Defisit: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k Mengembalikan suntingan oleh 182.3.102.151 (bicara) ke revisi terakhir oleh Riiiv
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(33 revisi perantara oleh 22 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Defisit''' anggaran merupakan salah satu [[kebijakan fiskal]] yang menjadi perhatian dalam menjaga kesinambungan fiskal secara [[nasional]].{{Sfn|Mulyadi|2015|p=123}} Defisit [[anggaran]] merupakan selisih antara anggaran pendapatan dengan [[anggaran belanja]] yang nilainya negatif.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Prihatiningsih, Rachmad, dan Syamsuddin|first=A,. M|date=2013|title=Defisit Anggaran dan Implikasinya terhadap Perkembangan Ekonomi dan Kinerja Keuangan Kabupaten Tebo|url=https://media.neliti.com/media/publications/126731-ID-defisit-anggaran-dan-implikasinya-terhad.pdf|journal=Neliti|volume=1|issue=2|pages=97-108|doi=}}</ref> Belanja lebih besar dari pendapatan yang diperoleh. Meskipun demikian, terdapat konsepdan definisi anggaran yang tidak sama. Ketidaksamaan ini disebabkan oleh perbedaan [[metode]] pencatatan dan perbedaan tujuan analisis.{{Sfn|Mulyadi|2015|p=124}} Defisit anggaran pemerintah yang terjadi harus dibiayai dengan sumber-sumber yang mungkin dilakukan oleh pemerintah. Pembiayaan defisit anggaran seharusnya untuk mendanai pengeluaran pemerintah yang dapat meningkatkan [[produktivitas]] perekonomian, yaitu pengeluaran kapital pemerintah untuk [[investasi]].{{Sfn|Waluyo|2006|p=5}}
'''Defisit''' secara harfiah berarti adalah kekurangan dalam kas ke[[uang]]an. Defisit biasa terjadi ketika suatu [[organisasi]] (biasanya [[pemerintah]]) memiliki pengeluaran lebih banyak daripada penghasilan. Lawan dari defisit adalah [[surplus]].
Hal pertama yang harus dicatat, munculnya kekurangan dalam pendanaan di banyak negara merupakan hal yang klasik. Pemerintah di banyak negara juga mengenal defisit anggaran, bahkan sebelum penemuan istilah anggaran umum. Dulu, negara meminjam dari pedagang dan rentenir saat dalam kondisi membutuhkan, khususnya untuk membiayai perang, seremoni dan festival kerajaan, dan menanggulangi bencana.
Sunnah menunjukkan bahwa Nabi Saw. membutuhkan pendanaan dalam menjalankan roda pemerintahan. Beliau juga pernah beberapa kali meminjam kepada sejumlah Sahabat dan yang lainnya. Hal tersebut menunjukkan, pinjaman-pinjaman tersebut tidak dilakukan Rasulullah Saw. melainkan untuk kepentingan umat. Tidak sepeser pun dan sedikit pun dari pinjaman itu untuk kepentingan pribadinya. Tercatat, beliau pernah meminjam sejumlah 40 ribu dirham, dan meminjam baju besi dari Shafwan meskipun dalam hadis “baju besi” ini terdapat periwayat yang dicurigai kredibilitasnya.
Perlu juga dipaparkan, terjadinya defisit anggaran diakibatkan oleh beberapa faktor penting: adakalanya ia terjadi karena anggaran yang memang kurang, dan adakalanya pula cara atau metode pembiayaan yang mengakibatkan defisit. Defisit berarti, pemerintah mengkonsumsi lebih dari jumlah pendapatannya yang kemudian biaya kekurangannya itu diambilkan dari pendapatan individu. Ini artinya, total permintaan terhadap barang dan jasa berlebih jika dibandingkan dengan total penawaran. Pengertian ini dengan asumsi bahwa masyarakat terhalangi dari perdagangan luar negeri yang menyebabkan seluruh konsumsi individu harus ditekan untuk memberi ruang bagi konsumsi pemerintah yang berlebih.
Jika defisit anggaran didanai melalui prosedur pinjaman publik dalam negeri, tekanan moneter dari total permintaan pemerintah terhadap harga tidak akan terjadi—setidaknya dalam teori—karena sarana pembayaran individu yang kelebihan berhasil di serap, dan dengan demikian inflasi mata uang tidak terjadi karena kebijakan tersebut. Adapun apabila defisit dibiayai oleh pinjaman Bank Sentral—penerbitan mata uang—maka tekanan inflasi harga mata uang mulai muncul sebagai akibat adanya alat pembayaran yang berlebih daripada penawaran yang ada.
Adapun dalam sistem perekonomian yang terhubung dengan perdagangan internasional melalui ekspor dan impor, kelebihan konsumsi pemerintah dapat ditutupi oleh impor. Di sini, metode penanganan defisit juga berdampak besar terhadap konsekuensi yang muncul. Yaitu, apabila penanganan defisit anggaran ditutupi dengan penerbitan uang baru (ekspansi moneter) akan menyebabkan inflasi dan merosotnya nilai kurs mata uang lokal di hadapan mata uang aing. Pada akhirnya, penurunan kurs (nilai mata uang) juga akan meningkatkan defisit anggaran yang justru mempersulit penanganan defisit anggaran. Hal inilah yang membuat cara seperti ini tidak dapat diterapkan secara kontinyu dalam kebijakan ekonomi. Oleh karena itu, ajakan untuk mencapai stabilitas harga dan tukar selalu terfokus pada penyeimbangan pertumbuhan pertukaran uang, yang juga selalu terfokus pada keharusan penyeimbangan antara anggaran suatu negara dengan tidak menutupi defisit anggarannya dengan instrumen moneter.
#ALIH [[Nama halaman tujuan]]
{{ekonomi-stub}}
 
== Pendahuluan ==
Defisit anggaran merupakan salah satu [[kebijakan fiskal]] yang menjadi perhatian dalam menjaga kesinambungan fiskal secara nasional. Pengelolaan defisit anggaran dikerjakan dengan hati-hati dan transparan agar tidak menyebabkan dampak negatif terhadap perekonomian. Pengelolaan defisit anggaran yang tidak baik dapat menimbulkan [[Krisis ekonomi]].{{Sfn|Mulyadi|2015|p=123}} Peningkatan [[pajak]] akan mengakibatkan kenaikan total penerimaan pemerintah yang mengakibatkan defisit akan berkurang. Defisit anggaran yang melalui sektor perbankan dapat ditelusuri melalui [[neraca]] otoritas moneter dan neraca konsolidasi [[bank]] umum yang berupa perubahan net claim central government (NCG).{{Sfn|Waluyo|2006|p=1}} Pembiayaan defisit anggaran dengan menggunakan [[utang luar negeri]] dilatarbelakangi oleh pembiayaan defisit anggaran dengan [[pencetakan]] uang. APBN ampuh sebagai pengendali [[inflasi]] jika defisit anggaran ditutup dengan penambahan stok jumlah uang beredar.{{Sfn|Waluyo|2006|p=2}}
 
== Definisi ==
Defisit anggaran adalah selisih antara anggaran [[pendapatan]] dengan anggaran [[belanja]] yang nilainya negatif. Untuk menganalisis faktor apa saja yang dominan terhadap timbulnya defisit anggaran dapat dilihat sejauhmana pertumbuhan dari setiap komponen pendapatan dan belanja setiap tahunnya.<ref name=":0" /> Defisit anggaran juga dibiayai dengan [[pinjaman]] domestik. [[Negara berkembang|Negara-negara berkembang]] biasanya mengandalkan pinjaman domestik sebagai sumber pembiayaan defisit.{{Sfn|Mulyadi|2015|p=125}}
 
== Mekanisme ==
Defisit anggaran dibiayai dengan sumber-sumber yang dilakukan oleh pemerintah. Pembiayaan defisit anggaran seharusnya untuk mendanai pengeluaran pemerintah yang dapat meningkatkan [[produktivitas]] perekonomian, yaitu pengeluaran kapital pemerintah untuk [[investasi]]. Sumber pembiayaan defisit anggaran secara konvensional terdiri dari money financed dan bond financed defisit, yaitu pembiayaan dengan pencetakan uang dan pembiayaan dengan menerbitkan bonds atau [[obligasi]] negara. Secara garis besar ada dua cara pembiayaan defisit yaitu dengan pencetakan uang (money creation) dan utang (Debt). [[Sumber]] pembiayaan defisit berasal dari:Utang luar negeri, Utang dalam negeri, Pencetakan uang, [[Privatisasi]], dan Running down [[cadangan devisa]] pemerintah. Masing-masing [[mekanisme]] pembiayaan defisit memberikan pengaruh yang berbeda terhadap perekonomian baik sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama.{{Sfn|Waluyo|2006|p=4}}
 
== Pengaruh ==
Defisit anggaran pemerintah yang terjadi harus dibiayai dengan sumber-sumber yang mungkin dilakukan oleh [[pemerintah]]. Pembiayaan defisit anggaran semestinya untuk mendanai pengeluaran pemerintah untuk meningkatkan produktivitas [[perekonomian]]. Pembiayaan defisit anggaran secara konvensional bersumber dari money financed dan bond financed defisit. Pembiayaan defisit terbagi menjadi dua macam yaitu dengan pencetakan uang (money creation) dan utang (Debt). Defisit anggaran sangat berpengaruh terhadap suku bunga.{{Sfn|Waluyo|2006|p=5}}
 
== Referensi ==
[[Kategori:Ekonomi]]
<references />
 
== Daftar pustaka ==
 
* {{cite journal|last=Mulyadi|first=M. Syarif|date=2015|title=Analisis Tingkat Kepatuhan Pemerintah Daerah Terhadap Pengaturan Batas Defisit APBD|url=https://fiskal.kemenkeu.go.id/ejournal/index.php/kek/article/download/138/85|journal=Kajian Ekonomi dan Keuangan|publisher=|volume=19|issue=2|pages=122-138|issn=|ref={{sfnref|Mulyadi|2015}}||url-status=live}}
[[ar:عجز ميزانية الحكومة]]
*{{cite journal|last=Waluyo|first=Joko|date=2006|title=Pengaruh Pembiayaan Defisit Anggaran terhadap Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi: Suatu Simulasi Model Ekonomi Makro Indonesia 1970-2003|url=https://media.neliti.com/media/publications/164632-ID-none.pdf|journal=Kinerja|publisher=|volume=10|issue=1|pages=1-22|issn=|ref={{sfnref|Waluyo|2015}}||url-status=live}}
[[ba:Дефицит]]
[[bg:Бюджетен дефицит]]
[[ca:Dèficit fiscal]]
[[de:Haushaltssaldo]]
[[en:Government budget deficit]]
[[eo:Deficito]]
[[es:Déficit presupuestario]]
[[fa:کسری بودجه]]
[[fr:Déficit]]
[[he:גירעון תקציבי]]
[[io:Deficito]]
[[it:Deficit]]
[[ja:黒字と赤字]]
[[lt:Deficitas]]
[[ms:Defisit]]
[[nl:Begrotingstekort]]
[[pl:Deficyt budżetowy]]
[[pt:Défice]]
[[ro:Deficit bugetar]]
[[ru:Бюджетный дефицит]]
[[sr:Дефицит]]
[[sv:Budgetunderskott]]
[[tr:Bütçe açığı]]
[[uk:Бюджетний дефіцит]]
[[vi:Thâm hụt ngân sách]]
[[zh:赤字]]