-6|edition=2|page=268|lccn=94102636|oclc=30320024|ol=1135607M|id=ISBN 0-333-57690-X}} [http://books.google.com/books?id=ukurAAAAIAAJ&printsec=frontcover alternate version at Google Books with preview]<!-- Citaiton was to 0-333-57689-X, which is invalid. Given that the two ISBNs are so close together it is not possible to be certain which was intended. The Google Books URL is to an alternate version. It should also be noted that the two books referred to by those ISBNs are listed as being published in 1993, not 1991. --></ref><ref>{{cite book|last=Vickers|first=Adrian|title=A History of Modern Indonesia|url=https://archive.org/details/historymodernind00vick|publisher=Cambridge University Press|year=2005|page=[https://archive.org/details/historymodernind00vick/page/n161 146]|isbn=0-521-54262-6}}</ref> Nasakom berupaya untuk menyatukan golongan [[Nasionalisme|nasionalis]], [[Agamis|agamis,]] dan [[Komunisme|komunis]] yang pada waktu itu memiliki kekuasan terbesar dalam perpolitikan di Indonesia.
{{noref}}
 
== Latar Belakang==
'''Nasakom''' adalah singkatan dari [[Nasionalis]], [[Agama]] dan [[Komunis]]. Konsep ini diperkenalkan oleh [[Soekarno]], Presiden pertama Republik [[Indonesia]] yang menekankan adanya persatuan dari segala macam ideologi Nusantara untuk melawan penjajahan, dan sebagai pemersatu Bangsa untuk Revolusi rakyat dalam upaya memberantas kolonialisme di bumi [[Indonesia]].<ref>{{id}} {{cite web|url=http://golkar.or.id/blog/menyambut-kemerdekaan-ri-yang-ke-66-refleksi-sejarah-bangsa-indonesia-dalam-empat-periode|title=Menyambut Kemerdekaan RI yang ke-66: Refleksi Sejarah Bangsa Indonesia dalam Empat Periode|publisher=[[Golongan Karya]]|accessdate=2012-09-28}}</ref> Dengan penyatuan tiga konsep ini (Nasionalis, Agamis dan Komunis), [[Soekarno]] berusaha untuk mengajak segala komponen bangsa tanpa melihat segala perbedaan yang ada. Baik itu perbedaan Religius maupun suku dan budaya. Namun perlu diingat bahwa Nasakom bukan penjelmaan dari Pancasila karena mengandung unsur penyatuan komunis terhadap agama.
Gagasan Nasakom sebenarnya sudah dipikirikan [[Soekarno]] sejak 1927, jauh sebelum [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|Indonesia merdeka]]. Soekarno menulis rangkaian artikel berjudul "Nasionalisme, Islam, dan Marxisme" dalam majalah Indonesia Moeda. Kemudian, tahun 1956, ia menyampaikan gagasan ini. Ia mengkritik sistem [[Sistem parlementer|Demokrasi Parlementer]] yang dianggap tidak cocok untuk diterapkan di Indonesia.
Teori Nasakom telah lahir dan dirumuskan oleh [[Soekarno]] sejak tahun 1926 yang pada saat itu diistilahkan dengan tiga hal pokok yakni “Nasionalisme, Islamisme dan Marxisme. Pada intinya ketiga hal tersebut dipersatukan dalam satu tujuan yaitu Gotong-royong (bekerja bersama-sama) untuk Revolusi Indonesia dalam melawan Imperialisme.
 
Menurut Soekarno, Demokrasi Parlementer melindungi sistem [[kapitalisme]]. Sebab parlemen dikuasai oleh kaum borjuis. Sehingga menurutnya sistem ini tidak bisa memakmurkan rakyat. Selain itu, Soekarno juga menganggap bahwa Demokrasi Parlementer dapat membahayakan pemerintahan. Oleh sebab itu, bulan Februari 1956, Soekarno mengusulkan konsep baru yang disebut Nasakom dengan didasari oleh tiga pilar utama. Tiga pilar tersebut adalah [[Nasionalisme]], [[Agama]], dan [[Komunisme]]. Ketiga pilar ini dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan tiga faksi utama dalam politik Indonesia yaitu tentara, kelompok Islam, dan komunis. Melalui dukungan dari militer, bulan Februari 1956, ia menyatakan berlakunya Demokrasi Terpimpin dan mengusukan kabinet yang akan mewakili semua partai politik penting.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-09-28|title=Nasakom, Konsep Kesatuan Politik ala Soekarno Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/09/28/100000479/nasakom-konsep-kesatuan-politik-ala-soekarno|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-09-26}}</ref>
== Kontroversi ==
 
Ideologi ini runtuh karena tragedi 30 september yang diduga adalah rekayasa kudeta yang dilakukan rezim Soeharto yang memanfaatkan musuh politiknya pada saat itu (Partai Komunis Indonesia / PKI). Tragedi tersebut mengakibatkan pembubaran PKI dan pelarangan terhadap penyebaran ideologi komunis. Selain itu, tragedi tersebut juga diduga mengakibatkan pembunuhan massal dan diskriminasi kepada orang-orang yang terkait dengan PKI. Diperkirakan sekitar satu juta lebih jiwa yang terbunuh pada peristiwa tersebut. Hal ini merupakan dugaan pelanggaran HAM terberat sepanjang sejarah Indonesia. Dalam hal itu maka kita harus memperbaiki indonesia menjadi bangsa yang demokrasi,bebas dalam pilihan dan bebas dalam hal untuk mengungkapkan semua isi hati nurani rakyat indonesia.
==Pelaksanaan Nasakom==
Usai Nasakom terbentuk, Soekarno semakin gencar mengkampanyekan konsep Nasakom-nya. Soekarno menyatukan tiga kekuatan politik dengan tujuan untuk memperkuat posisinya. Tiga partai politik yang menjadi faksi utama dalam perpolitikan Indonesia saat itu adalah:
 
# [[Partai Nasional Indonesia]] (PNI) yang berhaluan nasionalis
# [[Nahdlatul Ulama]] yang berhaluan agama
# [[Partai Komunis Indonesia]] (PKI) yang berhaluan komunis
 
Soekarno bahkan mengampanyekan konsep Nasakom hingga ke forum internasional. Sebab saat itu, negara-negara pemenang [[Perang Dunia II]] saling bertentangan ideologi. Dalam Sidang Umum [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]] (PBB) tanggal 30 September 1960 di [[Kota New York|New York]], Soekarno menyampaikan pidato berjudul "To Build the World a New". Melalui pidato tersebut, Soekarno menyampaikan konsep Nasakom yang ia buat. Selanjutnya, dalam Sidang Panca Tunggal Seluruh Indonesia di [[Istana Negara]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], tanggal 23 Oktober 1965, Soekarno kembali menegaskan pentingnya Nasakom.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-09-28|title=Nasakom, Konsep Kesatuan Politik ala Soekarno Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/09/28/100000479/nasakom-konsep-kesatuan-politik-ala-soekarno|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-09-26}}</ref>
 
==Akhir Nasakom==
Soekarno sangat gencar memperluas gagasan Nasakom miliknya. Namun, sekeras apapun ia mempertahan konsep Nakasom nya, gagasan ini akhirnya kandas. Kandasnya Nasakom diakibatkan oleh luruhnya pamor [[Partai Komunis Indonesia|PKI]] akibat [[Gerakan 30 September]]. Selain itu, berakhirnya Nasakom juga diakibatkan oleh adanya peralihan kekuasaan dari [[Orde Lama]] ke [[Orde Baru]], di mana pemimpin baru Indonesia, [[Soeharto]], sangat anti-komunis. Dengan demikian, gagasan Nasakom pun berakhir.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-09-28|title=Nasakom, Konsep Kesatuan Politik ala Soekarno Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/09/28/100000479/nasakom-konsep-kesatuan-politik-ala-soekarno|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-09-26}}</ref>
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
{{indo-stub}}
 
[[Kategori:Sejarah Indonesia]]
[[Kategori:Soekarno]]
{{Authority control}}{{indo-stub}}