Inalum: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pratama26 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Sejarah: Penambahan info
 
(21 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Wikify}}
{{Infobox company
| name = PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)
| former_name =
| logo = [[File:Logo Inalum-MIND ID.svg|200px]]
[[| logo = File:Logo Inalum-MIND ID.svg|200px]]
| logo_size = 200px
| logo_caption = Logo Inalum sebagai anak usaha (atas) dan logo MIND ID sebagai induk ''holding'' (bawah)
| sloganimage =
| trading_name = {{Unbulleted list
| image_caption =
|Inalum (anak usaha)
| image_size =
|Mining Industry Indonesia/MIND ID (induk ''holding'')
| type = [[Perseroan terbatas]]
}}
| traded_as =
| type = [[Badan usaha milik negara]]
| industry = Peleburan [[aluminiumAluminium]]
| foundation = {{Start date and age|df=yes|1976|101|606}}
| fate =
| location_city = {{Unbulleted list
| founder =
|[[Kuala Tanjung, Sei Suka, Batu Bara]], [[Sumatra Utara]] (Kantor Pusat dan Operasional Peleburan)
| area_served = [[Indonesia]]
|[[Toba Samosir]], [[Sumatra Utara]] (PLTA)
| location = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
}}
| locations =
| products = Aluminium ingot, aluminium alloy, aluminium billet
| key_people = [[Hendi Prio Santoso]]<ref name="direksi">{{Cite web|url=https://www.inalum.id/id/about/organisasi|title=Komisaris & Direksi|publisher=PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)|language=id|access-date=11 Maret 2023}}</ref><br/>([[Direktur Utama]])<br/>[[Doni Monardo]]<ref name="direksi"/><br/>([[Komisaris Utama]])
| production = 245.483 ton
| brands =
| products = [[Aluminium]]
| services =
| revenue = [[Rupiah Indonesia|Rp]] 93,751 triliun <small>(2021)</small><ref name=annual/>
| parent = [[Indonesia|Pemerintah Indonesia]]
| net_income = [[Rupiah Indonesia|Rp]] 14,378 triliun <small>(2021)</small><ref name="annual">{{Cite web|url=https://www.inalum.id/storage/app/media/annual-report/annual_report_2021.pdf|title=Laporan Tahunan 2021|publisher=PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)|language=id|access-date=11 Maret 2023}}</ref>
| key_people = {{Unbulleted list
| owner = PT [[Mineral Industri Indonesia]] (Persero)
|Hendi Prio Santoso (Direktur Utama)
| assets = [[Rupiah Indonesia|Rp]] 204,936 triliun <small>(2021)</small><ref name=annual/>
|Danny Praditya (Direktur Operasi dan Portofolio)
| equity = [[Rupiah Indonesia|Rp]] 87,237 triliun <small>(2021)</small><ref name=annual/>
|Dilo Seno Widagdo (Direktur Pengembangan Usaha)
| num_employees = 3.632 <small>(2021)</small><ref name="annual"/>
|Devi Pradnya Paramita (Direktur Keuangan)
| subsid = PT [[Borneo Alumina Indonesia]]<br/>PT [[Indonesia Aluminium Alloy]]<br/>PT [[Indonesia Papua Mineral & Metal]]<br/>[[MIND ID Trading]] Pte. Ltd.
|Dany Amrul Ichdan (Direktur Hubungan Kelembagaan)
| slogan =
}}
| websitehomepage = {{URL|http://www.inalum.id/}}
| revenue = {{profit}} Rp 80,63&nbsp;triliun (2019)
| operating_income = {{decrease}} Rp 5,77&nbsp;triliun (2019)
| net_income = {{decrease}} Rp 24,5&nbsp;miliar (2019)
| assets = {{profit}} Rp 165,7&nbsp;triliun (2019)
| equity = {{decrease}} Rp 71,8&nbsp;triliun (2019)
| num_employees = 1.988 (2019)
| subsid = [[Aneka Tambang]]<br>[[Bukit Asam]]<br>[[Freeport Indonesia]]<br>[[Timah (perusahaan)|Timah]]<ref name="holding"/>
| slogan =
| website = {{URL|http://www.inalum.id/}}
| footnotes = <ref>{{Cite web |url=http://www.inalum.co.id/article/peta-lokasi.html |title=Salinan arsip |access-date=2017-04-24 |archive-date=2017-04-25 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170425121655/http://www.inalum.co.id/article/peta-lokasi.html |dead-url=yes }}</ref><ref>{{Cite web|title=INALUM {{!}} Organisasi|url=https://www.inalum.id/id/about/organisasi|website=www.inalum.id|access-date=2022-08-02}}</ref>
}}
'''PT Indonesia Asahan Aluminium''' atau biasa disingkat menjadi '''Inalum''', adalah bagian dari [[MIND ID]] yang bergerak di bidang produksi [[aluminium]]. Hingga akhir tahun 2021, perusahaan ini adalah satu-satunya produsen [[aluminium]] di [[Indonesia]], dengan kapasitas produksi mencapai 250.000 ton per tahun.<ref name="annual"/><ref name="profil"/>
 
== Sejarah ==
'''PT Indonesia Asahan Aluminium''' atau lebih dikenal sebagai '''Inalum''' merupakan BUMN pertama dan terbesar Indonesia yang bergerak dibidang peleburan aluminium. Besarnya potensi kelistrikan yang dihasilkan dari aliran Sungai Asahan membuat Pemerintah Indonesia mengundang perusahaan konsultan pembangunan asal Jepang, Nippon Koei untuk melakukan studi kelayakan pembangunan PLTA di Sungai Asahan. Studi kelayakan tersebut menyarankan agar produksi kelistrikan diserap oleh industri peleburan aluminium. Maka dengan itu, Pemerintah menindaklanjuti studi kelayakan tersebut bersama pihak Jepang untuk secara bersama mendirikan perusahaan untuk mengelola proyek Asahan dengan perusahaan yang bernama Indonesia Asahan Aluminium dengan ditandatanganinya kerjasama untuk pengelolaan bersama kawasan Sungai Asahan pada tanggal 7 Juli 1975.
Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1972 saat pemerintah Indonesia berencana membangun sebuah [[PLTA]] untuk memanfaatkan aliran [[Sungai Asahan]]. Pemerintah lalu menunjuk [[Nippon Koei]] asal [[Jepang]] untuk melakukan [[studi kelayakan]]. Nippon Koei kemudian menyimpulkan bahwa aliran Sungai Asahan layak untuk dimanfaatkan membangkitkan listrik.
 
Pada tanggal 7 Juli 1975 di Tokyo, pemerintah Indonesia pun meneken perjanjian induk dengan 12 perusahaan asal Jepang, yakni [[Sumitomo Chemical]], [[Sumitomo Corporation]], [[Nippon Light Metal]], [[C. Itoh & Co.]], [[Nissho Iwai]], [[Nichimen]], [[Showa Denko]], [[Marubeni]], [[Mitsubishi Chemical]], [[Mitsubishi Corporation]], [[Mitsui Aluminium]], dan [[Mitsui & Co.]] untuk membangun PLTA dan pabrik peleburan aluminium di Asahan yang kemudian disebut sebagai "Proyek Asahan".
Perusahaan yang didirikan pada tanggal 6 Januari 1976 dengan status Penanam Modal Asing dibentuk oleh 12 perusahaan Kimia dan Metal dari Jepang. Keberadaan Inalum sebagai industri peleburan aluminium telah meletakkan dasar fondasi yang kuat untuk mengembangkan industri hilir peleburan bahan tambang yang berpengaruh, bernilai tambah dan berdaya saing. Pada tanggal 9 Desember 2013, status Inalum sebagai PMA dicabut sesuai dengan kesepakatan yang di tandatangani di Tokyo pada tanggal 7 Juli 1975. Sejak diakuisisi oleh Pemerintah, Inalum kini tengah mengembangkan produksi hilir aluminium dengan mendorong diversifikasi produk dari aluminium ingot ke aluminium alloy, billet dan wire rod, serta menggarap pabrik peleburan baru yang terintegrasi di Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara dan mempersiapkan diri untuk menjadi induk holding bumn bidang pertambangan yang direncanakan mengakuisisi Freeport Indonesia.<ref>https://finance.detik.com/energi/d-3456255/luhut-inalum-akan-caplok-51-saham-freeport-secara-bertahap</ref>
 
Sebagai wahana untuk berinvestasi pada perusahaan yang akan mengelola PLTA dan pabrik peleburan aluminium, pada tanggal 25 November 1975, pemerintah Jepang (melalui [[Japan Bank for International Cooperation]]) dan 12 perusahaan tersebut mendirikan [[Nippon Asahan Aluminium]] Co, Ltd. dengan kantor pusat di [[Tokyo]], Jepang. Pada tanggal 6 Januari 1976, Nippon Asahan Aluminium dan pemerintah Indonesia resmi mendirikan perusahaan ini untuk mengelola PLTA dan pabrik peleburan aluminium. Nippon Asahan Aluminium awalnya memegang 90% saham perusahaan ini, sementara pemerintah memegang sisanya.
Perusahaan ini juga dikenal sebagai '''MIND ID''' (singkatan dari '''Mining Industry Indonesia''') sebagai induk ''holding'' BUMN industri pertambangan.
 
Pada tahun 1976, pemerintah juga membentuk [[Otorita Asahan]] untuk memastikan kelancaran Proyek Asahan,<ref name="otorita">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/584/KP0051976.pdf|title=Keputusan Presiden nomor 5 tahun 1976|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=14 Maret 2023}}</ref> karena investasi awal yang dikeluarkan untuk Proyek Asahan mencapai 411 miliar yen. Pada tahun 1978, Nippon Asahan Aluminium mengurangi kepemilikan sahamnya di perusahaan ini menjadi 75%, sehingga pemerintah dapat memegang sisanya. Pada tahun 1987, Nippon Asahan Aluminium kembali mengurangi kepemilikan sahamnya di peusaahan ini menjadi 58,87%.
== Sejarah ==
Kegagalan Pemerintah Kolonial [[Hindia Belanda]] untuk memanfaatkan derasnya debit air dari [[Danau Toba]] melalui [[Sungai Asahan]], mendorong Pemerintah untuk membangun [[Pembangkit Listrik Tenaga Air]]. Pada tahun [[1972]], rencana pembangunan PLTA menguat setelah pemerintah menerima laporan dari Nippon Koei, sebuah perusahaan konsultan [[Jepang]] menyatakan bahwa studi kelayakan pembangunan PLTA memungkinkan dibangun sekaligus dengan sebuah peleburan aluminium sebagai pemakai utama dari [[listrik]] yang dihasilkannya. Menindaklanjuti studi kelayakan tersebut, pada tanggal [[7 Juli]] [[1975]] di [[Tokyo]], setelah melalui perundingan-perundingan yang panjang dan dengan bantuan ekonomi dari pemerintah jepang untuk proyek ini, pemerintah Republik Indonesia dan 12 Perusahaan Penanam Modal Jepang menandatangani Perjanjian Induk untuk PLTA dan Pabrik Peleburan Aluminium Asahan yang kemudian dikenal dengan sebutan [[Proyek Asahan]]. Kedua belas Perusahaan Penanam Modal Jepang tersebut adalah Sumitomo Chemical, [[Sumitomo Corporation]], Nippon Light Metal Company, [[Itochu]], Nissho Iwai, Nichimen, Showa Denko K.K., [[Marubeni]], Mitsubishi Chemical Industries, [[Mitsubishi Corp]], Mitsui Aluminium, [[Mitsui & Co]]. Selanjutnya, untuk penyertaan modal pada perusahaan yang akan didirikan di Jakarta kedua belas Perusahaan Penanam Modal Tersebut bersama Pemerintah Jepang membentuk sebuah nama Nippon Asahan aluminium Co, Ltd (NAA) yang berkedudukan di Tokyo pada tanggal [[25 November]] [[1975]].
 
Pada tanggal 1 November 2013, sesuai perjanjian induk yang diteken pada tahun 1975, pemerintah Indonesia memutus kontrak dengan Nippon Asahan Aluminium, sehingga pada tanggal 9 Desember 2013, seluruh saham perusahaan ini resmi dipegang oleh pemerintah Indonesia. Pada tanggal 21 April 2014, pemerintah pun menetapkan perusahaan ini sebagai sebuah [[persero]].<ref name="persero">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/174082/PP%20Nomor%2026%20Tahun%202014.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 26 tahun 2014|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=14 Maret 2023}}</ref> Pada bulan November 2017, pemerintah menyerahkan mayoritas saham [[Aneka Tambang]], [[Bukit Asam]], dan [[Timah (perusahaan)|Timah]] ke perusahaan ini sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN yang bergerak di industri pertambangan.<ref name="inbreng">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/175344/PP%20Nomor%2047%20Tahun%202017.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 47 tahun 2017|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=14 Maret 2023}}</ref>
Pada tanggal 6 Januari 1976, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), sebuah perusahaan patungan antara pemerintah Indonesia dan Jepang didirikan di Jakarta. Inalum adalah perusahaan yang membangun dan mengoperasikan Proyek Asahan, sesuai dengan perjanjian induk. Perbandingan saham antara pemerintah Indonesia dengan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd, pada saat perusahaan didirikan adalah 10% dengan 90%. Pada bulan Oktober 1978 perbandingan tersebut menjadi 25% dengan 75% dan sejak Juni 1987 menjadi 41,13% dengan 58,87%. Dan sejak 10 Februari 1998 menjadi 41,12% dengan 58,88%. Untuk melaksanakan ketentuan dalam perjanjian induk, Pemerintah Indonesia kemudian mengeluarkan SK Presiden No.5/1976 yang melandasi terbentuknya Otorita Pengembangan Proyek Asahan sebagai wakil Pemerintahan yang bertanggung jawab atas lancarnya pembangunan dan pengembangan Proyek Asahan. Inalum dapat dicatat sebagai pelopor dan perusahaan pertama di Indonesia yang bergerak dalam bidang Industri peleburan aluminium dengan investasi sebesar 411 miliar [[Yen]]. Secara de facto, perubahan status Inalum dari PMA menjadi BUMN terjadi pada [[1 November]] [[2013]] sesuai dengan kesepakatan yang tertuang dalam Perjanjian Induk. Pemutusan kontrak antara Pemerintah Indonesia dengan Konsorsium Perusahaan asal Jepang berlangsung pada [[9 Desember]] [[2013]], dan secara de jure Inalum resmi menjadi BUMN pada [[19 Desember]] [[2013]] setelah Pemerintah Indonesia mengambil alih saham yang dimiliki pihak konsorsium. PT INALUM (Persero) resmi menjadi BUMN ke-141 pada tanggal [[21 April]] [[2014]] sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2014.<ref>{{Cite web |url=http://www.inalum.co.id/article/sejarah-singkat.html |title=Salinan arsip |access-date=2017-04-24 |archive-date=2017-04-23 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170423152127/http://www.inalum.co.id/article/sejarah-singkat.html |dead-url=yes }}</ref>
 
Pada pertengahan tahun 2018, pemerintah membubarkan Otorita Asahan, karena pengembangan PLTA dan pabrik peleburan aluminium di Asahan telah selesai.<ref name="asahan">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/175978/Perpres_73_Tahun_2018.pdf|title=Peraturan Presiden nomor 73 tahun 2018|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=14 Maret 2023}}</ref> Pada akhir tahun 2018, perusahaan ini resmi memegang 51,23% saham PT [[Freeport Indonesia]],<ref name="ptfi">{{Cite web|last=Thomas|first=Vincent Fabian|date=21 Desember 2018|title=Kepemilikan Saham & Direksi Freeport Indonesia Usai Divestasi|url=https://tirto.id/kepemilikan-saham-direksi-freeport-indonesia-usai-divestasi-dcqF|publisher=Tirto|language=id|access-date=22 Januari 2024}}</ref> yang mana 25% di antaranya dipegang melalui PT [[Indonesia Papua Metal & Mineral]] (IPMM).<ref name="ipmm">{{Cite web|last=Binekasri|first=Romys|date=21 Desember 2023|title=Erick Thohir Ungkap Rencana RI Kuasai 61% Saham Freeport|url=https://www.cnbcindonesia.com/market/20231221101235-17-499144/erick-thohir-ungkap-rencana-ri-kuasai-61-saham-freeport|publisher=CNBC Indonesia|language=id|access-date=22 Januari 2024}}</ref> Sebanyak 40% saham IPMM rencananya akan dilepas ke [[BUMD]] setempat.<ref name="ptfi" /> Pada tahun 2019, perusahaan ini meluncurkan "MIND ID" sebagai identitas dari holding BUMN industri pertambangan.<ref name="mind">{{Cite news|url=https://money.kompas.com/read/2019/08/19/145620326/mind-id-sinergi-baru-lima-holding-industri-pertambangan-indonesia |title=Mind Id, Sinergi Baru Lima Holding Industri Pertambangan Indonesia |date=19 Agustus 2019 |publisher= Kompas.com|access-date=11 Oktober 2019|first=Hotria |last=Mariana |work=[[Kompas.com]] }}</ref> Pada bulan Juli 2020, perusahaan ini membeli 100% saham Indometal Corporation (Asia Pacific) Pte. Ltd. yang sebelumnya dipegang oleh [[Timah (perusahaan)|Timah]]. Nama perusahaan tersebut kemudian diubah menjadi [[MIND ID Trading]] Pte. Ltd.
 
Pada bulan Oktober 2020, perusahaan ini resmi memegang 20% saham PT [[Vale Indonesia]] Tbk. Pada tahun 2021, bersama [[Aneka Tambang]], [[Pertamina]], dan [[PLN]], perusahaan ini mendirikan PT [[Industri Baterai Indonesia]] untuk mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia.<ref name="annual" /><ref name="profil">{{Cite web|url=https://www.inalum.id/id/about/profil-perusahaan|title=Sejarah Perusahaan|publisher=PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)|language=id|access-date=8 Maret 2023}}</ref> Pada bulan Desember 2022, agar perusahaan ini dapat fokus berbisnis di bidang produksi aluminium, pemerintah menarik kembali mayoritas saham [[Aneka Tambang]], [[Bukit Asam]], [[Freeport Indonesia]], dan [[Timah (perusahaan)|Timah]] yang dipegang oleh perusahaan ini.<ref name="inalum">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/176860/Salinan_PP_Nomor_45_Tahun_2022.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 45 tahun 2022|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=24 Maret 2023}}</ref> Pemerintah kemudian menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini ke [[Mineral Industri Indonesia]] yang sengaja didirikan sebagai [[perusahaan induk|induk]] holding BUMN industri pertambangan.<ref name="mindid">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/176862/Salinan_PP_Nomor_46_Tahun_2022.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2022|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=24 Maret 2023}}</ref>
 
== Infrastruktur utama dan penunjang ==
=== PLTA ===
Inalum membangun dan mengoperasikan PLTA yang terdiri dari stasiun pembangkit listrik Siguragura dan Tangga yang terkenal dengan nama Asahan 2 yang terletak di Paritohan, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi SumatraSumatera Utara. Stasiun pembangkit ini dioperasikan dengan memanfaatkan air Sungai Asahan yang mengalirkan air danau Toba ke Selat Malaka. Produksi listrik dari kedua PLTA sangat bergantung pada jumlah permukaan air danau Toba. Pembangunan PLTA dimulai pada tanggal [[9 Juni]] [[1978]]. Pembangunan stasiun pembangkit listrik bawah tanah Siguragura dimulai pada tanggal [[7 April]] [[1980]] dan diresmikan oleh Presiden RI, [[Soeharto]] dalam acara Peletakan Batu Pertama yang diselenggarakan dengan tata cara adat Jepang dan tradisi lokal. Pembangunan seluruh PLTA memakan waktu 5 tahun dan diresmikan oleh Wakil Presiden [[Umar Wirahadikusuma]] pada tangagl [[7 Juni]] [[1983]]. Total kapasitas produksi tetap mencapai 426 MW dan output puncak 513 MW. Listrik yang dihasilkan digunakan untuk pabrik peleburan di Kuala Tanjung.<ref>{{Cite web |url=http://www.inalum.co.id/article/pembangkit-listrik-tenaga-air-plta.html |title=Salinan arsip |access-date=2017-04-25 |archive-date=2017-04-25 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170425204825/http://www.inalum.co.id/article/pembangkit-listrik-tenaga-air-plta.html |dead-url=yes }}</ref>
 
==== PLTA Tangga ====
Baris 60 ⟶ 59:
 
=== Peleburan aluminium ===
Inalum memulai pembangunan pabrik peleburan aluminium dan fasilitas pendukungnya di atas area 200 ha di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara, kira-kira 110&nbsp;km dari kota [[Medan]], Ibu kota Provinsi SumatraSumatera Utara pada tanggal [[6 Juli]] [[1979]] dan tahap I operasi dimulai pada tanggal 20 Januari 1982. Pembangunan ini diresmikan oleh Presiden RI, Soeharto yang didampingi oleh 12 Menteri [[Kabinet Pembangunan II]]. Operasi pot pertama dilakukan pada tanggal 15 Februari 1982 dan Maret 1982, aluminium ingot pertama berhasil dicetak. Pabrik peleburan dengan kapasitas produksi sebesar 225.000 ton aluminium per tahun ini dibangun menghadap [[Selat Malaka]]. Pada tanggal [[14 Oktober]] 1982, Inalum memulai pengiriman aluminium ingot menuju Jepang dengan kapal Ocean Prima yang memuat 4.800 ton meninggalkan Kuala Tanjung dan Inalum menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara pengekspor aluminium di dunia. Produksi satu juta ton berhasil dicapai pada tanggal [[8 Februari]] [[1988]], kedua juta ton pada [[2 Juni]] [[1993]], ketiga juta ton pada [[12 Desember]] [[1997]], ke empat juta ton pada [[16 Desember]] [[2003]] dan ke lima juta ton pada [[11 Januari]] [[2008]]. Produk Inalum diserap industri menjadi komoditas bahan baku industri hilir seperti ekstrusi, kabel dan lembaran aluminium. Kualitas produk Inalum adalah 99.70% dan 99.90%. Pabrik peleburan aluminium di Kuala Tanjung bergerak dalam bidang mereduksi alumina menjadi aluminium dengan menggunakan alumina, karbon, dan listrik sebagai material utama. Pabrik ini memiliki 3 pabrik utama, pabrik Karbon, pabrik Reduksi, dan pabrik Penuangan serta fasilitas pendukung lainnya.<ref>{{Cite web |url=http://www.inalum.co.id/article/pabrik-peleburan-aluminium.html |title=Salinan arsip |access-date=2017-04-25 |archive-date=2017-04-25 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170425205259/http://www.inalum.co.id/article/pabrik-peleburan-aluminium.html |dead-url=yes }}</ref>
 
== Perkembangan usaha ==
Baris 66 ⟶ 65:
 
=== Pembangunan Indonesia Kayan Aluminium ===
Padatnya aktivitas peleburan dan produksi aluminium di SumatraSumatera Utara, mendorong Inalum untuk berekspansi dengan mengisi Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional [[Tanah Kuning, Tanjung Palas Timur, Bulungan|Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan]] di [[Kalimantan Utara]] dengan membangun kawasan pabrik pemurnian, peleburan dan produksi berbahan baku alumina di dengan didirikannya pabrik Aluminium Alloy berkapasitas 300.000 Ton pertahun, Billet berkapasitas 100.000 Ton, Wire Rod berkapasitas 100.000 Ton dan Smelter Grade Alumina berkapasitas 1.000.000 Ton yang didukung dengan adanya PLTA Sungai Kayan yang berkapasitas 500 MW. Pembangunan akan mengintegrasikan pengembangan dan pengelolaan infrastruktur utama dan penunjang dari instalasi pembangkit, transmisi kelistrikan hingga pabrik pemurnian, peleburan dan produksi aluminium. Ekspansi diambil setelah perusahaan menemukan potensi besar terkait hasil penambangan bauksit yang signifikan untuk diolah oleh Inalum, sebagai langkah perusahaan peleburan aluminium terbesar di Indonesia tersebut untuk menjadi perusahaan yang bertaraf global dan kompetitif di pasar Internasional, sekaligus sebagai langkah menuju target produksi 1.000.000 Ton Aluminium pada tahun 2025.<ref>https://finance.detik.com/industri/3299139/ini-jurus-inalum-genjot-produksi-aluminium-hingga-1-juta-tontahun</ref>
 
=== Pembangunan PLTU Kuala Tanjung ===
Rampungnya studi kelayakan pembangunan PLTU Kuala Tanjung 2x350 MW di Kuala Tanjung menjadi kesempatan besar bagi Inalum untuk menunjang kegiatan produksi yang terus ditingkatkan dari 250.000 Ton Aluminium hingga 500.000 Ton pada tahun 2021. Inalum juga menyampaikan bahwa Inalum akan membuka tender bagi pihak-pihak yang tertarik untuk mengadakan kerjasama dalam pembangunan PLTU tersebut dengan menggunaka skema Built-Own-Operate-Transfer atau dengan skema terdekat lainnya. Secara teknis, Inalum menyampaikan bahwa harga kesesuaian yang diinginkan berada disekitar 4 sen Dolar AS/KWH sesuai kalkulasi produksi listrik PLTA.<ref>{{Cite web |url=http://www.inalum.co.id/article/peluang-kerjasama-proyek-pltu-untuk-pengembangan-smelter-aluminium-satu-satunya-di-indonesia.html |title=Salinan arsip |access-date=2017-04-25 |archive-date=2017-04-26 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170426060957/http://www.inalum.co.id/article/peluang-kerjasama-proyek-pltu-untuk-pengembangan-smelter-aluminium-satu-satunya-di-indonesia.html |dead-url=yes }}</ref>
 
== Program CSR ==
=== Induk holding BUMN bidang pertambangan ===
Komitmen Inalum dalam melaksanakan TJSL diwujudkan dalam berbagai kegiatan CSR yang meliputi bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan, pemberdayaan masyarakat, maupun bantuan khusus.
Inalum sebagai BUMN yang bergerak yang dibidang pertambangan diperkirakan akan menjadi induk holding BUMN pertambangan. Hal ini dilakukan agar BUMN pertambangan memiliki integrasi operasi yang lebih besar dengan produksi tambang yang beragam sekaligus mendukung industrialisasi hilir tambang.<ref name="holding">https://finance.detik.com/wawancara-khusus/d-3296601/inalum-bakal-jadi-induk-holding-bumn-tambang-beraset-us-6-miliar</ref> Selain itu, Holding yang beranggotakan BUMN pertambang seperti [[Aneka Tambang]], [[Bukit Asam]] dan [[Timah (perusahaan)|Timah]] akan memulai rencana strategis untuk mengintegrasikan kegiatan produksi tambang dan peleburan hasil tambang, termasuk merencanakan akusisisi [[Tambang Grasberg]] milik [[Freeport Indonesia|Freeport-McMorran Indonesia]].<ref>https://finance.detik.com/energi/d-3433482/bumn-ini-siap-kelola-tambang-emas-freeport-di-papua</ref>
 
=== Program Desa Binaan Baru Bara Bersama Lubuk Cuik (BABE LUCU) ===
Pada 2020, INALUM meresmikan Program Desa Binaan BABE LUCU atau Baru Bara Bersama Lubuk Cuik di Desa Lubuk Cuik, Kecamatan Lima Puluh Pesisir, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara. BABE LUCU merupakan salah satu program peningkatan perekonomian masyarakat di Kab. Batu Bara melalui Swasembada Cabai serta kemandirian masyarakat di sekitar Perusahaan yang kebetulan merupakan lumbung cabai Sumut.<ref>{{Cite news|last=Lubis|first=Khairunnisak|date=20 Juli 2023|title=Lewat Program BABE LUCU, INALUM Konsisten Dorong Pertumbuhan Ekonomi Desa Lumbung Cabai Sumut|url=https://wartaekonomi.co.id/read507761/lewat-program-babe-lucu-inalum-konsisten-dorong-pertumbuhan-ekonomi-desa-lumbung-cabai-sumut|work=[[Warta Ekonomi]]|access-date=13 September 2023}}</ref>
 
Capaian kinerja program di Desa Lubuk Cuik terus meningkat. Hal ini terlihat dari penghasilan para petani setempat yang menghasilkan akumulasi ekonomi hingga Rp42,6 miliar per tahun dan mendukung aktivitas produktif ekonomi lebih dari 400 petani cabai.
 
=== Program Pelatihan Persiapan Ujian Sertifikasi Guru di Sumut ===
Pada tanggal 14 Oktober 2022, PT INALUM (Persero) melaksanakan Program Pelatihan Persiapan Ujian Sertifikasi Guru kepada 194 peserta yang merupakan guru dari 34 Kota/Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara. Program Pelatihan Persiapan Ujian Sertifikasi Guru ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas Pendidikan melalui peningkatan kompetensi guru, dan juga membantu meningkatkan kesejahteraan guru melalui pemberian bantuan dan pelatihan sertifikasi yang akan menambah penghasilan guru.<ref>{{Cite news|last=Lubis|first=Khairunnisak|date=14 Oktober 2022|title=Inalum Laksanakan Pelatihan Persiapan Ujian Sertifikasi pada 194 Guru di Sumut|url=https://wartaekonomi.co.id/read451799/inalum-laksanakan-pelatihan-persiapan-ujian-sertifikasi-pada-194-guru-di-sumut|work=[[Warta Ekonomi]]|access-date=13 September 2023}}</ref>
 
=== Sosialisasi Penanganan Stunting di Kawasan Operasional ===
Dalam menyambut Hari Anak Nasional 2023, INALUM melakukan sejumlah kegiatan dalam pencegahan stunting dengan mengangkat tema "INALUM Lakukan Sosialisasi Penanganan Stunting di Kawasan Operasional". Di Kabupaten Batu Bara, INALUM melakukan penanganan stunting terhadap 30 balita stunting yang berasal dari 30 keluarga di kawasan operasional INALUM, yaitu Desa Kuala Indah dan Desa Kuala Tanjung.<ref>{{Cite news|last=Lubis|first=Khairunnisak|date=26 Juli 2023|title=Hari Anak Nasional 2023, INALUM Lakukan Sosialisasi Penanganan Stunting di Kawasan Operasional|url=https://wartaekonomi.co.id/read508508/hari-anak-nasional-2023-inalum-lakukan-sosialisasi-penanganan-stunting-di-kawasan-operasional|work=[[Warta Ekonomi]]|access-date=13 September 2023}}</ref>
 
Di Paritohan Kabupaten Toba, INALUM melakukan pemeriksaan pencegahan stunting kepada 150 anak. Selain itu, program pencegahan juga dilakukan kepada 100 peserta terdiri dari masyarakat, kader pencegahan stunting dari sekolah SD sampai dengan SMA di Pintu Pohan Meranti.
Pada tanggal 19 Agustus 2019, Inalum resmi memperkenalkan '''MIND ID''' sebagai identitas holding BUMN industri pertambangan. MIND ID merupakan singkatan dari "''Mining Industry Indonesia''".<ref>{{cite web |url=https://money.kompas.com/read/2019/08/19/145620326/mind-id-sinergi-baru-lima-holding-industri-pertambangan-indonesia |title=Mind Id, Sinergi Baru Lima Holding Industri Pertambangan Indonesia |date=19 Agustus 2019 |publisher= Kompas.com|access-date=11 Oktober 2019}}</ref>
 
== Penghargaan ==
 
* GroupPT [[Inalum|MINDIndonesia ID]]Asahan meraihAluminium penghargaan(Persero) dalamatau ajangINALUM Marketeersmendapatkan SMEanugerah Enablerspenghargaan AwardCSR/TJSL 2022pada dalam5 kategori Productdalam Developmentajang Enablerpenganugerahan Indonesia SDG’s Award (ISDA) 2022.<ref>{{Cite news|last=JPNNLubis|first=MediaKhairunnisak|date=1323 AgustusNovember 2022|title=Selamat!Komitmen GrupBerikan MINDKontribusi, IDInalum JuaraiRaih TJSL5 &Kategori Penghargaan CSR Awarddi danAjang SMEISDA Award2022|url=https://mwartaekonomi.jpnnco.comid/newsread461308/selamatkomitmen-grupberikan-mindkontribusi-idinalum-juarairaih-tjsl5-kategori-penghargaan-csr-awarddi-danajang-smeisda-award2022|work=JPNN.com[[Warta Ekonomi]]|access-date=13 AgustusSeptember 20222023}}</ref>
 
* Group MIND ID meraih penghargaan dalam ajang Marketeers SME Enablers Award 2022 dalam kategori Product Development Enabler.<ref>{{Cite news|last=Artada|first=Yessy|date=13 Agustus 2022|title=Selamat! Grup MIND ID Juarai TJSL & CSR Award dan SME Award|url=https://m.jpnn.com/news/selamat-grup-mind-id-juarai-tjsl-csr-award-dan-sme-award|work=[[Jawa Pos|JPNN.com]]|access-date=13 Agustus 2022}}</ref>
== Catatan kaki ==
 
== Referensi ==
{{reflist}}
{{BUMN}}
 
{{MIND ID}}
[[Kategori:Badan usaha milik negara di Indonesia]]
{{Mantan BUMN Indonesia}}
[[Kategori:MIND ID]]
[[Kategori:Perusahaan pertambangan Indonesia]]