Kerajaan Banggai: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(26 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[File:Native States of Central Celebes.png|thumb|Wilayah '''Kerajaan Banggai'[[zelfbestuur]]'' ({{lang-en|Kingdomdi ofSulawesi Tengah]]Kerajaan Banggai}}), adalah sebuah [[Kerajaan Islam di Indonesia|kerajaan]] di [[Indonesia]] yang terletak di bagian semenanjung timur pulau Sulawesi dan [[Kepulauan Banggai]]. Kerajaan ini pada awalnya hanya meliputi wilayah [[Kepulauan Banggai|Banggai kepulauan]], tetapi kemudian disatukan dengan wilayah [[Banggai|Banggai daratan]] oleh Adi Cokro.<ref>https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/sulawesi/raja-van-banggai/ Raja Van Banggai</ref><ref>http://www.worldstatesmen.org/Indonesia_princely_states2.html Indonesia Princely States 2</ref>
 
Kerajaan Banggai ini merupakan kerajaan yang berbentuk kesultanan pertama di wilayah [[Sulawesi Tengah]].<ref name=":0">{{Cite web|title=Menggali Jejak Kerajaan Banggai|url=https://travel.detik.com/dtravelers_stories/u-1512610/menggali-jejak-kerajaan-banggai/|website=detikTravel|language=id|access-date=2020-08-23}}</ref> Wilayahnya pada saat itu sampai di daerah [[(Bungku Utara, Morowali Utara|Bungku]],Bungku) yang masuk Kabupaten Poso. Kerajaan Banggai berpusat di [[PosoPulau (kota)|PosoBanggai]] waktuyang itu.<refsaat name=":0"ini />masuk <ref[[Kabupaten name=":1"Banggai />Laut]].
 
== Sejarah ==
Menurut cerita sejarah, awal mula terbentunya Kerajaan [[Banggai]] karena ada pengaruh dari Kerajaan [[Kota Ternate|Ternate]].<ref name=":0" /> Pada awal abad ke 16 Kerajaan Ternate membentuk Kerajaan Banggai yang terdiri dari empat distrik yaitu Babolau, Singgolok, Kookini, dan Katapean. Nsms pemimpin dari setiap distrik disebut Basalo Sangkap yang terdiri dari Basalo Dodung (Raja babolu), Basalo Gong-gong (raja Singgolok), Basalo Bonunungan (Raja Kookini) dan Basalo Monsongan (Raja Katapean).<ref name=":0" /> Dengan adanya pembagian ini menjadikan Kerajaan Banggai merupakan salah satu kerajaan yang sudah menerapkan sistem [[demokrasi]] dimana pemimpin kerajaan dipilih bukan berdasarkan dari satu garis keturunan melainkan dari golongan [[bangsawan]] atau bahkan rakyat biasa yang dianggap mampu untuk memimpin suatu kerajaan.<ref name=":1">{{Cite web|date=2019-01-24|title=GenPI.co|url=https://www.genpi.co/gaya-hidup/5491/kerajaan-banggai-kerajaan-demokratis-di-nusantara|website=GenPI.co|language=id|access-date=2020-08-23}}</ref>
[[Berkas:Keraton Banggai.jpg|jmpl|Keraton Banggai di Pulau Banggai]]
Menurut cerita sejarah, awal mula terbentunyaterbentuknya Kerajaan [[Banggai]] karena ada pengaruh dari Kerajaan [[Kota Ternate|Ternate]].<ref name=":0" /> Pada awal abad ke 16 Kerajaan Ternate membentuk Kerajaan Banggai yang terdiri dari empat distrik yaitu Babolau, Singgolok, Kookini, dan Katapean. NsmsNama pemimpin dari setiap distrik disebut Basalo Sangkap yang terdiri dari Basalo Dodung (Raja babolu), Basalo Gong-gong (raja Singgolok), Basalo Bonunungan (Raja Kookini) dan Basalo Monsongan (Raja Katapean).<ref name=":0" /> Dengan adanya pembagian ini menjadikan Kerajaan Banggai merupakan salah satu kerajaan yang sudah menerapkan sistem [[demokrasi]] dimana pemimpin kerajaan dipilih bukan berdasarkan dari satu garis keturunan melainkan dari golongan [[bangsawan]] atau bahkan rakyat biasa yang dianggap mampu untuk memimpin suatu kerajaan.<ref name=":1">{{Cite web|date=2019-01-24|title=GenPI.co|url=https://www.genpi.co/gaya-hidup/5491/kerajaan-banggai-kerajaan-demokratis-di-nusantara|website=GenPI.co|language=id|access-date=2020-08-23}}</ref>
 
Bukti bahwa kerajaan Banggai sudah di kenal sejak zaman [[Kerajaan Majapahit|Majapahit]] dengan nama Benggawi setidaknya dapat di lihat dari tulisan seorang pujangga Majapahit yang bernama [[Mpu Prapanca]] dalam bukunya, "[[Nagarakretagama]]" bertarikh caka 1478 atau tahun [[1365|1365 Masehi]], yang dimuat dalam seuntai syair nomor 14 bait kelima sebagai berikut<ref>http://tinangkung.blogspot.com/2011/07/sejarah-kerajaan-banggai.html Sejarah Kerajaan Banggai</ref><ref>http://kampung-mandar.web.id/sejarah/pus-pbb.html PUS-PBB</ref>:
 
{{quote|"Ikang Saka Nusa-Nusa Mangkasara, Buntun Benggawi, Kuni, Galiayo, Murang Ling."}}. Raja pertama Kerajaan Banggai adalah Abu Kasim yang merupakan anak dari Adi Cokro, seorang Panglima perang dari Kerajaan Ternate.<ref name=":0" /> Dalam melaksanakan pemerintahannya, raja dibantu oleh empat menteri yaitu Mayor Ngopa yang merupakan Raja Muda, Kapitan laut yang merupakan panglima perang, Hukum Tua yang merupakan Pengadilan dan Jogugu yang merupakan staff yang mengatur dalam negeri kerajaanKerajaan Banggai.<ref name=":0" />
 
Kerajaan Banggai memang kurang terkenal dari kerajaan-kerajaan di [[Pulau Jawa]], karena Kerajaan Banggai tidak menjajah daerah lain di [[Nusantara]].<ref name=":0" /> Sistem pemerintahan Kerajaan Banggai lebih memilih untuk mengurus urusan dalam negeri dibanding untuk urusan luar. Kepemimpinan Kerajaan Banggai berakhir pada raja yang ke 20 yaitu [[Syukuran Aminuddin Amir]] yang wafat pada tahun 1957.<ref name=":1" /> Raja Banggai ke-1 yaitu [[Iskandar Zaman]] ketika diangkat, Banggai telah menjadi kabupaten (daerah tingkat II) sehingga sistem pemerintahan daerah Banggai dipimpin oleh seorang bupati. Bahkan sampai sekarang, Basalo Sangkap tetap memilih raja untuk memimpin dan melestarikan peninggalan Kerajaan Banggai.<ref name=":0" />[[File:Istana Raja Banggai.jpg|thumb|Istana Raja Banggai]]
 
Pada tanggal 12 Desember 1959 dilakukan serah terima pemerintahan dari raja terakhir Kerajaan Banggai, Syukuran Aminuddin Amir selaku Pejabat Kepala Pemerintahan Negeri Banggai di Luwuk, kepada Bidin selaku bupati pertama Daerah Tingkat II Banggai.
 
===Sejarah Luwuk jadi Ibukota===
 
Menurut laporan bertarikh 1682 dari Gubernur Belanda di Ternate yaitu Robert Padtbrugge<ref>GUBERNUR VOC, Robert Padtbrugge (1638 tot na 1688), [https://www.delpher.nl/nl/boeken/results?query=robert+padtbrugge+1638&page=1&coll=boeken], Diakses 18 Juni 2023.</ref> (1637-1703), Kerajaan Banggai terdiri dari [[Pulau Banggai]], [[Pulau Peleng|Peling (atau Gapi)]], [[Labobo, Banggai Laut|Labobo]], ratusan pulau kecil, dan bagian tenggara Sulawesi yang dikenal sebagai [[Balantak, Banggai|Balantak]] dan [[Batui, Banggai|Mondona]], jadi tidak termasuk [[Cagar Alam Pati-Pati|Tanjung Pati-pati]] yang merupakan batas timur wilayah [[Kerajaan Tojo]], [[Cagar Alam Pati-Pati|Tanjung Pati-pati]] yang sekarang terletak di wilayah Kecamatan [[Bualemo, Banggai|Bualemo]], [[Kabupaten Banggai]]. Dan dalam rentang waktu tahun 1905 sampai 1907 dibukalah Area Perkebunan baru dan membentuk Kecamatan [[Bunta, Banggai|Bunta]], hal ini menjadi era kekuasaan baru bagi Pemerintahan [[Hindia Belanda]] dan akhir dari kekuasaan [[Kerajaan Tojo]] di bagian paling ujung timur dari Provinsi [[Sulawesi Tengah]].
 
Di tahun 1908 Belanda mendeklarasikan berdirinya [[Landschap Banggai]], yang bukan lagi Wilayah [[Kesultanan Ternate]] ataupun [[Kerajaan Tojo]], [[Landschap Banggai]] —yang sebelumnya merupakan bagian dari [[Kesultanan Ternate]] ataupun [[Kerajaan Tojo]]— mulai berhubungan langsung dengan pemerintah Hindia Belanda sejak tanggal 1 April 1908, dan pemerintahannya telah menjadi pemerintahan sendiri.
[[Landschap Banggai]] yang ibukotanya di [[Luwuk, Banggai|Luwuk]], merupakan Bentuk Pemerintahan Belanda yang merupakan saingan dari Kerajaan Banggai yang terletak di [[Pulau Banggai]].
 
Melalui [[Staatsblad]] (Lembaran Negara) No. 367 Tahun 1907 yang mengatur penambahan salah satu pemerintahan mandiri di Ternate —termasuk Banggai— di Karesidenan Celebes en Onderhoorigheden, dan sebuah afdeling di Pantai Timur Sulawesi terbentuk dengan ibu kota [[Luwuk, Banggai|Luwuk]], yang terletak di bagian timur dari Sulawesi. Pada tahun 1911 (item No. 605), posisi ibu kota dialihkan ke [[Kota Baubau|Baubau]]. Melalui [[Staatsblad]] No. 365 Tahun 1924, beberapa landschap, termasuk Banggai, ditambahkan menjadi wilayah administratif Karesidenan Manado.
Pada tahun yang sama, [[Afdeling Poso]] dibentuk dan [[Landschap Banggai]] dibagi menjadi dua onderafdeling, sesuai dengan isi [[Staatsblad]] No. 366. Pada dekade 1930-an, melalui [[Staatsblad]] No. 571 Tahun 1932, kedua onderafdeling tersebut digabungkan kembali ke Onderafdeling Banggai, dengan [[Luwuk, Banggai|Luwuk]] sebagai ibu kota.
 
== Daftar Raja Banggai ==
{{col||align=1}}
* 1648 - 1689 Benteng Paudagar
* 1689 - 1705 Balantik Mbulang
Baris 48 ⟶ 62:
[[Kategori:Kabupaten Banggai Kepulauan]]
[[Kategori:Kabupaten Banggai Laut]]
[[Kategori:Kerajaan di Sulawesi Tengah|Banggai]]