Tonny Koeswoyo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gaung Tebono (bicara | kontrib)
k →‎clean up: perbaikan kategori
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
 
(22 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 52:
| label =
* [[Irama (perusahaan rekaman)|Irama]]
* Mesra Record
* Remaco
| associated_acts = [[Koes Bersaudara]], [[Koes Plus]]
Baris 57 ⟶ 58:
}}
 
'''Koestono bin Koeswoyo''' ({{lahirmati|[[Tuban]], [[Jawa Timur]]|19|1|1936|[[Jakarta]]|27|3|1987}}) atau '''Tonny Koeswoyo''' adalah pimpinan dari group [[Koes Bersaudara]] dan group [[Koes Plus]]. Tony dapat memainkan tiga alat musik yaitu [[piano]], [[gitar]], dan [[keyboard]].
 
== Kehidupan awal ==
Tonny Koeswoyo adalah anak keempat dari sembilan bersaudara anak dari pasangan '''R. Koeswojo (Raden Koeswoyo) (10 Oktober 1895 – 6 Agustus 2000)''' dan '''Rr. Atmini '''(16 September 1900 – 3 Desember 1969)''' asal [[Tuban Jawa Timur]]. Urutannya adalah:
# Tituk (perempuan) (15 Mei 1930), meninggal sewaktu bayi.
# Koesdjono (Djon alias John Koeswoyo) (5 Agustus 1932 – 2 Desember 2022).
Baris 72 ⟶ 73:
Dari silsilah keluarga, mereka termasuk generasi ke 7 keturunan (trah) [[Sunan Muria]] di Tuban. Ibu mereka adalah keponakan dari [[Bupati Tuban]] pada zaman penjajahan [[Belanda]] saat itu.
 
Masa kecil Tonny dilalui di kota [[Tuban]], [[Jawa Timur]] bersama saudara-saudaranya. Pada mulanya ia biasa dipanggil dengan sebutan Ton. Namun akhirnya diubahnya menjadi Tonny agar telihat lebih gagah, sebagaimana wajahnya yang paling tampan di antara saudara-saudaranya. Pengalaman musikal Tonny telah mulai terasah ketika ia bergabung dengan suatu grup ludruk setempat di Tuban. Tahun 1952 keluarga Koeswoyo pindah ke Jakarta mengikuti mutasi Sang ayah berkarier sebagai pegawai negeri di Kementrian Dalam Negeri. Di [[Jakarta]] mereka sekeluarga menempati rumah di Jalan Mendawai III, No. 14, Blok C, Kebayoran baru, Jakarta Selatan.
 
Titisan darah musik menurun dari R. Koeswojo (Koeswoyo) sang ayah yang terampil memetik gitar dan bermain musik ''Hawaiian''. Ketika berusia empat tahun di Tuban, Tonny bisa berjam-jam menabuh ember, baskom dan bejana-bejana lain yang diisi air dengan pemukul yang terbuat dari lidi yang ujungnya dipasangi bunga jambu yang masih kuncup. Di tangannya ember, baskom, dan lain-lain itu keluar suara yang unik. Saat memasuki usia akil balik, Tonny Koeswoyo tak mau lagi menabuh ember. Intuisi musiknya kian menderu-deru tanpa ada yang mampu menghalangi. Tonny lalu memohon minta dibelikan gitar, biola, dan buku-buku musik. Pak Koeswoyo tak memenuhi permintaan itu dengan alasan orang tak bisa hidup dari bermusik.
Baris 84 ⟶ 85:
== Karier ==
=== Band di Sekolah ===
Tonny Koeswoyo adalah seorang gitaris utama dan penulis lagu memulai kisah perjalanannya yang panjang dalam dunia musik secara serius sejak duduk di bangku SMA di Jakarta. Naluri bermusiknya begitu menggelora, sehingga ia menjadi gitaris utama dan dipakai Gibson ES untuk membentuk band di sekolahnya, yang diberi nama '''Gita Remaja''' bersama empat teman-temannya pada tahun 1952-1955. Kemudian ia mendirikan band Teenage's voice dan Teruna Ria dan menjadi penyanyi, gitaris utama dan pimpinan bersama temannya '''[[Jan Mintaraga]]''' pada vokal dan drum dan [[Sophan Sophian]] pada vokal dan bass. Band ini sering tampil diperhelatan remaja di sekolah-sekolah. <ref>http://majalah.blogspot.com/2004/07/meniti-jejak-tony-koeswoyo.html#sthash.PGCaTmVD.dpuf</ref> Pada tahun 1956, band tersebut kemudian mengganti namanya menjadi '''Irama Remaja'''. Pada tahun 1958, band ini pun akhirnya terpaksa dikuburnya, karena ia terbagi kesibukan dengan melanjutkan sekolahnya ke perguruan tinggi.
 
=== Koes & Bros ===
Baris 94 ⟶ 95:
Tahun 1962, Kus Brothers (Kus Bros) mencoba untuk masuk dapur rekaman. Adalah Tonny melontarkan gagasan membuat album rekaman. Suatu gagasan yang dianggap mustahil dan gila oleh saudara-saudaranya. Namun Tonny memberanikan diri karena ia berpikir akan membuat lagu sendiri alias tidak menyanyikan lagu Barat. Lewat perusahan '''PT Irama''', milik '''Soejoso Karsono''' atau kerap dipanggil '''(Mas Yos)''' perusahaan rekaman terkenal saat itu. Mas Yos bersama supervisor musik Irama yang juga seorang masetro musik [[Jazz]] '''[[Jack Lesmana]]''', menantang Tony untuk menyiapkan lagu dalam waktu dua minggu. Tony menerima tantangan itu. Demi mempunyai banyak waktu untuk mencipta lagu, Tonny bahkan memutuskan keluar dari tempatnya bekerja di ''Perkebunan Negara''. Tonny kemudian konsentrasi menciptakan lagu. Dalam waktu satu minggu, dia berhasil menciptakan dua lagu: ''"Weni"'' dan ''"Terpesona"''. Abangnya Jon merekamnya dengan alat perekam [[Grundig]] yang pitanya sebesar piring. Dibantu Jan Mintaraga, Tony mengetik surat permohonan rekaman ke PT Irama. Hasil rekaman dikirim bersama surat permohonan ke PT Irama. Sesuai janjinya ia kembali dalam dua minggu.
 
Melihat hasil lagu yang dibawakannya, mas Yos dan Jack terkagum dan kemudian mengontrak Kus Brothers pada tahun 1962. Abangnya Jon pun memutuskan keluar dari pekerjaannya untuk mendukung penuh band keluarga ini. Kala itu Formasi Kus Bros yakni Tonny (gitar I), Jon (bas), Nomo (drum), Jan Mintaraga (gitar II), Tommy Darmo (gitar III), mengiringi duet vokal dan gitar Yon dan Yok. Nomo dibantu Iskandar pada Drum set, karena Nomo belum begitu mahir. Rekaman dilakukan dua ''track'', harus langsung jadi dengan juru rekamnya '''Freddy Bulek'''. Namun baru tiga lagu Jan Mintaraga dan Tommy Darmo mengundurkan diri. Setelah keluar dari Kus Brothers, Jan Mintaraga ingin memilih melanjutkan sekolahnya di Jurusan Interior '''Akademi Seni Rupa Indonesia''' di [[Yogyakarta]] sedangkan Tommy Darmo ingin memilih melanjutkan sekolahnya di '''[[Universitas Katolik Widya Mandala SurabayaAirlangga]]''' di [[Surabaya]]. Posisi Jan dan Tommy pada gitar ritme digantikan oleh John. Sementara bas dimainkan oleh Tonny sendiri dan gitar utama digantikan oleh Yok
 
=== Kus Bersaudara ===
Baris 100 ⟶ 101:
 
=== Koes Bersaudara ===
Meski sudah memiliki rekaman, kesejahteraan Koes bersaudara tak berubah. Honor mereka kala itu sangat kecil. Lagu-lagu mereka yang menjadi hits seolah tak memberikan pengaruh apa-apa. Mereka pun tetap mengamen sana-sini dan menghibur di acara perkawinan dan sunatan. Hingga beberapa waktu kemudian kakak tertua mereka Jon Koeswoyo memutuskan mengundurkan diri pada tahun 1964. Jon yang telah menikah memilih keluar dan memborong keluarganya ke Tuban, di sana dia bekerja sebagai nelayan. Setelah Jon mengundurkan diri, grup ini pun menyisakan 4 personel kakak beradik yang dipimpin oleh Tonny Koeswoyo. Tonny lalu mengganti nama kelompok musiknya menjadi '''Koes Bersaudara''' pada tahun 1964. Dalam formasi yang baru ini namun tinggal empat orang yang vocal tersebut Tonny menjadikembali gitarismerangkap sebagai memegang gitar utama dan menjadi penyanyi, Yon tetap sebagai penyanyi utama disamping memegang alat musik rhythm gitar, Yok juga masih menjadi penyanyi disamping memegang alat musik bass gitar, dan Nomo pada drum dan penyanyi. Demikian juga musik dan vokal Yon dan Yok, dari gaya Kalin Twin dan Everly Brothers diubah ke [[The Beatles]]. Bahkan, mereka sampai merasa perlu berjas tanpa leher seperti yang dikenakan oleh [[John Lennon]], [[Paul McCartney]], [[George Harrison]] dan [[Ringo Starr]].
 
Grup ini meraih kesuksesan dalam beberapa album rekaman berikutnya selama beberapa tahun. Meski sudah memiliki lagu-lagu sendiri dalam bentuk rekaman, mereka masih dibayar dengan honor yang seadanya kalau menyanyi di panggung. Lagu-lagu Tonny Koeswoyo boleh saja populer, tetapi kehidupan ekonomi keluarga Koeswoyo tidak banyak berubah.
Baris 109 ⟶ 110:
Pada tanggal 25 Juni 1965 Koes Bersaudara bersama band [[Dara Puspita]], [[Noor Bersaudara]] dan [[Quarta Nada]], diundang ke sebuah pesta yang diadakan oleh '''Kolonel Koesno'''. Ketiga band top itu membawakan lagu-lagu Barat secara bergantian. Ketika Koes Bersaudara yang tampil terakhir baru saja mulai membawakan nomor The Beatles, ''I Saw Her Standing There'', terjadi lemparan batu-batu yang menyasar ke atap rumah Kolonel Koesno. Diikuti teriakan-teriakan berbau kekiri-kirian seperti: ''“Ganyang [[Nekolim]]! Ganyang [[Manikebu]]! Ganyang Ngak-ngik-Ngok!”'' Pertunjukan pun terhenti seketika dan Koes Bersaudara dipaksa minta maaf. Tonny dengan tenang segera memenuhi permintaan itu dan dipaksa berjanji tak akan memainkan lagu ngak-ngik-ngok lagi. Setelah nama-nama personel dari band penghibur itu dicatat oleh pengunjuk rasa, semua yang hadir dalam pesta tersebut membubarkan diri.
 
Tonny, Nomo, Yon, dan Yok diperbolehkan pulang dengan perasaan lega. Empat hari kemudian, tepatnya pada tanggal 29 Juni 1965, keempat bersaudara Koeswoyo ini ditangkap dan dijebloskan ke Penjara Glodok. Perintah penangkapan disertai sebuah Surat Perintah Penahanan Sementara Nomor 22/023/K/ SPPS/1965 yang dikeluarkan Kejaksaan Negeri Istimewa Jakarta dan ditandatangani L Aroen SH. Mereka dituduh [[Bung Karno]] sebagai penyebar Musik '''''Ngak Ngik Ngok''''' tak berbudaya [[Indonesia]] berbau Nekolim (Neo Kolonial dan Imprealis). Tonny dimasukkan satu sel bersama saudara-saudaranya, [[Nomo Koeswoyo|Nomo]], [[Yon Koeswoyo|Yon]], dan [[Yok Koeswoyo|Yok]] di Penjara Glodok pada hari itu juga tanggal 29 Juni 1965. Mereka dihukum oleh rezim [[Orde Lama]] [[Soekarno]] hanya karena memainkan lagu-lagu ngak-ngik-ngok (kebarat-baratan) yang terlarang masa itu (dianggap musik yang tidak mencerminkan bangsa Indonesia) dianggap berbahaya karena bisa meracuni jiwa generasi muda pada tahun [[1965]]. Keempatnya mendekam di penjara tanpa proses pengadilan selama 3 bulan. Pihak kepolisian juga melarang lagu-lagu Koes Bersaudara beredar di masyarakat. Namun para penggemar Koes Bersaudara masih bisa mendengarkan lagu-lagunya melalui radio [[Singapura]]. Koes Bersaudara ditahan ketika lagu ''Pagi yang Indah'' menjadi top hit di seberang lautan.<ref name="anton-djakarta.blogspot.com"/> Mereka akhirnya dibebaskan pada tanggal 29 September 1965 (tepat sehari sebelum pecahnya '''[[Gerakan 30 September|Gerakan 30 September PKI]]''').
 
Sekeluar dari bui, situasi dalam penjara dipotret oleh Tonny melalui lagu [[Koes Bersaudara]] berikutnya. Pengalaman selama 100 hari itu dituangkannya ke dalam dua album Koes Bersaudara, ''Jadikan Aku DombaMu'' dan ''To The So Called The Guilties'' yang diterbitkan '''Dimita Moulding Company''' dengan label Mesra milik pengusaha berdarah [[Minangkabau]] '''Dick Tamimi'''. Di antaralagunya tersebut berjudul: ''Mengapa Hari Telah Gelap'', ''Balada Kamar 15'', ''Di dalam Bui'', ''Jadikan aku Dombamu'', ''Voorman'', ''Untuk Ayah dan Ibu'', dan lainnya direkam dalam plat ''ebonite'', dan laku keras dipasaran.
Baris 120 ⟶ 121:
Meski meraih kesuksesan dalam bermusik, Namun itu tidak bertahan lama. Kehidupan anggota group ini tetap dalam kesulitan ekonomi karena tak banyak menikmati keuntungan dari penjualan album-album mereka. Produktivitas Koes Bersauadara kemudian melemah kembali pada penghujung tahun 1960-an atau tepatnya pada era 1968 hingga 1969. Adiknya Nomo Koeswoyo berinisiatif meninggalkan posisinya sebagai penabuh drum pada tahun 1969. Ia memilih berusaha sampingan di luar bidang musik sebagai pedagang untuk menghidupi keluarganya, sehingga kerap meninggalkan latihan. Oleh Tonny Koeswoyo, Nomo disuruh memilih untuk fokus pada musik di Koes Bersaudara atau keluar. Sikap Tonny sangat tegas, karena ia ingin agar seluruh adik-adinya fokus pada musik. Bahkan ia sempat mengusir Nomo yang berbicara masalah bisnis mobil bersama temannya di luar studio ketika sedang latihan. Nomo bersikap lebih pragmatis dan memiliki prinsip yang berbeda dengan Tonny, karena saat itu ia telah menikah dan telah memiliki 1 orang anak.
 
Posisi drummer yang ditinggalkan Nomo Koeswoyo kemudian digantikannya dengan [[Kasmuri]] (dikenal dengan panggilan [[Murry]]). Murry adalah pemain gitar melodi penabuh drum asal [[Surabaya]] ex. '''Band Patas''' milik [[Kejaksaan]]. Murry direkomendasikan dari adiknya Yon Koeswoyo kepada Tonny lewat seorang temannya mantan gitaris Koes Brothers yang bernama Tommy Darmo dan mengajak juga bassist Medenaz dan The Pro's serta ayah tiga personel [[Bragi]] yakni [[Reza Ario Bima]], [[Aldi Bragi|Reinaldi Hutomo]] dan [[Rendi Khrisna]] sekaligus kawan lamanya Totok yang bernama '''Dimas Wahab'''. Dalam kesempatan itu sebenarnya Tommy Darmo hendak melamar menjadi drummer dan Dimas Wahab hendak memainkan bass yang ditinggalkan Nomo dan Yok. Akan tetapi Tommy dan Dimas yang berasal dari Surabaya ini dinilai tidak mempunyai skill yang memadai. Karena belum menemukan pemain drum yang pas, Tonny kemudian meminta tolong Dimas Wahab kepada seorang pemain bassgitar sahabatnyamelodi dan penyanyi kawan lamanya yang bernama '''[[Totok Adji Rachman]]''' alias '''Totok AR'''. Totok juga merekomendasikan Murry kepada Tonny. Yon kemudian meminta tolong Tommy Darmo untuk membawa Murry ke tempat mereka, karena Tommy dan Dimas telah mengenal Murry dan Totok AR sejak dari Surabaya.
 
Keputusan Tonny mengeluarkan Nomo, mendapat reaksi keras dari adik laki-laki bungsunya Yok Koeswoyo. Sebagai bentuk simpatinya kepada Nomo, ia pun memilih mengundurkan diri. Yok berhenti karena tak mau bermain band dengan personel di luar Koeswoyo.<ref name="nadatjerita.wordpress.com">https://nadatjerita.wordpress.com/tag/sejarah-koes-plus/</ref> Keduanya sempat mengamuk dan melarang Tonny dan Yon untuk menggunakan alat musik drum dan bass milik mereka untuk band di luar mereka. Mereka juga sempat mengusulkan agar band dibubarkan saja. Lebih jauh mereka juga sempat mengancam Tommy Darmo dan Dimas Wahab karena dikira mengenalkan Murry dan Totok AR.<ref>http://seleb.tempo.co/read/news/2010/06/20/001256795/legenda-50-tahun-koes-plus-wawancara-yon-koeswoyo{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Namun Tonny tetap bersikukuh dengan keputusannya. Bahkan ketika ibu mereka wafat pada tahun 1969, tidak mengubah pendiriannya.
 
Di tengah situasi [[ekonomi]] sulit, pasca keluarnya Nomo dan Yok, keadaan ekonomi Tony Koeswoyo pun menurun. Ia bahkan sempat menjual [[radio]] satu-satunya miliknya untuk membeli [[becak]] guna menyambung hidup. Namun Tonny berusaha keras untuk tetap eksis di bidang [[musik]]. Ia pun mengambil keputusan cepat. Untuk posisi pemain bass ia kemudian merekrut '''Adji Kartono''' atau biasa disingkat '''Totok AR''' ([[Totok Adji Rahman]]) yang merupakan adik dari gitaris band wanita '''Dara Puspita''' yakni '''Titiek AR''', dan '''Lies AR''' sekaligus kawan lamanya Dimas Wahab. Totok bukanlah orang baru di kalangan personel Koes Bersaudara karena sejak akhir tahun 60-an ia turut tinggal bersama band itu di markas mereka di Jalan Sungai Pawan No. 1 Jakarta. Sebelumnya, ia bermain gitar melodi dan mendirikan dengan grup band ''Phillon'' yang bermain gitar dan bernyanyi di [[Bandung]], memainkan musik-musik rock asing dan Totok keluar dan membubarkan dari Phillon.
 
Bersama adiknya Yon, ditambah Murry (Kasmuri) dan Totok AR, ia membentuk group [[musik]] baru yang diberi nama sementara '''IRON, PEACE AND FREE'''. Nama itu tak bertahan lama. Kemudian ia pun terinspirasi dengan sebuah merek obat batuk kala itu '''APC PLUS''' . Hingga akhirnya Tonny pun memilih nama [[Koes Plus]] untuk nama Group band barunya ini dengan formasi awalnya terdiri dari Tonny, Yon, Totok AR, dan Murry. Demikian juga musik dan Group Tonny, Yon, Yok dan Nomo dari gaya The Beatles diubah ke [[Led Zeppelin]]. Bahkan, mereka sampai merasa perlu gondrong tanpa kepala seperti yang dikenakan oleh [[Jimmy Page]], [[Robert Plant]], [[John Paul Jones (musisi)|John Paul Jones]] dan [[John Bonham]]. Maestro [[musik]] yang bernama asli Koestono ini seperti mendapat [[energi]] baru dengan masuknya Murry, sehingga kreatifitasnya tidak terbendung dengan menampilkan irama musik yang lebih bervariasi. Formasi ini mencoba merilis album untuk Koes Plus pada tahun 1969, meski tertatih-tatih karena belum belum dikenal dan sebagian alat musiknya pun terpaksa disewa dari luar.
Baris 142 ⟶ 143:
 
=== Dukungan Keluarga ===
Keberhasilan Koes Plus merambah dunia musik tanah air menimbulkan simpati dari keluarganya. Dukungan dari keluarga besar Koeswoyo juga datang, termasuk dari ayahnya R. Koeswoyo (wafat di Jakarta, Selasa 8 Agustus 2000 pada usia 9095 tahun). Ia cukup banyak menyumbangkan lagu (33 buah lagu) untuk album-album Koes Plus yang dinyanyikan secara apik seluruhnya oleh Yon Koeswoyo. Lagu-lagu ciptaan ayah mereka umumnya bergenre populer dan sebagian bernuansa keroncong. Diantaranya ''Muda-Mudi'', ''Oh Kasihku'', ''Keroncong Pertemuan'', ''Layang-layang'', ''Penyanyi Tua'', ''Mari Mari Oe berterus terang'', ''Jangan Bimbang Ragu'', ''Nasib Penyanyi Butuh Uang'', dsb.
 
=== Bersaing dengan No Koes ===
Baris 190 ⟶ 191:
Tonny sempat bekerja pada instansi Perkebunan Negara, tetapi tidak lama. Ia mengundurkan diri dari pekerjaannya untuk fokus pada musik saat ditantang untuk menciptakan lagu sendiri sebagai syarat untuk masuk dapur rekaman. Di dalam kesuksesannya bermusik, ia pun tak melupakan jasa abangnya Jon Koeswoyo. Tonny dan adik-adiknya kerap membantu kehidupan keluarga sang abang dengan menyisihkan sebagian penghasilan mereka.
 
Tonny menikah dua kali. Pertama ia menikah dengan '''Astrid Tobing''', seorang wanita berdarah [[Tapanuli Utara]] asal [[SumatraSumatera Utara]]. Namun pernikahan ini berujung perceraian. Dari Pernikahan ini Tonny memperoleh 3 orang anak '''Ken Angelina''', '''Eki Diparamita''', dan '''Damon Wicaksi Wangsa'''. Damon ('''Damon Koeswoyo''') mengikuti jejak Tonny sebagai gitaris dan sempat memperkuat grup Koes Plus formasi baru pada tahun 1994. Selanjutnya Damon membentuk kelompok '''Dadakoe''' bersama saudara sepupunya, '''[[David Koeswoyo]]''', putera Yon Koeswoyo.
 
Tonny kemudian menikah lagi dengan seorang wanita berbeda keyakinan asal [[Amerika]] yang bernama '''Karen Julie'''. Kekagumannya kepada istrinya ini sempat ia tuangkan dalam sebuah lagu yang berjudul sama dengan nama istrinya. Dari pernikahan keduanya ini ia memperoleh 2 orang anak yaitu Kirsty Koeswoyo (putri) dan Cleo Koeswoyo (putra) yang sekarang tinggal di Inggris bersama Karen Julie. Meski Tonny sendiri seorang Muslim, tetapi berkeluarga dengan pasangan dan anak cucu dari latar belakang yang beragam turut mewarnai perjalanan hidupnya.
Baris 242 ⟶ 243:
[[Kategori:Penyanyi Indonesia]]
[[Kategori:Keluarga Koeswoyo|T]]
[[Kategori:Tokoh dari Tuban]]
[[Kategori:Tokoh dari Kecamatan Tuban]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Timur]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]