Garuda Indonesia Penerbangan 421: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
L.commander (bicara | kontrib)
 
(17 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 3:
|image =Boeing 737-3Q8, Garuda Indonesia JP6559933.jpg
|image_size =
|caption = PesawatSebuah pesawat [[Garuda Indonesia]] [[Boeing 737-3Q8]], mirip dengan pesawat yang mengalamimengalamai kecelakaan.
|name = Garuda Indonesia Penerbangan 421
|date = [[16 Januari]] [[2002]]
|type = ''[[Flameout]]'' di kedua mesin saat hujan lebat/hujan es yang mengakibatkan [[pendaratan air|pendaratan di air]]
|type = Mesin mati
|site = [[Bengawan Solo]] (dekat [[Kota Surakarta|Surakarta]], [[Jawa Tengah]], Indonesia)<br>
{{coord|7|40|03|S|110|46|48|E|dim:500km_type:event_region:ID-JT}}
|origin = [[Bandar Udara Selaparang]], [[KotaAmpenan, Mataram|Ampenan]]
|destination = [[Bandar Udara AdisuciptoAdisutjipto]], [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]]
|passengers = 54
|crew = 6
|injuries = 2213 (1 serius)
|fatalities = 1 (pramugari)
|survivors = 59
|aircraft_type = [[Boeing 737-300]]
|operator = [[Garuda Indonesia]]
|tail_number = PK-GWA
|Occupants=60
}}
'''Garuda Indonesia Penerbangan 421''' adalah penerbangan domestik berjadwal yang dioperasikan oleh maskapai penerbangan [[Garuda Indonesia]] yang menempuh jarak sekitar 625 km (388 mi; 337 nmi) dari [[Ampenan]] ke [[Yogyakarta]]. Pada tanggal 16 Januari 2002, terjadi kecelakaan yang menyebabkan pesawat ini melakukan [[pendaratan darurat]].
 
'''Garuda Indonesia Penerbangan 421''' adalah sebuah penerbangan domestik terjadwal yang dioperasikan oleh maskapai penerbangan [[Indonesia]], [[Garuda Indonesia]], dengan jarak tempuh sekitar {{convert|625|km|mi nmi|abbr=on}} dari [[Ampenan, Mataram|Ampenan]] ke [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]]. Pada tanggal 16 Januari 2002, penerbangan ini mengalami aktivitas badai petir yang parah saat mendekati tujuannya, mengalami [[Flameout|''flameout'']] di kedua mesin, dan terjun bebas di sungai yang dangkal, yang mengakibatkan satu orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka.
Akibat insiden ini, seorang pramugari tewas karena tersedot keluar pesawat yang disebabkan terbukanya pintu darurat dan 12 penumpang lainnya terluka.
 
== Pesawat dan kru ==
Pesawat yang dipakai dalam penerbangan initersebut adalah Boeing 737-3Q8, dengan [[Registrasi pesawat|kode registrasi]] PK-GWA., Pesawat iniyang dibuatdiproduksi pada tahun 1988 dan dikirimdiserahkan pada tahun 1989.<ref name="registration">{{Cite web|url=https://www.airfleets.net/ficheapp/plane-b737-24403.htm|title=Garuda PK-GWA (Boeing 737 - MSN 24403)|last=|first=|date=|website=www.airfleets.net|publisher=Airfleets aviation|url-status=live|archive-url=https://web.archive.org/web/20230708231811/https://www.airfleets.net/ficheapp/plane-b737-24403.htm|archive-date=2023-07-08|access-date=20 May 2013|dead-url=no}}</ref> Pesawat tersebutini adalahmerupakan pesawat Boeing 737 pertama yang diterbangkan oleh Garuda Indonesia. SaatDalam kejadianpenerbangan ini, pesawat ini diterbangkan oleh Kapten Abdul Rozaq (44) dan kopilotKopilot Harry Gunawan (46). Kapten Abdul Rozaq telah mencatatkan 14.020 jam terbang termasuk 5.086 jam terbang dengan Boeing 737. Kopilot Gunawan memiliki 7.137 jam terbang.
 
=== Penumpang ===
{| class="wikitable sortable"
! rowspan="2" |Kebangsaan<ref>{{Cite news|last1=Brummitt|first1=Chris|date=2002-01-18|title=Survivors recount plane crash in Indonesia|url=https://news.google.com/newspapers?nid=0klj8wIChNAC&dat=20020118&printsec=frontpage&hl=en|newspaper=[[The Spokesman-Review]]|page=2|agency=Associated Press|access-date=2023-07-07}}</ref>
! colspan="3" |Penumpang
! colspan="3" |Kru
! colspan="3" |Total
|- bgcolor="ccccff"
!Total
!Tewas
!Selamat
!Total
!Tewas
!Selamat
!Total
!Tewas
!Selamat
|-
|Australia
|1
|0
|1
|0
|0
|0
|1
|0
|1
|-
|Indonesia
|48
|0
|48
|6
|1
|5
|54
|1
|53
|-
|Italia
|2
|0
|2
|0
|0
|0
|2
|0
|2
|-
|Belanda
|1
|0
|1
|0
|0
|0
|1
|0
|1
|-
|Norwegia
|1
|0
|1
|0
|0
|0
|1
|0
|1
|-
|Thailand
|1
|0
|1
|0
|0
|0
|1
|0
|1
|- class="unsortable"
!Total
!54
!0
!54
!6
!1
!5
!60
!1
!59
|}
 
== Kecelakaan==
GarudaKetika 421pesawat terbang[[Boeing dari737 pulauClassic|Boeing [[Lombok737-300]] disedang Indonesiadalam sekitarperjalanan pukulmenuju 08.00 UTC. Menurut informasi yang didapat selamatempat penyelidikantujuan, tinggalpara landas,pilot climb dandihadapkan cruisepada selama penerbangan dilaporkan cerah. Pilot melaporkan saat descent awal dari ketinggian (FL) 310 (kurang lebih 31.000 kaki), mereka memutuskan untuk mengambil rute lain karena mereka melihat ada nyaaktivitas badai dalamyang rutecukup perjalananbesar yang sudahterlihat direncanakan.di Badaidepan inidan terlihat daridi radar cuaca di dalam pesawat.<ref name="Final NTSC">{{Cite web|url=http://kemhubri.dephub.go.id/knkt/ntsc_aviation/baru/Final%20Report%20PK-GWA_release%20GA%20Solo.pdf|title=PT. Garuda Indonesia GA421, B737 PK-GWA, Bengawan Solo River, Serenan Village, Central Java, 16 January 2002|last=|first=|date=2006|website=|publisher=National Transportation Safety Committee|location=Indonesia|url-status=dead|archiveurl=https://web.archive.org/web/20150103205942/http://kemhubri.dephub.go.id/knkt/ntsc_aviation/baru/Final%20Report%20PK-GWA_release%20GA%20Solo.pdf|archivedate=2015-01-03|accessdate=2013-03-02}}</ref> Mereka mencoba terbang di antara dua sel cuaca yang intens yang terlihat di radar mereka. Mereka kemudian memasuki badai petir yang berisi hujan lebat dan hujan es. Sekitar 90 detik kemudian, saat pesawat turun hingga ketinggian {{convert|19000|ft|abbr=on}}, kedua mesin [[CFM International CFM56]] mengalami [[Flameout|''flameout'']], yang mengakibatkan hilangnya semua daya listrik yang dihasilkan. Kedua mesin diatur pada pengaturan daya siaga penerbangan sebelum terjadi ''flameout''. Awak pesawat mencoba menyalakan kembali mesin sebanyak dua atau tiga kali. Mereka kemudian mencoba tetapi gagal menyalakan [[Auxiliary Power Unit]] (APU), di mana pada saat itu terjadi kehilangan daya listrik total. (Selama investigasi selanjutnya, baterai NiCd ditemukan berada dalam kondisi yang buruk karena prosedur pemeliharaan yang tidak memadai). First Officer Gunawan berusaha mengirimkan panggilan [[Mayday (tanda bahaya)|Mayday]], namun tidak berhasil. Ketika pesawat turun melalui lapisan awan yang lebih rendah pada ketinggian sekitar {{convert|8000|ft|abbr=on}}, pilot melihat [[Bengawan Solo|Sungai Bengawan Solo]] dan memutuskan untuk mencoba terjun ke sungai dengan sayap dan roda gigi yang ditarik. Prosedur penyelamatan berhasil, membuat pesawat berada dalam posisi tengkurap di air dangkal, dengan badan pesawat, sayap, dan permukaan kontrol yang sebagian besar masih utuh. Tidak ada api.
 
{{multiple image | direction = horizontal | align=center | footer = Rongsokan pesawat B737-300 registrasi PK-GWA yang rusak tapi utuh, bertumpu di dasar sungai [[Sungai Bengawan Solo]]. | image1 =| width1 = 400 | alt1 = | caption1 = | image2 =| width2 = 430 | alt2 = | caption2 = }}
Analisis dari [[kotak hitam]] data penerbangan digital ([[DFDR]]) dan gambar yang diperoleh dari satelit [[NOAA-12]] menunjukan bawa penerbangan telah memasuki badai sewaktu kru pesawat memulai untuk mengubah rute dari rute normal menuju [[Yogyakarta]]. Data satelit menunjukan pesawat memasuki daerah dengan cuaca buruk sekitar 09.18 UTC. Cuaca sangat buruk dan badai juga terakam dalam rekaman percakapan di dalam kokpit ([[CVR]]). Data dari pencitraan satelit, CVR dan DFDR serta pernyataan pilot menunjukan sebelum pesawat memasuki kawasan badai, pesawat menuju selatan dan terbang menuju ke celah anatara dua badai. Pilot melaporkan bahwa mereka mencoba terbang di celah antara dua badai yang dapat dilihat dari radar cuaca pesawat. Setelah 90 detik memasuki badai, kedua mesin pesawat mati pada 09.20 UTC, CVR dan DFDR berhenti merekam karena kehilangan listrik dari generator yang berada di kedua mesin pesawat. Pilot mencoba tiga kali menghidupkan kembali mesin pesawat namun gagal dan memutuskan untuk melakukan pendaratan darurat di sungai [[Bengawan Solo]].
 
{{multiple image | direction = horizontal | align=center | footer = Rongsokan pesawat B737-300 registrasi PK-GWA yang rusak tapi utuh, bertumpu di dasar sungai [[Sungai Bengawan Solo]]. | image1 = FltGA421_B737-300_PK-GWA_WreckageContext.png | width1 = 400 | alt1 = | caption1 = | image2 = FltGA421_B737-300_PK-GWA_WreckageCloseup.png | width2 = 430 | alt2 = | caption2 = }}
 
== Evakuasi dan penyelamatan ==
DuaHanya ada dua pintu dibukayang tersedia untuk evakuasi. Para wargaPenduduk desa-desa yang berada dekat di tempat kejadian juga turutterdekat membantu. Penumpang yang tidak terluka dan barang-barang pribadinyapribadi mereka ditampung sementara di sebuah rumah kosong seorang wargaterdekat, sementara penumpang yang terluka diangkut dengan kendaraan yang tersedia ke klinik terdekat. UsaiSetelah evakuasi, pilot menghubungi Jogja Tower melalui telepon selulerponsel dan melaporkan pendaratan darurat dan lokasi darurat. Tim penyelamat tiba sekitar dua jam kemudian dan semua penumpang dan awakkru yang tersisa dibawa dengan selamat ke rumah sakit.
 
== Akibat ==
Garuda Indonesia tidak lagi mengoperasikan rute ini pada tahun 2005. MasihMaskapai ini masih menggunakan nomor penerbangan GA-421, namun padadengan rute Denpasar–JakartaDenpasar sebagai- gantinyaJakarta, yang dioperasikan oleh [[Airbus A330]] atau [[Boeing 777|777-300ER]].<ref>{{Cite web|title=Show Schedule by Week|url=https://www.garuda-indonesia.com/id/id/web-service-form/flight_schedule_week.page?from=DPS&to=CGK&trip=O|title=Show Schedule by Week|website=www.garuda-indonesia.com|access-date=2020-03-20}}</ref> Garuda Indonesia juga mendanai pembangunan jalan lokal di sekitar lokasiarea kecelakaan dan juga membangun aula serbaguna dan fasilitas waduk sebagai bentuk terima kasih atas bantuan wargapenduduk setempat saat evakuasi.<ref>{{Cite web|date=19 January 2015|title=Mengenang Garuda GA421 Mendarat di Sungai Bengawan Solo [II]|url=https://abarky.blogspot.com/2015/01/mengenang-garuda-ga421-mendarat-di.html|title=Mengenang Garuda GA421 Mendarat di Sungai Bengawan Solo [II]|last=|first=|date=19 January 2015|website=abarky.blogspot.com|publisher=Indonesia Teknologi|language=id|trans-title=Commemorating Garuda GA421 Landing on the Solo River|url-status=live|archive-url=|archive-date=|access-date=2020-03-20}}</ref>
 
== Dramatisasi ==
Kecelakaan ini didramatisir dalam musim ke-16 serial TV ''[[Air Crash Investigation|Mayday]]'' - yang juga dikemas ulang sebagai ''[[Air Crash Investigation|Air Disasters]]'' - dalam episode berjudul "River Runway".<ref name=":0">{{Cite episode|title=River Runway|series=[[Mayday (Canadian TV series)|Mayday]]|station=[[National Geographic Channel]]|season=16|language=en}}</ref>
 
Episode ini ditampilkan dalam musim 1, episode 1, dari acara TV ''Why Planes Crash''.
 
== Lihat pula ==
Baris 48 ⟶ 146:
== Pranala luar ==
* [[Komite Nasional Keselamatan Transportasi]]
** {{en}} [http://www.dephub.go.id/knkt/ntsc_aviation/baru/Final%20Report%20PK-GWA_release%20GA%20Solo.pdf Final report] ([http://www.webcitation.org/6RwCeCocF Archive], [https://web.archive.org/web/20140424044857/http://www.dephub.go.id/knkt/ntsc_aviation/baru/Final%20Report%20PK-GWA_release%20GA%20Solo.pdf Archive2])
** {{en}} [http://www.dephub.go.id/knkt/ntsc_home/ntsc_news_2003.htm News 2002] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110928004508/http://www.dephub.go.id/knkt/ntsc_home/ntsc_news_2003.htm |date=2011-09-28 }}
* [http://www.kompas.com/kompas-cetak/0201/18/UTAMA/kota01.htm Kotak Hitam Garuda Ditemukan] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100911070003/http://www.kompas.com/kompas-cetak/0201/18/UTAMA/kota01.htm |date=2010-09-11 }}
 
{{Grup Garuda Indonesia}}
{{indo-sejarah-stub}}
 
[[Kategori:Kecelakaan dan insiden Garuda Indonesia]]