Ignatius Sandyawan Sumardi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Perbaikan kesalahan ketik Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler |
||
(37 revisi perantara oleh 29 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox
|type =
name = Ignatius Sandyawan Sumardi, [[Yesuit|SJ]] |▼
|honorific-prefix =
|honorific-suffix =
birth_place = [[Jeneponto]], [[Sulawesi Selatan]] |▼
|title =
occupation = [[biarawan]], [[pengajar]], [[aktivis LSM]] |▼
|image =
|imagesize =|alt =|caption =
|elected =|appointed =
|term =
|term_start =
|quashed =
|term_end =
|predecessor =
|opposed = |successor =
|other_post =
<!---------- Orders ---------->
|ordination = 21 Juli 1988 <br />({{age in years and days|1988|7|21}}) |ordinated_by =
|consecration = |consecrated_by =
|cardinal = |rank =
<!---------- Personal details ---------->
|birth_date = {{birth date|1958|11|23}}
|death_date =|death_place =|buried =
|nationality = [[Indonesia]]
|religion = [[Gereja Katolik Roma|Katolik Roma]]
|residence =
|parents =
|profession =
|previous_post = {{unbulleted list|}}
|alma_mater =
|motto =
|signature = |coat_of_arms =
|feast_day =|venerated=|saint_title =|beatified_date =|beatified_place =|beatified_by =
|canonized_date =|canonized_place =|canonized_by =
|attributes =|patronage =|shrine =|suppressed_date =|other =
}}
'''Ignatius Sandyawan Sumardi''' ({{lahirmati|[[Jeneponto]], [[Sulawesi Selatan]]|23|11|1958}}) adalah seorang aktivis sosial, pengajar, dan mantan pastor [[Indonesia]].
== Biografi ==
Ia besar di [[Makassar]] dan akrab dipanggil dengan Bapak Sandy, bernama kecil Kuncoro, dan dikenal juga dengan julukan "Romo Pemulung". Ia melakukan aneka kegiatan sosial dengan penuh komitmen . Karyanya diakui melintas batas agama, suku, atau ras. Namun pada tahun 2006, ia menanggalkan jubah pastornya.<ref>Sandyawan (SJ?). http://www.ekaristi.org/forum/viewtopic.php?t=5477&view=previous {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160917163204/http://www.ekaristi.org/forum/viewtopic.php?t=5477&view=previous |date=2016-09-17 }}</ref>
Sandyawan merupakan anak bungsu dari delapan bersaudara keluarga Andreas Sumardi (pensiunan Letnan Satu Polisi) dan Suzana.
Menjelang usia sekolah, ia mengikuti keluarganya pindah ke [[Banjarnegara]], [[Jawa Tengah]]. Di kota inilah Sandyawan menamatkan sekolah dasarnya. Ketika ia baru saja duduk di bangku SMP, ayahnya dipindahkan lagi ke Bantul. Akhirnya, di sinilah ia menamatkan SMP-nya.
Selepas SMP, atas pilihannya sendiri, Sandyawan kemudian meneruskan pelajarannya ke [[Seminari Petrus Kanisius Mertoyudan|Seminari Menengah Santo Petrus Kanisius]], Mertoyudan, [[Magelang]]. Setelah lulus dari [[Seminari Petrus Kanisius Mertoyudan|Seminari Menengah Santo Petrus Kanisius]], Mertoyudan, [[Magelang]], ia pun memutuskan untuk masuk kuliah ke [[Seminari|Seminari Tinggi]] di Yogyakarta.
Atas kegiatannya menyertai mereka yang dimarjinalkan, Pastor [[Yesuit]] yang ditahbiskan pada tahun 1988 ini, sering berhadapan dengan aparat keamanan. Ia pernah ditahan di Kodim Jakarta Timur, dilempar kursi oleh aparat saat membantu masyarakat di daerah Pedongkelan, Jakarta yang digusur dan rumah-rumahnya dibakar. Ketika berada di Yogyakarta, ia pun aktif membina para tukang becak serta membantu biarawan dan budayawan [[
== Aktivitas
Interaksi Sandyawan dengan kehidupan masyarakat kecil semakin
Penyamarannya yang pertama adalah sebagai buruh pabrik gula di [[Kendal]], [[Jawa Tengah]]. Di sana, selama sebulan penuh, Sandyawan bekerja sebagaimana layaknya seorang buruh pabrik gula: mengangkat tebu ke truk dan lori, lalu memisah-misahkan akar, batang, dan klaras tebu untuk kemidian diolah di pabrik. Pada musim liburan berikutnya, ia kembali menyamar dan berbaur namun kali ini sebagai petani di sebuah desa di Wonosari.
Baris 26 ⟶ 59:
Sandyawan juga pernah menyamar dan berbaur dengan para buruh pabrik di kawasan Jakarta Timur, seperti Cibubur, Ciracas, dan Cijantung. Penyamarannya yang paling lama yakni dua bulan lebih adalah bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik susu di kawasan Cijantung. Selama menyamar dan berbaur inilah ia banyak berbicara dan bertukar-pikiran dengan para buruh tentang masalah-masalah perburuhan yang mereka hadapi.
Di sela-sela masa perkuliahan jurusan Teologi pada [[Seminari|Seminari Tinggi]] di Yogyakarta itulah, Sandyawan pernah menjadi koordinator perkampungan sosial di Pingit, Yogyakarta. Di sini ia mendampingi para keluarga gelandangan yang biasa berkeliaran di kawasan Malioboro. Bersama beberapa temannya, Sandyawan juga pernah membantu Romo [[
Pada tahun 1988, Sandyawan ditahbiskan menjadi Pastor dari Serikat/Ordo [[Yesuit]].
Setahun setelah ditahbiskan, Sandyawan pun bergabung dengan [[Institut Sosial Jakarta]] (ISJ). LSM yang didirikan pada tahun 1985 oleh beberapa rohaniawan dan biarawan Katolik itu semula bernama Biro Konsultasi Ketenagakerjaan. Kegiatannya, semula juga hanya terbatas pada pendampingan buruh-buruh pabrik yang menghadapi masalah-masalah dalam pekerjaannya. Tak lama kemudian, Sandyawan pun diserahi tanggungjawab sebagai Direktur Pelaksananya.
Baris 38 ⟶ 71:
Sandyawan juga pernah berurusan dengan aparat keamanan, yaitu saat maraknya pembersihan becak di akhir era 1980-an. Bahkan, ia sempat ditahan beberapa hari di Kodim Jakarta Timur, karena dituduh mengkoordinasi aksi perlawanan para tukang becak di Jakarta. Selama dua hari dua malam ia dimintai keterangan di hadapan penyidik mengenai persoalan aksi perlawanan tersebut. Memang, ketika itu Sandyawan sempat mengumpulkan ratusan tukang becak untuk mengadukan masalah mereka ke DPR. Sebuah pertemuan para tukang becak yang dipimpinnya sempat dikepung oleh aparat keamanan.
Pendampingan dan pembelaan terhadap kaum pinggiran itu kerap kali mengundang
Keterlibatan Sandyawan dalam pembelaan dan penegakan Hak Asasi Manusia berlanjut melalui perannya sebagai Sekretaris Tim Relawan Penanganan Korban Kerusuhan Peristiwa [[27 Juli]] [[1996]].
Pada tahun 1996 Romo Sandy bersama kakaknya Benny Sumardi, juga pernah ditangkap dan disidang dengan tuduhan membantu gerakan [[Partai Rakyat Demokratik]] (PRD).
Baris 48 ⟶ 81:
Pada [[10 Desember]] 1996, Romo Sandy dianugerahi [[Yap Thiam Hien Award]] 1996.
Setelah peristiwa [[kerusuhan Mei 1998]], bersama [[Tim Relawan untuk Kemanusiaan]], aktif mendata korban dan mengungkap fakta-fakta dibalik kerusuhan tersebut.
== Keputusan Melepas Jubah Pastor ==
Sandyawan melepas jubah pastornya untuk lebih berkonsentrasi dan penuh komitmen dalam melakukan aneka kegiatan sosial, salah satunya di Kampung Pulo. Hal ini diakuinya saat mengatakan bahwa ia tidak ingin dipanggil Romo lagi melainkan ingin dipanggil Bapak.<ref>http://islambergerak.com/2015/08/sandyawan-soemardi-problem-kampung-pulo-bukan-soal-uang-atau-ganti-rugi-tapi-soal-harga-diri/</ref> Hal ini juga ditegaskan saat berbagi pengalaman berteologi bersama masyarakat pinggiran Kali Ciliwung di forum Simposium Teologi Pembebasan Asia pada tahun 2014, ia hadir sebagai mantan pastor Yesuit.<ref>http://indonesia.ucanews.com/2014/02/27/dua-mantan-yesuit-berbagi-pengalaman-praktik-teologi-di-simposium-teologi-pembebasan/{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
== Referensi ==
{{reflist}}
== Pranala luar ==
* [http://www.advokasi.com/lacak/lacak.php?sub=Mei&id=29 Lebih Jauh Dengan I. Sandyawan Sumardi, [[Yesuit|SJ]]]▼
* [http://www.xs4all.nl/~peace/pubind/mb/exrs.html Eksepsi Romo Sandyawan, [[Yesuit|SJ]]]▼
* {{id}} [http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/1996/12/20/0017.html Profil: Romo I. Sandyawan] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060623102040/http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/1996/12/20/0017.html |date=2006-06-23 }}
{{DEFAULTSORT:Sumardi, Ignatius Sandyawan}}▼
▲* {{id}} [http://www.advokasi.com/lacak/lacak.php?sub=Mei&id=29 Lebih Jauh Dengan I. Sandyawan Sumardi,
▲{{DEFAULTSORT:Sumardi, Ignatius Sandyawan}}
[[Kategori:Kelahiran 1958]]
[[Kategori:Aktivis Indonesia]]
[[Kategori:Pejuang HAM]]
[[Kategori:Tokoh Katolik Indonesia]]
▲[[en:Sandyawan Sumardi]]
|