Kekhalifahan Umayyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k →‎Masa keemasan: #1Lib1Ref #1Lib1RefID
 
(58 revisi perantara oleh 23 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{pp-vandalism|anti-vandalism}}
{{Refimprove}}
{{infobox former country
{{Infobox Former Country
| native_name = بنو{{lang|ar|ٱلْخِلَافَة أميةٱلْأُمَوِيَّة}}
| conventional_long_name = Kekhalifahan Umayyah
| common_name = Umayyad
Baris 7:
| region = Middle East
| status =
| government_type = Monarki[[Khilafah]]
| year_start = 661
| year_end = 750
Baris 13:
| year_exile_end = 1031
| p1 = Kekhalifahan Rasyidin
| flag_p1 = ArMohammad Rayah hariadhi war banneradil-Rashidun-empire-at-its-peak-close.svgPNG
| p2 = Kekaisaran Bizantium
| flag_p2 = Roman Empire 600 AD.PNG
| image_flag = Umayyad Flag.svg
| flag_caption = Spanduk putih Bani Umayyah<ref>{{cite book|last=Beckwith|first=Christopher I.|year=1993 |title=The Tibetan Empire in Central Asia: A History of the Struggle for Great Power Among Tibetans, Turks, Arabs, and Chinese During the Early Middle Ages |publisher=[[Princeton University Press]] |isbn=978-0-691-02469-1 |url=https://books.google.com/books?id=oeI9DwAAQBAJ}}</ref>
| p3 = Kerajaan Visigoth
| flag_p3 = Visigothic_Kingdom.png
| s1 = Kekhalifahan Abbasiyah
| flag_s1 = FlagAbbasid of Afghanistan pre-1901banner.svg
| s2 = KekhalifahanKeamiran Umayyah Al-AndalusKordoba
| flag_s2 = Coras del Emirato de Córdoba.png
| image_map = Umayyad Caliphate 750 AD (orthographic projection).svg
| image_map_caption = Wilayah Kekhalifahan Umayyah yangpada mencapaipuncak puncaknyakejayaannya, padaselama masa pemerintahan Khalifah tahun[[Umar 750II]], M{{circa|720}}.
| capital = Damaskus
| capital_exile = Kordoba
| common_languages = [[Bahasa Arab|Arab]]
| religion = [[Islam]]
| image_flagtitle_leader = Umayyad[[Daftar Flag.svgkhalifah#Wangsa Umayyah (661–750)|Khalifah]])
| title_leaderleader1 = [[Daftar_khalifah#Wangsa_Umayyah_(661–750)Muawiyah bin Abu Sufyan|KhalifahMuawiyah I]] ([[Amirul Mukminin]]Pertama)
| leader1 = [[Muawiyah bin Abu Sufyan|Muawiyah I]]
| year_leader1 = 661–680
| leader2 = [[Marwan bin Muhammad|Marwan II]] (Terakhir)
| year_leader2 = 744–750
| today = {{Flag|Saudi Arabia}} <br>{{Flag|Yemen}} <br>{{Flag|Oman}} <br>{{Flag|UAE}} <br>{{Flag|Qatar}} <br>{{Flag|Bahrain}} <br>{{Flag|Kuwait}} <br>{{Flag|Iraq}} <br>{{Flag|Iran}} <br>{{Flag|Pakistan}} <br> {{Flag|Afghanistan}} <br>{{Flag|Turkmenistan}} <br> {{Flag|Tajikistan}}<br> {{Flag|Azerbaijan}}<br>{{Flag|Armenia}}<br>{{Flag|Uzbekistan}} <br>{{Flag|Turkey}}<br>{{Flag|China}}<br>{{Flag|Syria}}<br>{{Flag|Cyprus}}<br>{{Flag|Lebanon}}
<br>{{Flag|Israel}} <br>{{Flag|Jordania}} <br> {{Flag|Palestine}} <br>{{Flag|Egypt}} <br>{{Flag|Libya}} <br>{{Flag|Kirgistan}} <br>{{Flag|India}} <br>{{Flag|Georgia}} <br>{{Flag|Kazakhstan}} <br>{{Flag|Tunisia}} <br>{{Flag|Algeria}} <br>{{Flag|Morocco}} <br>{{Flag|France}} <br>{{Flag|Portugal}} <br>{{Flag|Spain}} <br>{{Flag|France}} <br> {{Flag|Andorra}}
}}
'''BaniKekhalifahan Umayyah''' ([[bahasa{{lang-ar|ٱلْخِلَافَة Arab]]:ٱلْأُمَوِيَّة|al-Khilāfah '''بنوal-ʾUmawīyah}})<ref>{{cite أمية''',web ''Banu|title= Umayyah'',Umayyad '''Dinastidynasty Umayyah''')|url= https://www.britannica.com/topic/Umayyad-dynasty-Islamic-history |website= Britannica|access-date=19 May 2016}}</ref> atau '''KekhalifahanDinasti Umayyah''', adalah [[Khalifah|kekhalifahan]] [[Islam]] pertamakedua setelah masapembubaran [[KhulafaurKekhalifahan Rasyidin]] yang memerintah dari [[661]] sampai [[750]] di [[Jazirah Arab]]. danKekhalifahan sekitarnyakedua Umayyah (beribu kota di [[Damaskus]]); serta dari [[756]] sampai [[929]] sebagai Emirat Kordoba ([[Imarah qurthubah]]) dan dilanjutkan menjadi kekhalifahan cordoba ([[خليفةKekhalifahan قرطبةKordoba]] ({{circa|929–1031}}) [[929]] sampai [[1031]] [[Kordoba, Spanyol|Cordoba]], [[Spanyol]]. Nama dinasti ini dirujuk kepada [[Umayyah bin Abdu Syams]], kakek buyut dari khalifah pertama Bani Umayyah, yaitu [[Muawiyah bin Abu Sufyan]] atau kadang kala disebut juga dengan Muawiyah I.
 
== Genealogi ==
Baris 65 ⟶ 68:
* k. merupakan tahun kekuasaan
 
== Masa Keemasankeemasan ==
[[Berkas:Dome of the Rock1.jpg|jmpl|280px|ka|[[Kubah Batu]] di Kompleks [[Masjidil Aqsa]] yang dibangun oleh Bani Umayyah]]
Masa ke-Khilafahan Bani Umayyah hanya berumur 90 tahun yaitu dimulai pada masa kekuasaan [[Muawiyah bin Abu Sufyan]], yaitu setelah terbunuhnya [[Ali bin Abi Thalib]], dan kemudian orang-orang [[Madinah]] membaiat [[Hasan bin Ali]] namun Hasan bin Ali menyerahkan jabatan kekhalifahan ini kepada Mu’awiyah bin Abu Sufyan dalam rangka mendamaikan kaum muslimin yang pada masa itu sedang dilanda bermacam fitnah yang dimulai sejak terbunuhnya [[Utsman bin Affan]], [[pertempuran Shiffin]], [[perang Jamal]], terbunuhnya Ali bin Abi Thalib, serta penghianatan dari orang-orang [[Khawarij]]<ref>Ibnu Katsir berkata (10/643), “Al-Haitsam bin Adi menyebutkan bahwa setelah Ali memerangi kaum Khawarij membangkang pula seorang lelaki penduduk Bashrah dari Bani Najiyah bernama al-Harits bin Rasyid. Dalam ''Tarikh ath-Thabari'', 5/113 disebutkan namanya al-Khariit bin Rasyid an-Naji, lalu dia menyebutkan perfndan kisah ini dari jalur Abu Mikhnaf.</ref> dan [[Syi'ah]].<ref>[[Muhammad bin al-Hanafiyah|Muhammad bin Ali]] bin Abi Thalib menasehatinya agar tidak pergi ke Kufah dengan berkata, “Saudaraku, engkau telah mengetahui bahwa penduduk Kufah mengkhianati Ayahmu dan Saudaramu. Saya takut keadaanmu akan seperti keadaan orang-orang yang telah berlalu (pergi ke Kufah).” (''Al-Luhuf'', Ibnu Thawus hlm 39, dan ''Asyura, Al-Ihsa'', hlm. 110).</ref><ref>Pengkhianatan-Pengkhianatan Syiah, karya DR. Imad Ali Abdus Sami, No ISBN 978-979-592-3374.</ref><ref>Kitab ''Taarikh Abil Fida’ Al Musamma Al-Mukhtashar fi Akhbaril Basyar'', Juz 1 hlm. 265. Kronologis terbunuhnya Husain bin Ali, oleh kaum Syiah sendiri yang dipimpin oleh Ubaidillah bin Ziyad yang sebelumnya merupakan tentara di pasukan Ali bin Abi Thalib (148 H – 193 H/786 M – 842 M).</ref><ref>Ibnu Katsir berkata: “Nashir Lidinillah memiliki perilaku buruk terhadap rakyatnya dan mendzaliminya. Ia menghancurkan dan memisahkan keluarganya ketika berada di Irak. Ia berbuat sesuatu dan kebalikannya. Ia menganut madzhab Syiah. Dikatakan bahwa antara dirinya dengan Tatar terjadi surat menyurat agar ia tertarik ke negaranya. Ini adalah bencana kecil, baginya setiap dosa besar terjadi.” (''Al-Bidayah wan Nihayah'', Ibnu Katsir, Juz 13 hlm. 106 – 107).</ref>
 
Pada masa Muawiyah bin Abu Sufyan perluasan wilayah yang terhenti pada masa khalifah Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib dilanjutkan kembali, dimulai dengan menaklukan [[Tunisia]], kemudian ekspansi ke sebelah timur, dengan menguasai daerah [[Khurasan]] sampai ke sungai [[Oxus]] dan [[Afganistan]] sampai ke [[Kabul]],. Sedangkan angkatan lautnya telah mulai melakukan serangan-serangan ke ibu kota [[Kekaisaran Romawi Timur|Bizantium]], [[Konstantinopel]]. Sedangkan ekspansi ke timur ini kemudian terus dilanjutkan kembali pada masa khalifah [[Abdul Malik bin Marwan]]. Abdul Malik bin Marwan mengirim tentara menyeberangi sungai [[Oxus]] dan berhasil menundukkan [[Balkanabad]], [[Bukhara]], [[Khwarezmia]], [[Lembah Ferghana|Ferghana]] dan [[Samarkand]]. Tentaranya bahkan sampai ke [[India]] dan menguasai [[Balochistan (region)|Balukhistan]], [[Sind]] dan daerah [[Punjab]] sampai ke [[Multan]].{{cn}}
 
Ekspansi ke barat secara besar-besaran dilanjutkan pada zaman [[Al-Walid bin Abdul-Malik]]. Masa pemerintahan al-Walid adalah masa ketenteraman, kemakmuran dan ketertiban. Umat Islam merasa hidup bahagia.<ref>{{Cite journal|last=Azkia|first=Lutfihani|date=2022|title=Kepemimpinan Al-WALID BIN ABDUL MALIK dalam Dinasti Umayyah tahun 705-715 M/ 86-96 H|url=https://opac.syekhnurjati.ac.id/perpuspusat/index.php?p=show_detail&id=41609#:~:text=Turki%20Bahasa%20Urdu-,Kepemimpinan%20Al%2DWALID%20BIN%20ABDUL%20MALIK%20dalam%20Dinasti%20Umayyah%20tahun,715%20M%2F%2086%2D96%20H&text=kepemimpinannya.&text=historiografi%20(penulisan%20sejarah).&text=menjadi%20Suriah%2C%20pada%2023%20Februari,umurnya%2046%2F47%20tahun).|journal=Katalog Online Pusat Perpustakaan IAIN Syekh Nurjati Cirebon}}</ref> Pada masa pemerintahannya yang berjalan kurang lebih sepuluh tahun itu tercatat suatu ekspedisi militer dari [[Afrika Utara]] menuju wilayah barat daya, benua [[Eropa]], yaitu pada tahun 711 M. Setelah [[Aljazair]] dan [[Maroko]] dapat ditundukkan, [[Thariq bin Ziyad]], pemimpin pasukan [[Islam]], dengan pasukannya menyeberangi selat yang memisahkan antara [[Maroko]] (magrib) dengan benua [[Eropa]], dan mendarat di suatu tempat yang sekarang dikenal dengan nama [[Gibraltar]] (Jabal Thariq).{{cn}} Tentara [[Spanyol]] dapat dikalahkan. Dengan demikian, [[Spanyol]] menjadi sasaran ekspansi selanjutnya. Ibu kota [[Spanyol]], [[Cordoba]], dengan cepatnya dapat dikuasai. Menyusul setelah itu kota-kota lain seperti [[Seville]], [[Elvira]] dan [[Toledo]] yang dijadikan ibu kota [[Spanyol]] yang baru setelah jatuhnya Cordoba. Pasukan [[Islam]] memperoleh kemenangan dengan mudah karena mendapat dukungan dari rakyat setempat yang sejak lama menderita akibat kekejaman penguasa.{{cn}}
 
Di zaman [[Umar bin Abdul-Aziz]], serangan dilakukan ke [[Prancis]] melalui pegunungan [[Pirenia]]. Serangan ini dipimpin oleh [[Abdurrahman Al-Ghafiqi|Abdurrahman bin Abdullah al-Ghafiqi]]. Ia mulai dengan menyerang [[Bordeaux]], [[Poitiers]].{{cn}} Dari sana ia mencoba menyerang [[Tours]]. Namun, dalam peperangan yang terjadi di luar kota [[Tours]], al-Ghafiqi terbunuh, dan tentaranya mundur kembali ke [[Spanyol]]. Disamping daerah-daerah tersebut di atas, pulau-pulau yang terdapat di Laut Tengah ([[mediterania]]) juga jatuh ke tangan [[Islam]] pada zaman Bani Umayyah ini.{{cn}}
 
Dengan keberhasilan ekspansi ke beberapa daerah, baik di timur maupun barat, wilayah kekuasaan Islam masa Bani Umayyah ini betul-betul sangat luas.{{cn}} Daerah-daerah itu meliputi [[Spanyol]], [[Afrika Utara]], [[Syria]], [[Palestina]], [[Jazirah Arab]], [[Irak]], sebagian [[Asia Kecil]], [[Persia]], [[Afganistan]], daerah yang sekarang disebut [[Pakistan]], [[Turkmenistan]], [[Uzbekistan]], dan [[Kirgistan]] di [[Asia Tengah]].{{cn}}
 
Disamping ekspansi kekuasaan Islam, Bani Umayyah juga banyak berjasa dalam pembangunan di berbagai bidang. Muawiyah bin Abu Sufyan mendirikan dinas pos dan tempat-tempat tertentu dengan menyediakan kuda yang lengkap dengan peralatannya di sepanjang jalan.{{cn}} Dia juga berusaha menertibkan angkatan bersenjata dan mencetak mata uang. Pada masanya, jabatan khusus seorang hakim (qadhi) mulai berkembang menjadi profesi tersendiri, Qadhi adalah seorang spesialis dibidangnya.{{cn}} Abdul Malik bin Marwan mengubah mata uang [[Bizantium]] dan [[Persia]] yang dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam.{{cn}} Untuk itu, dia mencetak uang tersendiri pada tahun 659 M dengan memakai kata-kata dan [[Alfabet Arab|tulisan Arab]].{{cn}} Khalifah Abdul Malik bin Marwan juga berhasil melakukan pembenahan-pembenahan administrasi pemerintahan dan memberlakukan [[bahasa Arab]] sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam.{{cn}} Keberhasilan ini dilanjutkan oleh puteranya Al-Walid bin Abdul-Malik (705-715 M) meningkatkan pembangunan, di antaranya membangun panti-panti untuk orang cacat, dan pekerjanya digaji oleh negara secara tetap. Serta membangun jalan-jalan raya yang menghubungkan suatu daerah dengan daerah lainnya, pabrik-pabrik, gedung-gedung pemerintahan dan masjid-masjid yang megah.{{cn}}
 
Meskipun keberhasilan banyak dicapai daulah ini, tetapi tidak berarti bahwa politik dalam negeri dapat dianggap stabil. Pada masa Muawiyah bin Abu Sufyan inilah suksesi kekuasaan bersifat ''monarchiheridetis'' (kepemimpinan secara turun temurun) mulai diperkenalkan, di mana ketika dia mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia terhadap anaknya, yaitu [[Yazid bin Muawiyah]].{{cn}} Muawiyah bin Abu Sufyan dipengaruhi oleh sistem monarki yang ada di [[Persia]] dan [[Kekaisaran Romawi Timur|Bizantium]], istilah [[khalifah]] tetap digunakan, tetapi Muawiyah bin Abu Sufyan memberikan interprestasi sendiri dari kata-kata tersebut di mana ''khalifah Allah'' dalam pengertian ''penguasa'' yang diangkat oleh [[Allah]] padahal tidak ada satu dalil pun dari al-Qur'an dan hadits nabi yang mendukung pendapatnya.{{cn}}
 
Dan kemudian [[Muawiyah bin Abu Sufyan]] dianggap tidak mentaati isi perjanjiannya dengan [[Hasan bin Ali]] ketika dia naik tahta, yang menyebutkan bahwa persoalan penggantian kepemimpinan diserahkan kepada pemilihan umat Islam.{{cn}} Deklarasi pengangkatan anaknya [[Yazid bin Muawiyah]] sebagai putera mahkota menyebabkan munculnya gerakan-gerakan oposisi di kalangan rakyat yang mengakibatkan terjadinya perang saudara beberapa kali dan berkelanjutan.{{cn}}
 
Ketika Yazid bin Muawiyah naik tahta, sejumlah tokoh terkemuka di [[Madinah]] tidak mau menyatakan setia kepadanya.{{cn}} Yazid bin Muawiyah kemudian mengirim surat kepada gubernur [[Madinah]], memintanya untuk memaksa penduduk mengambil sumpah setia kepadanya. Dengan cara ini, semua orang terpaksa tunduk, kecuali [[Husain bin Ali]] bin Abi Thalib dan [[Abdullah bin Zubair]] bin Awwam.{{cn}}
 
Husain bin Ali sendiri juga dibaiat sebagai khalifah di [[Madinah]], Pada tahun 680 M, Yazid bin Muawiyah mengirim pasukan untuk memaksa Husain bin Ali untuk menyatakan setia, Namun terjadi pertempuran yang tidak seimbang yang kemudian hari dikenal dengan [[Pertempuran Karbala]],<ref>[http://www.britannica.com/EBchecked/topic/312214/Battle-of-Karbala Britannica Encyclopedia, Battle of Karbalāʾ]</ref> Husain bin Ali terbunuh, kepalanya dipenggal dan dikirim ke [[Damaskus]], sedang tubuhnya dikubur di [[Karbala]] sebuah daerah di dekat [[Kufah]].{{cn}}
Kelompok [[Syi'ah]] sendiri, yang tertindas setelah kesyahidan pemimpin mereka Husain bin Ali, terus melakukan perlawanan dengan lebih gigih dan di antaranya adalah yang dipimpin oleh [[Al-Mukhtar ats-Tsaqafi|Al-Mukhtar]] di [[Kufah]] pada 685-687 M.{{cn}} Al-Mukhtar mendapat banyak pengikut dari kalangan kaum Mawali (yaitu umat Islam bukan [[Arab]], berasal dari [[Persia]], [[Armenia]] dan lain-lain) yang pada masa Bani Umayyah dianggap sebagai warga negara kelas dua.{{cn}} Namun perlawanan Al-Mukhtar sendiri ditumpas oleh Abdullah bin Zubair yang menyatakan dirinya secara terbuka sebagai khalifah setelah Husain bin Ali terbunuh. Walaupun dia juga tidak berhasil menghentikan gerakan Syi'ah secara keseluruhan.{{cn}}
 
[[Abdullah bin Zubair]] membina kekuatannya di [[Mekkah]] setelah dia menolak sumpah setia terhadap Yazid bin Muawiyah.{{cn}} Tentara yang dikirim Yazid bin Muawiyah kemudian menyerang [[Madinah]] dan mengepung [[Mekkah]] secara biadab seperti yang diriwayatkan dalam sejarah.{{cn}} Dua pasukan bertemu dan pertempuran pun tak terhindarkan.{{cn}} Namun, peperangan ini terhenti karena tak lama kemudian Yazid bin Muawiyah wafat dan tentara Bani Umayyah kembali ke [[Damaskus]].{{cn}}
 
Perlawanan Abdullah bin Zubair baru dapat dihancurkan pada masa kekhalifahan [[Abdul Malik bin Marwan]], yang kemudian kembali mengirimkan pasukan yang dipimpin oleh [[Al-Hajjaj bin Yusuf|Al-Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqafi]] dan berhasil membunuh Abdullah bin Zubair pada tahun 73 H/692 M.{{cn}}
 
Setelah itu, gerakan-gerakan lain yang dilancarkan oleh kelompok [[Khawarij]] dan [[Syi'ah]] juga dapat diredakan.{{cn}} Keberhasilan ini membuat orientasi pemerintahan Bani Umayyah mulai dapat diarahkan kepada pengamanan daerah-daerah kekuasaan di wilayah timur (meliputi kota-kota di sekitar [[Asia Tengah]]) dan wilayah [[Afrika]] bagian utara, bahkan membuka jalan untuk menaklukkan [[Spanyol]] ([[Al-Andalus]]).{{cn}} Selanjutnya hubungan pemerintah dengan golongan oposisi membaik pada masa pemerintahan Khalifah [[Umar bin Abdul-Aziz]] (717-720 M), di mana sewaktu diangkat sebagai khalifah, menyatakan akan memperbaiki dan meningkatkan negeri-negeri yang berada dalam wilayah [[Islam]] agar menjadi lebih baik daripada menambah perluasannya,{{cn}} di mana pembangunan dalam negeri menjadi prioritas utamanya, meringankan zakat, kedudukan [[mawali]] disejajarkan dengan [[Arab]].{{cn}} Meskipun masa pemerintahannya sangat singkat, tetapi berhasil menyadarkan golongan [[Syi'ah]], serta memberi kebebasan kepada penganut agama lain untuk beribadah sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya.{{cn}}
 
== Penurunan ==
Sepeninggal [[Umar bin Abdul-Aziz]], kekuasaan Bani Umayyah dilanjutkan oleh [[Yazid bin Abdul-Malik]] (720- 724 M). Masyarakat yang sebelumnya hidup dalam ketenteraman dan kedamaian, pada masa itu berubah menjadi kacau.{{cn}} Dengan latar belakang dan kepentingan etnis politis, masyarakat menyatakan konfrontasi terhadap pemerintahan Yazid bin Abdul-Malik cendrung kepada kemewahan dan kurang memperhatikan kehidupan rakyat.{{cn}} Kerusuhan terus berlanjut hingga masa pemerintahan khalifah berikutnya, [[Hisyam bin Abdul-Malik]] (724-743 M). Bahkan pada masa ini muncul satu kekuatan baru dikemudian hari menjadi tantangan berat bagi pemerintahan Bani Umayyah.{{cn}} Kekuatan itu berasal dari kalangan [[Bani Hasyim]] yang didukung oleh golongan mawali.{{cn}} Walaupun sebenarnya Hisyam bin Abdul-Malik adalah seorang khalifah yang kuat dan terampil. Akan tetapi, karena gerakan oposisi ini semakin kuat, sehingga tidak berhasil dipadamkannya.{{cn}}
 
Setelah [[Hisyam bin Abdul-Malik]] wafat, khalifah-khalifah Bani Umayyah yang tampil berikutnya bukan hanya lemah tetapi juga bermoral buruk. Hal ini semakin memperkuat golongan oposisi.{{cn}} Dan akhirnya, pada tahun 750 M, Daulah Umayyah digulingkan oleh [[Bani Abbasiyah]] yang merupakan bahagian dari Bani Hasyim itu sendiri, di mana [[Marwan bin Muhammad]], khalifah terakhir Bani Umayyah, walaupun berhasil melarikan diri ke Mesir, tetapi kemudian berhasil ditangkap dan terbunuh di sana.{{cn}} Namun, salah satu penerus bani umayyah yang bernama [[Abdurrahman Ad Dakhil|Abdurrahman Ad-dakhil]] dapat meloloskan diri pada tahun 755 M. Ia dapat lolos dari kejaran pasukan bani abbasiyah dan masuk ke Andalusia (Spanyol). Di Spanyol sebagian besar umat islam disana masih setia dengan bani umayyah.{{cn}} Ia kemudian mendirikan pemerintahan sendiri dan mengangkat dirinya sebagai amir (pemimpin) dengan pusat kekuasaan di Cordoba.<ref>buku K13 mapel PAI kelas 8</ref> Kematian Marwan bin Muhammad menandai berakhirnya kekuasaan Bani Umayyah di timur (Damaskus) yang digantikan oleh Daulah Abbasiyah, dan dimulailah era baru Bani Umayyah di Al-Andalus.{{cn}}
 
== Bani Umayyah di Andalus ==
{{Noref section}}
{{utama|Bani Umayyah Al-Andalus}}
 
[[Al-Andalus]] atau (kawasan [[Spanyol]] dan [[Portugis]] sekarang) mulai ditaklukan oleh umat [[Islam]] pada zaman khalifah Bani Umayyah, [[Al-Walid bin Abdul-Malik]] (705-715 M), di mana tentara Islam yang sebelumnya telah menguasai [[Afrika Utara]] dan menjadikannya sebagai salah satu propinsi dari dinasti Bani Umayyah.
Dalam proses penaklukan ini dimulai dengan kemenangan pertama yang dicapai oleh [[Tariq bin Ziyad]] membuat jalan untuk penaklukan wilayah yang lebih luas lagi. Kemudian pasukan Islam di bawah pimpinan [[Musa bin Nushair]] juga berhasil menaklukkan [[Sidonia]], [[Karmona]], [[Seville]], dan [[Merida]] serta mengalahkan penguasa kerajaan [[Goth]], [[Theodomir]] di [[Orihuela]], ia bergabung dengan Thariq di [[Toledo]]. Selanjutnya, keduanya berhasil menguasai seluruh kota penting di Spanyol, termasuk bagian utaranya, mulai dari [[Zaragoza]] sampai [[Navarre]].
 
Gelombang perluasan wilayah berikutnya muncul pada masa pemerintahan Khalifah [[Umar bin Abdul-Aziz]] tahun 99 H/717 M, di mana sasaran ditujukan untuk menguasai daerah sekitar pegunungan [[Pirenia]] dan [[Prancis Selatan]]. Pimpinan pasukan dipercayakan kepada [[AlAs-Samah bin Malik al-Khaulani|As-Samah]], tetapi usahanya itu gagal dan ia sendiri terbunuh pada tahun 102 H. Selanjutnya, pimpinan pasukan diserahkan kepada [[Abdurrahman bin Abdullah al-Ghafiqi]]. Dengan pasukannya, ia menyerang kota [[Bordeaux]], [[Poitiers]] dan dari sini ia mencoba menyerang kota [[Tours]], di kota ini ia ditahan oleh [[Charles Martel]], yang kemudian dikenal dengan [[Pertempuran Tours]], al-Ghafiqi terbunuh sehingga penyerangan ke [[Prancis]] gagal dan tentara muslim mundur kembali ke [[Spanyol]].
 
Pada masa penaklukan Spanyol oleh orang-orang [[Islam]], kondisi sosial, politik, dan ekonomi negeri ini berada dalam keadaan menyedihkan. Secara politik, wilayah Spanyol terkoyak-koyak dan terbagi-bagi ke dalam beberapa negeri kecil. Bersamaan dengan itu penguasa Goth bersikap tidak toleran terhadap aliran agama yang dianut oleh penguasa, yaitu aliran Monofisit, apalagi terhadap penganut agama lain, Yahudi. Penganut agama [[Yahudi]] yang merupakan bagian terbesar dari penduduk Spanyol dipaksa dibaptis menurut agama [[Kristen]]. Yang tidak bersedia disiksa, dan dibunuh secara brutal.
Baris 116 ⟶ 119:
Sewaktu penaklukan itu para pemimpin penaklukan tersebut terdiri dari tokoh-tokoh yang kuat, yang mempunyai tentara yang kompak, dan penuh percaya diri. Yang tak kalah pentingnya adalah ajaran [[Islam]] yang ditunjukkan para tentara Islam, yaitu toleransi, persaudaraan, dan tolong menolong. Sikap toleransi agama dan persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum [[muslimin]] itu menyebabkan penduduk [[Spanyol]] menyambut kehadiran [[Islam]] di sana.
 
== KronologiDaftar Bani UmayyahKhalifah ==
* [[661]] M- [[Muawiyah bin Abu Sufyan|Muawiyah]] menjadi khalifah dan mendirikan Bani Ummayyah.
* [[670]] M- Perluasan ke [[Afrika Utara]]. Penaklukan [[Kabul]].
Baris 169 ⟶ 172:
* [[Muhammad III (Umayyah)|Muhammad III]], 1023-1024
* [[Hisyam III]], 1027-1031
 
== Buku Pedoman ==
# ''[[Al-Bidayah wan Nihayah]]'', [[Ibnu Katsir]].
# ''Tarikh Khulafa''', [[As-Suyuthi]].
# ''Tarikh Bani Umayyah'', Al-Mamlakah Su'udiyyah.
# ''Tarikh Islamy'', [[Ibnu Khaldun]].
# Sejarah Bani Umayyah, Muhammad Syu'ub, Penerbit PT. Bulan Bintang.
 
== Lihat pula ==