Setara Institute: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dwinug (bicara | kontrib)
Membalikkan revisi 24056948 oleh Rahmatdenas (bicara)
Tag: Pembatalan Dikembalikan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: gambar rusak VisualEditor
 
(6 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 10:
| motto =
| formation = {{start date and age|2005|10|14}}
| founderlogo = [[Hendardi]]LogoHitam.png
| extinction =
| type = [[LembagaCivil swadayaSociety masyarakatOrganization, Research Institute]]
| headquarters = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| location = Jl. Hang Lekiu II No.41, [[Kebayoran Baru]], [[Jakarta Selatan 12120]]
| membership =
| language =
Baris 22 ⟶ 23:
| budget =
| website = [http://www.setara-institute.org/ www.setara-institute.org]
| founder = [[Abdurrahman Wahid, Ade Rostiana, Azyumardi Azra, Bambang Widodo Umar, Bara Hasibuan, Benny K. Harman, Benny Susetyo, Bonar Tigor Naipospos, Budi Joehanto, Damianus Taufan, Despen Ompusunggu, Hendardi, Ismail Hasani, Kamala Chandrakirana, Luhut M.P. Pangaribuan, M. Chatib Basri, Muchlis T, Pramono Anung, Rachland Nashidik, Rafendi Djamin, R. Dwiyanto Prihartono, Robertus Robert, Rocky Gerung, Saurip Kadi, Suryadi A. Radjab, Syarif Bastaman, Theodorus W. Koerkeritz, Zumrotin KS]]
| founder = [[Hendardi]]
}}
'''SETARA Institute for Democracy and Peace''' adalah sebuah [[lembaga swadaya masyarakat]] yang berbasis di [[Indonesia]] yang melakukan penelitian dan advokasi tentang [[demokrasi]], [[kebebasan politik]] dan [[hak asasi manusia]].<ref>Disebutkan oleh The Jakarta Globe http://www.thejakartaglobe.com/news/religious-intolerance-cannot-be-justified-sby/</ref> SETARA Institute adalah organisasi penelitian dengan penelitian intinya yang berfokus pada menjawab kebutuhan aktual masyarakat. Dibentuk pada tahun 2005, SETARA Institute dimaksudkan sebagai respons terhadap maraknya fenomena [[fundamentalisme]], [[diskriminasi]] dan kekerasan atas nama agama dan moralitas di banyak bidang yang mengancam [[pluralisme]] dan [[hak asasi manusia di Indonesia]]. SETARA Institute bekerja di ruang [[sekuler]] (hukum berbasis hak asasi manusia dan konstitusi) dan tidak melakukan penelitian yang menembus ke teologi agama. SETARA Institute adalah perintis pembela kebebasan beragama di Indonesia. Organisasi ini mempromosikan [[kebebasan sipil]] dan perubahan kebijakan untuk mendorong pluralisme dan hak asasi manusia.
 
'''SETARA Institute''' merupakan [[lembaga swadaya masyarakat]] yang didirikan oleh sekelompok individu dengan tujuan mendorong kesetaraan, menghormati keberagaman, memperjuangkan solidaritas, dan menghargai martabat manusia. Organisasi ini bertujuan untuk menghapuskan [[diskriminasi]] dan [[Intoleransi keberagamaan|intoleransi]] berdasarkan faktor-faktor seperti [[agama]], [[suku]], [[Warna kulit manusia|warna kulit]], [[jenis kelamin]], dan [[status sosial]]. Fokus mereka juga terletak pada mendukung individu yang lemah dan menjadi korban dalam masyarakat.
 
Pendekatan SETARA Institute adalah membangun masyarakat demokratis yang mendorong kemajuan dan saling pengertian, sambil menghormati kehormatan dan mengakui keberagaman. Mereka sadar bahwa meskipun demikian, diskriminasi dan intoleransi masih ada bahkan bisa berujung pada kekerasan. Oleh karena itu, mereka mendorong langkah-langkah untuk memperkuat penghormatan terhadap keberagaman dan hak asasi manusia melalui partisipasi yang lebih luas, sebagai upaya untuk memajukan [[demokrasi]] dan [[perdamaian]].
 
Salah satu fokus utama SETARA Institute adalah mempromosikan kondisi yang mendukung sistem politik terbuka yang berdasarkan pada penghormatan terhadap keberagaman, perlindungan [[hak asasi manusia]], serta penghapusan sikap intoleransi dan [[xenofobia]]. Dalam kurun waktu lima tahun sejak berdiri, mereka telah menerbitkan 20 laporan dalam bentuk penelitian dan kertas kebijakan, dan mendapatkan apresiasi yang cukup banyak. Pendekatan SETARA Institute berbeda dengan lembaga lain yang menangani isu serupa dengan pendekatan [[Teologi|teologis]], karena mereka mengadopsi pendekatan [[Sekularisme|sekuler]] dalam usahanya mempromosikan [[pluralisme]].
 
== Laporan ==
SETARA Institute telah menulis beberapa laporan tentang kebebasan beragama dan intoleransi atau diskriminasi terhadap agama minoritas.<ref>{{cite web |url=http://www.setara-institute.org/en/category/category/reports/thematic |title=List of reports |author= |date= |work= |publisher=Setara Institute |accessdate=2 July 2012 |archive-date=2012-09-02 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120902045445/http://www.setara-institute.org/en/category/category/reports/thematic |dead-url=yes }}</ref> Termasuk juga laporan tentang penganiayaan terhadap seorang [[Ateisme|ateis]], [[Alexander Aan]].
 
Pada tahun 2011, SETARA Institute for Democracy and Peace mencatat terdapat 244 tindakan kekerasan terhadap agama minoritas – hampir dua kali lipat jika dibandingkan dengan angka tahun 2007.<ref>{{cite news |url=https://www.theguardian.com/world/2012/may/03/indonesia-atheists-religious-freedom-aan |title=Indonesia's atheists face battle for religious freedom |date= 3 May 2012|work= |publisher=Article in The Guardian, 3 May 2012 |accessdate=2 July 2012 |location=London |first=Kate |last=Hodal}}</ref> Media-media di Indonesia juga menggunakan lembaga ini sebagai sumber untuk mengkritik penindasan terhadap mayoritas [[Muslim Sunni]].<ref>{{cite web |url=http://www.thejakartapost.com/news/2012/06/05/clothing-not-domain-govt-law-setara.html |title=For example the article "‘Clothing is not the domain of govt law’: Setara" |author= |date= |work= |publisher=Article in Jakarta Post, 5 June 2012 |accessdate=3 July 2012 |archive-date=2016-03-05 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160305072136/http://www.thejakartapost.com/news/2012/06/05/clothing-not-domain-govt-law-setara.html |dead-url=yes }}</ref>
 
== Dewan ==
;Dewan Eksekutif
* Ketua: [[HendardiIsmail Hasani]]
* Sekretaris: R.Iif DwiyantoFikriyati PrihartonoIhsani
* Wakil Ketua: [[Bonar Tigor Naipospos]]
* Manajer InternalBendahara: Diah Hastuti
* Sekretaris: R. Dwiyanto Prihartono
* Direktur RisetEksekutif: [[Halili Hasan]]
* Wakil Sekretaris: Damianus Taufan
* Peneliti Tetap: Ikhsan Yosarie, Sayyidatul Insiyah, Syera Anggreini Buntara, Iif Fikriyati Ihsani, Nabhan Aiqani, Cucu Sutrisno, Inggrit Ifani, Ismail Hasani, Halili Hasan, Sahbani Siregar dan lain-lain
* Bendahara: Despen Ompusunggu
* Direktur Eksekutif: Ismail Hasani
* Direktur Riset: [[Halili Hasan]]
* Peneliti Tetap: Ikhsan Yosarie, Sayyidatul Insiyah, Syera Anggreini Buntara, Iif Fikriyati Ihsani, Nabhan Aiqani
* Manajer Internal: Diah Hastuti
* Kepala Divisi Partisipasi Publik dan Media Massa: [[Asfin Situmorang]]
 
;
;Dewan Penasihat
* Ketua: [[Azyumardi AzraHendardi]]
* Wakil Ketua: [[Bonar Tigor Naipospos]]
* Sekretaris: [[Benny Susetyo]]
* Anggota: [[Kamala Chandrakirana]], [[Chatib Basri]], [[Rafendi Djamin]], [[Benny Susetyo]]
 
;
;Pendiri
;
:[[Abdurrahman Wahid]], Ade Rostiana, [[Azyumardi Azra]], [[Bambang Widodo Umar]], [[Bara Hasibuan]], [[Benny K. Harman]], [[Benny Susetyo]], [[Bonar Tigor Naipospos]], Budi Joehanto, Damianus Taufan, [[Despen Ompusunggu]], [[Hendardi]], [[Ismail Hasani]], [[Kamala Chandrakirana]], [[Luhut M.P. Pangaribuan]], [[Muhammad Chatib Basri|M. Chatib Basri]], Muchlis T, [[Pramono Anung]], [[Rachland Nashidik]], [[Rafendi Djamin]], R. Dwiyanto Prihartono, [[Robertus Robert]], [[Rocky Gerung]], [[Saurip Kadi]], Suryadi A. Radjab, Syarif Bastaman, Theodorus W. Koerkeritz, Zumrotin KS.