Pengakuan tanggal kemerdekaan Indonesia oleh Belanda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hanamanteo (bicara | kontrib)
k salin tempel dari https://news.detik.com/berita/d-423620/meski-menyesali-penjajahan-belanda-tidak-minta-maaf
Illchy (bicara | kontrib)
Tidak memiliki referensi sama sekali
Tag: Pengalihan baru Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(6 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
#ALIH [[Konferensi Meja Bundar]]
{{tanpa referensi|date=Juli 2023}}
[[Berkas:Souvereiniteitsoverdracht aan Indonesië in het Koninklijk Paleis op de Dam. Mini, Bestanddeelnr 903-7669.jpg|jmpl|ka|250px|[[Bung Hatta]] (keempat dari kiri) di Istana Dam, [[Amsterdam]], dan [[Juliana dari Belanda|Ratu Juliana]] (ketiga dari kanan) pada saat penyerahan kedaulatan]]
'''Pengakuan tanggal kemerdekaan Indonesia oleh Belanda''' atau '''Pengakuan Kedaulatan Indonesia''' adalah peristiwa di mana [[Belanda]] akhirnya mengakui bahwa kemerdekaan [[Indonesia]] adalah tanggal [[17 Agustus]] [[1945]] sesuai dengan [[proklamasi kemerdekaan Indonesia]], bukan tanggal [[27 Desember]] [[1949]] saat ''soevereiniteitsoverdracht'' (penyerahan kedaulatan) ditandatangani di [[Istana Raja Amsterdam|Istana Dam]], [[Amsterdam]].
 
Pengakuan ini baru dilakukan pada [[16 Agustus]] [[2005]], sehari sebelum peringatan 60 tahun proklamasi kemerdekaan Indonesia, oleh [[Menteri Luar Negeri]] [[Belanda]] [[Bernard Rudolf Bot]] dalam pidato resminya di Gedung [[Departemen Luar Negeri Republik Indonesia|Deplu]]. Pada kesempatan itu, [[Pemerintah Indonesia]] diwakili oleh [[Menteri Luar Negeri Republik Indonesia]] [[Hassan Wirajuda]]. Keesokan harinya, Bot juga menghadiri Upacara Kenegaraan Peringatan Hari Ulang Tahun ke-60 Kemerdekaan RI di [[Istana Negara]], [[Jakarta]].
 
Pada [[4 September]] [[2008]], juga untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang [[Perdana Menteri Belanda]], [[Jan Peter Balkenende]], menghadiri Peringatan HUT Kemerdekaan RI. Balkenende menghadiri resepsi diplomatik HUT Kemerdekaan RI ke-63 yang digelar oleh [[Kedutaan Besar Republik Indonesia]] (KBRI) Belanda di [[Wisma Duta]], [[Den Haag]]. Kehadirannya didampingi oleh para menteri utama [[Kabinet Balkenende IV]], antara lain Menteri Luar Negeri [[Maxime Jacques Marcel Verhagen]], Menteri Hukum [[Ernst Hirsch Ballin]], Menteri Pertahanan [[Eimert van Middelkoop]], dan para pejabat tinggi kementerian luar negeri, parlemen, serta para mantan Duta Besar Belanda untuk Indonesia.<ref>[http://www.detiknews.com/read/2008/09/05/180222/1001252/10/pertama-dalam-sejarah-pm-belanda-hadiri-resepsi-hut-ri-17-8 Pertama Dalam Sejarah PM Belanda Hadiri Resepsi HUT RI 17-8], ''detikNews'', 5 September 2008</ref>
 
Selama hampir 60 tahun, Belanda tidak bersedia mengakui kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Belanda menganggap kemerdekaan Indonesia baru terjadi pada [[27 Desember]] [[1949]], yaitu ketika ''soevereiniteitsoverdracht'' (penyerahan kedaulatan) ditandatangani di Istana Dam, Amsterdam. Di Belanda selama ini juga ada kekhawatiran bahwa mengakui Indonesia merdeka pada tahun 1945 sama saja mengakui tindakan ''politionele acties'' ([[agresi militer]]) pada [[1945]]-[[1949]] adalah ilegal.
 
Sebelumnya, pada tahun [[1995]], [[Beatrix dari Belanda]] sempat ingin menghadiri Peringatan [[Ulang tahun|Hari Ulang Tahun]] RI ke-50. Tapi keinginan ini ditentang PM [[Wim Kok]]. Akhirnya Beatrix terpaksa mampir di [[Singapura]] dan baru memasuki Indonesia beberapa hari setelah peringatan proklamasi.
 
== Lihat pula ==
* [[17 Agustus 1945]]
* [[Aksi Polisionil]] (Agresi Militer)
* [[Indonesia]]
* [[Indonesia Raya]]
* [[Kemerdekaan]]
* [[Proklamasi]]
* [[Sejarah nama Indonesia]]
* [[Serangan Umum 1 Maret 1949]]
 
{{Sejarah Indonesia navbox}}
 
[[Kategori:Sejarah Indonesia]]