Saleh: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Merombak artikel agar lebih ensiklopedik, juga dengan menambahkan sumber |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
||
(34 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox person
| image_size = 150px
| residence = Al-Hijr, [[Jazirah Arab|Arab Utara]]
▲ | death_place =
| relatives = * Junda' bin Syihab (sepupu)
* [[Kaum Tsamūd]] (suku)
}}
{{Nabi Islam}}
== Ayat ==
{{quote|
== Kisah ==
Nama Shaleh [[Daftar makhluk dan benda yang disebut namanya dalam Al-Qur'an|disebutkan]] sembilan kali dalam Al-Qur'an.{{efn|Dalam Al-Qur'an, nama Shaleh disebutkan sembilan kali, yakni pada surah:<!--- Disebutkan dalam Al-Qur'an bahasa Arabnya, BUKAN pada terjemahan --->
===
Sebagian ulama menyebutkan bahwa silsilah Shaleh adalah Shaleh bin Ubaid bin Masih bin Ubaid bin Hadir bin Tsamud bin Atsir bin [[Aram|Aram/Iram]] bin [[Sem|Sem/Sam]] bin [[Nuh]].{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=163}} Menurut pendapat yang masyhur, Shaleh diutus sebelum masa [[Ibrahim]], meski sebagian ulama menyatakan setelahnya.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=387}}
=== Dakwah ===
Shaleh diutus pada
Shaleh menyeru kaum Tsamud agar menyembah Allah semata<ref name="Al-A'raf 7: 73">Al-A'raf (
Shaleh sebenarnya merupakan salah satu orang yang dihormati di kalangan kaum Tsamud dan diharapkan menjadi penerus tradisi mereka. Namun para pemuka kaum Tsamud kecewa setelah Shaleh menyeru agar mengesakan Allah dan mengharuskan untuk meninggalkan sesembahan yang sudah menjadi bagian adat mereka secara turun-temurun.<ref>Hud (11): 62</ref> Sebagian dari kaum Tsamud beriman kepada Shaleh, sedangkan sebagian yang lain tidak menaatinya, bahkan menentangnya, sehingga kaum Tsamud terbelah menjadi dua kelompok yang saling bermusuhan.<ref>An-Naml (27): 45</ref> Pemimpin dari pengikut
Oleh para penentangnya, Shaleh kemudian dituduh sebagai orang yang terkena sihir.<ref>Asy-Syu'ara' (26): 153</ref> Mereka juga tidak menerima bila utusan Allah hanyalah manusia biasa seperti mereka, sehingga Shaleh dianggap pendusta dan orang yang sombong.<ref>Al-Qamar (54): 24-25</ref> Para penentangnya juga menuntut agar Shaleh menunjukkan mukjizat sebagai bukti kerasulannya.<ref>Asy-Syu'ara' (26): 154</ref>
Baris 53 ⟶ 55:
Para mufassir menyebutkan bahwa saat kaum Tsamud berkumpul di suatu lembah, Shaleh mendatangi mereka dan menyampaikan ajakannya untuk kembali ke jalan Allah. Para penentangnya kemudian menantang agar Shaleh bisa mengeluarkan seekor unta betina dari batu besar yang mereka tunjuk sebagai bukti kerasulannya, juga agar mereka mau mengimani ajarannya. Shaleh kemudian berdoa kepada Allah, kemudian keluarlah unta betina sesuai ciri-ciri yang dituntut kaumnya dari batu besar yang mereka tunjuk. Setelah melihat mukjizat tersebut, banyak yang beriman kepada Shaleh, tapi masih banyak pula yang tetap menentangnya.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=172}}
Setelahnya, penggunaan sumber air kaum Tsamud digilir setiap harinya antara penduduk dengan unta tersebut.<ref>Asy-Syu'ara' (26): 155</ref><ref>Al-Qamar (54): 27-28</ref> Saat para penduduk mendapat giliran mengambil air, unta tersebut tidak bisa meminum air. Saat hari giliran unta tersebut menggunakan sumber air, para penduduk tidak diperkenankan menggunakan sumber air. Sebagian pendapat menyatakan bahwa penduduk sudah mengambil air untuk persediaan mereka pada hari sebelumnya. Pendapat lain menyatakan bahwa saat penduduk tidak boleh menggunakan sumber air, mereka memeras susu unta tersebut sebagai gantinya.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=173}} Shaleh juga mengingatkan kaumnya untuk tidak mengganggu unta tersebut karena jika dilakukan, dapat mendatangkan siksa yang pedih.<ref
=== Pembunuhan ===
Keadaan tersebut berlangsung sangat lama dan para penentang Shaleh pada akhirnya bertekad membunuh unta tersebut. Di antara mereka terdapat dua orang perempuan yang mendorong rencana tersebut. Wanita pertama bernama Shaduq binti Mahya bin Zuhair Al-Mukhtar. Dia bersedia menyerahkan dirinya bagi sepupunya, Mishra' bin Mahraj bin Mahya, jika dia berhasil membunuh unta tersebut. Wanita kedua adalah istri Dzu'ab, 'Unaizah binti Ghunaim bin Mijlaz, sebutannya Ummu Ghunmah. 'Unaizah dan Dzu'ab memiliki empat anak perempuan dan menawarkan pada Qudar bin Salif agar dia memilih dari keempat anaknya jika berhasil membunuh unta Shaleh. Qudar dan Mishra' kemudian mengajak tujuh orang lainnya dan akhirnya membunuh unta betina tersebut. Al-Qur'an tidak menjelaskan mengenai keberadaan anak dari unta tersebut, tapi beberapa ulama menjelaskan bahwa saat induknya dibunuh, anak unta tersebut lari ke bukit dan melenguh dengan kencang sebanyak tiga kali.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=174-175}}
Ada yang mengatakan bahwa unta Shaleh sudah berada di antara kaum Tsamud sebelum Qudar bin Salif lahir. Qudar tumbuh dengan pesat dan saat bayi, rambutnya beruban pada hari Jum'at, demikian dengan rambut para pembunuh unta yang lain pada hari yang berbeda pada bulan yang sama. Qudar kemudian tumbuh menjadi sosok yang dihormati, bahkan oleh para pemuka kaum Tsamud.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=184}}
=== Azab ===
Setelah berhasil membunuh unta betina tersebut, para penentang Shaleh menantangnya untuk mendatangkan azab yang dia ancamkan.<ref>Al-A'raf (
Meski telah mendapat peringatan, para penentangnya kemudian berusaha lebih jauh dengan berencana membunuh Shaleh dan keluarganya. Mereka berencana membunuhnya secara tiba-tiba pada malam hari, kemudian
Pada hari Kamis, hari pertama masa penangguhan, wajah para penentang Shaleh menjadi berwarna kuning. Sorenya mereka berkata, "Bukankah telah berlalu satu hari dari hari yang dijanjikan?" Hari kedua, wajah mereka menjadi merah. Sorenya mereka mengatakan, "Bukankah telah berlalu dua hari dari hari yang dijanjikan?" Pada hari ketiga, wajah mereka menjadi hitam. Sorenya mereka berkata, "Bukankah telah berlalu waktu yang ditentukan?"{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=178}}
Azab yang diterima kaum Tsamud
* Gempa<ref>Al-A'raf (
* Suara keras yang mengguntur<ref>Hud (11): 67</ref><ref>Al-Hijr (15): 83</ref><ref>Al-Qamar (54): 31</ref>
* Sambaran petir<ref>Fushshilat (41): 17</ref>
Baris 72 ⟶ 76:
Ada beberapa pendapat mengenai tepatnya waktu kedatangan azab yang menghancurkan kaum Tsamud penentang Shaleh. Hamka menjelaskan pada petang hari ketiga. Pada saat itu terdengarlah suara pekik yang amat hebat, pecahlahlah telinga dan perut yang mendengarnya.{{sfn|Hamka|1982|p=177}} Ibnu Katsir berpendapat bahwa azab datang pada hari keempat setelah matahari terbit. Wajah mereka menjadi gosong pada saat itu, kemudian datang suara keras dari langit dan goncangan dahsyat dari bumi. Para penentang Shaleh dari kaum Tsamud kemudian mati bergelimpangan dan menjadi mayat di rumah-rumah mereka sendiri.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=178-179}}
Disebutkan bahwa tidak ada penentang Shaleh yang selamat, kecuali seorang budak perempuan bernama Kalbah binti As-Salq. Tatkala melihat azab, dia kemudian lari sekencang-kencangnya hingga sampai ke salah satu perkampungan Arab dan menceritakan mengenai hal yang terjadi pada kaumnya. Namun setelah diberi minum salah seorang warga perkampungan tersebut, dia tewas seketika. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa ada seorang dari kaum Tsamud yang tidak terkena azab pada saat kejadian, yakni seorang laki-laki bernama Abu Righal yang sedang berada di Al-Haram Makkah. Namun saat keluar dari wilayah Al-Haram, dia juga ditimpa azab seperti kaumnya.<ref>HR. Ahmad (3/296)</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=179}}
Shaleh dan
== Kedudukan ==
Shaleh termasuk salah satu nabi dan rasul dalam Islam. Sebagaimana para rasul yang lain, Shaleh menyerukan agar kaumnya mengesakan Allah dan meninggalkan berbagai sesembahan yang lain. Dia juga merupakan satu dari empat nabi yang berasal dari bangsa Arab.<ref>Shahih Ibnu Hibban no. 361</ref>
Dalam agama [[Baha'i]], Shaleh dipandang sebagai orang suci.<ref name="Kitab-i-Iqan-Saleh">{{cite web|title=Kitáb-i-Íqán (The Book of Certitude)|url=https://www.bahai.org/library/authoritative-texts/bahaullah/kitab-i-iqan/2#617392659|website=Baha'i Reference Library |accessdate=24 December 2018}}</ref> Keberadaan Shaleh tidak terdapat dalam [[Tanakh]] (kitab suci Yahudi) maupun [[Alkitab]] (kitab suci Kristen).
== Kaum Tsamud ==
{{artikel|Kaum Tsamūd}}
[[Berkas:Qasr al Farid.JPG|jmpl|ka|''Qaṣr Al-Farīd'' ({{lang-ar|قَصْر ٱلْفَرِيْد}}), makam terbesar pada situs Madain Shaleh]]
Kaum Tsamud adalah salah satu peradaban kuno atau sebuah konfederasi suku di wilayah barat laut jazirah Arab yang disebutkan dalam sumber-sumber Asyur pada masa Sargon II. Nama suku tersebut terus muncul dalam dokumen-dokumen tertulis hingga abad keempat M, tetapi pada abad keenam mereka dianggap sebagai kelompok yang telah lama menghilang.<ref name="Hoyland 2001">{{Cite book|last=Hoyland|first=Robert G.|date=2001|url=https://www.worldcat.org/oclc/50899717|title=Arabia and the Arabs : from the Bronze Age to the coming of Islam|location=London|publisher=Routledge|isbn=0-203-45568-1|oclc=50899717}}</ref> Mereka adalah keturunan Tsamud, yang dikatakan merupakan cicit [[Sem|Sam/Sem]], salah satu putra [[Nuh]] yang selamat dari banjir besar. Mereka tinggal di Al-Hijr (ٱلْحِجْر) atau Hegra (Ἔγρα) dalam sumber Yunani kuno.<ref>[https://topostext.org/work/241#E260.11 Stephanus of Byzantium, Ethnica, §E260.11]</ref><ref>[http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=urn:cts:greekLit:tlg0099.tlg001.perseus-grc1:16.4.24 Strabo, Geography, § 16.4.24]</ref> Tempat tersebut terletak di kawasan pegunungan di semenanjung Arab bagian utara, antara [[Hijaz]] dan [[Tabuk]].{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=163}} Tempat tersebut kemudian dinamai [[Madain Shaleh]] ({{lang-ar|مدائن صالح}}) yang bermakna "Kota Shaleh."
Ada beberapa bukti bahwa, sebagaimana [[kaum 'Ad]], kaum Tsamud juga berasal dari semenanjung Arab selatan, tetapi kemudian mereka berpindah ke utara.<ref>{{Cite web|url=https://www.britannica.com/topic/Thamud|title=Encyclopædia Britannica, Thamūd|last=|first=|date=|website=|url-status=live|archive-url=|archive-date=|access-date=|quote=Thamūd probably originated in southern Arabia}}</ref><ref>{{Cite book|title=Works of Ibn Wāḍiḥ al-Yaʿqūbī (Volume 2): An English Translation|last=Matthew S. Gordon, Chase F. Robinson, Everett K. Rowson, Michael Fishbein|first=|publisher=|year=|isbn=|location=|pages=277 ff.}}</ref> Setelah lenyapnya kaum Tsamud yang asli, Robert Hoyland berpendapat bahwa nama mereka kemudian digunakan oleh kelompok-kelompok baru lainnya yang mendiami wilayah tersebut.<ref>{{cite book |last=Hoyland |first=Robert G. |title=Arabia and the Arabs: From the Bronze Age to the Coming of Islam |year=2001 |publisher=[[Routledge]] |isbn=0415195349 |page=69 |url={{Google books|lZ8LydOFoScC|Arabia and the Arabs: From the Bronze Age to the Coming of Islam|page=69|plainurl=yes}}}}</ref> Sisa-sisa arkeologis Madain Shaleh sering dibandingkan dengan [[Petra]], ibukota [[Nabath]] yang terletak 500 km (310 mil) barat laut Madain Shaleh.<ref name=whs>{{cite web | title = ICOMOS Evaluation of Al-Hijr Archaeological Site (Madâin Sâlih) World Heritage Nomination | publisher = World Heritage Center | url = https://whc.unesco.org/archive/advisory_body_evaluation/1293.pdf | accessdate=2009-09-16}}</ref>
Menurut Al-Quran, kota tempat Saleh dikirim disebut bernama [[Al-Hijr]]<ref>{{Cite web|title=The Quran, sura 15, verse 80|url=https://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Perseus:text:2002.02.0006:sura=15:verse=80|website=www.perseus.tufts.edu|access-date=2022-10-16}}</ref>, yang sesuai dengan kota Hegra di [[Nabatea]].<ref>{{Cite book|date=2017|url=https://www.worldcat.org/oclc/1001474183|title=The making of Islamic heritage : Muslim pasts and heritage presents|location=Singapore, Singapore|isbn=978-981-10-4070-2|others=Trinidad Rico|oclc=1001474183}}</ref> Kota ini menjadi terkenal sekitar abad pertama Masehi sebagai situs penting dalam perdagangan kafilah regional.<ref>{{Cite journal|last=Kleinjung|first=Christine|date=2013-06|title=Verena Türck, Christliche Pilgerfahrten nach Jerusalem im früheren Mittelalter im Spiegel der Pilgerberichte. (Abhandlungen des Deutschen Palästina-Vereins, Bd. 40.) Wiesbaden, Harrassowitz 2011 Türck Verena Christliche Pilgerfahrten nach Jerusalem im früheren Mittelalter im Spiegel der Pilgerberichte. (Abhandlungen des Deutschen Palästina-Vereins, Bd. 40.) 2011 Harrassowitz Wiesbaden € 44,–|url=http://dx.doi.org/10.1524/hzhz.2013.0230|journal=Historische Zeitschrift|volume=296|issue=3|pages=754|doi=10.1524/hzhz.2013.0230|issn=0018-2613}}</ref> Berdekatan dengan kota, ada makam batu besar berhias yang digunakan oleh anggota berbagai kelompok agama.<ref name="Hoyland 2001"/> Pada titik yang tidak diketahui di zaman kuno, situs itu ditinggalkan dan mungkin secara fungsional digantikan oleh Al-'Ula.<ref>{{Cite journal|last=MATHE|first=C.|last2=ARCHIER|first2=P.|last3=NEHME|first3=L.|last4=VIEILLESCAZES|first4=C.|date=2009-08|title=THE STUDY OF NABATAEAN ORGANIC RESIDUES FROM MADÂ’IN SÂLIH, ANCIENT''HEGRA'', BY GAS CHROMATOGRAPHY - MASS SPECTROMETRY|url=http://dx.doi.org/10.1111/j.1475-4754.2008.00417.x|journal=Archaeometry|volume=51|issue=4|pages=626–636|doi=10.1111/j.1475-4754.2008.00417.x|issn=0003-813X}}</ref> Situs ini telah disebut sebagai ''Mada'in Salih'' sejak era nabi Muhammad; dinamai menurut nama pendahulunya ''Salih''.<ref>{{Cite web|date=2008-07-24|title=Madain Saleh: Arabia's Hidden Treasure - Madain Saleh, Saudi Arabia, Al Ula Oasis, Danny V. Hizon, Madain Saleh, Middle East, Petra {{!}} BootsnAll Articles|url=http://www.bootsnall.com/articles/06-11/madain-saleh-arabias-hidden-treasure-madain-saleh-saudi-arabia.html|website=web.archive.org|access-date=2022-10-16|archive-date=2008-07-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20080724111644/http://www.bootsnall.com/articles/06-11/madain-saleh-arabias-hidden-treasure-madain-saleh-saudi-arabia.html|dead-url=unfit}}</ref>
== Lihat pula ==
* [[Nabi dan Rasul|25 Nabi]], di antaranya:▼
** [[Nuh]]
** [[Hud]]
** [[Ibrahim]]
* [[Kaum Tsamūd]]
* [[Daftar topik agama Islam]]
* [[Islam]]
* [[Nabi]]
▲* [[Nabi dan Rasul]]
== Catatan ==
Baris 94 ⟶ 115:
== Pranala luar ==
* {{id}} [
{{Nabi Islam dalam Al-Qur'an}}
[[Kategori:Tokoh yang disebutkan dalam Al-Qur'an]]
|