Saleh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
 
(35 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{refimprove|date=Maret 2018}}
 
{{Infobox person
| honorific_prefix = Nabi
| name = {{large|ShalehṢāliḥ}}<br />{{lang|ar|{{nobold|صالح}}}}<br/>Saleh
| honorific_suffix = 'alaihissalam
| titleimage = *Saleh, prophet [[Nabi(calligraphic, dantransparent Rasul]]background).png
| image_size = 150px
* ''[[Alaihis Salam|'alaihis-salam]]'' (keselamatan atasnya)
| imagecaption = Saleh,Kaligrafi prophetShaleh (calligraphic,'''alaihis-salam'' transparent(keselamatan backgroundatasnya).png
| image_sizebirth_name = 150px
| death_placebirth_date =
| caption = Kaligrafi Shaleh '''alaihis-salam'' (keselamatan atasnya)
| birth_namebirth_place =
| birth_datedeath_date = =
| birth_placedeath_place =
| death_date resting_place =
| residence = Al-Hijr, [[Jazirah Arab|Arab Utara]]
| death_place =
| resting_placeother_names = =
| other_namesyears_active =
| years_activenotable_works =
| notable_workspredecessor = [[Hud]]
| successor = [[Ibrahim]]
| spouse =
| children =
| parents =
| relativesfather = [[Kaum Tsamūd]] = Ubaid
| relatives = * Junda' bin Syihab (sepupu)
* [[Kaum Tsamūd]] (suku)
}}
{{Nabi Islam}}
 
'''Shaleh'''{{efn|Juga dieja '''Saleh''', '''Shalih''', '''Salih''', '''Sholih''', dan '''Sholeh''' dalam berbagai literatur bahasa Indonesia}} ({{lang-ar|صالح|ShāliḥṢāliḥ}}) adalah seorang tokoh dalam [[Al-Qur'an]], yakni seorang rasul yang diutus pada [[kaum Tsamūd]].<ref>Prof. Dr. {{sfn|Hamka. |1982. ''Tafsir Al Azhar Juz XXX.'' Jakarta : Penerbit Pustaka Panjimas. hal |p=176</ref>}} Shaleh dikaruniai mukjizat berupa unta betina yang keluar dari batu sebagai bekal dalam berdakwah<ref>https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200428063340-289-497885/kisah-nabi-saleh-as-dan-mukjizat-seekor-unta-betina</ref>. DalamSebagaimana daftar 25para nabi, Shalehlain biasanyadalam beradaAl-Qur'an, dikisah urutanShaleh kelima,juga setelahsangat [[Hud]]menekankan danpesan sebelumkeesaan [[Ibrahim]]Allah.
 
== Ayat ==
{{quote|"Dan kepada kaum TsamudṠamūd (Kami utus) saudara mereka, ShalehSaleh. Dia berkata,<br>' "Wahai kaumku! Sembahlah Allah,! tidakTidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia.'"|Al-A'raf Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Ini (07seekor): Unta betina dari Allah sebagai tanda untukmu. Biarkanlah ia makan di bumi Allah, janganlah disakiti, nanti akibatnya kamu akan mendapatkan siksaan yang pedih.|{{cite quran|7|73|style=inline}}}}
 
== Kisah ==
Nama Shaleh [[Daftar makhluk dan benda yang disebut namanya dalam Al-Qur'an|disebutkan]] sembilan kali dalam Al-Qur'an.{{efn|Dalam Al-Qur'an, nama Shaleh disebutkan sembilan kali, yakni pada surah:<!--- Disebutkan dalam Al-Qur'an bahasa Arabnya, BUKAN pada terjemahan --->
*# Al-A'raf (077): 73, 75, 77
*# Hud (11): 61, 62, 66, 89
*# Asy-Syu'ara' (26): 142
*# An-Naml (27): 45}} Kisahnya dan/atau kaum Tsamud disebutkan dalam surah Al-A'raf (077): 73-79, Hud (11): 61-68, Al-Hijr (15): 80-84, Al-Isra' (17): 59, Asy-Syu'ara' (26): 141-159, An-Naml (27): 45-53, Fushshilat (41): 17-18, Al-Qamar (54): 23-32, dan Asy-Syams (91): 11-15.
 
=== SilsilahLatar belakang ===
Sebagian ulama menyebutkan bahwa silsilah Shaleh adalah Shaleh bin Ubaid bin Masih bin Ubaid bin Hadir bin Tsamud bin Atsir bin [[Aram|Aram/Iram]] bin [[Sem|Sem/Sam]] bin [[Nuh]].{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=163}} Menurut pendapat yang masyhur, Shaleh diutus sebelum masa [[Ibrahim]], meski sebagian ulama menyatakan setelahnya.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=387}}
 
=== Dakwah ===
Shaleh diutus pada kaumsaudara sekaumnya sesama keturunan Tsamud yang berkuasa setelah kehancuran [[kaum 'Ad]] awal.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=169}} Disebutkan bahwa di tanah-tanah yang datar, kaum Tsamud membangun istana-istana, sedangkan bukit-bukit dan gunung-gunung mereka pahat untuk dijadikan rumah.<ref>Al-A'raf (077): 74</ref><ref>Al-Hijr (15): 82</ref><ref>Asy-Syu'ara' (26): 149</ref> Di negeri kaum Tsamud juga terdapat kebun-kebun dan mata air.<ref>Asy-Syu'ara' (26): 147</ref>
 
Shaleh menyeru kaum Tsamud agar menyembah Allah semata<ref name="Al-A'raf 7: 73">Al-A'raf (077): 73</ref><ref>Hud (11): 61</ref> dan bertakwa kepada-Nya.<ref>Asy-Syu'ara' (26): 144</ref> Dia juga menegaskan tidak meminta imbalan pada mereka atas dakwahnya.<ref>Asy-Syu'ara' (26): 145</ref>
 
Shaleh sebenarnya merupakan salah satu orang yang dihormati di kalangan kaum Tsamud dan diharapkan menjadi penerus tradisi mereka. Namun para pemuka kaum Tsamud kecewa setelah Shaleh menyeru agar mengesakan Allah dan mengharuskan untuk meninggalkan sesembahan yang sudah menjadi bagian adat mereka secara turun-temurun.<ref>Hud (11): 62</ref> Sebagian dari kaum Tsamud beriman kepada Shaleh, sedangkan sebagian yang lain tidak menaatinya, bahkan menentangnya, sehingga kaum Tsamud terbelah menjadi dua kelompok yang saling bermusuhan.<ref>An-Naml (27): 45</ref> Pemimpin dari pengikut ShalihShaleh adalah Junda' bin Amru bin Mahlah bin Lubaid bin Jawwas dan dia merupakan salah satu pemuka kaum Tsamud. Beberapa tokoh lain juga berkeinginan untuk mengikuti Shaleh, tetapi Dzu'ab bin Amru bin Lubaid Al-Habbab dan Rabbab bin Sha'r bin Julmas yang merupakan pemuka kaum Tsamud penentang Shaleh menghalang-halangi niatan mereka. Shaleh juga mengajak sepupunya, Junda' bin Syihab, agar mengikuti ajarannya, tetapi Dzu'ab dan Rabbab mencegahnya.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=172-173}}
 
Oleh para penentangnya, Shaleh kemudian dituduh sebagai orang yang terkena sihir.<ref>Asy-Syu'ara' (26): 153</ref> Mereka juga tidak menerima bila utusan Allah hanyalah manusia biasa seperti mereka, sehingga Shaleh dianggap pendusta dan orang yang sombong.<ref>Al-Qamar (54): 24-25</ref> Para penentangnya juga menuntut agar Shaleh menunjukkan mukjizat sebagai bukti kerasulannya.<ref>Asy-Syu'ara' (26): 154</ref>
Baris 55:
Para mufassir menyebutkan bahwa saat kaum Tsamud berkumpul di suatu lembah, Shaleh mendatangi mereka dan menyampaikan ajakannya untuk kembali ke jalan Allah. Para penentangnya kemudian menantang agar Shaleh bisa mengeluarkan seekor unta betina dari batu besar yang mereka tunjuk sebagai bukti kerasulannya, juga agar mereka mau mengimani ajarannya. Shaleh kemudian berdoa kepada Allah, kemudian keluarlah unta betina sesuai ciri-ciri yang dituntut kaumnya dari batu besar yang mereka tunjuk. Setelah melihat mukjizat tersebut, banyak yang beriman kepada Shaleh, tapi masih banyak pula yang tetap menentangnya.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=172}}
 
Setelahnya, penggunaan sumber air kaum Tsamud digilir setiap harinya antara penduduk dengan unta tersebut.<ref>Asy-Syu'ara' (26): 155</ref><ref>Al-Qamar (54): 27-28</ref> Saat para penduduk mendapat giliran mengambil air, unta tersebut tidak bisa meminum air. Saat hari giliran unta tersebut menggunakan sumber air, para penduduk tidak diperkenankan menggunakan sumber air. Sebagian pendapat menyatakan bahwa penduduk sudah mengambil air untuk persediaan mereka pada hari sebelumnya. Pendapat lain menyatakan bahwa saat penduduk tidak boleh menggunakan sumber air, mereka memeras susu unta tersebut sebagai gantinya.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=173}} Shaleh juga mengingatkan kaumnya untuk tidak mengganggu unta tersebut karena jika dilakukan, dapat mendatangkan siksa yang pedih.<ref name="Al-A'raf 7: 73"/><ref>Hud (11): 64</ref><ref>Asy-Syu'ara' (26): 156</ref>
 
=== Pembunuhan ===
Keadaan tersebut berlangsung sangat lama dan para penentang Shaleh pada akhirnya bertekad membunuh unta tersebut. Di antara mereka terdapat dua orang perempuan yang mendorong rencana tersebut. Wanita pertama bernama Shaduq binti Mahya bin Zuhair Al-Mukhtar. Dia bersedia menyerahkan dirinya bagi sepupunya, Mishra' bin Mahraj bin Mahya, jika dia berhasil membunuh unta tersebut. Wanita kedua adalah istri Dzu'ab, 'Unaizah binti Ghunaim bin Mijlaz, sebutannya Ummu Ghunmah. 'Unaizah dan Dzu'ab memiliki empat anak perempuan dan menawarkan pada Qudar bin Salif agar dia memilih dari keempat anaknya jika berhasil membunuh unta Shaleh. Qudar dan Mishra' kemudian mengajak tujuh orang lainnya untukdan akhirnya membunuh unta betina tersebut. Al-Qur'an tidak menjelaskan mengenai keberadaan anak dari unta tersebut, tapi beberapa ulama menjelaskan bahwa saat induknya dibunuh, anak unta tersebut lari ke bukit dan melenguh dengan kencang sebanyak tiga kali.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|ppp=174-175}}
 
Ada yang mengatakan bahwa unta Shaleh sudah berada di antara kaum Tsamud sebelum Qudar bin Salif lahir. Qudar tumbuh dengan pesat dan saat bayi, rambutnya beruban pada hari Jum'at, demikian dengan rambut para pembunuh unta yang lain pada hari yang berbeda pada bulan yang sama. Qudar kemudian tumbuh menjadi sosok yang dihormati, bahkan oleh para pemuka kaum Tsamud.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=184}}
Keadaan tersebut berlangsung sangat lama dan para penentang Shaleh pada akhirnya bertekad membunuh unta tersebut. Di antara mereka terdapat dua orang perempuan yang mendorong rencana tersebut. Wanita pertama bernama Shaduq binti Mahya bin Zuhair Al-Mukhtar. Dia bersedia menyerahkan dirinya bagi sepupunya, Mishra' bin Mahraj bin Mahya, jika dia berhasil membunuh unta tersebut. Wanita kedua adalah istri Dzu'ab, 'Unaizah binti Ghunaim bin Mijlaz, sebutannya Ummu Ghunmah. 'Unaizah dan Dzu'ab memiliki empat anak perempuan dan menawarkan pada Qudar bin Salif agar dia memilih dari keempat anaknya jika berhasil membunuh unta Shaleh. Qudar dan Mishra' kemudian mengajak tujuh orang lainnya untuk membunuh unta betina tersebut.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=174-175}}
 
=== Azab ===
Dengan bantuan tujuh orang lelaki bersembunyilah kumpulan itu di suatu tempat [[dimana]] biasanya dilalui oleh unta dalam perjalanannya ke perigi tempat ia minum dan begitu unta-unta yang tidak berdosa itu lalu segeralah dipanah betisnya oleh Mishra' yang disusul oleh Qudar dengan menikamkan pedangnya di perutnya.
Setelah berhasil membunuh unta betina tersebut, para penentang Shaleh menantangnya untuk mendatangkan azab yang dia ancamkan.<ref>Al-A'raf (7): 77</ref> Shaleh kemudian memberikan peringatan pada mereka untuk bersuka ria selama tiga hari.<ref>Hud (11): 65</ref>
 
Meski telah mendapat peringatan, para penentangnya kemudian berusaha lebih jauh dengan berencana membunuh Shaleh dan keluarganya. Mereka berencana membunuhnya secara tiba-tiba pada malam hari, kemudian akan mengelak dan mengaku tidak mengetahui apapun bila ahli waris dan kerabat Shaleh berusaha menuntut balas.<ref>An-Naml (27): 49</ref> Allah kemudian mengirimkan batu-batu untuk membunuh mereka.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=178}}
Dengan perasaan megah dan bangga pergilah para pembunuh unta itu ke ibu kota menyampaikan berita matinya unta Nabi Saleh yang mendapat sambutan sorak-sorai dan teriakan gembira dari pihak musyrikin seakan-akan mereka kembali dari medan perang dengan membawa kemenangan yang gilang- gemilang. Berkata mereka kepada Nabi Saleh, " Wahai Saleh! Untamu telah mati dibunuh, cobalah datangkan akan apa yang engkau katakan dulu akan ancamannya bila unta itu diganggu, jika engkau betul-betul termasuk orang-orang yang terlalu benar dalam kata-katanya."
 
Pada hari Kamis, hari pertama masa penangguhan, wajah para penentang Shaleh menjadi berwarna kuning. Sorenya mereka berkata, "Bukankah telah berlalu satu hari dari hari yang dijanjikan?" Hari kedua, wajah mereka menjadi merah. Sorenya mereka mengatakan, "Bukankah telah berlalu dua hari dari hari yang dijanjikan?" Pada hari ketiga, wajah mereka menjadi hitam. Sorenya mereka berkata, "Bukankah telah berlalu waktu yang ditentukan?"{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=178}}
Nabi Saleh menjawab, "Aku telah peringatkan kamu, bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya atas kamu jika kamu mengganggu unta itu. Maka dengan terbunuhnya unta itu maka tunggulah engkau akan tibanya masa azab yang Allah telah janjikan dan telah aku sampaikan kepada kamu. Kamu telah menentang Allah dan terimalah kelak akibat tentanganmu kepada-Nya. Janji Allah tidak akan meleset. Kamu boleh bersuka-ria dan bersenang-senang selama tiga hari ini kemudian terimalah ganjaranmu yang setimpal pada hari keempat. Demikianlah kehendak Allah dan takdir-Nya yang tidak dapat ditunda atau dihalang."
 
Azab yang diterima kaum Tsamud penentang Shaleh sebagaimana yang termaktub dalam beberapa ayat Al-Qur'an adalah:
Ada kemungkinan menurut ahli tafsir bahwa Allah melalui rasul-Nya, Nabi Saleh memberi waktu tiga hari itu untuk memberi kesempatan, kalau-kalau mereka sadar akan dosanya dan bertaubat minta ampun serta beriman kepada Nabi Saleh kepada risalahnya.
* Gempa<ref>Al-A'raf (7): 78</ref>
* Suara keras yang mengguntur<ref>Hud (11): 67</ref><ref>Al-Hijr (15): 83</ref><ref>Al-Qamar (54): 31</ref>
* Sambaran petir<ref>Fushshilat (41): 17</ref>
 
Ada beberapa pendapat mengenai tepatnya waktu kedatangan azab yang menghancurkan kaum Tsamud penentang Shaleh. Hamka menjelaskan pada petang hari ketiga. Pada saat itu terdengarlah suara pekik yang amat hebat, pecahlahlah telinga dan perut yang mendengarnya.{{sfn|Hamka|1982|p=177}} Ibnu Katsir berpendapat bahwa azab datang pada hari keempat setelah matahari terbit. Wajah mereka menjadi gosong pada saat itu, kemudian datang suara keras dari langit dan goncangan dahsyat dari bumi. Para penentang Shaleh dari kaum Tsamud kemudian mati bergelimpangan dan menjadi mayat di rumah-rumah mereka sendiri.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=178-179}}
Akan tetapi dalam kenyataannya tempoh tiga hari itu bahkan menjadi bahan ejekan kepada Nabi Saleh yang ditentangnya untuk mempercepat datangnya azab itu dan tidak usah ditangguhkan tiga hari lagi.
 
Disebutkan bahwa tidak ada penentang Shaleh yang selamat, kecuali seorang budak perempuan bernama Kalbah binti As-Salq. Tatkala melihat azab, dia kemudian lari sekencang-kencangnya hingga sampai ke salah satu perkampungan Arab dan menceritakan mengenai hal yang terjadi pada kaumnya. Namun setelah diberi minum salah seorang warga perkampungan tersebut, dia tewas seketika. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa ada seorang dari kaum Tsamud yang tidak terkena azab pada saat kejadian, yakni seorang laki-laki bernama Abu Righal yang sedang berada di Al-Haram Makkah. Namun saat keluar dari wilayah Al-Haram, dia juga ditimpa azab seperti kaumnya.<ref>HR. Ahmad (3/296)</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=179}}
=== Turunnya azab Allah yang dijanjikan ===
Nabi Saleh memberitahu kaumnya bahwa azab Allah yang akan menimpa di atas mereka akan didahului dengan tanda-tanda, yaitu pada hari pertama bila mereka terbangun dari tidur, wajah mereka menjadi kuning dan akan berubah menjadi merah pada hari kedua dan hitam pada hari ketiga. Ketika petang hari pada hari ketiga, terdengarlah suara pekik yang amat hebat, pecahlahlah telinga dan perut yang mendengarnya.<ref>Prof. Dr. Hamka. 1982. ''Tafsir Al Azhar Juz XXX.'' Jakarta : Penerbit Pustaka Panjimas. hal 177</ref>
 
Shaleh dan kaum Tsamud yang beriman selamat dari kejadian tersebut.<ref>Hud (11): 66</ref><ref>An-Naml (27): 53</ref><ref>Fushshilat (41): 18</ref> Al-Qur'an sendiri tidak menjelaskan kehidupan Shaleh setelahnya. Ada yang mengatakan bahwa dia dan pengikutnya pindah ke daerah [[Ramlah]] di kawasan [[Palestina]]. Pendapat lain menyatakan bahwa mereka pindah ke Al-Haram Makkah.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=182}}
Mendengar ancaman azab yang diberitahukan oleh Nabi Saleh kepada kaum kelompok sembilan orang yaitu kelompok pembunuh unta merancang melakukan pembunuhan ke atas diri Nabi Saleh mendahului tibanya azab yang diancamkan itu. Mereka mengadakan pertemuan rahasia dan bersumpah bersama akan melaksanakan rancangan pembunuhan itu di waktu malam, di saat orang masih tidur nyenyak untuk menghindari tuntutan balas darah oleh keluarga Nabi Saleh, jika diketahui identitas mereka sebagai pembunuhnya. Rancangan mereka ini dirahasiakan sehingga tidak diketahui dan didengar oleh siapapun kecuali kesembilan orang itu sendiri. Ketika mereka datang ke tempat Nabi Saleh bagi melaksanakan rancangan jahatnya di malam yang gelap-gelita dan sunyi-senyap jatuhlah di atas kepala mereka batu-batu besar yang datang dari [[langit]] dan yang seketika merebahkan mereka di atas tanah dalam keadaan tidak bernyawa lagi. Demikianlah Allah telah melindungi rasul-Nya dari perbuatan jahat hamba-hamba-Nya yang kafir.
 
== Kedudukan ==
Satu hari sebelum hari turunnya azab yang telah ditentukan itu, dengan izin Allah berangkatlah Nabi Saleh bersama para mukminin pengikutnya menuju Ramlah, sebuah tempat di [[Palestina]], meninggalkan Hijir dan penghuninya, kaum Tsamud habis binasa, ditimpa halilintar yang dahsyat beriringan dengan gempa [[bumi]] yang mengerikan.
Shaleh termasuk salah satu nabi dan rasul dalam Islam. Sebagaimana para rasul yang lain, Shaleh menyerukan agar kaumnya mengesakan Allah dan meninggalkan berbagai sesembahan yang lain. Dia juga merupakan satu dari empat nabi yang berasal dari bangsa Arab.<ref>Shahih Ibnu Hibban no. 361</ref>
 
Dalam agama [[Baha'i]], Shaleh dipandang sebagai orang suci.<ref name="Kitab-i-Iqan-Saleh">{{cite web|title=Kitáb-i-Íqán (The Book of Certitude)|url=https://www.bahai.org/library/authoritative-texts/bahaullah/kitab-i-iqan/2#617392659|website=Baha'i Reference Library |accessdate=24 December 2018}}</ref> Keberadaan Shaleh tidak terdapat dalam [[Tanakh]] (kitab suci Yahudi) maupun [[Alkitab]] (kitab suci Kristen).
== Kisah Saleh dalam al-Quran ==
Kisah Nabi Saleh telah diceritakan dengan [[72]] [[ayat]] dalam [[11]] surah seperti pada [[surah Al-A'raf]], ayat [[73]] hingga [[79]]:
{{quotation|"...dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka Shaleh. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhammu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih", dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikam kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum 'Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan. Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di antara kaumnya berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka, "''Tahukah kamu bahwa Shaleh di utus (menjadi rasul) oleh Tuhannya?''" Mereka menjawab, "''Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu, yang Shaleh diutus untuk menyampaikannya.''" Orang-orang yang menyombongkan diri berkata, "''Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu.''" Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhan, dan mereka berkata, "''Hai Shaleh, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus (Allah).''" Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka. Maka Shaleh meninggalkan mereka seraya berkata, "''Hai kaumku sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, dan aku telah memberi nasihat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasihat.''"|{{quran-s|Al-A'raf|7|73-79}}}}
 
== Kaum Tsamud ==
Selain itu, dikisahkan juga pada [[surah Hud]] ayat [[61]] hingga ayat [[68]], dan [[surah Al-Qamar]] ayat [[23]] hingga [[ayat]] [[32]].
{{artikel|Kaum Tsamūd}}
[[Berkas:Qasr al Farid.JPG|jmpl|ka|''Qaṣr Al-Farīd'' ({{lang-ar|قَصْر ٱلْفَرِيْد}}), makam terbesar pada situs Madain Shaleh]]
Kaum Tsamud adalah salah satu peradaban kuno atau sebuah konfederasi suku di wilayah barat laut jazirah Arab yang disebutkan dalam sumber-sumber Asyur pada masa Sargon II. Nama suku tersebut terus muncul dalam dokumen-dokumen tertulis hingga abad keempat M, tetapi pada abad keenam mereka dianggap sebagai kelompok yang telah lama menghilang.<ref name="Hoyland 2001">{{Cite book|last=Hoyland|first=Robert G.|date=2001|url=https://www.worldcat.org/oclc/50899717|title=Arabia and the Arabs : from the Bronze Age to the coming of Islam|location=London|publisher=Routledge|isbn=0-203-45568-1|oclc=50899717}}</ref> Mereka adalah keturunan Tsamud, yang dikatakan merupakan cicit [[Sem|Sam/Sem]], salah satu putra [[Nuh]] yang selamat dari banjir besar. Mereka tinggal di Al-Hijr (ٱلْحِجْر) atau Hegra (Ἔγρα) dalam sumber Yunani kuno.<ref>[https://topostext.org/work/241#E260.11 Stephanus of Byzantium, Ethnica, §E260.11]</ref><ref>[http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=urn:cts:greekLit:tlg0099.tlg001.perseus-grc1:16.4.24 Strabo, Geography, § 16.4.24]</ref> Tempat tersebut terletak di kawasan pegunungan di semenanjung Arab bagian utara, antara [[Hijaz]] dan [[Tabuk]].{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=163}} Tempat tersebut kemudian dinamai [[Madain Shaleh]] ({{lang-ar|مدائن صالح}}) yang bermakna "Kota Shaleh."
 
Ada beberapa bukti bahwa, sebagaimana [[kaum 'Ad]], kaum Tsamud juga berasal dari semenanjung Arab selatan, tetapi kemudian mereka berpindah ke utara.<ref>{{Cite web|url=https://www.britannica.com/topic/Thamud|title=Encyclopædia Britannica, Thamūd|last=|first=|date=|website=|url-status=live|archive-url=|archive-date=|access-date=|quote=Thamūd probably originated in southern Arabia}}</ref><ref>{{Cite book|title=Works of Ibn Wāḍiḥ al-Yaʿqūbī (Volume 2): An English Translation|last=Matthew S. Gordon, Chase F. Robinson, Everett K. Rowson, Michael Fishbein|first=|publisher=|year=|isbn=|location=|pages=277 ff.}}</ref> Setelah lenyapnya kaum Tsamud yang asli, Robert Hoyland berpendapat bahwa nama mereka kemudian digunakan oleh kelompok-kelompok baru lainnya yang mendiami wilayah tersebut.<ref>{{cite book |last=Hoyland |first=Robert G. |title=Arabia and the Arabs: From the Bronze Age to the Coming of Islam |year=2001 |publisher=[[Routledge]] |isbn=0415195349 |page=69 |url={{Google books|lZ8LydOFoScC|Arabia and the Arabs: From the Bronze Age to the Coming of Islam|page=69|plainurl=yes}}}}</ref> Sisa-sisa arkeologis Madain Shaleh sering dibandingkan dengan [[Petra]], ibukota [[Nabath]] yang terletak 500&nbsp;km (310 mil) barat laut Madain Shaleh.<ref name=whs>{{cite web | title = ICOMOS Evaluation of Al-Hijr Archaeological Site (Madâin Sâlih) World Heritage Nomination | publisher = World Heritage Center | url = https://whc.unesco.org/archive/advisory_body_evaluation/1293.pdf | accessdate=2009-09-16}}</ref>
== Pengajaran dari kisah Nabi Saleh ==
Pengajaran yang menonjol yang dapat dipetik dari kisah Nabi Saleh ini ialah bahwa dosa dan perbuatan mungkar yang dilakukan oleh sekelompok kecil warga masyarakat yang negatif dapat membinasakan masyarakat itu seluruhnya.
 
Menurut Al-Quran, kota tempat Saleh dikirim disebut bernama [[Al-Hijr]]<ref>{{Cite web|title=The Quran, sura 15, verse 80|url=https://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Perseus:text:2002.02.0006:sura=15:verse=80|website=www.perseus.tufts.edu|access-date=2022-10-16}}</ref>, yang sesuai dengan kota Hegra di [[Nabatea]].<ref>{{Cite book|date=2017|url=https://www.worldcat.org/oclc/1001474183|title=The making of Islamic heritage : Muslim pasts and heritage presents|location=Singapore, Singapore|isbn=978-981-10-4070-2|others=Trinidad Rico|oclc=1001474183}}</ref> Kota ini menjadi terkenal sekitar abad pertama Masehi sebagai situs penting dalam perdagangan kafilah regional.<ref>{{Cite journal|last=Kleinjung|first=Christine|date=2013-06|title=Verena Türck, Christliche Pilgerfahrten nach Jerusalem im früheren Mittelalter im Spiegel der Pilgerberichte. (Abhandlungen des Deutschen Palästina-Vereins, Bd. 40.) Wiesbaden, Harrassowitz 2011 Türck Verena Christliche Pilgerfahrten nach Jerusalem im früheren Mittelalter im Spiegel der Pilgerberichte. (Abhandlungen des Deutschen Palästina-Vereins, Bd. 40.) 2011 Harrassowitz Wiesbaden € 44,–|url=http://dx.doi.org/10.1524/hzhz.2013.0230|journal=Historische Zeitschrift|volume=296|issue=3|pages=754|doi=10.1524/hzhz.2013.0230|issn=0018-2613}}</ref> Berdekatan dengan kota, ada makam batu besar berhias yang digunakan oleh anggota berbagai kelompok agama.<ref name="Hoyland 2001"/> Pada titik yang tidak diketahui di zaman kuno, situs itu ditinggalkan dan mungkin secara fungsional digantikan oleh Al-'Ula.<ref>{{Cite journal|last=MATHE|first=C.|last2=ARCHIER|first2=P.|last3=NEHME|first3=L.|last4=VIEILLESCAZES|first4=C.|date=2009-08|title=THE STUDY OF NABATAEAN ORGANIC RESIDUES FROM MADÂ’IN SÂLIH, ANCIENT''HEGRA'', BY GAS CHROMATOGRAPHY - MASS SPECTROMETRY|url=http://dx.doi.org/10.1111/j.1475-4754.2008.00417.x|journal=Archaeometry|volume=51|issue=4|pages=626–636|doi=10.1111/j.1475-4754.2008.00417.x|issn=0003-813X}}</ref> Situs ini telah disebut sebagai ''Mada'in Salih'' sejak era nabi Muhammad; dinamai menurut nama pendahulunya ''Salih''.<ref>{{Cite web|date=2008-07-24|title=Madain Saleh: Arabia's Hidden Treasure - Madain Saleh, Saudi Arabia, Al Ula Oasis, Danny V. Hizon, Madain Saleh, Middle East, Petra {{!}} BootsnAll Articles|url=http://www.bootsnall.com/articles/06-11/madain-saleh-arabias-hidden-treasure-madain-saleh-saudi-arabia.html|website=web.archive.org|access-date=2022-10-16|archive-date=2008-07-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20080724111644/http://www.bootsnall.com/articles/06-11/madain-saleh-arabias-hidden-treasure-madain-saleh-saudi-arabia.html|dead-url=unfit}}</ref>
Lihatlah betapa kaum Tsamud menjadi binasa, hancur, bahkan tersapu bersih di atas bumi kerana dosa dan pelanggaran perintah Allah yang dilakukan oleh beberapa orang pembunuh unta Nabi Saleh. Di sinilah letaknya hikmah perintah Allah agar kita melakukan amar makruf, nahi mungkar. Ini kerana dengan melakukan tugas amar makruf nahi mungkar yang menjadi fardu kifayah itu, setidak-tidaknya kalau tidak berhasil mencegah kemungkaran yang terjadi di dalam masyarakat dan perlindungan kita, kita telah membebaskan diri dari dosa menyetujui atau merestui perbuatan mungkar itu.
 
Bersikap acuh tak acuh terhadap maksiat dan kemungkaran yang berlaku di depan mata dapat diertikan sebagai persetujuan dan penyekutuan terhadap perbuatan mungkar itu.
 
== Kesamaan dengan kisah Injil ==
{{Utama|Selah}}
Ketidak jelasan dalam hipotesis periode waktu dan kesamaan dari nama, telah membuat orang memiliki opini bahwa Shaleh adalah seorang nabi yang bernama Shelah dalam Injil; Sedangkan kontroversinya adalah sejak tidak adanya kesamaan kisah di antara kisah Shaleh di Al Qur'an dan kisah Shelah di Injil.
 
Banyak [[cendekiawan muslim]] menyamakan kisah kaum [[Tsamud]] dengan sejarah [[Petra]], sesuai dengan kisah mereka yang hidup di dalam batu-batuan cadas untuk dijadikan tempat tinggal.
 
== Lihat pula ==
* [[Nabi dan Rasul|25 Nabi]], di antaranya:
** [[Nuh]]
** [[Hud]]
** [[Ibrahim]]
* [[Kaum Tsamūd]]
* [[Daftar topik agama Islam]]
* [[Islam]]
* [[Nabi]]
* [[Nabi Islam]]
 
== Catatan ==
Baris 110 ⟶ 111:
 
=== Daftar pustaka ===
* {{cite book |last1=Hamka |first1=Prof. Dr. |authorlink=Hamka |translator= |title=Tafsir Al Azhar Juz XXX |year=1982 |publisher=Penerbit Pustaka Panjimas |location=[[Jakarta]] |isbn= |url= |ref=harv}}
* {{cite book |last1=Ibnu Katsir |first1= |authorlink=Ibnu Katsir |translator=Muhammad Zaini |title=Kisah-Kisah Para Nabi |year=2014 |publisher=Insan Kamil Solo |location=[[Kota Surakarta|Surakarta]] |isbn=978-602-6247-11-7 |url= |ref=harv}}
 
== Pranala luar ==
* {{id}} [httphttps://wwwkisahmuslim.dzikir.orgcom/b_ceri052654-kisah-nabi-shalih-alaihissalam.htmhtml DzikirKisahmuslim: Kisah Nabi Shaleh]
 
{{Nabi Islam dalam Al-Qur'an}}
 
[[Kategori:Tokoh yang disebutkan dalam Al-Qur'an]]