Wijaya Karya Bitumen: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pembuatan laman baru
Tag: pranala ke halaman disambiguasi
 
k penambahan templat
 
(8 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox company
| name = PT Wijaya Karya Bitumen
| former_name = PT Sarana Karya (Persero) <small>(1984-2014)</small>
| logo = Logo Wika Bitumen.svg
| logo_size =
| image =
Baris 18:
| brands = Bitumen Indonesia
| products = {{hlist|''Asbuton Soft Rock|Asbuton Hard Rock|Asbuton Active Filler|Buton Asphalt Pre Blend|Buton Asphalt Full Extraction PG 70''}}
| services = {{hlist|Pertambangan, aspal|Pengolahanpengolahan, aspal|Perdagangandan perdagangan aspal|Jasa pengaspalanPengaspalan}}
| revenue = [[Rupiah Indonesia|Rp]] 279,946 milyar <small>(2020)</small><ref name=annual/>
| net_income = [[Rupiah Indonesia|Rp]] 3,222 milyar <small>(2020)</small><ref name="annual">{{Cite web|url=https://www.wikabitumen.co.id/images/download/ar_2020.pdf|title=Laporan Tahunan 2020|publisher=Wijaya Karya Bitumen|language=id|access-date=6 Oktober 2021}}</ref>
Baris 29:
}}
 
'''PT Wijaya Karya Bitumen''' atau biasa disingkat menjadi '''WikaWIKA Bitumen''', adalah anak perusahaanusaha dari [[Wijaya Karya]] [[Indonesia]] yang bergerak di bidang pengolahan [[konstruksiaspal]]. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, perusahaan ini juga memiliki kantor perwakilan di [[Jakarta]] dan [[Bau-bau]].<ref name="annual"/>
 
== Sejarah ==
Sejarah asbuton telah dimulai sejak zaman penjajahanpendudukan Belanda, yaknitepatnya dengansejak ditemukannya cadangan aspal alam di [[Pulau Buton]], [[Sulawesi Tenggara]], pada tahun 1924 oleh seorang geolog Belanda bernama [[W. H. Hetzel]]. Pada tanggal 21 Oktober 1924, konsesi penambangan aspal Buton selama 30 tahun pun diberikan kepada seorang pengusaha Belanda bernama [[A. Volker]]. Pada tahun 1926, pengusahaan pertambangan aspal Buton dilanjutkan oleh NV [[Mijnbouw en Cultuur Maschappij Buton]] (MMB). Penambangan aspal Buton dilakukan secara terbuka di [[Lawele, Lasalimu, Buton|Lawele]] dan Kabungka. Batuan aspal Buton lalu dikirim ke pelabuhan di [[Banabungi, Pasarwajo, Buton|Banabungi]] dan Lawele untuk kemudian dikirim ke dalam dan luar Indonesia. Pada

Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 21 Oktober 1954, pengusahaan pertambangan aspal Buton dilanjutkan oleh Jawatan Jalan dan Jembatan dari [[Kementerian Pekerjaan Umum]]. Pada tanggal 12 Mei 1961, pemerintah resmi memisahkan Bagian Butas dari Direktorat Jalan dan Jembatan untuk membentuk '''Perusahaan Aspal Negara''' (PAN).<ref name="pn">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/2338/pp1951961.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 195 tahun 1961|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=6 Oktober 2021}}</ref> Pada tanggal 30 Januari 1984, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1984, status PAN resmi diubah menjadi [[persero]], dengan nama '''PT Sarana Karya (Persero)''' mulai tanggal 1 September 1984.
[[Berkas:Sarana karya.jpg|200px|jmpl|Logo Sarana Karyalama]]
1984.
Pada tanggal 24 Desember 2013, Pemerintahpemerintah Indonesia resmi menjual seluruh saham perusahaan ini ke [[Wijaya Karya]].<ref name="divestasi">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/173962/PP0912013.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 91 tahun 2013|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=6 Oktober 2021}}</ref> Penjualan tersebut akhirnya selesai pada tanggal 30 Desember 2013, dan perusahaan inipun resmi menjadi anak usaha dari Wijaya Karya. Melalui akuisisi tersebut, perusahaan ini rencananya dikembangkan untuk dapat mengolah Asbuton menjadi produk [[bitumen]] ber[[nilai tambah]] tinggi, yang dapat digunakan sebagai bahan untuk infrastruktur jalan serta bahan penunjang industri lainnya. Pada tahun 2014, nama perusahaan ini resmi diubah menjadi "PTseperti Wijaya Karya Bitumen"sekarang. Pada tahun 2017, perusahaan ini mendirikan anak usaha yang diberi nama [[Wijaya Karya Aspal]], agar dapat lebih fokus mengelola aktivitas pertambangan di Kabungka. Perusahaan ini bertekad mulai mengekspor asbuton murni (yang setara dengan aspal minyak) pada tahun 2024, dengan mengembangkan pabrik ekstraksi. Pada tahun 2019, untuk pertama kalinya, perusahaan ini berhasil memproduksi aspal ekstraksi di pabrik ekstraksi mininya yang berkapasitas 2.000 ton per tahun, serta melakukan uji gelar di jalan poros [[Maros]], Sulawesi Selatan.<ref name="annual"/><ref name="profil">{{Cite web|url=https://www.wikabitumen.co.id/page/about-us|title=Tentang Perusahaan|publisher=Wijaya Karya Bitumen|language=id|access-date=6 Oktober 2021}}</ref>
[[Berkas:Sarana karya.jpg|200px|jmpl|Logo Sarana Karya]]
 
Pada tanggal 24 Desember 2013, Pemerintah Indonesia resmi menjual seluruh saham perusahaan ini ke [[Wijaya Karya]].<ref name="divestasi">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/173962/PP0912013.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 91 tahun 2013|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=6 Oktober 2021}}</ref> Penjualan tersebut akhirnya selesai pada tanggal 30 Desember 2013, dan perusahaan inipun resmi menjadi anak usaha Wijaya Karya. Melalui akuisisi tersebut, perusahaan ini rencananya dikembangkan untuk dapat mengolah Asbuton menjadi produk [[bitumen]] ber[[nilai tambah]] tinggi, yang dapat digunakan sebagai bahan untuk infrastruktur jalan serta bahan penunjang industri lainnya. Pada tahun 2014, nama perusahaan ini resmi diubah menjadi "PT Wijaya Karya Bitumen". Pada tahun 2017, perusahaan ini mendirikan anak usaha yang diberi nama [[Wijaya Karya Aspal]], agar dapat lebih fokus mengelola aktivitas pertambangan di Kabungka. Perusahaan ini bertekad mulai mengekspor asbuton murni (yang setara dengan aspal minyak) pada tahun 2024, dengan mengembangkan pabrik ekstraksi. Pada tahun 2019, untuk pertama kalinya, perusahaan ini berhasil memproduksi aspal ekstraksi di pabrik ekstraksi mininya yang berkapasitas 2.000 ton per tahun, serta melakukan uji gelar di jalan poros [[Maros]], Sulawesi Selatan.<ref name="annual"/><ref name="profil">{{Cite web|url=https://www.wikabitumen.co.id/page/about-us|title=Tentang Perusahaan|publisher=Wijaya Karya Bitumen|language=id|access-date=6 Oktober 2021}}</ref>
Pada tahun 2017, perusahaan ini mendirikan PT [[Wijaya Karya Aspal]] untuk mengelola aktivitas pertambangan di Kabungka. Perusahaan ini pun berencana akan mulai mengekspor asbuton murni (yang setara dengan aspal minyak) pada tahun 2024 dengan mengembangkan pabrik ekstraksi. Pada tahun 2019, untuk pertama kalinya, perusahaan ini berhasil memproduksi aspal ekstraksi di pabrik ekstraksi mininya yang berkapasitas 2.000 ton per tahun, serta melakukan uji gelar di jalan poros [[Maros]], [[Sulawesi Selatan]].<ref name="annual" /><ref name="profil">{{Cite web|url=https://www.wikabitumen.co.id/page/about-us|title=Tentang Perusahaan|publisher=Wijaya Karya Bitumen|language=id|access-date=6 Oktober 2021}}</ref> Pada bulan Oktober 2020, melalui Wijaya Karya Aspal, perusahaan ini memasok 50.000 metrik ton ''Buton Rock Asphalt'' (BRA) ke [[Qingdao Bright Century]] Pte. Ltd. asal [[Tiongkok]].<ref name="aspal">{{Cite web|url=https://properti.kompas.com/read/2020/10/02/105234021/wika-ekspor-aspal-buton-50000-ton-ke-china|title=WIKA Ekspor Aspal Buton 50.000 Ton ke China|publisher=Kompas|first=Suhaiela|last=Bahfein|language=id|date=2 Oktober 2020|access-date=16 Mei 2022}}</ref>
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
{{Wijaya Karya}}
{{Mantan BUMN Indonesia}}
{{Perusahaan-Indonesia-stub}}
 
[[Kategori:PerusahaanWijaya IndonesiaKarya]]
 
{{Perusahaan-Indonesia-stub}}