Dormansi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ~
Iripseudocorus (bicara | kontrib)
Penambahan referensi #1lib1ref #1lib1refID #1lib1ref2024
 
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Dormansi''' adalah suatu keadaan berhenti [[pertumbuhan|tumbuh]] yang dialami [[organisme]] hidup atau bagiannya sebagai tanggapan atas suatu keadaan yang tidak mendukung pertumbuhan normal. Dengan demikian, dormansi merupakan suatu reaksi atas keadaan fisik atau lingkungan tertentu.<ref>{{Cite book|last=Parker|first=Sybil, P|date=1984|title=McGraw-Hill Dictionary of Biology|publisher=McGraw-Hill Company|url-status=live}}</ref> Pemicu dormansi dapat bersifat mekanis, keadaan fisik lingkungan, atau kimiawi.
 
Banyak [[biji]] tumbuhan budidaya yang menunjukkan perilaku ini. Penanaman [[benih]] secara normal tidak menghasilkan perkecambahan atau hanya sedikit perkecambahan. Perlakuan tertentu perlu dilakukan untuk mematahkan dormansi sehingga benih menjadi tanggap terhadap kondisi yang kondusif bagi pertumbuhan. Bagian [[tumbuhan]] yang lainnya yang juga diketahui berperilaku dorman adalah [[kuncup]].
Baris 8:
 
* Rendahnya / tidak adanya proses imbibisi air.
 
* Proses respirasi tertekan / terhambat.
 
* Rendahnya proses mobilisasi cadangan makanan.
 
* Rendahnya proses [[metabolisme]] cadangan makanan.
 
Baris 20 ⟶ 17:
 
* Innate dormancy (dormansi primer)
 
* Induced dormancy (dormansi sekunder)
 
* Enforced dormancy
 
Baris 28 ⟶ 23:
 
* Dormansi Fisik, dan
 
* Dormansi Fisiologis
 
Baris 34 ⟶ 28:
 
Dormansi Fisik disebabkan oleh pembatasan struktural terhadap perkecambahan biji, seperti kulit biji yang keras dan kedap sehingga menjadi penghalang mekanis terhadap masuknya air atau gas-gas ke dalam biji.
 
 
'''Beberapa penyebab dormansi fisik adalah:'''
Baris 40 ⟶ 33:
* Impermeabilitas kulit biji terhadap air
 
Benih-benih yang termasuk dalam typetipe dormansi ini disebut sebagai "Benih keras" karena mempunyai kulit biji yang keras dan strukturnya terdiri dari lapisan sel-sel serupa palisade berdinding tebal terutama di permukaan paling luar. Dan bagian dalamnya mempunyai lapisan lilin dan bahan [[kutikula]].
 
* Resistensi mekanis kulit biji terhadap pertumbuhan embrio
 
DisiniDi sini kulit biji cukup kuat sehingga menghalangi pertumbuhan [[embrio]]. Jika kulit biji dihilangkan, maka embrio akan tumbuh dengan segera.
 
* Permeabilitas yang rendah dari kulit biji terhadap gas-gas
Baris 53 ⟶ 46:
 
Dormansi Fisiologis, dapat disebabkan oleh sejumlah mekanisme, tetapi pada umumnya disebabkan oleh zat pengatur tumbuh, baik yang berupa penghambat maupun perangsang tumbuh
 
 
'''Beberapa penyebab dormansi fisiologis adalah:'''
 
* Immaturity Embrio
Pada dormansi ini perkembangan embrionya tidak secepat jaringan sekelilingnya sehingga perkecambahan benih-benih yang demikian perlu ditunda. Sebaiknya benih ditempatkan pada tempe-raturtemperatur dan kelembapan tertentu agar viabilitasnya tetap terjaga sampai embrionya terbentuk secara sempurna dan mampu berkecambah.
 
* After ripening
Benih yang mengalami dormansi ini memerlukan suatu jangkauan waktu simpan tertentu agar dapat berkecambah, atau dika-takandikatakan membutuhkan jangka waktu "After Ripening". After Ripening diartikan sebagai setiap perubahan pada kondisi fisiologis benih selama penyimpanan yang mengubah benih menjadi mampu berkecambah. Jangka waktu penyimpanan ini berbeda-beda dari beberapa hari sampai dengan beberapa tahun, tergantung dari jenis benihnya.
 
* Dormansi Sekunder
Dormansi sekunder disinidi sini adalah benih-benih yang pada keadaan normal maupun berkecambah, tetapi apabila dikenakan pada suatu keadaan yang tidak menguntungkan selama beberapa waktu dapat menjadi kehilangan kemampuannya untuk berkecambah. Kadang-kadang dormansi sekunder ditimbulkan bila benih diberi semua kondisi yang dibutuhkan untuk berkecambah kecuali satu. Misalnya kegagalan memberikan cahaya pada benih yang membutuhkan cahaya.
 
Diduga dormansi sekunder tersebut disebabkan oleh perubahan fisik yang terjadi pada kulit biji yang diakibatkan oleh pengeringan yang berlebihan sehingga pertukaran gas-gas pada saat imbibisi menjadi lebih terbatas.
 
* Dormansi yang disebabkan oleh hambatan metabolis pada embrio.
Dormansi ini dapat disebabkan oleh hadirnya zat penghambat perkecambahan dalam embrio. Zat-zat penghambat perkecambahan yang diketahui terdapat pada tanaman antara lain: AmmoniaAmonia, AbcisicAsam acidabsisat, Benzoic acid, EthyleneEtilen, Alkaloid, Alkaloids Lactone (Counamin) dll.
 
Counamin diketahui menghambat kerja enzim-enzim penting dalam perkecambahan seperti Alfa dan Beta amilase.
Baris 75 ⟶ 67:
== Tipe Dormansi Lain ==
 
Tipe dormansi lain selain dormansi fisik dan fisiologis adalah kombinasi dari beberapa tipe dormansi. Tipe dormansi ini disebabkan oleh lebih dari satu mekanisme. Sebagai contoh adalah dormansi yang disebabkan oleh kombinasi dari ''immaturity'' embrio, kulit biji indebiscent yang membatasi masuknya {{chem|O|2}} dan keperluan akan perlakuan ''chilling''.
 
== ''Cara'' Menghambat Dormansi ==
 
Untuk mengetahui dan membedakan/memisahkan apakah suatu benih yang tidak dapat berkecambah adalah dorman atau mati, maka dormansi perlu dipecahkan. Masalah utama yang dihadapi pada saat pengujian daya tumbuh/kecambah benih yang dormansi adalah bagaimana cara mengetahui dormansi, sehingga diperlukan cara-cara agar dormansi dapat dipersingkat.
Baris 93 ⟶ 85:
 
* Sebagai contoh perendaman benih ubi jalar dalam asam sulfat pekat selama 20 menit sebelum tanam.
 
* Perendaman benih padi dalam {{chem|HNO|3}} pekat selama 30 menit.
* Pemberian GibberelinGiberelin pada benih terong dengan dosis 100 - 200 PPM.
 
Bahan kimia lain yang sering digunakan adalah potassium hidroxide, asam hidrochlorit, potassium nitrat dan Thiourea. Selain itu dapat juga digunakan hormon tumbuh antara lain: CytokininSitokinin, GibberelinGiberelin dan iuxil (IAA).
* Pemberian Gibberelin pada benih terong dengan dosis 100 - 200 PPM.
 
Bahan kimia lain yang sering digunakan adalah potassium hidroxide, asam hidrochlorit, potassium nitrat dan Thiourea. Selain itu dapat juga digunakan hormon tumbuh antara lain: Cytokinin, Gibberelin dan iuxil (IAA).
 
* Dengan perlakuan perendaman dengan air.
Baris 112 ⟶ 102:
 
* Dengan perlakuan cahaya
Cahaya berpengaruh terhadap prosentasepersentase perkecambahan benih dan laju perkecambahan. Pengaruh cahaya pada benih bukan saja dalam jumlah cahaya yang diterima tetapi juga intensitas cahaya dan panjang hari.
 
== Lihat pula ==
Baris 118 ⟶ 108:
 
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.tanindo.com/abdi5/hal0401.htm Dormansi pada Benih Tanaman]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* Pengaruh Perlakuan Penjatahan Dormansi Beni dan Media Perkecambahan Terhadap Viabilitas Benih Aren (Arenga pinnata (Womb) Merr) ([http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/50600/A06aro2.pdf?sequence=1])
{{botani-stub}}
 
== Referensi ==
<references />
[[Kategori:Fisiologi tumbuhan]]
[[Kategori:Fisiologi Benih]]