Dataran tinggi Seko: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k memindahkan Dataran Tinggi segitiga, Sulsel,Sulbar dan Sulteng ke Seko: nama daerah |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(33 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{for|hal-hal lain yang memiliki nama atau sebutan sama|Seko (disambiguasi)}}
[[Berkas:Seko_paddy_field.jpg|jmpl|275px|Hamparan sawah padi di dataran tinggi Seko.]]
'''Seko''' adalah [[dataran tinggi]] yang terletak pada ketinggian ±1200–1800 mdpl, tepatnya di segitiga perbatasan antara provinsi [[Sulawesi Barat]], [[Sulawesi Selatan]], dan [[Sulawesi Tengah]] di [[Indonesia]].<ref name="kompas">{{cite web|title= Naik Ojek Termahal di Indonesia Menuju Seko|publisher=Kompas.com|accessdate=28 Juni 2014|url= http://travel.kompas.com/read/2014/06/25/1013098/Naik.Ojek.Termahal.di.Indonesia.Menuju.Seko}}</ref>
==Geografi==
Secara geografis, dataran tinggi Seko terbagi menjadi 3 bagian, yaitu Seko Padang di bagian paling timur, Seko Tengah, dan Seko Lemo. Dataran tinggi Seko berada di sekitar [[Pegunungan Tokalekaju]] yang diapit oleh [[Pegunungan Quarles]] dan [[Pegunungan Verbeek|Verbeek]]. Letaknya berada tepat di bagian tengah [[Pulau Sulawesi]], sehingga daerah ini sering disebut sebagai "Jantung Sulawesi" (''Hart van Celebes''). Secara keseluruhan, dataran tinggi Seko memiliki luas sekitar 2.109,19 km². Dataran tinggi Seko termasuk kedalam wilayah administratif kecamatan [[Seko, Luwu Utara|Seko]] yang merupakan kecamatan terluas dan terjauh dengan jarak sekitar 120 km dari ibu kota [[Kabupaten Luwu Utara]]. Kecamatan ini berpenduduk sekitar 14.000 jiwa yang terdiri dari 12 desa yang semuanya sudah berstatus definitif. Kecamatan Seko berada pada ketinggian antara 1.113–1.485 mdpl, dengan topografi sebagian besar wilayahnya berbukit-bukit.
==Transportasi==
Sarana transportasi untuk mencapai Seko dari kecamatan terdekat, [[Masamba, Luwu Utara|Masamba]], dapat dilakukan melalui jalur udara dengan pesawat perintis, atau jalur darat menggunakan [[ojek]].<ref name="kompas"/> Jalur darat yang dilalui ojek masih berupa jalan tanah yang memiliki banyak rintangan seperti lebar jalan yang sempit dan kondisi tanah basah sehingga cenderung sulit dilalui kendaraan biasa. Perjalanan menggunakan ojek dapat menghabiskan waktu 2-3 hari. Kesulitan untuk menuju Seko menyebabkan ongkos transportasi menggunakan ojek mencapai Rp 1 juta per-orang.<ref name="kompas"/>
==Ekonomi dan budaya==
Di dataran tinggi Seko terdapat 9 wilayah adat yang dihuni oleh [[suku Seko]], yakni Hono', Lodang, Turong, Singkalong, Ambalong, Hoyane, Pohoneang, Kariango, dan Beroppa'. Wilayah-wilayah adat ini dikenal sebagai wilayah yang memiliki sumber daya alam melimpah, mulai dari hasil hutan, mineral, ternak, pertanian, dan perkebunan.
Setidaknya terdapat empat bahasa yang termasuk [[rumpun bahasa Seko]], yaitu [[Bahasa Seko Padang|Seko Padang]], [[Bahasa Seko Tengah|Seko Tengah]], [[Bahasa Panasuan|Panasuan]], dan [[Bahasa Budong-Budong|Budong-Budong]].<ref name="seko">{{en}} {{cite journal|title= The Seko Languages of South Sulawesi: a Reconstruction*|publisher= SIL International|author= Laskowske, Tom| url=http://www-01.sil.org/asia/philippines/ical/papers/laskowske-Proto%20Seko.pdf}}</ref> Penutur bahasa-bahasa tersebut berada di sepanjang aliran [[Sungai Karama]].<ref name="seko"/>
== Referensi ==
{{reflist}}
[[Kategori:Sulawesi Barat]]
[[Kategori:Sulawesi Selatan]]
[[Kategori:Sulawesi Tengah]]
[[Kategori:Dataran tinggi di Indonesia]]
{{Indonesia-stub}}
|