Pondok Pesantren Matholi'ul Anwar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k ejaan, replaced: praktek → praktik (6)
 
(13 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 18:
Adapun semenjak 17 Juli 1935 kepengasuhan pesantren digantikan oleh K.H. Soefyan Abdul Wahab, yang ketika itu dia baru berumur 18 tahun dan sedang giat-giatnya mengenyam ilmu di berbagai pesantren di sekitar kabupaten Lamongan, termasuk di pesantren Langitan. Dalam usia yang masih sangat belia tersebut, dia mengasuh pesantren sekaligus juga mondar­ mandir menimba ilmu kepada beberapa Kiai dengan pengajian sorogan. Hal ini dapat dipahami bahwa tanggung jawab dia secara pribadi dan sosial sangat besar dan seimbang.
 
Usia 18 tahun untuk memimpin jama’ah pada era dewasa ini nampaknyatampaknya terlalu muda. Namun kala itu, kharisma dan kepribadian dia sebagai putra Kiai memang layak untuk menyandang derajat tersebut, demikian pula tanggung jawab yang sedemikian besar dalam memimpin ummat harus diiringi dengan kemampuan yang baik dalam penguasaan keilmuan maupun kepemimpinan.
 
Untuk itulah saudara-saudara ipar dia yang lebih tua dan alim memberikan kepercayaan dan tanggung jawab penerusan dan kepengasuhan pesantren kepada dia. Sebagai perwujudan tanggung jawab tersebut, dia menerima amanat dengan niat semata-mata pengabdian dan penghambaan kepada Allah, di samping itu tak henti-hentinya dia terus meningkatkan belajarnya.
Baris 24:
Semangat mencari ilmu seperti yang dipraktikkan Kiai Soefyan sudah sepatutnya ditiru dan diteladani oleh para santri, pelajar, dan ummat, misalnya kebiasaan Kiai Soefyan yang selalu istiqomah muthola’ah kitab-kitab hingga larut malam. Kebiasaan ini masih dia lakukan hingga sehari menjelang wafat dia. Dia juga selalu terbuka sekaligus selektif terhadap arus informasi. Sikap tawazun, tawassuth, dan i’tidal menjadi bagian dari kepribadian dia. Dia juga mempunyai kebiasaan membaca buku-buku umum atau aktual berikut berlangganan majalah dan koran yang kala itu bagi lingkungan pesantren yang masih dirasa asing. Tidak mengherankan, dengan kebiasaan demikian menjadikan wawasan dia sangat maju dan tidak tertinggal oleh arus informasi yang relevan dengan pengembangan keislaman, kemasyarakatan dan kondisi sosial-politik.
 
Kepribadian dan akhlaq dia juga patut dijadikan sebagi teladan bagi kita. Dia selalu menghargai pendapat orang lain, mendengarkan dua kali lebih banyak daripada berbicara, mengasihi kaum lemah, nada suaranya teduh dan menyejukkan hati bagi orang lain, ketika berceramah tidak menjadikan orang lain tersinggung, mengasihi orang miskin dan menghormati orang kaya. Hal ini nampaktampak dari kebiasaan dia jika diundang oleh seseorang dalam hari dan jam yang hampir bersamaan, yang satu miskin dan yang lain kaya, maka dia datang dulu kepada orang miskin tersebut, baru kemudian kepada orang kaya.
 
Dalam bidang sosial kemasyarakatan dan kepemerintahan, pribadi dia pantas diteladani ummat Islam. Misalnya dalam kesibukan mengajar di madrasah, mengaji di pesantren dan ceramah di tengah-tengah masyarakat, dia masih menyempatkan menjadi Ketua Tanfidziyah NU Karanggeneng, hingga dia pernah mewakili Partai NU duduk sebagai anggota DPRD Tingkat II Lamongan. Demikian juga dalam hal pemerintahan, dia juga pernah menjadi anggota tim P-7 Jawa Timur. Demikian ini didorong oleh motivasi dia untuk mewujudkan fungsi dan posisi pesantren secara maksimal. Pada saat yang sama, berbagai kesibukan dalam urusan masyarakat dan pemerintah tersebut tidak menjadikan pengurangan perhatian dia pada pengembangan pesantren dan lembaga-lembaga yang ada di dalamnya.
 
Semenjak kepengasuhan pesantren dipegang oleh Kiai Soefyan, maka diadakan pengembangan-pengembangan pesantren yang sangat bermakna dan berdampak sampai dewasa ini. Pengembangan dimaksud bukan hanya pengajian level kampung seperti pada masa kepengasuhan sebelumnya, namuntetapi pengembangan yang menjadikan suatu bibit pesantren menjadi pesantren yang sesungguhnya. Pada masa dia inilah telah lengkap unsur kiai, langgar (mushalla) dan asrama (pondokan), hal ini terjadi pada 1 Januari 1949. Perkembangan ini tentu tidak terlepas dari ilmu, kharisma dan kepribadian dia sebagai sosok pengasuh.
 
Dengan didirikannya pesantren, respon masyarakat sangat positif. Pertumbuhan yang positif itu dapat dilihat, kalau pada awal mula santrinya hanya 3 orang, maka dua tahun berikutnya sudah menjadi 60 orang. Dengan banyaknya murid atau santri tersebut, maka dia mendirikan sekolah formal, yaitu tepatnya pada tahun 1951. Sekolah yang dibuka tersebut adalah Madrasah Ibtida’iyah. Pendirian madrasah tersebut tidak terlepas dari dorongan dan saran para kiai dan pejabat kabupaten Lamongan, misalnya dari K.H. Mustaqim dan Bapak Susminto, seorang Hakim di Lamongan kala itu.
 
Pengembangan demi pengembangan semakin pesat, dan mendapat respon positif dari masyarakat, sehingga santrinya semakin bertambah. Untuk itu perlu disediakan sarana belajar yang memadai pula, bukan hanya pendidikan tingkat dasar (MI), namuntetapi juga pendidikan formal yang lebih tinggi yaitu Madrasah Tsanawiyah (dahulu MMP) yang didirikan tahun 1959 dan Madrasah Aliyah (dahulu MMA) yang didirikan sepuluh tahun kemudian yakni pada tahun 1969.
 
Dari sini kita dapat mengambil pelajaran, bahwa semangat dia dalam mencerdas-akhlaqkan generasi muda sangat tinggi atau dapat dilihat dari cara dia berfikirberpikir yang menampakkanmetampakkan progresifitas ide jauh ke depan. Sebagai salah satu buktinya, semenjak tahun 1979 dia sudah mempunyai ide untuk mendirikan lembaga pendidikan lanjutan pertama dan atas yang bersifat umum (SMP dan SMA), perguruan tinggi, rumah sakit, dan penerbitan. Biar pun pendidikan lembaga umum tersebut belum didirikan hingga dia kembali ke Rahmatullah, namuntetapi tebaran ide itu masih senantiasa beredar dalam komunitas penerusnya untuk diambil sebagai program pengembangan pesantren pada masa sekarang dan ke depan.
 
Hingga 20 Januari 1983 saat K.H. Soefyan Abdul Wahab pulang ke Rahmatullah, jumlah murid dan santri Pondok Pesantren Matholi’ul Anwar dengan berbagai unit yang ada yaitu Madrasah Banin Banat, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah sudah cukup lumayan yaitu lebih 1250 orang. Namun, tidak berarti bahwa dengan wafatnya dia pengembangan pesantren menjadi stagnan, justru semangat dan cita-cita dia senantiasa dilanjutkan dengan memegang mata rantai penghargaan terhadap tradisi yang ada dengan terus berusaha mengaktualisasikan, inovatif dan akomodatif terhadap perkembangan baru di sekelilingnya.
 
Setelah meninggalnya dia, maka kepemimpinan dilanjutkan oleh K.H. Mahsuli Effendi dan putra-putra menantu dia antara lain Drs. K.H. Masykuri Shodiq, S.H., Drs. K.H. Moh.Taufiq dan Drs. K.H. Saifuddin Zuhri, MA. Selain itu, tentu saja peran dari Ibu Nyai Hj. Masfiyah Soefyan sebagai orang tua yang sangat bijaksana dan pengayom yang baik, serta putri-putri dia yakni Nyai Hj. Shofijah Mahsuli, Nyai Dra. Hj. Zaenab Anwar, Nyai Dra. Hj. Siti Djamilah Masykuri, Nyai Hj. Dra. Siti Aisyah Taufiq, dan Nyai Dra. Hj. Khotimah Suryani Saifuddin juga cukup mewarnai dinamika kepemimpinan yang ada. Hampir tidak ada keputusan penting yang di ambil lembaga ini tanpa melalui ijinizin, restu dan istikharah Ibu Nyai Hj. Masfiyah Soefyan.
 
Pada tahun 2001 formasi kepemimpinan tersebut berubah, yakni ketika dua putra menantu dia Kiai Masykuri dan Kiai Saifuddin dipanggil ke haribaan Yang Maha Kuasa pada hari Selasa tanggal 26 Juni 2001, atau tiga hari sebelum pelaksanaan Haul Kiai Soefyan yang ke XVIII. Pada hari Kamis, 8 Desember 2011 atau 13 Muharram 1433 KH. Mahsuli Effendi menyusul dipanggil oleh Allah SWT. Kemudian pada hari Kamis, 28 Juni 2012 atau 8 Sya’ban 1433 Ibu Nyai Hj. Masfiyah (isteri KH.Soefyan) wafat menghadap Allah SWT. Dengan demikian formasi kepemimpinan Pondok Pesantren Matholi’ul Anwar sekarang dilanjutkan oleh KH. Ahmad Taufiq, dibantu para dzurriyah al maghfur lah yakni Dr. H. Khotib Sholeh, M.Ag., Ahmad Yusufa Anwar, HDr. KH.M. Afif Hasbullah, serta kelima putri KH. Soefyan yaitu Nyai Hj. Shofijah, Nyai Hj. Zaenab, Nyai Hj. Siti Djamilah, Nyai Hj. Siti Aisyah, dan Nyai Hj. Khotimah Suryani.
 
Adapun pendidikan formal yang ada hingga dewasa ini, bukan hanya Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah (sebagaimana ketika Kiai Soefyan wafat). Namun dengan pertolongan dan ridla dari Allah SWT., ide dia untuk mendirikan sekolah umum telah terwujud, yaitu SMP NU berdiri tahun 1985, SMEA NU I berdiri tahun 1986 dan Universitas Islam Darul ‘Ulum (Unisda) berdiri tahun 1989 dengan delapan Fakultas dan limadelapan belas program studi strata satu dan dua, yaitu Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Bahasa Indonesia, Pendidikan Matematika, Ilmu Hukum, Manajemen, Akuntansi, Agronomi, Teknik Sipil, Teknik Arsitektur, Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Bahasa Arab, Ekonomi Syariah, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, llmu Politik, Ilmu Pemerintahan, Matematika, Magister Pendidikan Islam, dan Magister Pendidikan. Adapun jumlah santri, siswa dan mahasiswa, hingga dewasa ini sekitar 7.679 orang.
 
== Lembaga Pendidikan ==
Baris 67:
 
Kelas Unggulan
Kelas unggulan terdiri siswa siswi yang berbakat dengan proyeksi sebagai kader bangsa berkualitas pada masa depan. Metode pengajarannya adalah dengan menarnbah jam-jam pelajaran secara spesifik dan rnengarah kepada penumbuhan kreatifitaskreativitas siswa.
 
Tenaga Pengajar
Baris 76:
 
=== SMP NU 1 Karanggeneng ===
SMP-NU didirikan oleh K.H. Drs. Masykuri Shodiq, S.H. pada tahun 1985, menjadikan SMP NU sebagai sekolah umum pertama di Lamongan yang berlogo NU. Pada awalnya kepala sekolah dijabat oleh K.H. Drs. Masykuri Shodiq, S.H., setelah itu dipimpin oleh Drs. Masmuin, M.A. kemudian sampai saat ini dipimpin oleh Dra. Khotimah Suryani., M.Ag. Sebagai sekolah dengan label NU, sekolah ini jelas mengemban nilai dasar asasi Ahlussunnah Wal Jama’ah, pada sisi lain sebagai sekolah umum di lingkungan pesantren maka SMP NU sangat erat dan tidak dapat melepaskan diri keilmuan kitab kuning dan amalan Islam para salafussholeh. Sebagai sekolah berbasis umurn diharapkan muncul ilmuwan dan praktisi unggul pada masa depan.
 
Ø Muatan Lokal
Baris 88:
 
=== SMK NU 1 Karanggeneng ===
SMK NU 1 (dahulu SMEA NU 1) Simo, didirikan pada tahun 1986 oleh Drs. K.H. Masykuri Shodiq, S.H. menjadikannya sebagai SMK dengan label NU pertama di Lamongan. Dikepalasekolahi secara berurutan oleh Drs. Endro Suprapto, Drs. H. Tsalits Fahami, Drs. H. Miftahul Huda, S.H., M.M., M. Hafidh Nashrullah, SE., dan saat ini dipimpin oleh M.Mohammad HafidhFatihun NashrullahNaim SEZaki, M.Pd.,
 
Sebagai SMK NU pioneer di Kabupaten Lamongan, SMK selalu berbenah meningkatkan citra dan kualitas dirinya. Hal itu ditunjukan dengan adanya pengembangan baik sarana fisik maupun model pembelajarannya. Sebagai sekolah berbasis profesi maka SMK terus giat untuk membekali para siswanya dengan keilmuan praktis, skill, dan kecakapan dalam rangka mempersiapkan generasi masa depan yang berkualitas dan sejahtera dengan tidak membiarkan anak bangsa menjadi penganggur terdidik. Citra identitas NU senantiasa dikedepankan, yakni dengan tidak meninggalkan nilai-nilai dasar agama bagi siswanya yaitu kemampuan baca al-Qur’an, ibadah praktis dan tempaan keagamaan lainnya.
 
Ø Jurusan dan Tenaga Pengajar
Sebagai sekolah kejuruan yang berorientasi mempersiapkan sumberdaya siap pakai, maka perlu di dukung oleh tenaga pengajar yang memiliki kapasitas dan kapabilitas praktis di bidangnya. Untuk itu, tenaga pengajarnya terdiri dari para praktisi professional dan sarjana maupun master yang ekspert dalam bidangnya. Sedangkan jurusan yang dikembangkan sampai sekarang adalah jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR), Teknik Sepeda Motor (TSM), Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), PenjualanDesain Komunikasi Visual (PJDKV), Akuntansi (Ak), Layanan Perbankan (LPb), dan AkuntansiBisnis Daring (AKBD).
 
Ø Proyeksi Lulusan
Sebagai sekolah kejuruan, maka SMK NU 1 memproyeksi lulusannya untuk dapat masuk dunia kerja. Adapun jaringan kerjanya ialah dengan sektor formal dan informal, baik perusahaan yang bersekala regional, nasional maupun internasional seperti PT. Gudang Garam, Maspion, Sampoerna, Coca Cola, Sonni, Axioo, Yamaha dan lain-lain.
 
Ø Sarana Penunjang Pembelajaran
Untuk mendukung kualitas lulusan yang handal dan profesional, maka disediakan laboratorium KKPI dan jaringan LAN terkoneksi internet, hot spothotspot, laboratorium produktif TKJ, laboratorium program keahlian, mesin cash register, dan laboratorium mengetik. Di samping itu untuk unit produksi dilengkapi pula dengan kursus akuntansi, bahasa Inggris, servis komputer dan pemasangan LAN dan lain-lain.
 
=== [[MA Matholi'ul Anwar]] ===
Baris 108:
 
Ø Sarana Penunjang Pembelajaran
MA Mawar sebagai rnadrasah umum, untuk menuju keandalan dan keunggulan siswanya dilengkapi dengan fasilitas penunjang, yaitu: laboratorium komputer dan bahasa dengan sistem jaringan, laboratorium MIPA, perpustakaan, sarana praktik tata boga-busana, pertukangan, dan elektro ketrampilan, sarana olahraga, koneksi internet, dan beragam aktifitasaktivitas yang mengembangkan kreatifitaskreativitas siswa.
 
Ø Kelas Akselerasi
Baris 114:
 
Ø Prestasi
MA Mawar mempunyai banyak prestasi, tidak hanya tingkat kabupaten dan propinsiprovinsi, namuntetapi sudah seringkalisering kali memperoleh prestasi nasional. Beberapa lulusannya banyak diterima pada berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta terbaik di Indonesia maupun luar negeri. Untuk informasi lebih lanjut tentang prestasi MA Mawar silakan MAsuk Ke Menu Prestasi di Sitrus Resmi MA Matholi'ul Anwar.
 
=== [[Universitas Islam Darul Ulum Lamongan]] ===
Unisda didirikan tahun 1989, menjadikan Unisda sebagai universitas pertama di Lamongan. Sebagai universitas yang diinspiratori dan lahir di tengah-tengah pesantren, maka Unisda sadar akan misinya sebagai Center of Excellent (pusat keunggulan) bagi umat, bangsa dan negara. KonsekwensiKonsekuensi dari kesadaran tersebut, Unisda selalu berusaha meningkatkan kualitas dan mutunya di berbagai bidang, misalnya pemenuhan sarana dan prasarana yang berkualitas, tenaga edukatif dan perpustakaan yang kapabel dan laboratorium yang memadai. Tidak cukup itu, Unisda juga merupakan perguruan tinggi pertama di Lamongan yang terakreditasi, dan sampai saat ini adalah satu-satunya perguruan tinggi Lamongan yang 90 persen program studinya terakreditasi. Dengan konsep pengembangan mutu yang secara terus menerus dilakukan, diharapkan dapat menghasilkan kualitas sumberdaya manusia yang ahli dalam bidang dan profesinya.
 
Didirikan oleh salah satu menantu K.H. Soefyan Abdul Wahab, yakni K.H. Masykuri Shodiq sekaligus sebagai rektor yang pertama. Sepeninggal dia saat ini tampuk kepemimpinan dilanjutkan oleh salah satu cucu K.H. Soefyan Abdul Wahab yakni HDr. KH.M. Afif Hasbullah, S.H., S.Ag., M.Hum, kemudian digantikan Dr Ainul Masruroh, dan pada periode 2022-2026 dijabat oleh Muhammad Hafidh Nashrullah, SE., MM.
 
Ø Staf Pengajar
Baris 125:
 
Ø Prestasi
Dalam rangka menjadikan Unisda sebagaimana visinya yakni sebagai Islamic University With Global Vision, mengharuskan Unisda untuk tidak hanya menjadi yang terbaik pada level regional, namuntetapi setahap demi setahap harus membiasakan diri dengan berkompetisi baik regional maupun nasional. Beberapa prestasi nasional telah diraih oleh Unisda Lamongan dalam beberapa tahun terakhir di antaranya adalah: Salah satu dari 44 perguruan tinggi terbaik nasional (negeri dan swasta) versi PHK-Institusi (tahun 2007); Salah satu pemenang kompetisi perguruan tinggi LPTK nasional versi PHK LPTK (tahun 2007); penerima penghargaan sebagai PTS berprestasi dari Kopertis VII Jawa Timur (tahun 2008); dan beberapa prestasi nasional lainnya.
 
Ø Sarana Penunjang Pembelajaran
Dalam rangka mengawal kualitas dan mutu, Unisda melengkapi berbagai sarana yang menunjang aktifitasaktivitas belajar, yakni: gedung yang sangat representatif, lokasi yang luas untuk berbagai kegiatan mahasiswa, geografis kampus yang strategis di jantung kabupaten Lamongan, berbagai unit kegiatan kemahasiswaan, berbagai beasiswa, berbagai laboratorium yang beberapa di antaranya merupakan satu-satunya di eks karesidenan Bojonegoro.
 
Ø Program Studi dan Keunggulan Kompetitif
Baris 136:
Fakultas Ekonomi (Status Terakreditasi BAN PT): Prodi Manajemen dan Akuntansi.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (Status Terakreditasi BAN PT): Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Matematika, dan Pendidikan Bahasa Indonesia.
Fakultas Agama Islam (Status Terakreditasi BAN PT): Prodi Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Bahasa Arab, Ekonomi Syariah, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Fakultas Pertanian (Status Terakreditasi BAN PT): Prodi Agronomi.
Fakultas MIPA (Status IjinIzin Penyelenggaraan Dikti): Prodi Matematika.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Status IjinIzin Penyelenggaraan Dikti): Prodi Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan.
Fakultas Teknik (Status Terakreditasi BAN PT): Prodi Arsitektur dan Sipil.
Magister Pendidikan Islam (M.Ag.) Magister Pendidikan (M.Pd.)
Baris 147:
[[Kategori:Pesantren di Jawa Timur]]
[[Kategori:Pesantren di Lamongan]]
[[Kategori:Perguruan tinggi]]
[[Kategori:Madrasah ibtidaiyah]]
[[Kategori:Madrasah tsanawiyah]]
[[Kategori:Sekolah menengah pertama]]
[[Kategori:Madrasah aliyah]]
[[Kategori:Sekolah menengah kejuruan]]