PLN Indonesia Power: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Penambahan info
k →‎Sejarah: perbaikan info
 
Baris 33:
 
== Sejarah ==
Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1982 saat PLN melakukan [[restrukturisasi]] dan membentuk tiga unit sesuai fungsinya, yakni Unit Distribusi, Unit Pembangkitan, dan Unit Penyaluran. Pada bulan Oktober 1995, sebagai bagian dari [[restrukturisasi]] bisnis pembangkitan, PLN pun mendirikan perusahaan ini dengan nama '''PT PLN Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali I'''. Pada tahun 2000, nama perusahaan ini diubah menjadi '''PT Indonesia Power'''. Perusahaan ini lalu mendirikan PT [[Artha Daya Coalindo]], PT [[Cogindo Daya Bersama]], PT [[Rekadaya Elektrika]], PT [[Indo Pusaka Berau]], dan PT [[Indo Ridlatama Power]] berturut-turut pada tahun 1997, 1998, 2000, 2005, dan 2007. Pada tahun 2009, perusahaan ini mulai menyediakan jasa [[operasi dan pemeliharaan]] untuk pembangkit listrik milik perusahaan lain. Pada tahun 2010, perusahaan ini membentuk Unit Jasa Pembangkitan (UJP) Banten 2. Tiga tahun kemudian, perusahaan ini juga mendirikan PT [[Putera Indotenaga]].
 
Pada tahun 2014, perusahaan ini membentuk UJP Pangkalan Susu, Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan (UPJP) Priok, UPJP Kamojang, dan UPJP Bali. Setahun kemudian, perusahaan ini juga mulai mengoperasikan PLTDG Pesanggaran yang berkapasitas 200 MW di [[Bali]]. Pada tahun 2016, perusahaan ini membentuk UJP Cilegon. Antara tahun 2018 hingga 2020, perusahaan ini mulai mengoperasikan PLTU Muara Jawa yang berkapasitas 2x27,5 MW, PLTA Rajamandala yang berkapasitas 47 MW, PLTD Senayan yang berkapasitas 101 MW, dan PLTGU ''Add On'' Grati yang berkapasitas 183 MW. Antara tahun 2019 hingga 2020, perusahaan ini juga mulai mengoperasikan lima unit ''Mobile Power Plant'' (MPP) di Papua, yakni MPP Biak 2, MPP Merauke, MPP Sorong, MPP Nabire, dan MPP Manokwari yang total kapasitas terpasangnya sebesar 120 MW.