Prinsip medioker: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menambah Kategori:Bumi menggunakan HotCat
menambahkan rujukan istilah
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(14 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Orphan|date=Januari 2023}}
'''Prinsip medioker'''<ref>{{cite web|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/medioker|title=Medioker - KBBI Daring}}</ref> adalah gagasan filosofis bahwa "jika sebuah benda diambil secara acak dari salah satu dari beberapa kelompok atau kategori, benda tersebut lebih mungkin berasal dari kategori yang paling banyak daripada dari dari kategori yang lebih sedikit".<ref name="Kukla2009">{{cite book |first=A. |last=Kukla |year=2009 |title=Extraterrestrials: A Philosophical Perspective |publisher=Lexington Books |isbn=9780739142455 |lccn=2009032272 |url=https://books.google.com/books?id=ZkdqTFVNwmgC&pg=PA20 |page=20}}</ref> Prinsip ini sering digunakan untuk menunjukkan bahwa tidak ada hal yang istimewa tentang evolusi [[Tata Surya]], sejarah Bumi, evolusi kompleksitas biologis, [[evolusi manusia]]. Gagasan [[heuristik]] ini juga yang sejalan dengan [[Prinsip Kopernikus]], dan terkadang digunakan sebagai pernyataan filosofis tentang posisi umat manusia di alam semesta. Ide utama dari gagasan ini adalah dengan menganggap bahwa semua hal biasa-biasa saja, alih-alih memulai dengan asumsi bahwa suatu fenomena merupakan hal khusus, istimewa, luar biasa, atau superior.<ref>{{cite web|url=http://www.britannica.com/EBchecked/topic/1377474/principle-of-mediocrity|title=principle of mediocrity - astrobiology}}</ref><ref name=MediocrePZ>{{cite web|url=http://www.edge.org/q2011/q11_12.html#myerspz|title=THE WORLD QUESTION CENTER 2011 — Page 12|access-date=2011-04-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20170617103245/https://www.edge.org/q2011/q11_12.html#myerspz|archive-date=2017-06-17|url-status=dead}}</ref>
 
'''Prinsip medioker'''<ref>{{cite web|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/medioker|title=Medioker - KBBI Daring}}</ref> atau '''prinsip semenjana'''<ref>{{Kamus|semenjana}}</ref> adalah gagasan filosofis yang menyatakan bahwa "jika sebuah benda diambil secara acak dari salah satu dariatau beberapa kelompok atau kategori, benda tersebut lebih mungkin berasal dari kategori yang paling banyak daripada dari dari kategori yang lebih sedikit".<ref name="Kukla2009">{{cite book |first=A. |last=Kukla |year=2009 |title=Extraterrestrials: A Philosophical Perspective |publisher=Lexington Books |isbn=9780739142455 |lccn=2009032272 |url=https://books.google.com/books?id=ZkdqTFVNwmgC&pg=PA20 |page=20}}</ref> Prinsip ini sering digunakan untuk menunjukkan bahwa tidak ada hal yang istimewa tentang evolusi [[Tata Surya]], sejarah Bumi, evolusi kompleksitas biologis, atau [[evolusi manusia]]. Gagasan [[heuristik]] ini juga yang sejalan dengan [[Prinsip Kopernikus]], dan terkadang digunakan sebagai pernyataan filosofis tentang posisi umat manusia di [[alam semesta]]. Ide utama dari gagasan ini adalah dengan menganggap bahwa semua hal biasa-biasa saja, alih-alih memulai dengan asumsi bahwa suatu fenomena merupakan hal khusus, istimewa, luar biasa, atau superior.<ref>{{cite web|url=http://www.britannica.com/EBchecked/topic/1377474/principle-of-mediocrity|title=principle of mediocrity - astrobiology}}</ref><ref name=MediocrePZ>{{cite web|url=http://www.edge.org/q2011/q11_12.html#myerspz|title=THE WORLD QUESTION CENTER 2011 — Page 12|access-date=2011-04-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20170617103245/https://www.edge.org/q2011/q11_12.html#myerspz|archive-date=2017-06-17|url-status=dead}}</ref>
 
== Kehidupan ekstraterestrial ==
Prinsip medioker menunjukkan bahwa kehidupan di planet-planet mirip Bumi di bagian alam semeseta mana pun adalah sebuah hal yang lazim, mengingat keberadaan kehidupan di Bumi.<ref>Chaisson, Eric, and Steve McMillan. ''Astronomy: A Beginner's Guide to the Universe.'' Ed. Nancy Whilton. San Francisco: Pearson, 2010.{{page needed|date=August 2012}}</ref>
 
== Pengukuran jarak bintang ==
Prinsip medioker diterapkan secara implisit selama abad ke-17, ketika para astronom berusaha mengukur jarak antara bintang-bintang yang jauh dan Bumi. Dengan mengasumsikan bahwa [[Matahari]] hanyalah bintang biasa, dan beberapa bintang tampak lebih terang hanya karena mereka lebih dekat dengan kita, mereka dapat memperkirakan seberapa jauh jarak bintang-bintang ini dari Bumi. Meskipun metode ini cacat, mengingat perbedaan di antara bintang-bintang, namun pada saat itu metode ini memberi gambaran kasar kepada para astronom tentang seberapa jauh jarak bintang-bintang itu dari Bumi. Misalnya, James Gregory, Isaac Newton dan Christiaan Huygens mampu memperkirakan jarak antara Sirius dan Bumi melalui metode ini.<ref>{{cite book |last1=Gingerich |first1=Owen |title=God's Universe |url=https://archive.org/details/godsuniverseowen00ging |url-access=registration |date=2006 |publisher=The Belknap Press of Harvard University Press |location=Cambridge, Massachusetts |page=[https://archive.org/details/godsuniverseowen00ging/page/20 20]}}</ref>
 
== Perbandingan dengan pendekatan lain ==
Prinsip medioker berlawanan dengan [[prinsip antropik]], yang menyatakan bahwa kehadiran pengamat yang cerdas (manusia) membatasi keadaan hingga batas-batas di mana kehidupan berakal dapat diamati, tidak peduli betapa mustahilnya.<ref>{{Cite web |url=http://abyss.uoregon.edu/~js/cosmo/lectures/lec24.html |title=Anthropic Principle |access-date=2021-05-21 |archive-date=2012-04-28 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120428004546/http://abyss.uoregon.edu/~js/cosmo/lectures/lec24.html |dead-url=yes }}</ref> Namun kedua prinsip ini berlawanan dengan hipotesis ''fine-tuning'' (bahwa alam semesta telah diatur sedemikan rupa), yang menyatakan bahwa kondisi alamiah untuk kehidupan berakal sangatlah langka.
 
Prinsip medioker menyiratkan bahwa kehidupan di lingkungan mirip Bumi umum dijumpai, sebagian didasarkan pada bukti dari [[Argumen kiamat|keberadaan kehidupan di Bumi saat ini]], sedangkan prinsip antropik menunjukkan bahwa tidak ada pernyataan yang dapat dibuat tentang kemungkinan kehidupan berakal berdasarkan satu set sampel (contoh yang menggambarkan dirinya sendiri), yang jelas-jelas bisa membuat pernyataan seperti itu tentang diri mereka sendiri.{{fact}}
 
[[David Deutsch]] berpendapat bahwa prinsip medioker tidak benar dari sudut pandang fisika, merujuk pada posisi manusia di alam semesta atau spesiesnya. Merujuk pada kutipan [[Stephen Hawking]]: "Ras manusia hanyalah sampah kimiawi di planet berukuran sedang, yang mengorbit di sekitar bintang yang sangat biasa di pinggiran luar dari salah satu di antara seratus miliar galaksi". Deutsch menulis bahwa lingkungan Bumi di alam semesta bukanlah hal yang biasa (mengingat 80% materi alam semesta adalah [[materi gelap]]). Ia juga beranggapan bahwa konsentrasi massa seperti Tata Surya adalah "fenomena yang terisolasi dan tidak umum". Ia juga tidak sependapat dengan [[Richard Dawkins]], yang menganggap bahwa manusia, karena [[evolusi]] alam, terbatas pada kemampuan spesiesnya. Deutsch menjawab bahwa meskipun evolusi tidak memberi manusia kemampuan untuk mendeteksi [[neutrino]], para ilmuwan saat ini dapat mendeteksinya, yang secara signifikan memperluas kemampuan mereka melebihi dari kemampuan manusia sebagai hasil evolusi alam.<ref>{{cite book |isbn=978-0-14-196969-5 |title=The Beginning of Infinity |author=David Deutsch|year=2011|author-link=David Deutsch }}</ref>{{clarify|date=Mei 2021}}
 
== Referensi ==
Baris 15 ⟶ 30:
{{Wiktionary|mediocrity}}
* [https://arxiv.org/abs/astro-ph/9704289v1 Goodwin, Gribbin, and Hendry's 1997 Hubble Parameter measurement relying on the mediocrity principle] The authors call this the 'Principle of Terrestrial Mediocrity' even though the assumption they make is that the Milky Way ''Galaxy'' is typical (rather than Earth). This term was coined by [[Alexander Vilenkin]] (1995).
{{Authority control}}
{{filsafat-stub}}
 
[[Kategori:Filsafat ilmu]]
[[Kategori:Bumi]]
[[Kategori:Prinsip]]
 
[[Kategori:Kehidupan ekstraterestrial]]
[[en:Mediocrity principle]]