Jamiat Kheir: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Sejarah pendirian: Perbaikan nama jamiatul kheir menjadi jamiat kheir
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(39 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{rapikan}}
[[Berkas:Jamiat kheir School taken from accross the street, July 2008.jpg|300px|jmpl|Kantor Jamiat Kheir sekarang]]
'''Jamiat Kheir''' adalah lembaga swasta yang bergerak dalampada bidang pendidikan dan berperan penting dalam sejarah perjuangan Indonesia. Berpusat di jalan KH Mas Mansyur 17, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
 
== Sejarah pendirian ==
Jamiat Kheir merupakan perkumpulan yang dibentuk pada tahun 1901 M dan bermula berada di Pekojan, suatu yayasan atau perkumpulan sosial dan menampung semua aspirasi baik [[Alawiyyin|Al-Alawiyyin]], [[Masyayikh Hadrami|Al-Masyaikh]] dan Al-Ajami, kemudian tanggal 27 Desember 1928 izin pertama berdirinya Al Arabithah AlAlawiyyah dari pemerintah Belanda, dan izin kedua 27 November 1929.
 
Pada awal mula didirikan, Organisasi Jamiat Kheir lebih bersifat organisasi sosial kemasyarakatan, dimana tujuan awalnya dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, membantu fakir miskin, baik dalam segi material maupun spiritual. Kedua, mendidik dan mempersiapkan generasi muda Islam untuk mampu berperan pada masa depan. Dan yang ketiga, menolong umat yang lemah dalam sektor ekonomi.
== Jamiatul Kheir, Kebangsaan dan Keagamaan ==
===== Oleh
Alwi Shihab (Wartawan Senior Republika) =====
 
Berdirinya madrasah Jamiat Kheir berdasarkan akta notaris J.W.Roeloffs Valks Notaris Batavia, nomor 143 tertanggal 17 Oktober 1919 dalam akta ''STICHTINGSBRIEF der STICHTING'' '''"SCHOOL DJAMEAT GEIR"''' dengan susunan pengurus pertamanya, sebagai ketua Said Aboebakar bin Alie bin Shahab dan sebagai anggota-anggota pengurus lainnya adalah: Said Abdulla bin Hoesin Alaijdroes, Said Aloei bin Abdulrachman Alhabsi, Said Aboebakar bin Mohamad Alhabsi, Said Aboebakar bin Abdullah Alatas, Said Aijdroes bin Achmad bin Shahab dan Sech Achmad bin Abdulla Basalama (semua dalam ejaan aslinya dalam akta tersebut).
 
[[Al Maktab Addaimi]] adalah salah satu lembaga di bawah payung [[Rabithah Alawiyah]] yang dikhususkan melakukan pencatatan dan penetapan nasab-nasab As-Saadah Al-Alawiyyin. Maktab ini telah melakukan pencatatan dalam keterangan hasil pencatatan pada tanggal 18 Dzulhijjah 1358 H bertepatan dengan 28 Januari 1940 atas biaya Syekh bin Ahmad bin Muhammad bin Shahabuddin, jumlah yang tercatat adalah 17.764 orang. Pekerjaan pencatatan ini dilaksanakan oleh Habib Ali bin Ja'far Assegaf dengan biaya dari Al Arabithah Al-Alawiyyin. Daarul Aitam didirikan dengan akta notaris D.J.M. De HONDT No. 40.
Mendatangi Pekojan berdekatan dengan China Town di Glodok, Jakarta Barat, saya mendapati makin menciutnya jumlah keturunan Arab di kampung ini. Padahal, sejak abad ke-19, pemerintah colonial menjadikan Pekojan sebagai kampung Arab.<br />
 
== Anggota dan pengurus pertama ==
Bila pada awal 1950-an, sekitar 90 persen penghuninya adalah warga Arab, keadaannya kini berbalik. Mereka tinggal 10 persen bahkan kemungkinan terus berkurang. Selebihnya, sebagian besar warga Cina. Meski begitu, peninggalan-peninggalannya masih bisa kita jumpai seperti masjid dan gedung-gedung tua bergaya Moor. Kita juga masih menapati rumah bekas tempat tinggal Kapiten Arab.<br />
Anggota pengurus pertama adalah:
 
* Sayyid [[Aboebakar bin Mohammad bin Abdulrachman Alhabsyi]], sbg ketua
'''Sejarawan''' Sagimun MD dalam buku '''Jakarta dari Tepian Air ke Kota Proklamasi''' ''Teks miring'' menyebutkan, di P'''ekojan pada 1901 berdiri organisasi dan perkumpulan Jamiatul Kheir'''. Perkumpulan ini kemudian melahirkan tokoh-tokoh dan pemimpin-pemimpin pergerakan Islam yang terkenal seperti '''KH Ahmad Dahlan''' (Muhamadiyah), '''HOS Tjokroaminoto''' (Sarikat Islam), dan '''H Agus Salim'''.<br />
* Sayyid Aboebakar bin Abdullah bin Achmad Alatas, wakil ketua
* Sayyid Idroes bin Ahmad bin Mohamad Sjahab, ketua ketiga
* Sayyid Hoesain bin Ahmad bin Hoesin bin Semit, sekretaris satu
* Sayyid Moehamad bin Ahmad bin Hoesin bin Semit, sekretaris kedua
* Sayyid Salim bin Tahir bin Saleh Alhabsyi, bendahara kesatu
* Sayyid Abdulqadir bin Hasan bin Abdulrachman Mulachela, bendahara kedua
 
Para komisaris:
Melalui '''Jamiatul Kheir''' , para pemimpin gerakan Islam ini punya hubungan yang luas dengan Negara-negara Islam terkenal maju seperti Mesir dan Turki. Mereka membaca majalah-majalah dan surat-surat kabar yang membangkitkan semangat kebangsaan dan kemerdekaan pada rakyat Indonesia. <br />
 
* Sayyid Ali bin Abdulrachman bin Abdullah Alhabsyi
Dalam buku yang diterbitkan '''Dinas Museum dan Sejarah Pemda DKI''' terbitan 1988, Sagimun M.D. menyebutkan, '''Jamiatul Kheir''' dianggap berbahaya oleh permerintah colonial Belanda karena pengaruhnya dapat membangkitkan semangat kebangsaan dan semangat '''jihad fisabilillah''' di kalangan kaum Muslimin Indonesia. Tak heran kalau pemerintah colonial mengawasi dengan ketat perkumpulan ini. Sengaja menunda-nunda permohonan pengesahannya dan '''baru diberikan 1905''' dengan catatan: ‘Tidak boleh membuka cabang di luar kota Batavia’. Meski kenyataannya perkumpulan ini membuka pendidikan di berbagai daerah dengan nama lain. Keberadaan '''Jamiatul Kheir''' merupakan wujud perlawanan terhadap pendidikan di sekolah-sekolah Belanda yang tidak dapat dipisahkan dengan Kristenisasi.<br />
* Sayyid Alwi bin Tahir Alhadad
* Sayyid Alwi bin Mochamad bin Tahir Alhadad
* Sayyid Ahmad bin Abdullah bin Mochsin Assegaf
* Sayyid Jahja bin Oesman bin Jahja
* Sayyid Abdullah bin Aboebakar bin Salim Alhabsyi
* Sayyid Hasjim bin Mohamad bin Hasjim Alhabsyi
* Sayyid Hasan bin Sech Assolabiah Alaidroes
* Sayyid Abdoellah bin Moehamad Alhadad
* Sayyid Aloei bin Abdullah bin Hoesin Alaijdroes
* Sayyid Tahir bin Hoesin bin Semit
* Syech Salim bin Achmad bin Djoenet Bawazir
* Sayyid Abdulrachman bin Abdilla bin Abdulrachman Alhabsyi
* Sayyid Ali bin Aloei bin Abdulrachman Alhabsi
* Sayyid Abdullah bin Mohamad bin Achmad bin Hasan Alatas
 
Almarhum [[Abubakar bin Ali Syahab|Habib Abubakar bin Ali bin Abubakar bin Shahabuddin]] adalah salah seorang pendiri yayasan Jamiatul Kheir dan ketua pertama madrasah Jamiatul Kheir.
 
Kondisi umat pada masa kolonial memang sungguh memprihatinkan. Mereka tidak diberi kesempatan sedikitpun untuk mengembangkan kemampuan. Sementara itu, kitapun tidak dapat memungkiri ada sebagian kecil orang Islam terutama orang-orang Islam yang hijrah dari Hadramaut justru mampu bersaing dan berhasil menjadi pedagang dan pengusaha yang handal, mereka inilah yang kemudian berinisiatif membuat perkumpulan yang diberi nama Jamiat Kheir (Perkumpulan Kebaikan) dengan motivasi dan tujuan sebagaimana disebutkan diatas.
=== <big>Pendiri Jamiatul Kheir</big><br /> ===
 
Terlebih bila dilihat dari anggota yang ikut berperan dalam tubuh organisasi Jamiat Kheir saat itu yang terdiri dari orang-orang pergerakan, baik dari kalangan ulama maupun dari kalangan cendikiawan muslim yang kemudian mereka dietapkan sebagai pahlawan nasional, seperti misalnya [[Oemar Said Tjokroaminoto|Haji Omar Said (HOS) Tjokroaminoto]], [[Husein Jayadiningrat]], [[Ahmad Dahlan]] dan lain-lain, dimana mereka adalah pemuda-pemuda Islam Indonesia yang mempunyai garis keturunan ulama yang berasal dari negeri Arab. Sebagai contoh, almarhum [[Ahmad Dahlan]] yang dikenal sebagai pendiri perkumpulan Islam Muhammadiyah adalah cucu dari Sunan Giri, salah satu wali Songo yang bernama asli Muhammad Ainul Yaqin dan bergaris keturunan ke atas hingga Al-Imam Ali bin Abi Thalib R.A. suami dari Siti Fatimah binti Rasulullah SAW.
 
== Kegiatan sosial ==
Keberadaan '''Jamiatul Kheir''' tidak dapat dipisahkan dari pendirinya seorang wartawan '''Sayid Ali Bin Ahmad Shahab''' '''kelahiran Pekojan pada 1282 Hijriah'''. Dalam usia 29 tahun, dia mengadakan lawatan ke''' Turki''' dan '''Mesir''', diteruskan ibadah haji. Di kedua Negara Islam ini, terutama ketika berada di Turki, hatinya tergerak melihat sistem pendidikan di Kerajaan Ottoman. Pada murid sudah duduk di bangku dan mereka memakai celana. Padahal kala itu, siswa-siswa di sekolah Islam duduk di lantai dan masih memakai kain. Ketika '''1905 (1323 H)''' Belanda memberikan izin berdirinya Jamiatul Kheir, maka pada '''17 Juli 1905''', '''Sayid Ali bin Ahmad Shahab menjadi ketua umumnya'''. Sebagai perlawanan terhadap penjajah, salah satu '''kurikulum di Jamiatul Kheir''' tidak diajarkan bahasa Belanda, tapi Inggris.<br />
Disamping itu, aktivitas Jamiat Kheir kala itu lebih mengarah pada masalah sosial kemasyarakatan, yang menitik-beratkan pada masalah penanggulangan kemiskinan dan kebodohan yang diderita oleh umat Islam akibat penjajahan.{{Butuh rujukan}}
 
Kegiatan santunan orang yang tidak mampu, yatim, orang jompo sangat mendominasi program Jamiat Kheir dibuktikan kemudian oleh pengurus dengan membuat panti asuhan Daarul Aitam, yang secara khusus merawat dan mendidik anak-anak yatim yang hingga saat ini masih aktif.{{Butuh rujukan}}
'''Pada 1912''', Jamiatul Kheir turut ambil bagian dalam membantu para pejuang '''Libya''' melawan penjajah Itali di bawah pimpinan '''Omar Mochtar'''. '''Jamiat Kheir''' turut aktif dalam aksi boikot produk Italia di Indonesia. Solichin Salam, penulis ''Ali Ahmad Shahab Pejuang yang Terlupakan'', menuturkan '''Sayid Ali Ahmad Shahab''' pernah mengusahakan melalui Sultan Abdul Hamid dari Turki dan Imam Yahya dari Yaman '''untuk memasukkan senjata ke Indonesia, guna membantu perjuangan rakyat melawan Belanda.''' <br />
 
Dan yang tidak kalah pentingnya untuk diketahui adalah bahwa Jamiat Kheir ketika itu memiliki reputasi internasional melalui hubungan dengan kaum muslimin di timur tengah. Dengan dasar ukhuwah Islamiyah, Jamiat Kheir banyak membantu secara finansial untuk korban perang di Tripoli (Libya), membantu pembangunan jalan kereta api di Hijaz yang menghubungkan kota Madinah Almunawwarah dengan daerah-daerah disekitar Syam (Yordania, Palestina, Syria, Irak) dan lain-lain.{{Butuh rujukan}}
Di samping itu, dia juga ikut memberi dukungan bagi diadakannya suatu pemberontakan di Hadramaut (kini bagian dari Yaman) melawan Inggris. Di samping menjadi koresponden Al Muayyad di Kairo, Mesir dan '''koresponden''' ''Samarat al Funun'' di kota yang sama, tulisannya juga sering dimuat dalam '''surat kabar Utusan Hindia'''.<br />
 
== Referensi ==
{{reflist|2}}
 
== Bibliografi ==
=== <big>Pan Islamisme</big><br /> ===
{{Refbegin}}
* {{cite web|url=https://sites.google.com/site/makalahpai/jamiat-kheir-pembaharu-pendidikan-islam-di-indonesia|title=Jamiat Kheir : Pembaharu Pendidikan Islam Di Indonesia}}
* {{cite web|url=http://www.republika.co.id/berita/republika-tv/ummat/10/01/25/102195-jamiat-kheir-perlawanan-melalui-pendidikan|title=Jamiat Kheir, Perlawanan Melalui Pendidikan|publisher=Harian Republika|accessdate=13 April 2014}}
* {{cite book|url=http://books.google.com/books?id=dleWlsGRsjAC&pg=PA12&dq=jamiat+kheir&hl=en&sa=X&ei=zXlLU4P8Kqi9yAGptYDQBw&ved=0CEwQ6AEwBQ#v=onepage&q=jamiat%20kheir&f=false|title=Kiai Haji Mas Mansur, 1896-1946: perjuangan dan pemikiran|publisher=Erlangga|year=2005|author=Aqsha, Darul }}
* {{cite book|url=http://books.google.com/books?id=ZYVxAAAAMAAJ&q=jamiat+kheir&dq=jamiat+kheir&hl=en&sa=X&ei=zXlLU4P8Kqi9yAGptYDQBw&ved=0CFMQ6AEwBg|title=Derita puteri-puteri nabi: studi historis kafa'ah Syarifah|author=Assagaf, M. Hasyim|isbn=9789796920044|pages=322|publisher=Remaja Rosdakarya|year=2000 }}
* {{cite book|url=|title=Ulama Pembawa Islam Di Indonesia Dan Sekitarnya|author=Syamsu Assegaf, Muhammad|publisher=Lentera|year=1996|isbn=9789798880162}}
* {{cite book|title=Syaikh Ahmad Syurkati, 1874-1943: pembaharu & pemurni Islam di Indonesia|url=http://books.google.com/books?id=A7_XAAAAMAAJ&q=jamiat+kheir&dq=jamiat+kheir&hl=en&sa=X&ei=inxLU_XWDum2yAHNz4GYBA&ved=0CCwQ6AEwADgU|author=Affandi, Bisri|publisher=Al-Kautsar|year=1999|isbn=9789795921141}}
{{Refend}}
 
{{Ormas Islam di Indonesia}}
Keberadaan '''Jamiatul Kheir''' tentu saja membuat Belanda geram. Dengan terang-terangan orientalis Belanda, '''Snouck Horgronye''', menurut Mr Hamid Algadri, meminta agar pemerintah waspada terhadap '''Ali bin Ahmad Shahab''', yang dituduh sebagai salah satu tokoh penggeraknya. Sedangkan, menurut Solichin Salam, karena tulisan-tulisannya di berbagai surat kabar dan hubungannya dengan Konsul Turki dan Jepang di Jakarta, dia pun dicurigai dan dituduh terlibat dalam pemberontakan melawan Belanda. Alhasil, '''ia sering diinterogasi dan ditahan'''. Itulah sebabnya pemerintah kolonial bertindak dan '''mengadakan konspirasi, sehingga seluruh harta bendanya berupa tanah maupun gedung di daerah Jakarta''' (seperti di kawasan '''Imam Bonjol, Menteng''' sampai '''Setiabudi''' dan '''Kebon Melati''' seluas '''dua ribu hektare''') diambil dengan dijual paksa melalui kasirnya seorang Armenia, yang menjadi kaki tangan Belanda.<br />
[[Kategori:Organisasi Islam di Indonesia]]
 
[[Kategori:Arab-Indonesia]]
'''Robert van Niel''' dalam ''The Emergence of the Modern Indonesian Elite'''''Teks tebal''' berpendapat bahwa '''Jamiatul Kheir''' adalah '''organisasi politik''' yang berjubah pendidikan dan sosial keagamaan. Dan banyak anggota '''Syarikat Islam''' pada saat itu menjadi anggotanya. Dalam hubungannya untuk mengadakan pembaruan dan reformasi terutama dalam bidang pendidikan. '''Ali Ahmad Shahab''' telah memasukkan guru-guru modernis pengikut Sayid Jamaluddin Al-Afghani ke Indonesia. Di antaranya Al Hasyimi yang didatangkan dari Tunisia, Sheikh Ahmad Syurkati dari Sudan. '''Pendiri Jamiatul Kheir''' yang meninggal di '''Jakarta Juli 1945''' itu boleh dikata berhasil dalam mendidik putra-putrinya. Seperti '''Muhammad Anis''' menjadi redaktur suratkabar berbahasa Arab Hadramaut di Surabaya; '''M Dyza Shahab''', Kepala Jamiat Kheir (1936-1945), wartawan Ar-Rafik di Timur Tengah (1947), Kepala Bagian Kebudayaan '''Rabitah Alam Islami''' (Kongres Islam Sedunia) di '''Makkah''' dan Bersama KH Abdullah bin Nuh, pengarang Masuknya Islam di Indonesia. adiknya, '''M. Asad Shahab''', '''pada masa revolusi''' mendirikan''' Arabian Pers Board''' dan menyiarkan berita-berita terevolusi Indonesia di Timur Tengah. '''Putranya AH Shahab''' menjadi kolumnis di berbagai media di Tanah Air dan Timur Tengah.<br />
[[Kategori:Organisasi agama yang didirikan tahun 1905]]
 
 
 
Sumber: Nostalgia Republika, Ahad 5 September 2010<br />
 
Disunting oleh Lina Adlina Sahabudin. Disunting sesuai aslinya.