David Napitupulu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
-> rm non-notable subjects |
||
(19 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Nama Batak|[[Suku Batak Toba|Toba]]|[[Napitupulu]]}}
{{Infobox Officeholder
| honorific-prefix = <!-- Hanya gelar kenegaraan/kehormatan (bukan gelar akademis) -->
| name = David Napitupulu
| honorific-suffix = <!-- Hanya gelar kenegaraan/kehormatan (bukan gelar akademis) -->
| image = David Napitupulu.jpg
| imagesize = 220px
| caption = Napitupulu sebagai Duta Besar, {{circa|1987}}
| office = [[Daftar anggota Dewan Pertimbangan Agung|Anggota Dewan Pertimbangan Agung]]
|birth_date = {{birth date|1935|2|13}}▼
| term_start = 1993
|birth_place = {{flagicon|Jambi}} [[Jambi]]▼
| term_end = 1998
|death_date = {{death date and age|2002|3|18|1935|2|13}}▼
| 1blankname = [[Ketua Dewan Pertimbangan Agung|Ketua]]
|death_place = {{flagicon|Jakarta}} [[Jakarta]]▼
| 1namedata = [[Sudomo]]
|
| term_start1 = 31 Agustus 1987
| term_end1 = 1992
| president1 = [[Soeharto]]
|
|
|
| term_start2 = 1 Februari 1967
| term_end2 = 30 September 1987
| parliamentarygroup2 = Karya Pembangunan B<br>{{small|(1967–71)}}<br>Golongan Karya Non-ABRI<br>{{small|(1971–77)}}
| constituency2 = [[Sumatera Utara (daerah pemilihan)|Sumatera Utara]]<br>{{small|(1977–87)}}
▲| birth_date = {{birth date|1935|2|13}}
▲| death_date = {{death date and age|2002|3|18|1935|2|13}}
| nationality = <!-- Hanya untuk warga negara asing -->
| party = {{Parpolicon|Golkar}} (1967–1998) {{br}} {{Parpolicon|PKPI}} (1999)
| spouse = {{ubl|Anna Sibuea|Purnama D. Sitompul}}
| children = <!-- Kolom ini diisi hanya jumlah anak; hanya nama anak yang secara independen sudah terkenal atau telah memiliki artikelnya di Wikipedia; bila ada rujukan/referensi, uraikan pada artikel -->3
| alma_mater =
| occupation = {{hlist|[[Politikus]]|[[Pengusaha]]}}
}}
'''David Napitupulu''' ({{lahirmati|[[Jambi]]|13|2|1935|[[Jakarta]]|18|3|2002}}) adalah seorang
==
Sampai SLTA, David hanya aktif dalam kegiatan olahraga. Baru ketika menjadi mahasiswa, sekitar 1960-an, ia seperti terpanggil masuk organisasi, dan bergabung dengan Mahasiswa Pancasila (Mapancas), yang berafiliasi dengan IPKI. "[[Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia|IPKI]] adalah organisasi politik yang latar belakang kelahirannya didasarkan pada sifat-sifat kekaryaan, dan didirikan oleh anggota ABRI," kata David Napitupulu, menjelaskan pilihannya waktu itu.▼
=== Latar Belakang ===
Ketika pecah G-30-S/PKI, David, yang ketika itu sudah memegang jabatan Ketua Umum Mapancas, menjadi salah seorang Ketua Presidium KAMI Pusat, organisasi yang menggerakkan mahasiswa turun ke jalan untuk menumbangkan Orde Lama. Tidak lama kemudian ia diangkat sebagai anggota DPR dari Fraksi Karya Pembangunan—yang dijabatnya hingga kini (1986).▼
▲Sampai SLTA,
▲Ketika pecah [[Gerakan 30 September|G-30-S/PKI]],
Di masa kecilnya, David ingin menjadi tentara. Niat itu urung karena ayahnya meninggal, ketika ia berusia 11 tahun. Sebagai anak tertua yang bersaudara delapan, ia waktu itu merasa harus membantu ibunya untuk kelangsungan hidup keluarga.Dalam perkembangan selanjutnya, David memilih menjadi orang Golkar, dan terakhir menjabat Wakil Sekjen DPP-nya. "Sejak 1967, saya melihat Golkar-lah yang menampung aspirasi yang dikembangkan IPKI pada waktu lahir," katanya.▼
▲Di masa kecilnya,
Sarjana muda hukum dan jebolan [[Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Negara]] ini menilai, penerimaan Pancasila sebagai satu-satunya asas merupakan tahap perkembangan politik Indonesia yang sangat baik. "Penyederhanaan partai-partai dan persamaan ideologi, menurut saya, adalah suatu terobosan luar biasa," kata David, yang mengaku mengagumi Soekarno, Hatta, dan Sjahrir.▼
▲Sarjana muda hukum dan jebolan [[Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Negara]] ini menilai, penerimaan Pancasila sebagai satu-satunya asas merupakan tahap perkembangan politik Indonesia yang sangat baik. "Penyederhanaan partai-partai dan persamaan ideologi, menurut saya, adalah suatu terobosan luar biasa," kata
Tanggal 18 Januari 1966 tidak terlupakannya. Pada saat genting itu, David tergabung dalam delegasi KAMI bersama, antara lain, Cosmas Batubara, dan Zamroni, yang diterima Bung Karno di Istana Negara. Suasana sangat tegang, dan saat itulah David teringat dan langsung menyitir ungkapan Soekarno dalam buku Di Bawah Bendera Revolusi, bahwa: suatu revolusi kalau ingin diterima harus dibarengi dengan dukungan massa. "BK, yang semula tampak marah, langsung tersenyum," tutur David.▼
▲Tanggal 18 Januari 1966 tidak terlupakannya. Pada saat genting itu,
Ia menyebut keluarganya "Rumah Pancasila". Hal ini disebabkan, istrinya yang sekarang beragama Islam, sedangkan David pemeluk Kristen Protestan. Ayah sepasang putra - putri ini menggemari olahraga golf, tennis, renang, tenis meja dan jalan kaki.<ref>http://ahmad.web.id/sites/apa_dan_siapa_tempo/profil/D/20030618-19-D_2.html{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>▼
▲Ia menyebut keluarganya "Rumah Pancasila". Hal ini disebabkan, istrinya yang sekarang beragama Islam, sedangkan
=== Mendirikan Kesatuan Aksi Mahasiswa (KAMI) ===
David Napitupulu, bukanlah orang yang mudah untuk diajak berdebat tentang suatu hal. Ia juga bukan orang yang senang bicara banyak. Bahkan, wawancara dengan wartawan pun lebih sering dia tolak. Tetapi, ketika bertemu Presiden Soekarno di Istana Negara pada tanggal 18 Januari 1966, dari 10 tokoh mahasiswa KAMI yang hadir,
Keberanian
Selaku Ketua Umum DPP Mahasiswa Pancasila yang terpilih tahun 1965 dan juga sebagai Ketua Presidium KAMI Pusat,
▲Keberanian David dan rekan – rekannya timbul, karena merasa taruhan nya adalah masa depan Bangsa dan Negara. Sasaran mereka sudah jelas, Presiden Soekarno harus menerima Tri Tuntutan Rakyat (Tritura), membubarkan PKI, meretul Kabinet 100 Menteri dan menurunkan harga. Tak heran, kalau tanggal 18 Januari 1966 itu merupakan hari yang takkan pernah dilupakannya. Anggota DPR atau Jenderal sekali pun, tidak akan pernah seberani tokoh – tokoh KAMI itu dalam mendebat Pemimpin Tertinggi Negaranya, secara terbuka. Apalagi kalau diingat, 3 (tiga) hari sebelumnya yakni pada tanggal 15 Januari 1966, mereka seolah – olah dimaki – maki oleh Presiden Soekarno di depan 100 Menteri Kabinet. Dengan suara geledeknya, Bung Karno seakan menuding mereka sebagai pihak yang akan mendongkelnya. Padahal mereka diundang hadir dalam sidang paripurna kabinet yang berlangsung di Istana Bogor saat itu.
Dalam pembentukan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) bulan Desember 1965,
▲Selaku Ketua Umum DPP Mahasiswa Pancasila yang terpilih tahun 1965 dan juga sebagai Ketua Presidium KAMI Pusat, David merasa harus memiliki keberanian untuk menyuarakan hati nurani Rakyat. Apalagi, Mahasiswa Pancasila (Mapancas) adalah organisasi mahasiswa, yang waktu itu berafiliasi dengan IPKI, sebuah organisasi politik yang kelahirannya di dasarkan pada sifat – sifat kekaryaan dan didirkan oleh beberapa pimpinan ABRI. Dibandingkan dengan teman – temannya sesama Eksponen’66, David Napitupulu mempunyai penampilan yang berbeda. Perbedaan ini terlihat dari sosok rekan – rekannya seperti [[Cosmas Batubara]], [[Sofjan Wanandi|Sofyan Wanandi]], [[Abdul Gafur]], [[Mar'ie Muhammad|Mar’ie Muhammad]], [[Firdaus Wadjdi]], [[Fahmi Idris]], YMV Suwarto, Tommy Wangke, Johny Sunarya dan beberapa rekan lainnya. Ada yang getol berpidato, ada yang lihai berargumentasi, ada yang pintar menyusun redaksi statemen, ada yang unggul dalam mengerahkan massa, ada yang gampang melakukan lobi dan ada yang senang berdebat. David memiliki peranan yang cukup penting karena berkat kelebihannya, Ia bisa melakukan lobi dengan kalangan perwira tinggi ABRI.
▲Dalam pembentukan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) bulan Desember 1965, David yang merupakan Ketua Umum DPP Mahasiswa Pancasila (Mapancas) menjadi salah seorang Ketua Presidium KAMI Pusat. Ketua – Ketua lain berasal dari berbagai Ormas, seperti Cosmas Batubara, [[Mohammad Zamroni]], dan Elyas.
Secara periodik, mereka bergantian dalam memimpin KAMI Pusat. Organisasi tingkat pusat, tingkat DKI dan tingkat Universitas merupakan penggerak demonstrasi – demonstrasi mahasiswa di jalan – jalan, untuk menumbangkan Orde Lama. Meski organisasi ini hanya berumur 4 (empat) bulan, namun aksi – aksi yang digelarnya selama 60 hari, telah sangat menggetarkan Indonesia. Pada akhirnya, KAMI dibubarkan oleh Komando Ganyang Malaysia, setelah salah seorang Demonstran, Arief Rachman Hakim gugur terkena peluru Tjakrabirawa di depan Istana Merdeka.
KAMI memang merupakan wadah yang paling efektif dalam menggalang aksi – aksi demonstrasi mahasiswa. Di dalamnya, seluruh bendera organisasi ekstra dan intra mahasiswa pendukung seolah melebur diri, agar bisa keluar dengan satu bendera yang sama. Di bawah bendera KAMI, seluruh mahasiswa bersatu padu, tanpa mempedulikan agama, suku, ideologi (kecuali komunis) dan bentuk organisasi asal, menuju satu sasaran yang sama, perubahan dan pembaruan, sebagaimana tertulis dan tersirat dalam Tritura.
David Napitupulu, Cosmas Batubara, dan [[Mar'ie Muhammad|Mar’ie Muhammad]] adalah tiga anggota Presidium KAMI yang merupakan konseptor utama Tritura pada tanggal 9 Januari 1966. Mereka didampingi oleh Syafrinus dan
=== Dunia Kepemudaan dan Politik ===
=== Menjadi Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia untuk Mexico ===
Pada dasarnya,
Sebelum dilantik, wartawan mengejar calon diplomat yang berperan dalam proses penumbangan Orde Lama itu. Tetapi
Sebagai Duta Besar, surat – surat kabar di Indonesia hampir tak pernah menerima kiriman press release mengenai kegiatannya di Luar Negeri. Satu – satunya kegiatannya sebagai Dubes yang pernah ditulis wartawan, adalah ketika Presiden Soeharto mengunjungi Mexico, tahun 1992. Bahkan, ketika memperoleh kursi keanggotaan [[Dewan Pertimbangan Agung|Dewan Pertimbangan Agung (DPA)]], Ia tetap pada sikapnya. Padahal, jabatan keanggotaan DPA itu termasuk dalam jajaran penasihat konstitusional Presiden, sebagaimana tercantum dalam UUD 1945. Tetapi, Ia tetap tidak menonjolkan diri (Low Profile).
Baris 67 ⟶ 84:
Ketika Presiden Soeharto berkunjung ke Mexico tahun 1992, para wartawan memang mengejarnya, untuk mengetahui makna yang lebih dalam dari kunjungan tersebut. Namun, Ia hanya memberi penjelasan seperlunya. “Kunjungan Presiden Soeharto ke Mexico amat penting, antara lain untuk bertukar pikiran dengan Presiden Carlos Salinas de Gortari mengenai hal – hal aktual yang dihadapi kedua negara. Di antaranya, untuk mempererat kerjasama Selatan – Selatan.”
Data perdagangan antara Indonesia dan Mexico menunjukkan adanya peningkatan cukup besar, selama hampir 5 tahun
== Kehidupan Pribadi ==
Baris 73 ⟶ 90:
* Bobby Victor Michael Napitupulu, menikah dengan Nessy Dewi Farmi
* Natasha Isabella Napitupulu, menikah dengan Sahala Sianipar
Kemudian, David Napitupulu menikah dengan Purnama Sitompul (setelah Anna meninggal), memiliki 1 anak :
* Audrie Napitupulu, menikah dengan Derry Primasta Octa
Saat ini, David Napitupulu memiliki 5 orang cucu, yakni :
* Theo H. Napitupulu
Baris 86 ⟶ 102:
* Samuel Agra Sianipar
* Kiara Isabelle Davina Napitupulu
* Madeleine Aria Gemma Primasta
== Riwayat Pendidikan ==
Baris 116 ⟶ 132:
== Ringkasan ==
David Napitupulu, lahir di Jambi pada tanggal 13 Februari 1935. Semasa kecil, Ia bercita – cita menjadi seorang Tentara. Namun hal tersebut tidak kesampaian, karena Ayahnya meninggal dunia saat Ia masih berusia 11 tahun. Sebagai anak sulung, Ia merasa harus membantu Ibunya mencari nafkah dan kebutuhan sekolahnya beserta ketujuh adiknya.
Ketika menjadi mahasiswa, Ia terpanggil untuk menggeluti organisasi. Otaknya yang cerdas, kebolehannya dalam berpidato dan berorganisasi serta kelebihan melobinya, mengantarkannya ke jenjang Ketua Umum DPP Mahasiswa Pancasila (Mapancas) di tahun 1965, ketika pertikaian politik antara kaum komunis dan yang anti komunis sedang memuncak. Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI) yang menjadi organisasi induk Mapancas didirikan oleh para perwira tinggi ABRI, salah satu tujuannya adalah untuk menahan gerak majunya PKI dan ormas – ormasnya.
Cita – cita pertamanya menjadi seorang Tentara memang kandas, namun Ia tidak menyerah atau pun kecewa. Pada tahun 1967 hingga 1971, pemimpin demonstrasi penumbangan Orde Lama itu mendapat kepercayaan menjadi anggota DPR – GR, mewakili Fraksi Karya Pembangunan. Dari hasil Pemilu 1971,
▲Cita – cita pertamanya menjadi seorang Tentara memang kandas, namun Ia tidak menyerah atau pun kecewa. Pada tahun 1967 hingga 1971, pemimpin demonstrasi penumbangan Orde Lama itu mendapat kepercayaan menjadi anggota DPR – GR, mewakili Fraksi Karya Pembangunan. Dari hasil Pemilu 1971, David kembali mendapat kepercayaan yang kedua sebagai Anggota DPR dari fraksi yang sama. Kemudian berturut – turut lagi hingga 1987. Di DPR, Ia pernah menjadi Ketua Komisi II dan Wakil Ketua FKP. Lalu, Pemerintah menunjuknya sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBPP) untuk Republik Mexico tahun 1988 – 1992. Pada tahun 1993, David dipercaya sebagai Anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA).
== Referensi ==
{{reflist}}
Baris 127 ⟶ 144:
{{s-dip}}
{{kotak suksesi
| jabatan = [[
| tahun =
| pendahulu = Sumadi
| pengganti = Djunaedi Sutisnawinata
Baris 135 ⟶ 152:
{{DEFAULTSORT:Napitupulu, David}}
[[Kategori:Duta Besar Indonesia]]▼
▲[[Kategori:Duta Besar Indonesia untuk Meksiko]]
[[Kategori:Marga Napitupulu|David]]▼
[[Kategori:Tokoh Batak]]
[[Kategori:Tokoh Batak Toba]]
▲[[Kategori:Marga Napitupulu|David]]
[[Kategori:Tokoh Jambi]]
[[Kategori:Tokoh KNPI]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 66]]
[[Kategori:Anggota DPR-GR 1966–1971]]
[[Kategori:Anggota DPR RI 1971–1977]]
[[Kategori:Anggota DPR RI 1977–1982]]
[[Kategori:Anggota DPR RI 1982–1987]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Partai Golongan Karya]]
[[Kategori:Politikus Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia]]
▲[[Kategori:Duta Besar Indonesia untuk Meksiko]]
|