Nurhadi–Aldo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Akun mati/pengambilalihan username
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
ColdCuzAC (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(7 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{untuk|alat bantu seks|Dildo}}
[[Berkas:Pasangan Calon Nurhadi Aldo.png|jmpl|Nurhadi-AldoNurhadi–Aldo]]
'''Nurhadi–Aldo''' (disingkat '''Dildo''') adalah pasangan calon [[pemilihan presiden]] fiktif dengan nomor urutanurut 10 yang dibuat oleh sekelompok anak muda, tersebar di berbagai kota di [[Indonesia]]. Nurhadi sendiri merupakan seorang tokoh yang berprofesi sebagai [[Pijat|tukang pijat]], sedangkan Aldo adalah tokoh fiktif yang cukup viral di [[media sosial]] karena unggahannya. Partai yang mengusulmengusung paslon ini juga fiktif yaitu [[Partai politik|Partai Untuk Kebutuhan Iman (PUKI)]] dan membentuk [[Koalisi|Koalisi Indonesia Tronjal-Tronjol Maha Asyik]].
 
== Latar belakang ==
=== Nurhadi ===
Nurhadi merupakan seorang tukang pijat yang tinggal di [[Golantepus, Mejobo, Kudus|Golantepus, Mejobo, Kabupaten Kudus]]. Nurhadi sering mempromosikan jasa pijatnya. Namun acap kali ia menggunggahmengunggah kiriman berbau [[Seks|seksual]], [[Motivasi|kata-kata motivasi]], dan unggahan kiriman lain yang konyol. Nurhadi mulai dikenal kawula muda semenjak 2014 silam.<ref>{{cite web|url=https://www.bbc.com/indonesia/trensosial-46751492|title=Nurhadi-Aldo: Dari tukang pijat sampai jadi pasangan capres guyonan|author=|date=4 Januari 2019|website=[[BBC Indonesia]]|access-date=5 Januari 2019|quote=}}</ref>
 
=== Aldo ===
Aldo Suparman, atau lebih dikenal dengan nama Aldo, merupakan seorang tokoh fiktif di sosial media sosial. Aldo dikenal karena sering mengunggah nasihat dengan [[Bahasa alay|tulisan ''alay'']]. Foto profil Aldo sendiri merupakan foto dari '''Dr. Drs. Anak Agung Gede Oka Wisnumurti, M.Si.''' yang merupakan rektor dari [[Universitas Warmadewa]] dan juga Ketua Yayasan Kesejahteraan [[Korps Pegawai Republik Indonesia|KORPRI]] Provinsi [[Bali]].<ref>[{{Cite web |url=http://blog.zakwannur.com/2019/01/siapa-aldo-suparman-cawapres-nurhadi-aldo.html |title=Siapa Aldo Suparman? Mengenal Sosok Cawapres Pasangan Nurhadi-Aldo] |access-date=14 Januari 2019 |archive-date=14 Januari 2019 |archive-url=https://web.archive.org/web/20190114153247/http://blog.zakwannur.com/2019/01/siapa-aldo-suparman-cawapres-nurhadi-aldo.html |dead-url=yes }}</ref>
 
=== Kemunculan ===
Kemunculan paslon Nurhadi–Aldo sendiri dimulai dari gagasan delapan orang anak muda. Kelompok anak muda tersebut memilki ide agar [[pemilihanPemilihan umum legislatifPresiden Indonesia 2019|pemilihan umum 2019]] dapat berjalan tanpa [[kampanye hitam]].<ref>{{citeCite webnews|url=https://news.detik.com/berita/4371509/manuver-politik-duet-nurhadi-aldo|title='Manuver Politik' Duet Nurhadi-Aldo|author=RNA|date=4 Januari 2019|websitework=news.detik[[Detik.com|publisher=Detikdetikcom]]|access-date=5 Januari 2019|quote=|first=BBC|last=Indonesia}}</ref> Dari gagasan tersebut, muncullah ide untuk membuat pasangan calon fiktif dari tokoh -tokoh yang sudah dikenal oleh para kawula muda. Tokoh Nurhadi dan Aldo menjadi pilihan mereka. Dalam beberapa hari, kelompok remaja tersebut membuat akun media sosial di platform [[Facebook]], [[Instagram]], dan [[Twitter]] untuk paslon tersebut.{{fact}}
 
== Tanggapan ==
[[Sandiaga Uno]], cawapres nomor urut 2, menyatakan bahwa kemunculan 2 tokoh ini adalah sebagai ekspresi, reaksi, dan koreksi publik terhadap realita politik modern. Lebih lanjut, dinyatakannya bahwa politik tidak bisa menjawab apa yang segenap kelompok masyarakat inginkan.<ref>{{citeCite news |work=[[Merdeka.com]]|author=Radityo|date=7 Januari 2019|accessdate=7 Januari 2019|url=https://m.merdeka.com/politik/sandiaga-sebut-fenomena-nurhadi-aldo-merupakan-ekspresi-keresahan-publik.html|title=Sandiaga Sebut Fenomena Nurhadi-Aldo Merupakan Ekspresi Keresahan Publik}}</ref>
 
Peneliti bahasa, Afif Julianto Iriana, mengulas [[Umpatan|kata-kata vulgar dan tidak sopan]] yang digunakan dalam [[Meme internet|meme]] Nurhadi–Aldo, menyatakan bahwa di internet, orang "bisa mengedit, mengunggah ulang, (serta) membagikannya kepada orang lain tanpa perlu izin," serta sangat beradaptasi mengikuti [[budaya internet]]. Menurutnya, awalnya meme Nurhadi–Aldo memang dimaksudkan untuk sekadar lucu-lucuan, tetapi tujuan itu berkembang karena memuat [[kritik sosial]] yang konstruktif, menggunakan kecerdasan. Agar tidak terasa kaku dibaca, Nurhadi–Aldo sengaja menyisipkan kata-kata yang dianggap tidak sopan. Di internet, setiap orang dapat bebas berekspresi sehingga kata-kata yang bersifat vulgar tersebut umumnya tidak mendapat sensor.<ref>{{Cite journal|last=Iriana|first=A.J.|last2=Sariah|date=2020|title=Kata-kata vulgar dalam meme calon presiden fiktif Nurhadi-Aldo|url=https://www.researchgate.net/publication/348651839_KATA-KATA_VULGAR_DALAM_MEME_CALON_PRESIDEN_FIKTIF_NURHADI_ALDO|journal=Telaga Bahasa|volume=8|issue=1|pages=8|doi=10.36843/tb.v8i1.203}}</ref>
=== Kontroversi ===
 
Walaupun dibuat hanya untuk penghibur jelang [[Pemilihan umum Presiden Indonesia 2019|Pemilihan Presiden]] 2019, tetapi juga mendapatkan kekhawatiran dari berbagai pihak; mantan ketua Mahkamah Konstitusi [[Hamdan Zoelva]] mengungkapkan bahwa kemunculan pasangan fiktif ini dapat membuat publik [[antipati]] terhadap politik dan/atau akan lebih banyaknya [[golput]] pada pemilihan umum tahun 2019.<ref>{{cite news |work=[[detikCom]]|author=Wahid Bil Ahmad, Medistiara Yulida|date=17 Januari 2019|accessdate=17 Januari 2019|url=https://news.detik.com/berita/4376383/kontroversi-di-balik-nurhadi-aldo|title=Kontroversi di Balik Nurhadi-Aldo| quote= Bisa mengarah ke situ, karena tidak puas karena hanya ada dua pasangan capres. Jadi ini yang jadi capres lucu-lucuan karena, 'Ah sudahlah, kita lucu-lucuan saja, ngapain dua itu'. Jadi orang antipati terhadap politik. Ini sebenarnya tidak bagus, tapi ini kan suatu kondisi yang tercipta karena pilihan kita memaksakan hanya ada dua calon...}}</ref>
=== Kontroversi ===
Walaupun dibuat hanya untuk penghibur jelang [[Pemilihan umum Presiden Indonesia 2019|Pemilihanpemilihan Presiden]]presiden 2019]], tetapi juga mendapatkan kekhawatiran dari berbagai pihak;. mantanMantan ketua[[Pimpinan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia#Ketua|Ketua Mahkamah Konstitusi]] [[Hamdan Zoelva]] mengungkapkan bahwa kemunculan pasangan fiktif ini dapat membuat publik [[antipati]] terhadap politik dan/atau akan lebih banyaknya [[Golongan putih|golput]] pada pemilihan umum tahun 2019.<ref>{{citeCite news |work=[[detikComDetik.com|detikcom]]|author=Wahid Bil Ahmad, Medistiara Yulida|date=17 Januari 2019|accessdate=17 Januari 2019|url=https://news.detik.com/berita/4376383/kontroversi-di-balik-nurhadi-aldo|title=Kontroversi di Balik Nurhadi-Aldo| quote= Bisa mengarah ke situ, karena tidak puas karena hanya ada dua pasangan capres. Jadi ini yang jadi capres lucu-lucuan karena, 'Ah sudahlah, kita lucu-lucuan saja, ngapain dua itu'. Jadi orang antipati terhadap politik. Ini sebenarnya tidak bagus, tapi ini kan suatu kondisi yang tercipta karena pilihan kita memaksakan hanya ada dua calon...|last2=Wahid|first2=Ahmad Bil|first=Yulida|last=Medistiara}}</ref>
 
== Lihat pula ==
* [[2019GantiPresiden#2019GantiPresiden|#2019GantiPresiden]], tagar Internet 2018
* [[Pemilihan umum Presiden Indonesia 2019]]
 
Baris 27 ⟶ 29:
 
== Pranala luar ==
* {{facebook|DildoforIndonesia|name=Nurhadi - Aldo}}
* {{Twitter|nurhadi48|name=Nurhadi "Presiden Tronjal-Tronjol"}}
* {{Instagram|nurhadipresiden|name=Nurhadi "Presiden Tronjal-Tronjol"}}
* {{Tiktok|nurhadipresiden|name=Nurhadi "Presiden Tronjal-Tronjol"}}
 
[[Kategori:Indonesia dalam tahun 2019]]
[[Kategori:Pemilihan umum presidenPresiden Indonesia 2019|2019]]
[[Kategori:Meme internet]]