Air bersih: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Menambahkan cara mengatasi kelangkaan air bersih |
#1Lib1Ref #1Lib1RefID |
||
(11 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 4:
'''Air bersih''' adalah salah satu jenis [[sumber daya]] berbasis [[air]] yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh [[manusia]] untuk di[[konsumsi]] atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah [[sanitasi]].<ref>[http://www.usembassyjakarta.org/ptp/airbrs1.html Air Bersih Sumber Daya yang Rawan oleh Richard Middleton]</ref>
Untuk konsumsi [[air minum]] menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung [[logam berat]]. Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko bahwa air ini telah tercemar oleh [[bakteri]] (misalnya [[Escherichia coli]]) atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100°[[Celsius|C]], banyak zat berbahaya, terutama [[logam]], tidak dapat dihilangkan dengan cara ini.<ref>{{
NITRAT, BESI, MANGAN, KEKERUHAN, Ph, BAKTERI E.coli DAN COLIFORM|url=https://online-journal.unja.ac.id/chp/article/download/3310/pdf/6615|journal=Chempublish Journal|volume=1|issue=2|pages=22-30|issn=2503-4588}}</ref>
== Ciri-ciri ==
Baris 12 ⟶ 13:
=== Sungai ===
Rata-rata lebih dari 40.000 [[kilometer]] [[Pangkat tiga|kubik]] air segar diperoleh dari [[sungai]]-sungai di dunia. Ketersediaan ini (sepadan dengan lebih dari 7.000 meter kubik untuk setiap orang) sepintas terlihat cukup untuk menjamin persediaan yang cukup bagi setiap [[penduduk]], tetapi kenyataannya air tersebut sering kali tersedia di tempat-tempat yang tidak tepat. Sebagai contoh air bersih di lembah [[sungai Amazon]] walupun ketersediaannya cukup, lokasinya membuat sumber air ini tidak ekonomis untuk mengekspor air ke tempat-tempat yang memerlukan.<ref>{{
UTARA KABUPATEN TOLITOLI|url=https://stp-mataram.e-journal.id/JIP/article/download/1744/1345/|journal=JIP (Jurnal Inovasi Penelitian)|volume=3|issue=2|pages=4801-4808|issn=2722-9467}}</ref>
=== Curah hujan ===
Dalam pemanfaatan [[hujan]] sebagai sumber dari air bersih, [[individu]] perorangan/ berkelompok/ pemerintah biasanya membangun [[bendungan]] dan tandon air yang mahal untuk menyimpan air bersih di saat bulan-bulan [[musim kemarau]] dan untuk menekan kerusakan musibah [[banjir]].<ref>{{
Village, Dakopemean District, Tolitoli Regency|url=https://media.neliti.com/media/publications/555992-analisis-kebutuhan-air-bersih-pada-dusun-23edd31c.pdf|journal=Formosa Journal of Sustainable Research (FJSR)|volume=1|issue=2|pages=227-238|issn=2830-6228}}</ref>
=== Air permukaan ===
[[Air permukaan]] adalah air yang berada di [[permukaan Bumi]] yang berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi tetapi berada di permukaan tanah. Kualitas air ini biasanya tergantung daerah sekitarnya di mana air itu berada. Air permukaan kurang baik untuk langsung dikonsumsi oleh manusia, oleh karena itu perlu adanya pengolahan terlebih dahulu sebelum dimanfaatkan, air ini terdiri dari; air sungai, telaga, [[danau]], [[rawa]] dan sebagainya.<ref>{{
=== Air bawah tanah ===
Baris 29 ⟶ 32:
=== Industri ===
[[Industri]] menggunakan air jauh lebih sedikit dibandingkan dengan irigasi pertanian, namun penggunaan air oleh bidang industri mungkin membawa dampaknya yang lebih parah dipandang dari dua segi. Pertama, penggunaan air bagi industri sering tidak diatur dalam kebijakan [[sumber daya air]] nasional, maka cenderung berlebihan. Kedua, pembuangan [[limbah]] industri yang tidak diolah dapat menyebabkan [[pencemaran]] bagi air permukaan atau air bawah tanah, sehingga menjadi terlalu berbahaya untuk dikonsumsi. Air buangan industri sering dibuang langsung ke sungai dan saluran-saluran, mencemarinya, dan pada akhirnya juga mencemari lingkungan [[laut]], atau kadang-kadang buangan tersebut dibiarkan saja meresap ke dalam sumber air tanah tanpa melalui proses pengolahan apapun. Kerusakan yang diakibatkan oleh buangan ini sudah melewati proporsi volumenya. Banyak bahan kimia modern begitu kuat sehingga sedikit kontaminasi saja sudah cukup membuat air dalam [[volume]] yang sangat besar tidak dapat digunakan untuk minum tanpa proses pengolahan khusus.<ref>{{
=== Rumah tangga ===
==== Negara berkembang ====
Di beberapa tempat di [[negara bagian]] [[Tamil Nadu]] di [[India]] bagian selatan yang tidak memiliki [[hukum]] yang mengatur pemasangan penyedotan sumur pipa atau yang membatasi penyedotan air tanah, permukaan air tanah anjlok 24 hingga 30 meter selama tahun 1970-an sebagai akibat dari tak terkendalikannya pemompaan atau pengairan. Pada sebuah konferensi air pada tahun 2006 wakil dari suatu negara yang kering melaporkan bahwa 240.000 sumur pribadi yang dibor tanpa mengindahkan kapasitas jaringan sumber air mengakibatkan [[kekeringan]] dan peningkatan kadar garam.<ref>{{
==== Negara maju ====
Seperlima dari seluruh tanah irigasi di [[Amerika Serikat]] tergantung hanya pada jaringan sumber air (Aquifer) Agallala yang hampir tak pernah menerima pasok secara alami. Selama 4 [[dasawarsa]] terakhir terhitung dari tahun 2006, sistem jaringan yang tergantung pada sumber ini meluas dari 2 juta hektare menjadi 8 juta, dan kira-kira 500 kilometer kubik air telah tersedot. Jaringan sumber ini sekarang sudah setengah kering kerontang di bawah sejumlah negara bagian. Sumber-sumber air juga mengalami kemerosotan mutu, di samping pencemaran dari limbah industri dan limbah perkotaan yang tidak diolah, seperti pengotoran berat dari sisa-sisa dari lahan pertanian. Misalnya, di bagian barat Amerika Serikat, sungai Colorado bagian bawah sekarang ini demikian tinggi kadar garamnya sebagai akibat dari dampak arus balik irigasi sehingga di [[Meksiko]] sudah tidak bermanfaat lagi, dan sekarang Amerika Serikat terpaksa membangun suatu proyek besar untuk memurnikan air garam di [[Yuma, Arizona|Yuma]], [[Arizona]], guna meningkatkan mutu sungainya. Situasi di wilayah perkotaan jauh lebih jelek daripada di daerah sumber dimana rumah tangga yang terlayani terpaksa merawat WC dengan cara seadanya karena langkanya air, dan tanki septik membludak karena layanan pengurasan tidak dapat diandalkan, atau hanya dengan menggunakan cara-cara lain yang sama-sama tidak tuntas dan tidak sehat. Hal ini tidak saja mengakibatkan masalah bagi penggunanya sendiri, tetap juga sering berbahaya terhadap orang lain dan merupakan ancaman bagi lingkungan karena limbah mereka lepas tanpa proses pengolahan.<ref>{{
== Kelangkaan ==
Baris 48 ⟶ 51:
== Mengatasi Kelangkaan ==
Ketiadaan air bersih dapat diatasi dengan langkah sebagai berikut:{{Butuh rujukan}}
# Reboisasi (penanaman pohon kembali) di tempat yang gersang.
# Menggunakan
# Menghemat atau mengurangi penggunaan air secara berlebihan.
# Tidak lagi membuang sampah pada saluran air.
Baris 59 ⟶ 62:
== Kontroversi ==
Walaupun air meliputi 70% permukaan bumi dengan jumlah kira-kira 1,4 ribu juta kilometer kubik, namun hanya sebagian kecil saja dari jumlah ini yang dapat benar-benar dimanfaatkan, yaitu kira-kira hanya 0,003%. Sebagian besar air, kira-kira 97%, ada dalam samudra atau laut, dan kadar garamnya terlalu tinggi untuk kebanyakan keperluan. Dari 3% sisanya yang ada, hampir semuanya, kira-kira 87 persennya, tersimpan dalam lapisan [[kutub]] atau sangat dalam di bawah tanah.<ref>{{
Keributan masalah air bersih bisa terjadi dalam suatu negara, kawasan, ataupun berdampak ke benua luas karena penggunaan air secara bersama-sama. Di [[Afrika]], misalnya, lebih dari 57 sungai besar atau [[lembah]] danau digunakan bersama oleh dua negara atau lebih; [[Sungai Nil]] oleh sembilan, dan [[Sungai Niger]] oleh 10 negara. Sedangkan di seluruh dunia, lebih dari 200 sungai, yang meliputi lebih dari separuh permukaan Bumi, digunakan bersama oleh dua negara atau lebih. Selain itu, banyak lapisan sumber air bawah tanah membentang melintasi batas-batas negara, dan penyedotan oleh suatu negara dapat menyebabkan ketegangan [[politik]] dengan negara tetangganya.<ref>{{
Di seluruh dunia, kira-kira 20 negara, hampir semuanya di kawasan negara berkembang, memiliki sumber air yang dapat diperbarui hanya di bawah 1.000 meter kubik untuk setiap orang, suatu tingkat yang biasanya dianggap kendala yang sangat mengkhawatirkan bagi [[pembangunan]], dan 18 negara lainnya memiliki di bawah 2.000 meter kubik untuk tiap orang.{{Butuh rujukan}}
Penduduk dunia yang pada 2006 berjumlah 5,3 miliar diperkirakan akan meningkat menjadi 8,5 [[1.000.000.000|miliar]] pada tahun 2025 akan didera oleh ketersediaan air bersih. Laju angka kelahiran yang tertinggi justru terjadi tepat di daerah yang sumber-sumber airnya mengalami tekanan paling berat, yaitu di negara-negara berkembang.<ref>{{
== Standar Air Bersih ==
|