Perjalanan Muhammad ke Ta'if: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menambah Kategori:Muhammad menggunakan HotCat
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(21 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Orphan|date=Desember 2022}}
{{Sedang ditulis}}
{{Naratif}}
{{Hiperbolis}}
{{Refimprove}}
{{Muhammad}}
Perjalanan Nabi[[nabi MuhammadIslam]], SAW.[[Muhammad]] ke [[Ta'if|Tai'f]] dilakukan untuk mengembangkan dakwah Islam yang terhambat di kota [[Mekkah]]. Perjalanan itu dilakukan setelah kedua pendukung utamanya meninggal.
 
== Sejarah Sebelumnyasebelumnya ==
Perjalanan Nabi Muhammad SAW. ke [[Ta'if|Tai'f]] dilakukan untuk mengembangkan dakwah Islam yang terhambat di kota [[Mekkah]]. Perjalanan itu dilakukan setelah kedua pendukung utamanya meninggal.
Pada tahun 619 Masehi, [[Khadijah binti Khuwailid|Siti Khadijah]], istri Muhammad meninggal dunia.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/10/11/16/146907-thaif-sepenggal-kisah-yang-menyakitkan|title=Thaif, Sepenggal Kisah yang Menyakitkan|date=2010-11-16|website=Republika Online|access-date=2019-03-20}}</ref>. Hal ini menjadikan Nabi Muhammad SAW. sangat gundahsedih karena Khadijah adalah salah satu pendukung utama dakwahnya dalam menyebarkan Islam. Bahkan Khadijah adalah orang yang pertama sekali masuk Islam di saat orang lain masihmenentang meragukannyakenabiannya.
 
Meninggalnya Siti Khadijah kemudian disusul dengan meninggalnyakematian paman Nabi Muhammad SAW. yang bernama [[Abu Thalib]]. Sang paman yang selama ini sangat melindunginya dari segala siksaan orang-orang Quraisy pergi pada tahun 620 Masehi.<ref name=":0" />. Di dalam sejarah Islam, masa ini disebut dengan [[Tahun Kesedihan|tahun-tahun kesedihan]].
== Sejarah Sebelumnya ==
Pada tahun 619 Masehi, [[Khadijah binti Khuwailid|Siti Khadijah]] meninggal dunia<ref name=":0">{{Cite web|url=https://republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/10/11/16/146907-thaif-sepenggal-kisah-yang-menyakitkan|title=Thaif, Sepenggal Kisah yang Menyakitkan|date=2010-11-16|website=Republika Online|access-date=2019-03-20}}</ref>. Hal ini menjadikan Nabi Muhammad SAW. sangat gundah karena Khadijah adalah salah satu pendukung utama dakwahnya dalam menyebarkan Islam. Bahkan Khadijah adalah orang yang pertama sekali masuk Islam di saat orang lain masih meragukannya.
 
Setelah keduanya meninggal maka orang-orang Quraisy mulai merasa bebas untuk mengganggu dakwah NabiMuhammad sehingga akhirnya Muhammad SAW.mulai berpikir untuk mencari tempat berdakwah yang baru yaitu [[Ta'if]].
Meninggalnya Siti Khadijah kemudian disusul dengan meninggalnya paman Nabi Muhammad SAW. yang bernama [[Abu Thalib]]. Sang paman yang selama ini sangat melindunginya dari segala siksaan orang-orang Quraisy pergi pada tahun 620 Masehi<ref name=":0" />. Di dalam sejarah Islam, masa ini disebut dengan [[Tahun Kesedihan|tahun-tahun kesedihan]].
 
== Dakwah di Tai'f ==
Setelah keduanya meninggal maka orang-orang Quraisy mulai merasa bebas untuk mengganggu dakwah Nabi Muhammad SAW.
Perjalanan ke [[Ta'if]] ditempuh bersama dengan salah satu sahabatnya yang bernama Zaid bin Haritsah. Dari perjalanan ini, Muhammad. berharap ''[[bani Tsaqif]]'' akan menerima Islam sebagai agama mereka.
 
Setibanya di [[Ta'if]], mereka diterima oleh tiga bersaudara pemimpin dan bangsawan Thaif yaitu: Abdu Yalil bin Amr bin Umair, Mas’ud bin Amr bin Umair, dan Habib bin Amr bin Umair.<ref name=":1">{{Cite web|url=https://tarbawiyah.com/2018/05/16/dakwah-ke-thaif/|title=Dakwah ke Thaif|last=Tarbawiyah|date=2018-05-16|website=Risalah Tarbawiyah|language=en|access-date=2019-03-21}}</ref> Setelah Muhammad. menyampaikan maksud dan tujuannya ke [[Ta'if]], ketiganya langsung menolak dengan tegas. Bahkan mereka mengerahkan budak-budak dan anak-anak kecil untuk mengusir dan melempari batu kepada Muhammad. dan [[Zaid bin Haritsah]]. Akibat lemparan batu tersebut maka kaki Muhammad. terluka parah sedangkan Zaid bin Haritsah yang mencoba melindungi Muhammad. mengalami banyak luka di tubuhnya.
 
Setelah berlari beberapa saat, keduanya tiba di sebuah kebun kurma yang dimiliki oleh Utbah dan Syaibah bin Rabi’ah.<ref name=":1" /> Di kebun tersebut, keduanya duduk di bawah sebatang pohon kurma hingga orang-orang yang melemparinya kembali ke [[Ta'if]]. Ketika sedang berteduh inilah, Muhammad. berdoa:<blockquote>“Ya Allah kepadamu kuadukan lemahnya kekuatanku, dan sedikitnya kesanggupanku, kerendahan diriku berhadapan dengan manusia, wahai Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang! Engkau adalah Pelindung orang-orang yang lemah dan Engkau juga Pelindungku, kepada siapakah diriku hendak Engkau serahkan? Kepada orang jauh yang berwajah suram terhadapku? Ataukah kepada musuh yang akan menguasai urusanku? Asalkan Engkau tidak murka kepadaku, semuanya itu tak kuhiraukan, karena sungguh besar nikmat yang telah Engkau limpahkan kepadaku.</blockquote><blockquote>Aku berlindung pada sinar wajah-Mu, yang menerangi kegelapan dan mendatangkan kebaikan di dunia dan akhirat, dari murka-Mu yang hendak Engkau tumpahkan kepadaku. Hanya Engkaulah yang berhak menegur dan mempersalahkan diriku hingga Engkau Ridha (kepadaku), dan tiada daya dan kekuatan apa pun selain atas perkenan-Mu.” (HR. At-Thabrani / Lihat: Sirah Ibnu Hisyam 1/420).<ref name=":1" /></blockquote>Kedua pemilik kebun yang meilhat kondisi Muhammad. dan Zaid bin Haritsah kemudian mengirimkan seorang budaknya yang bernama Adas untuk membawakan setangkai kurma kepada mereka.
 
=== Adas Menerima Dakwah Islam ===
 
Ketika Muhammad. menerima kurma tersebut dan hendak memakannya, ia mengucapkan "Bismillahirrahmanirrahim". Adas kemudian berkata, “Ucapan seperti ini tidak dikenal di tempat ini.” Kemudian percakapan itu berlanjut:<blockquote>Karena penasaran maka Muhammad. bertanya kepadanya, “Dari negeri manakah kamu? Dan apakah agamamu?” yang dijawab oleh Adas dengan, “Saya nasrani dari Niniveh.”
 
Muhammad bersabda, “Dari negerinya orang saleh, Yunus bin Matta.” “Apa yang kamu ketahui tentang Yunus?” tanya Adas. “Dia itu saudaraku, seorang nabi, dan aku juga nabi.” jawab Muhammad.</blockquote>Adas segera memeluk Muhammad. serta menciumi kepala, tangan dan kaki beliau. Ketika Adas kembali kepada tuannya, mereka memarahinya karena perlakuannya tersebut. Tetapi Adas membantah dengan mengatakan bahwa Muhammad telah memberitahukan sesuatu kepadanya yang tidak diketahui oleh manusia kecuali seorang nabi. Adas kemudian kembali menemui Muhammad, yang kemudian membacakan Al Qur’an yang berisi kisah Nabi Yunus [[Amerika Serikat|AS]]. kepadanya. Setelah mendengarnya, Addas kemudian masuk Islam.<ref name=":1" />
 
== Kembali ke Mekkah ==
Setelah selesai beristirahat di kebun kurma milik Utbah dan Syaibah bin Rabi’ah maka Muhammad dan Zaid bin Haritsah kembali melakukan perjalanan untuk pulang ke kota Mekah. Di tengah perjalanan, tiba-tiba Malaikat Jibril dan Malaikat Penjaga Gunung datang menjumpai mereka dan berkata "''Ya Rasulullah! Sesungguhnya Allah Ta’ala benar-benar mendengar perkataan kaummu kepadamu dan penolakan mereka ke padamu; dan Dia telah mengutus sekarang ini malaikat penjaga gunung kepadamu, supaya engkau perintah kepadanya menurut apa yang kau kehendaki terhadap mereka (kaum Bani Tsaqif) itu".'' Kemudian Malaikat Penjaga Gunung menambahkan "''Ya Rasulullah ! Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan kaummu kepadamu, dan aku inilah Malaikat penjaga gunung. Sesungguhnya Tuhanmu telah mengutusku untuk datang kepadamu, supaya engkau perintahkan kepadaku tentang urusanmu, apa yang kau kehendaki? Jika engkau mau supaya aku menghimpitkan kedua gunung yang besar ini kepada mereka, tentu kukerjakan''"''.''
 
Ketika itu Muhammad menjawab "''Tidak!'' ''Bahkan saya mengharap, mudah-mudahan Allah mengeluarkan dari keturunan mereka itu orang yang menyembah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun''”''.''<ref name=":1" />
 
Sebelum tiba di kota Mekah, Muhammad mengirimkan Zaid bin Haritsah kepada Muth’im bin ‘Adiy untuk meminta perlindungan. Muth’im bin ‘Adiy kemudian mengirimkan anak-anaknya untuk menjemput Muhammad dan membawanya ke kota Mekah. Jasa Muth’im bin ‘Adiy ini sangat diingat oleh Muhammad hingga pada perang Badar, ia bersabda "Seandainya al-Muth’im bin Adiy masih hidup, lalu dia mengajakku berbicara tentang para korban yang mati ini, maka tentu aku serahkan mereka kepadanya." (HR Imam al-Bukhari. Lihat Fathul-Bâri 12/226-227, no. 3139) <ref>{{Cite web|url=https://almanhaj.or.id/2218-berdakwah-ke-thaif.html|title=Berdakwah Ke Thaif – Almanhaj – Media Salafiyyah Ahlus Sunnah|language=en-US|access-date=2019-03-21}}</ref>
 
== Referensi ==
{{reflist|2}}
<references />
 
{{Topik Muhammad}}
 
[[Kategori:Islam]]