Citak Mitak, Mappi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
citak mitak |
|||
(41 revisi perantara oleh 24 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 3:
|dati2=Kabupaten
|nama dati2=Mappi
|luas=- km
|penduduk=-
|kelurahan=-
|nama camat=- Herman Nahinde S.Sos
|kepadatan=- jiwa/km
|provinsi=Papua Selatan
}}
'''Citak Mitak''' adalah sebuah [[distrik (Papua)|distrik]] di [[Kabupaten Mappi]], [[Papua Selatan]], [[Indonesia]].
== Geografi ==
{{Kabupaten Mappi}}▼
Distrik Citak-Mitak merupakan sebuah wilayah yang terdapat di provinsi Papua Selatan yaitu sebuah wilayah yang terletak paling ujung timur Indonesia yang sering disebut dengan pulau Cendrawasih.
Masyarakat Papua memiliki kurang lebih 250 suku-suku besar yang
== Batas wilayah ==
Distrik Citak-Mitak memiliki
[[jv:Citak Mitak, Mappi] ▼
Wilayah Distrik Citak-Mitak terdapat sungai besar dan beberapa anak sungai, rawa-rawa, kali dan telaga yang berskala besar maupun kecil
▲Masyarakat Papua memiliki kurang lebih 250 suku-suku besar yang didalam suku besar tersebut terdapat sub-sub suku kecil dengan bahasa, budaya, adat istiadat, karakter hidup yang sangat beragam. Semua ini disebabkan oleh kondisi georafis yang sangat unik dan berbeda-beda antara satu wilayah dengan wilayah yang lainnya, dimana Alam Papua memiliki banyak sungai, kali, telaga, rawa-rawa sagu, hutan mangrove, gunung-gunung, bukit dan lembah serta lautan yang luas yang kesemuanya ini menjadi pemicu terjadinya perbedaan mendasar bagi masyarakat Papua. Sebagai orang Papua, masyarakat Citak-Mitak juga memiliki beragam ciri khas, seperti pola hidup, budaya dan adat istiadat yang berlainan.
Dengan kondisi geografis yang demikian, telah membagi wilayah Papua menjadi empat karakter/pola hidup masyarakat Papua secara umum yakni: ▼
5. wilayah pegunungan dengan karakter hidup mereka suka bertani/ bercocok tanam dan berburu. ▼
6. wilayah pantai atau masyarakat yang hidup di pinggir pantai bagian utara Papua, dan pulau-pulau, kehidupan keseharian mereka adalah mencari ikan (nelayan)▼
7. wilayah pesisir pantai selatan Papua, kehidupan keseharian mereka suka mencari ikan, meramu (menokok sagu) dan berburu▼
8. wilayah pedalaman atau masyarakat Papua yang hidup di daerah rawa-rawa dan sungai serta danau, mereka suka mencari ikan, nelayan, meramu(menokok sagu) dan bercocok tanam.▼
▲Secara administrasi Distrik Citak-Mitak terletak diantara lima kabupaten yakni,
▲• Bagian utara berbatasan dengan kabupaten Yahukimo dengan ibukota kabupaten Dekay
▲• Bagian selatan berbatasan dengan kabupaten merauke dengan ibu kota kabupaten Merauke
▲• Bagian barat berbatasan dengan kabupaten asmat dengan ibukota kabupaten Agats
▲• Bagian timur berbatasan dengan kabupaten boven digoel dan kabupaten pegunungan bintang dengan ibu kota kabupaten Oksibil
▲Distrik Citak-Mitak memiliki 26 Desa dan kampung dengan luas wilayah 7.026 KM. Jumlah penduduk di Distrik Citak-Mitak adalah kurang lebih 23944 jiwa, (data terakhir LMA 11 November 2006.)
=== Rawa ===
▲C. Hidrologi
Sebagian besar
▲1. Sungai
▲Wilayah Distrik Citak-Mitak terdapat sungai besar dan beberapa anak sungai, rawa-rawa, kali dan telaga yang berskala besar maupun kecil diantaranya dua sungai besar yang dapat dilayari oleh kapal laut, kapal motor yang berfungsi sebagai alat transportasi. Pada musim hujan aliran sungai relatif lebih besar di bandingkan dengan keadaan musim kemarau. Kedua sungai ini tidak dipengaruhi oleh air laut karena letaknya berada jauh dari air laut, kedua sungai tersebut adalah sungai daeram dan sungai wildeman. Keduan sungai tersebut sekaligus menjadi pembatas antara suku citak dan mitak. Suku citak menempati sepanjang aliran sungai daeram sedangkan suku mitak yakni(awuyu) menempati sepanjang aliran sungai wildeman.
▲Sebagian besar wilayah Citak-Mitak merupakan daerah dataran rendah yang berawa-rawa, dimana sifat rawa tersebut adalah besifat musiman artinya kalau musim hujan menjadi rawa dan kalau musim kemarau menjadi kering, namun demikian ada rawa yang sepanjang tahun tidak pernah kering antara lain rawa bitnew dan rawa vomu. rawa-rawa yang bisa di sebutkan adalah rawa bitnew, rawa epem, sunudam, rawa komasma rawa busiri, rawa keta dan rawa wonggi. Semua rawa-rawa ini memberikan potensi yang bagus bagi pertanian dan perikanan serta pariwisata namun sampai saat ini potensi tersebut belum digali dan diolah karena sumber daya alam tersebut belum mendapat perhatian yang serius dari pemerintah daerah khususnya pemerintahan Distrik Citak-Mitak.
== Demografi ==
▲Masyarakat Citak-Mitak juga memiliki beragam ciri khas, seperti pola hidup, budaya dan adat istiadat yang berlainan. Dengan kondisi geografis yang demikian, telah membagi wilayah Papua menjadi empat karakter/pola hidup masyarakat Papua secara umum yakni:
Masyarakat yang bermukim di wilayah Citak-Mitak merupakan kumpulan beberapa suku-suku dari seluruh suku bangsa di Papua. Dari sekian banyak suku/ etnis dan ras yang tinggal dan menetap di wilayah Citak-Mitak yang merupakan suku-suku asli Citak-Mitak adalah : suku Asmat Darat, suku Citak, suku Kombay, Suku Koroway , suku korfa dan suku korfey. Masyarakat di wilayah Citak-Mitak merupakan ras melanesia dengan ciri-ciri seperti masyarakat Papua pada umumnya, berambut keriting, kulit warna gelap dan postrua tubuuh yang tinggi dan tegap.▼
Dari beberapa suku-suku yang merupakan penduduk asli wilayah Citak-Mitak terdapat kesamaan dan perbedaan dari segi budaya dan adat istiadat, ini dikarenakan suku-suku berasal dari satu garis keturunan sejak jaman dahulu. Seperti suku citak, Asmat Darat dan Awuyu. Ketiga suku ini merupakan satu keluarga, namun pengaruh perang dan wilayah mengakibatkan mereka berpisah dan membentuk suku-suku baru di wilayah mereka masing-masing. Demikian pula dengan suku-suku kombay koroway korfey dan korfa.▼
Setelah mengetahui arti dari nama Citak maka masyarakat citak tidak menyukai dan mengatakan bahwa sebelum orang belanda memberikan nama citak kepada masyarakat wilayah tersebut, mereka telah mempunyai nama sesuai pemberian dari nenek moyang adalah KAU. KAU merupakan penyebutan nama terhadap suku-suku yang tersebar di wilayah Citak, sedang nama asli suku Asmat darat adalah Sirap yang artinya manusia.▼
▲
2. Bahasa▼
▲
Dengan banyaknya penyebaran suku-suku di wilayah Citak-Mitak ternyata berpengaruh pada bahasa yang di gunakan sehari-hari. Dari sisi ini dapat di temukan pula beberapa bahasa yang memiki kesamaan dan ada pula yang berbeda sama sekali.▼
▲
Suku Asmat Darat dan Suku citak mempunyai kesamaan bahasa, sehingga dalam berkomunikasi mereka dapat saling mengerti. Sedangkan suku mitak( awuyu) mempunyai kemiripan bahasa dengan kedua suku diatas namun dalam beberapa arti ternyata berbeda. Suku-suku yang berada di wilayah daeram jernih seperti suku koroway, kombay, korfey dan korfa memiliki kesamaan bahasa mereka juga memiliki kemiripan dengan suku awuyu di daerah mitak. Keempat suku ini sangat berbeda bahasa dengan ketiga suku tadi diatas seperti suku asmat darat, Citak dan mitak. ▼
▲
▲Masyarakat
▲Masyarakat di wilayah Citak-Mitak merupakan keturunan ras melanesia dengan ciri-ciri seperti masyarakat Pulau Papua pada umumnya, berambut keriting, kulit warna gelap dan postur tubuh yang tinggi dan tegap. Dari beberapa suku-suku yang merupakan penduduk asli wilayah Citak-Mitak terdapat kesamaan dan perbedaan dari segi budaya dan adat istiadat, ini dikarenakan suku-suku ini diperkirakan berasal dari satu garis keturunan
3. Pola kehidupan▼
Pada jaman seperti sekarang yang di kenal dengan jaman modern yang serba canggih karena diisi dengan era teknologi ternyata tidak dapat di rasakan oleh masyarakat yang berada di wilayah Citak-Mitak. kehidupan mereka sampai saat ini masih dikategorikan sebagai manusia primitif alias manusia yang masih hidup di jaman Batu. Hal ini dapat di katakan karena pola hidup mereka tidak pernah berubah, mereka masih memegang atau menganut sistem yang di wariskan turun temurun.▼
Nama "Citak" merupakan pemberian nama orang Belanda karena peneliti Belanda memasuki daerah ini dari Merauke melalui wilayah suku Awyu yang menyebut suku yang tinggal di daerah ini dengan nama Citak.<ref name="Antoni 2010 pp. 411–422">{{cite journal | last=Antoni | first=Alexander de | title=“Call Us Kau, Not Citak.” Constitutive Factors for the Ethnic Consciousness of an Asmat Subgroup | journal=Anthropos | publisher=Nomos Verlag | volume=105 | issue=2 | year=2010 | issn=0257-9774 | doi=10.5771/0257-9774-2010-2-411 | pages=411–422}}</ref> Pandangan beberapa kalangan seperti tokoh-tokoh adat dan para tua-tua adat, mengatakan bahwa pemberian nama citak kepada wilayah daeram kabur dan jernih merupakan satu pelecehan dan pemghinaan. Orang Belanda menggunakan kata "Citak" karena masyarakat di wilayah tersebut pada waktu itu suka memakan daging manusia, manusia berekor, manusia komodo, manusia cicak.{{Citation needed|date=November 2022}}
Daerah korfa, kombay, koroway dan korfey merupakan daerah di wilayah Citak-Mitak yang masih sangat terisolir. Meraka adalah masyarakat yan selalu di jadikan objek pariwisata oleh pemerintah karena mereka memiliki bentuk tubuh yang unik, yakni manusia berekor dan memiliki rumah tinggal yang sangat tinggi diatas pohon.▼
▲Setelah mengetahui arti dari nama Citak maka masyarakat citak tidak menyukai dan mengatakan bahwa sebelum orang belanda memberikan nama citak kepada masyarakat wilayah tersebut,{{Citation needed|date=November 2022}} mereka telah mempunyai nama sesuai pemberian dari nenek moyang adalah
▲Dengan banyaknya penyebaran suku-suku di wilayah Citak-Mitak ternyata berpengaruh pada bahasa yang
▲Suku Asmat Darat dan [[Suku
▲Pada
▲Daerah korfa, kombay, koroway dan korfey merupakan daerah di wilayah Citak-Mitak yang masih sangat terisolir. Meraka adalah masyarakat yan selalu di jadikan objek pariwisata oleh pemerintah karena mereka memiliki bentuk tubuh yang unik, yakni manusia berekor dan memiliki rumah tinggal yang sangat tinggi
Kebiasaan hidup yang tidak berubah ini ternyata mendatangkan pengaruh yang tidak baik, selain merekan di ekspost untuk kepentingan tertentu kehidupan mereka tidak pernah di rubah oleh pemerintah. Mereka masih menggantungkan hidupnya pada alam, dan berpindah-pindah.
Kebiasaan bertahan hidup dan mencari makan antara suku yang satu dengan suku yang lainnya di wilayah Distrik Citak-Mitak ternyata hampir sama. Suku Asmat darat, suku citak dan suku mitak mempunyai kebiasaan sehari-hari dalam mencari nafkah adalah berburu
Kehidupan dari ketiga suku ini ternyata telah berubah, ketiga suku ini dalam pembanguna ternyata lebih maju di bandingkan dengan keempat suku seperti koroway, korfey, kombay dan korfa. Ketiga suku tadi ternyata telah menetap dan telah mengadopsi budaya luar seperti berkebun. Mereka tidak lagi mengantungkan hidup pada alam seperti dulu.
Sementara keempat suku yang lainnya mengalami hal yang sebaliknya. Mereka dalam kehidupannya
== Referensi ==
{{reflist}}
▲{{Kabupaten Mappi}}
{{Authority control}}
|