Batipuh, Tanah Datar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Menghapus Brand_pariwisata_batipuah.jpg karena telah dihapus dari Commons oleh Elcobbola; alasan: Copyright violation, no indication of a free license on
Rang Djambak (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(10 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{kecamatan
|nama=Batipuh
|foto=[[Berkas:Peta Kecamatan Batipuh.jpg|jmpl]]
|foto=
|dati2=Kabupaten
|nama dati2=Tanah Datar
Baris 8:
|nama camat=-
|kepadatan=221jiwa/km²
|provinsi=SumatraSumatera Barat
}}
'''Batipuah''' adalah sebuah [[kecamatan]] di [[kabupaten]] [[Kabupaten Tanah Datar|Tanah Datar]], [[provinsi]] [[SumatraSumatera Barat]], [[Indonesia]].
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het dorpshuis in Minangkabause bouwstijl te Batipoe Sumatra`s Westkust TMnr 60003548.jpg|jmpl|300px|Balai Adat di Batipuh (tahun 1895)]]
'''Batipuah''' adalah sebuah [[kecamatan]] di [[kabupaten]] [[Kabupaten Tanah Datar|Tanah Datar]], [[provinsi]] [[Sumatra Barat]], [[Indonesia]].
 
== Batas wilayah ==
Baris 23 ⟶ 22:
== Sejarah ==
=== Asal usul nama Batipuah ===
Sebelum Nagari Batipuah ada,masyarakat telah terlebih dahulu menyebar ke berbagai pelosok daerah di sekitaran gunung marapi dan sekitarnya. Ketika paham atau kelarasan sudah mulai terbentuk di Nagari tuo Pariangan. Dimana kehidupan bermasyarakat telah mulai di atur undang-undang dalam dua bentuk kepemimpinan;
Menurut cerita asal muasal nagari ini di namai Batipuah ada 2
 
# Lareh koto piliang
1. Pertama berasal dari kata Batang ipuah, Batang/pohon ipuah adalah pohon yang getahnya memiliki racun yang mematikan. Dimana Orang-orang yg mula mendiami tanah ini (Batipuah) mengalami perselisihan dan untuk menyelesaikan perselisihan mereka melakukan sumpah perjanjian di bawah batang pohon tersebut.
# Lareh Bodicaniago
Isi sumpah tersebut " Siapa melanggar sumpah perjanjian akan binasa di makan bisa/racun pohon ipuah. "
 
Alam bertambah berkelebaran manusia bertambah berkekembangan. maka masing-masing paham/kelarasan terus berkembang atau di serap oleh masyarakat yang telah terlebih dahulu tersebar. Di bagian utara/ateh menganut paham lareh Koto Piliang dan di bagian selatan menganut paham Bodi Caniago. pada saat itu di nagari yang sekarang bernama Batipuah dimana sebelumnya bernama tarandam. terjadi gejolak akibat perselisihan kedua paham tersebut. Maka inilah yang membuat daerah yang sebelumnya bernama tarandam menjadi Batipuah atau lebih tepatnya karena mereka pihak yang berselisih sama-sama keras hati dengan pahamnya masing-masing. Dan keras dalam bahasa setempat sering di sebut dengan "ipuah". Maka seiring waktu maka terjadilah perubahan pelafalan Bahati ipuah menjadi Batipuah.
2. Kedua Berasal dari kata Batu ipuah, Batu = Batu,Ipuah = keras. Batu ipuah adalah lokasi pertamakali didirikanya tempat untuk bermukim oleh orang-orang yang berasal dari Pariangan ketika bermigrasi/mencari pemukiman baru untuk di diami. Kemungkinan pusat batipuah berada di gantiang. Bila kita perhatikan peta buatan belanda tahun 1824 yg tersimpan di Universitas Leiden Belanda, lolasi yang di tandai Batipuah persis di lokasi batu gantiang sekarang. Bukan suatu yang mustahil bila nama Batipuah di Ambil dari batu gantiang tersebut." Batu Ipuah, Gantiang indak putuih"
 
=== Pemberontakan Batipuah ===
Baris 38 ⟶ 37:
Setiap selesai memerangi kaum paderi yang berakhir kemenangan di pihak Belanda, pasukan Datuk, selalu mendapatkan imbalan jasa yang sepadan.Ini memuaskan mereka.
 
Disamping itu, selama ini, anak buah dan pasukan Datuk Pamuncak dikenal juga cekatan dan bahkan dapat meringankan pekerjaan Pasukan Belanda, baik soal mempertahankan daerah yang baru direbut, membuat jembatan, mendapatkan informasi tentang musuh yang bernama Paderi, maupun dalam hal mengangkut semua perbekalan makanan dan senjata pasukan Belanda.Tentu saja pasukan Belanda cukup terbantu dalam hal ini. Karena itu,  Datuk mendapatkan tempat tersendiri di Pemerintahan Hindia Belanda. Ia bahkan diberikan wilayah kekuasaan tersendiri dengan menjabat sebagai Regent di Batipuh dengan imbalan gaji terbesar yakni 500 gulden tiap bulannya.
 
Disamping itu, ia mendapatkan hadiah pedang kehormatan ditambah medali emas serta rantainya. Berikutnya, diberi pula dua meriam kecil beserta pelurunya. Dia pun diizinkan menggerek bendera Belanda di depan rumahnya tiap pagi. Kekuasaannya kian hebat manakala daerah lain yang ditaklukkan Belanda, dia bisa berbuat semena-mena dengan orang yang kalah di daerah tadi.Misal, dijadikan budak atau pekerja kasar, serta harta benda mereka berpindah menjadi milik pasukan sang Datuk. Tidaklah heran kalau di Batipuh paling banyak didapati budak, sedangkan di wilayah lain di Minangkabau, sejak dihapuskan sistem perbudakan, hanya sedikit dan namanya bukan budak, melainkan dikenal dengan istilah kemenakan dibawah lutut.
Baris 75 ⟶ 74:
Kecamatan Batipuh terbagi atas 8 [[nagari]] dan 49 [[jorong]].
=== Nagari Batipuah Ateh ===
[https://batipuahateh.com Nagari Batipuah Ateh] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20220104164420/https://batipuahateh.com/ |date=2022-01-04 }} terdiri dari 5 kejorongan dan pusat pemerintahannya terletak di jorong Balai Sabuah.
*Jorong Balai Mato Aie
* Jorong Balai sabuah
Baris 88 ⟶ 87:
=== Nagari Tanjung Barulak ===
 
== Dalam budaya populer ==
* Batipuh merupakan kampung halaman ayah Zainuddin serta tempat dimana ia bertemu dan jatuh cinta dengan Hayati dalam novel ''[[Tenggelamnya Kapal Van der Wijck]]'' karangan [[Buya Hamka]].
== Rujukan ==
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
* {{id}} https://batipuahateh.com {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20220104164420/https://batipuahateh.com/ |date=2022-01-04 }}
*
* {{id}} www.tanahdatar.go.id [http://www.tanahdatar.go.id/ Situs web resmi kabupaten Tanah Datar]
Baris 103 ⟶ 104:
 
{{Authority control}}
 
{{kecamatan-stub}}