Masjid Saka Tunggal Banyumas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(68 revisi perantara oleh 43 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox religious building
{{rapikan}}
|image =
Masjid Saka Tunggal terletak di desa Cikakak kecamatan Wangon dibangun pada tahun 1522 M, masjid ini berjarak ± 30 km dari kota Purwokerto. Disebut Saka Tunggal karena tiang penyangga bangunan dulunya hanya berbentuk satu tiang (tunggal). Di sekitar tempat ini terdapat hutan pinus dan hutan besar lainnya yang di huni oleh ratusan ekor kera yang jinak dan bersahabat, seperti di Sangeh Bali.
|caption = Masjid Saka Tunggal Banyumas tampak dari depan
|building_name = Masjid Saka Tunggal Banyumas
|location = [[Banyumas]], [[Jawa Tengah]], Indonesia
|religious_affiliation = [[Islam]]
|website =
|architect =
|architecture_type = Masjid
|architecture_style =
|groundbreaking =
|year_completed =
|construction_cost =
|capacity =
|dome_quantity =
|dome_height_outer =
|dome_dia_outer =
|minaret_quantity =
|minaret_height =
}}
 
'''Masjid Saka Tunggal Banyumas''' adalah sebuah [[masjid]] yang berada di [[Cikakak, Wangon, Banyumas|Desa Cikakak]], [[Wangon, Banyumas|Kecamatan Wangon]], [[Kabupaten Banyumas]], [[Jawa Tengah]] atau sekitar 30 [[kilometer]] arah barat daya [[Purwokerto (kota)|Purwokerto]]. Masjid ini dipercaya merupakan masjid tertua yang ada di [[Indonesia]], bahkan masjid ini ada sebelum adanya [[Wali Sanga]]. Masjid ini dibangun pada tahun [[1288]] M (687 H) seperti yang tertulis pada ''Saka Guru'' (Tiang Utama) masjid ini. Tahun pembuatan masjid ini lebih jelas tertulis pada kitab-kitab yang ditinggalkan pendiri masjid ini, yaitu Kyai Mustolih. Namun, kitab-kitab tersebut telah hilang bertahun-tahun yang lalu.<ref>{{Cite web|last=Biro Humas Jawa Tengah|title=Masjid Saka Tunggal Dan Taman Kera|url=http://promojateng-pemprovjateng.com/detail.php?id=1726|website=Promo Jateng|access-date=15 September 2021|archive-date=2016-03-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20160308194718/http://promojateng-pemprovjateng.com/detail.php?id=1726|dead-url=yes}}</ref>
 
== Sejarah ==
Masjid Saka Tunggal didirikan oleh [[Kyai Mustolih|Kiai Mustolih]] yang cukup lama tinggal di Desa Cikakak untuk berdakwah. Masyarakat Cikakak saat itu masih banyak yang melakukan perbuatan yang menyimpang dari ajaran agama [[Islam]]. Kiai Mustholih berpikir diperlukan adanya masjid sebagai pusat dalam menyebarkan [[dakwah]]. Dengan alasan tersebut, sebuah masjid pun dibangun. Masjid tersebut dikenal dengan nama Masjid Saka Tunggal Baitussalam. Masjid ini digunakan sebagai pusat dakwah Kiai Mustolih.<ref name=":0">{{Cite web|last=Parinduri|first=Alhidayath|date=28 April 2021|title=Sejarah Masjid Saka Tunggal Banyumas: Dibangun Sebelum Majapahit?|url=https://tirto.id/sejarah-masjid-saka-tunggal-banyumas-dibangun-sebelum-majapahit-gdl2|website=Tirto.id}}</ref> Masjid ini disebut ''Saka Tunggal'' karena tiang penyangga bangunan masjid ini, dulunya hanya satu tiang (tunggal).<ref>[http://www.banyumasku.com/masjid-saka-tunggal-baitussalam/ Masjid Saka Tunggal]</ref>
 
Di masjid ini juga ada hutan - hutan yang dihuni oleh [[monyet]] liar yang berkeliaran di sekitar area masjid. Meskipun tergolong hewan liar, kera-kera tersebut jinak dan bersahabat selama tidak diganggu. Kera-kera tersebut sering turun ke sekitar masjid dan perumahan warga. Pengunjung bisa mengajak mereka bercengkerama dengan sekedar memberi kacang, [[pisang]], atau makanan kecil lainnya.
 
== Arsitektur Masjid Saka Tunggal ==
Tulisan ''Awaliyah Mudhaffarah'' bertajuk "Refleksi Budaya Komunitas Islam Aboge Cikakak pada Masjid Saka Tunggal Banyumas" (2017) menyebutkan, masjid ini menggunakan atap sirap kayu.
 
Selain itu, material dinding masjid awalnya adalah kayu dan anyaman bambu, namun kemudian dilakukan penambahan dinding bata untuk eksterior masjid dengan tujuan preservasi atau pemeliharaan.
 
Penelitian Arif Sarwo Wibowo berjudul "Historical Assessment of the Saka Tunggal Mosque in Banyumas" yang terhimpun dalam Journal of Asian Architecture and Building Engineering (Volume 15, 2016), menuliskan bahwa pada interior masjid, anyaman bambu digunakan sebagai partisi antar ruangan dan sebagai material plafon. Kolom utama Masjid Saka Tunggal Banyumas terbuat dari kayu solid tanpa sambungan sama sekali yang berukuran 24x24 cm pada pangkalnya. Kolom masjid dihiasi dengan empat buah sayap dan dipenuhi dengan [[ukiran]] bercorak [[flora]]. Empat buah sayap tersebut melambangkan “papat kiblat lima pancer” atau atau empat mata angin dan satu pusat.
 
Pada [[mimbar]] masjid terdapat ukiran berupa dua buah surya mandala yang melambangkan dua pedoman umat muslim, yakni [[Al-Qur'an|Al-Qur’an]] dan [[Hadis|Hadits]]. [[Ornamen (arsitektur)|Ornamen-ornamen]] yang terdapat pada masjid ini sangat kental dengan simbolisme nilai-nilai Islami yang bersinergi dengan adat-istiadat Jawa. Hal ini menggambarkan harmonisasi [[Islam]] dengan [[Budaya Jawa|budaya lokal]] yang sudah ada sebelumnya.<ref name=":0" />
 
== Tradisi Unik ==
[[Berkas:Saka tunggal.jpg|jmpl|Saka Guru (Tiang Tunggal)]]
 
Tradisi unik yang ada di Masjid Saka Tunggal ini antara lain adalah [[zikir]] seperti melantunkan kidung Jawa. Keunikan ini cukup terasa pada hari Jumat ketika selama menunggu waktu [[salat Jumat|shalat Jumat]] dan setelah shalat Jumat, jamaah masjid Saka Tunggal berzikir dan bersalawat dengan nada seperti melantunkan kidung Jawa. Dengan bahasa campuran [[Arab Saudi|Arab]] dan [[Jawa]], tradisi ini disebut tradisi ''ura-ura''.
 
=== Pakaian Imam dan muazin ===
Imam masjid tidak menggunakan penutup kepala yang lazimnya digunakan di [[Indonesia]] yang biasanya menggunakan peci, [[Songkok|kopiah]], tetapi menggunakan [[udeng]] atau pengikat kepala. Khotbah Jumat juga disampaikan seperti melantunkan sebuah kidung.
 
=== Empat muazin sekaligus ===
Empat orang muazin berpakaian sama dengan imam, yakni menggunakan baju lengan panjang warna putih dan udeng bermotif [[batik]]. Keempat muazin tersebut mengumandangkan azan secara bersamaan.
 
=== Semua rangkaian sholat jumat dilakukan berjama’ah ===
Seluruh rangkaian salat Jumat dilakukan secara berjamaah, mulai dari salat [[tahiyatul masjid|T''ahiyatul'' Masjid]], ''Qabliyah'' Jumat, salat Jumat, ''Ba'diyah'' Jumat, shalat [[Salat lima waktu|Zuhur]], hingga ''Ba’diyah'' Zuhur.
 
=== Tanpa Pengeras Suara ===
Masjid Saka Tunggal Baitussalam hingga saat ini masih mempertahankan tradisi untuk tidak menggunakan pengeras suara. Meski demikian, suara azan yang dilantunkan oleh empat muazin sekaligus tetap terdengar lantang dari masjid ini.
 
=== 27 Rajab ===
Setiap tanggal 27 [[Rajab]] di masjid ini, diadakan pergantian jaro dan pembersihan makam Kyai Mustolih.
 
== Referensi ==
<references />
 
== Pranala luar ==
[http://www.banyumaskab.go.id/berita/index.php?idm=&jns=1&idkb=3&id_berita=1613 Berita pada situs Kabupaten Banyumas]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
 
{{Masjid di Indonesia}}
{{Masjid-stub}}
 
[[Kategori:Masjid di IndonesiaJawa Tengah|Saka Tunggal]]
[[Kategori:Jawa Tengah]]