Peranan seks dan gender dalam Gereja Katolik: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
|||
(17 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Gereja Katolik}}
[[Berkas:Weddingring-JH.jpg|
</ref>]]
'''Peranan seks dan gender dalam Gereja Katolik''' telah menjadi subjek intrik maupun kontroversi sepanjang sejarah Gereja. Pengaruh kultural [[Gereja Katolik]] telah menyebar luas, terutama pada masyarakat Barat.<ref name="Orlandis">Orlandis, preface</ref> Konsep-konsep Kristiani, yang diperkenalkan oleh Gereja ke dalam masyarat-masyarakat di seluruh dunia yang menerima penginjilan, memiliki suatu dampak yang signifikan pada pandangan-pandangan kultural yang terbentuk dalam hal [[Gender dan agama|peranan seks dan gender]]. Pengurbanan manusia, perbudakan, infantisida, dan poligami yang dipraktikkan oleh budaya-budaya seperti yang dimiliki Kekaisaran Romawi, Eropa, Amerika Latin, dan sebagian Afrika<ref name="Bokenkotter56">Bokenkotter, p. 56.</ref><ref name="Noble230"/><ref name="Noble445">Noble, p. 445.</ref><ref name="Stearns65">Stearns, p. 65-66.</ref><ref name="Hastings309">Hastings, p. 309.</ref> berakhir melalui upaya-upaya penginjilan Gereja. Para sejarawan mencatat bahwa misionaris-misionaris Katolik, para paus dan [[ordo keagamaan Katolik|kaum religius]] termasuk di antara para pemimpin dalam kampanye-kampanye menentang perbudakan, suatu kelembagaan yang telah ada di hampir semua kebudayaan<ref name="Chadwick242">Chadwick, Owen p. 242.</ref><ref name="Noll137">Noll, p. 137–140.</ref><ref name="Duffy221">Duffy, p. 221</ref> dan
Praktik-praktik seksual dalam budaya-budaya tersebut dipengaruhi oleh konsep Kristiani tentang kaum pria, kesetaraan kaum wanita. Menurut Gereja, tindakan seksual adalah suci di dalam konteks relasi suami-istri yang mencerminkan suatu anugerah timbal-balik seumur hidup dan lengkap antara seorang pria dan seorang wanita,<ref name="Kreeft245">Kreeft, p. 245</ref> satu hal yang merintangi poligami dan pergundikan sehingga menjadi umum dalam budaya-budaya sebelum hadirnya Kekristenan. Kesetaraan kaum pria dan kaum wanita yang tercermin dalam ajaran Gereja bahwa kedua jenis kelamin itu dimaksudkan oleh rancangan ilahiah untuk berbeda dan saling melengkapi, masing-masing memiliki martabat yang sama dan diciptakan berdasarkan citra Allah,<ref name="Kreeft, p. 244">Kreeft, p. 244</ref> juga merupakan suatu konsep budaya-tandingan.
== Ajaran resmi Gereja tentang kasih suami-istri dan isu-isu seksual ==
Menurut Gereja, manusia adalah makhluk seksual yang identitas seksualnya harus diterima dalam kesatuan tubuh dan jiwanya.<ref
<blockquote>Bagaimanapun, orang-orang muda selalu mencari keindahan dalam cinta. Mereka menginginkan cinta mereka menjadi indah. Jika mereka menyerah pada kelemahan, dengan mengikuti model perilaku yang secara tepat dapat dianggap sebagai suatu 'skandal dalam dunia masa kini' (dan sayangnya model ini menyebar luas), dalam kedalaman hatinya mereka masih mendambakan suatu cinta yang murni dan indah. Hal ini berlaku pada anak laki-laki sebagaimana juga anak perempuan. Pada akhirnya, mereka menyadari bahwa hanya Allah yang dapat memberikan mereka cinta semacam ini. Alhasil mereka bersedia untuk mengikuti Kristus, tanpa mempedulikan pengorbanan-pengorbanan yang mungkin menuntutnya.<ref>John Paul II, p. 123</ref></blockquote>
Baris 14:
{{Main|Teologi seksualitas Katolik}}
Gereja Katolik mengajarkan bahwa antara kehidupan manusia dan seksualitas manusia adalah tidak dapat dipisahkan.<ref>{{KGK|pp=2331-2400}}</ref> Karena umat Katolik meyakini kalau [[Allah dalam Kekristenan|Allah]] menciptakan umat manusia menurut keserupaan dan [[citra Allah|citra-Nya]] sendiri, serta "Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu sungguh amat baik",<ref>Kejadian 1:31</ref> Gereja mengajarkan bahwa seks dan [[teologi tubuh Katolik|tubuh manusia]] adalah baik pula. Gereja memandang ungkapan cinta kasih antara suami dan istri sebagai suatu bentuk aktivitas manusia yang ditinggikan, menyatukan suami dan istri dalam pemberian diri timbal balik yang sepenuhnya, dan membuka hubungan mereka akan kehidupan baru. [[Paus Paulus VI]] menulis dalam ensiklik ''[[Humanae vitae]]'' bahwa, "Aktivitas seksual, yang di dalamnya suami dan istri saling bersatu secara intim dan [[kemurnian (kebajikan)|murni]], yang melaluinya kehidupan manusia diteruskan, adalah 'luhur dan berharga' sebagaimana diingatkan oleh Konsili baru-baru ini."<ref>{{en}} {{cite web |url=http://www.vatican.va/holy_father/paul_vi/encyclicals/documents/hf_p-vi_enc_25071968_humanae-vitae_en.html |title=Humanae Vitae - Encyclical Letter of His Holiness Paul VI on the regulation of birth, 25 July 1968 |author=Paul VI |date=25 July 1968 |publisher= |accessdate=6 January 2015 |deadurl=yes |archiveurl=
Gereja mengajarkan bahwa hubungan seksual memiliki suatu [[teleologi|tujuan]]; dan melakukannya di luar pernikahan adalah bertentangan dengan tujuannya.<ref name="Kreeft245">Kreeft, p. 245</ref> Menurut ''[[Katekismus Gereja Katolik]]'', "cinta kasih suami-istri ... dimaksudkan untuk suatu kesatuan personal yang mendalam, suatu kesatuan yang melampaui persatuan dalam satu daging serta mengarah pada pembentukan satu hati dan jiwa",<ref>{{KGK|1643|long=yes}}</ref> karena ikatan pernikahan merupakan suatu tanda [[Kasih Allah dalam Kekristenan|cinta kasih]] antara Allah dan manusia.<ref>{{KGK|1617|long=yes}}</ref>
==== Panggilan kemurnian ====
Ajaran Gereja tentang perintah keenam mencakup suatu pembahasan mengenai [[kemurnian (kebajikan)|kemurnian]]. ''Katekismus'' menyebutnya suatu "[[tujuh kebajikan|kebajikan]] moral ... suatu anugerah dari Allah, suatu rahmat, suatu buah dari upaya rohaniah."<ref name="USCAT405"/> Gereja memandang seksualitas lebih dari sekadar tindakan fisik; seksualitas berdampak pada seluruh tubuh dan jiwa, sehingga Gereja mengajarkan bahwa kemurnian merupakan suatu kebajikan dan semua orang dipanggil untuk meraihnya.<ref name="USCAT405"/> Kemurnian didefinisikan sebagai kesatuan batin seseorang dalam "keberadaannya sebagai makhluk jasmani dan rohani" yang berhasil mengintegrasikan seksualitasnya dengan keseluruhan kodratnya sebagai manusia.<ref name="USCAT405"/> Untuk memperoleh kebajikan ini, setiap orang dihimbau untuk masuk ke dalam "pekerjaan sulit dan panjang" penguasaan diri yang dibantu oleh pertemanan, rahmat Allah, kematangan serta pendidikan "yang menghormati dimensi moral dan rohani kehidupan manusia."<ref name="USCAT405">USCCB, pp. 405–406</ref> ''Katekismus'' mengkategorikan pelanggaran-pelanggaran terhadap perintah keenam ke dalam dua kategori: "pelanggaran terhadap kemurnian" dan "pelanggaran terhadap martabat perkawinan".<ref name="Cat2331"/>
==== Pelanggaran terhadap kemurnian ====
''Katekismus'' mencantumkan "pelanggaran-pelanggaran terhadap kemurnian"<ref name="Cat2331">{{KGK|pp=2331|end=2400|long=yes}}</ref> dengan urutan meningkat kadar keseriusannya menurut [[Peter Kreeft]]:<ref name="Kreeft247">Kreeft, pp. 247–248</ref>
# [[Hawa nafsu]]: Gereja mengajarkan bahwa kesenangan seksual adalah baik dan dimaksudkan demikian oleh Allah bagi pasangan suami-istri agar "mengalami kesenangan serta kenikmatan tubuh dan roh". Hawa nafsu tidak dimaksudkan pada kesenangan seksual seperti demikian, bukan pula kegembiraan di dalamnya ataupun keinginan untuk itu dalam konteks yang benar.<ref>Kreeft, p. 246</ref> Hawa nafsu merupakan hasrat seksual yang mencari kesenangan di luar tujuan yang telah ditetapkan untuk [[reproduksi|prokreasi]] serta persatuan pria dan wanita, tubuh dan jiwa, dalam tindakan penyerahan diri timbal-balik.<ref name="Kreeft247"/>
# [[Pandangan agama tentang masturbasi|Masturbasi]] dipandang berdosa dengan alasan yang sama sebagaimana hawa nafsu tetapi satu tingkat di atas hawa nafsu karena melibatkan suatu tindakan fisik, bukan pikiran saja.<ref name="Kreeft247"/>
# Percabulan atau [[fornikasi]] adalah hubungan seksual antara seorang pria dengan seorang wanita tanpa ikatan perkawinan. Perbuatan ini dipandang bertentangan dengan martabat pribadi-pribadinya dan seksualitas manusia karena secara kodrati tidak terarah pada kebaikan pasangan ataupun penghasilan keturunan dan pendidikan anak-anak.<ref name="Kreeft247"/>
# [[Pandangan agama tentang pornografi|Pornografi]] menempati peringkat lebih tinggi kadar keberdosaannya karena dipandang sebagai suatu penyimpangan tindakan seksual yang dimaksudkan untuk disebarkan kepada pihak ketiga untuk dilihat.<ref name="Kreeft247"/>
# Prostitusi dipandang berdosa baik bagi penjajanya maupun konsumennya; tindakan ini merendahkan seorang pribadi menjadi sebuah alat kesenangan seksual, melanggar martabat manusia, dan membahayakan masyarakat. Bobot dosanya lebih kecil pada penjaja yang dipaksa untuk melakukan tindakan ini karena kemiskinan ekstrem, pemerasan, atau tekanan sosial.<ref name="Kreeft247"/>
# Pemerkosaan adalah suatu tindakan yang pada hakikatnya adalah jahat, yang dapat menyebabkan kerugian berat bagi korbannya sepanjang hidupnya.
# Inses ([[hubungan sedarah]]) dalam bentuk "pemerkosaan anak-anak oleh orang tuanya atau kerabat dewasa lainnya" atau "oleh mereka yang bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak yang dipercayakan kepada mereka" dipandang sebagai dosa seksual yang paling mengerikan.<ref name="Cat2331"/><ref name="Kreeft247"/>
=== Cinta kasih antara suami dan istri ===
[[Berkas:Weyden Matrimony.jpg|jmpl|200px|ka|Perkawinan, ''[[Triptik Tujuh Sakramen]]'', karya [[Rogier van der Weyden]], {{c.}} 1445.]]
Menurut ajaran Gereja, cinta suami-istri dimaksudkan untuk meraih suatu tujuan ganda perkawinan yang tak terputuskan: persatuan suami-istri dan penerusan kehidupan.<ref name="USCAT408"/> Aspek persatuan (unitif) meliputi pemberian keberadaan masing-masing pribadi pasangan suami-istri sehingga "mereka bukan lagi dua, melainkan satu."<ref name="USCAT408"/> [[Sakramen Perkawinan (Gereja Katolik)|Sakramen Perkawinan]] dipandang sebagai penyegelan Allah atas persetujuan pasangan suami-istri untuk saling memberikan diri satu sama lain. Ajaran Gereja mengenai status perkawinan mensyaratkan pasangan suami-istri saling menerima kegagalan dan kesalahan pasangannya, serta mengakui bahwa "panggilan menuju kekudusan dalam perkawinan" merupakan suatu hal yang memerlukan proses perubahan dan pertumbuhan rohani yang dapat berlangsung seumur hidup.<ref name="USCAT408">USCCB, p. 408</ref>
=== Kesuburan dalam perkawinan, kesenangan seksual, pengaturan kelahiran ===
Sepanjang sejarah Gereja, berbagai pemikir Katolik telah mengajukan opini-opini berbeda seputar kesenangan seksual. Beberapa memandangnya berdosa, sementara yang lainnya tidak setuju.<ref name="Ecstasy">Gardella, pp. 10–13</ref> Tidak ada posisi resmi Gereja terkait hal ini hingga [[Konsili Trente]] tahun 1546 memutuskan bahwa "[[konkupisensi]]" mendatangkan dosa, tetapi, konkupisensi itu sendiri bukan dosa.<ref name="Ecstasy"/> Pada tahun 1679, [[Paus Innosensius XI]] menegaskannya dengan mengutuk "hubungan seks dalam perkawinan yang dilakukan untuk kesenangan saja".<ref name="Ecstasy"/> Posisi Gereja mengenai aktivitas seksual dapat dirangkum dengan kata-kata: "aktivitas seksual hanyalah dimiliki dalam perkawinan sebagai suatu ekspresi persatuan dan penyerahan diri secara total, serta selalu terbuka kepada kemungkinan adanya kehidupan baru." Tindakan-tindakan seksual dalam perkawinan dipandang "luhur dan terhormat" serta dimaksudkan untuk dinikmati dengan "kegembiraan dan rasa syukur."<ref name="USCAT408">USCCB, p. 408</ref>
Keberadaan [[Pandangan Kristen tentang kontrasepsi|pengaturan kelahiran buatan]] telah ada sebelum Kekristenan; Gereja Katolik telah mengutuk metode-metode ini sepanjang sejarahnya.<ref name="Saunders">{{en}} {{cite web | last =Saunders | first =William | title =Teachings about contraception found in Scripture | work =The Catholic Herald | publisher = | date =4 September 2008 | url =http://www.madisoncatholicherald.org/2008-09-04/columns.html | accessdate =13 May 2009 }}</ref> Gereja Katolik menanggapi penerimaan praktik kontrasepsi buatan oleh [[Gereja Inggris]] pada tahun 1930 dengan mengeluarkan ensiklik kepausan ''[[Casti connubii]]'' pada tanggal 31 Desember 1930. Ensiklik kepausan ''[[Humanae vitae]]'' yang dikeluarkan pada tahun 1968 merupakan suatu penegasan kembali pandangan Gereja Katolik berdasarkan tradisinya dalam hal perkawinan dan hubungan suami istri, serta berisi kecaman lanjutan terhadap pengendalian kelahiran buatan (artifisial).<ref name="Saunders"/>
Gereja memandang ''keluarga besar'' sebagai berkat. Gereja juga mengakui bahwa menjadi orang tua yang bertanggung jawab terkadang membutuhkan pengaturan jarak yang wajar atau pembatasan kelahiran dan memandang [[keluarga berencana alami]] dapat diterima secara moral, tetapi menolak semua metode [[Pandangan Kristen tentang kontrasepsi|kontrasepsi]] buatan.<ref name="Schreck315"/> Gereja menolak segala bentuk [[Tanggapan agama terhadap teknologi reproduksi berbantuan|pembuahan dan inseminasi buatan]] karena teknik-teknik tersebut memisahkan tindakan seksual dari proses penciptaan seorang anak. ''Katekismus'' menyatakan, "Anak bukanlah sesuatu yang dapat dituntut oleh seseorang, tetapi merupakan suatu ''anugerah'' ... 'anugerah luar biasa dalam perkawinan.{{'"}}<ref name="Schreck315">Schreck, p. 315</ref>
Sejumlah umat Katolik dan non-Katolik menyatakan ketidaksetujuan mereka terhadap dukungan Gereja atas keluarga berencana alami sebagai suatu bentuk pengaturan kelahiran yang layak, serta berpendapat bahwa penolakan terhadap pengendalian kelahiran buatan berkontribusi pada overpopulasi dan kemiskinan.<ref>{{en}} {{cite news | title =Is the Vatican wrong on population control? | publisher = BBC News| url =http://news.bbc.co.uk/1/hi/talking_point/382895.stm | accessdate = 8 April 2009 | date=9 July 1999}}</ref> Penolakan Gereja atas penggunaan [[kondom]] utamanya dikritik berkenaan dengan negara-negara di mana insiden [[AIDS]] dan [[HIV]] telah mencapai tingkatan epidemi. Dalam pembelaannya, umat Katolik mencontohkan negara-negara seperti Kenya dan Uganda di mana dianjurkan perubahan perilaku—bukannya penggunaan kondom—dan di mana telah diperoleh kemajuan yang lebih baik dalam mengendalikan penyakit tersebut daripada di negara-negara yang mempromosikan penggunaan kondom saja.<ref>{{en}} {{citation | last =Dugger | first =Celia W. | title =Why is Kenya's AIDS rate plummeting? | work =[[The New York Times]] | date =18 May 2006 | url = http://www.nytimes.com/2006/05/18/world/africa/18iht-aids.html?_r=0 |accessdate=21 February 2008}}</ref><ref>{{en}} {{citation | last =Wilson | first =Brenda | title =Study: Verbal Warnings Helped Curb AIDS in Uganda | publisher =National Public Radio | year =2004 | url = http://www.npr.org/templates/story/story.php?storyId=1869907|accessdate=15 August 2008}}</ref>
== Keimaman, kehidupan religius, selibat ==
{{further|Sakramen Imamat (Gereja Katolik)|Selibat klerikal (Gereja Katolik)|Hidup bakti}}
Dalam Gereja Katolik, hanya kaum pria yang dapat menjadi klerus [[penahbisan|tertahbis]] melalui [[Sakramen Imamat (Gereja Katolik)|Sakramen Imamat]], sebagai [[Uskup (Gereja Katolik)|uskup]], [[Keimaman dalam Gereja Katolik|imam]], atau [[diakon]]. (lih. [[hierarki Gereja Katolik]]) Semua klerus yang adalah uskup membentuk [[Dewan Uskup|Kolegium para Uskup]] dan dipandang sebagai penerus-penerus [[Kedua belas rasul|para rasul]].<ref>{{en}} {{cite web |title=Canon 42|url=http://www.intratext.com/IXT/ENG1199/_P16.HTM|publisher=Vatican|work=1983 [[Canon law (Catholic Church)|Code of Canon Law]]|accessdate=9 March 2008}}</ref><ref>{{en}} {{cite web |title=Canon 375|url=http://www.vatican.va/archive/ENG1104/__P1D.HTM|publisher=Vatican|work=1983 [[Canon law (Catholic Church)|Code of Canon Law]]|accessdate=9 March 2008}}</ref>{{#tag:ref|Hanya para uskup yang dapat melayankan Sakramen Imamat atau Tahbisan; dan, dalam [[Ritus Latin]], [[Penguatan]] umumnya dilayankan oleh mereka.<ref name="OneFaith114">Barry, p. 114.</ref> Para uskup bertanggung jawab mengajar dan memimpin umat beriman dalam keuskupan mereka masing-masing, berbagi tugas dengan para imam dan diakon yang melayani di bawah otoritas mereka. Hanya para imam dan uskup yang dapat mempersembahkan [[Ekaristi]] serta melayankan [[Sakramen Tobat (Gereja Katolik)|Sakramen Rekonsiliasi]] dan [[Pengurapan Orang Sakit]]. Mereka dan para diakon dapat berkhotbah, mengajar, membaptis, menjadi saksi perkawinan, dan memimpin ibadat pemakaman.<ref>{{en}} {{cite web
Praktik selibat Gereja didasarkan pada teladan [[Yesus]] dan ajaran-Nya sebagaimana diberikan dalam Matius 19:11–12 serta tulisan-tulisan St. Paulus, yang berbicara mengenai keuntungan-keuntungan selibat yang memungkinkan seorang pria melayani Tuhan sepenuhnya.<ref name="Schreck255">Schreck, p. 255.</ref> Selibat "dijunjung tinggi" sejak awal mula Gereja. Selibat dipandang sebagai satu bentuk pernikahan rohani dengan Kristus, suatu konsep yang dipopulerkan lebih lanjut oleh teolog Kristen awal [[Origenes]]. [[Selibat klerikal (Gereja Katolik)|Selibat klerikal]] mulai disyaratkan pada abad ke-4, sebagaimana terlihat dalam [[dekretal|dekretal-dekretal kepausan]] sejak [[Paus Sirisius]].<ref name="Bokenkotter54">Bokenkotter, p. 54.</ref> Pada abad ke-11, kewajiban selibat klerikal diberlakukan sebagai bagian dari upaya-upaya untuk mereformasi gereja abad pertengahan.<ref name="Bokenkotter145">Bokenkotter, p. 145.</ref>
Baris 33 ⟶ 60:
== Afeksi rohani ==
[[Berkas:
Afeksi atau kasih sayang spiritual telah sejak lama terdokumentasi dalam berbagai kisah hidup orang-orang kudus ([[santo]]/santa). Biografi [[Thomas Aquinas]], [[Teresa dari Avila]], [[Martin de Porres]], [[Yosef dari Cupertino]] dan banyak lainnya memuat episode-episode afeksi spiritual yang disaksikan oleh orang lain yang mengenal santo/santa tersebut atau berdasarkan pengakuan santo/santa itu sendiri dalam tulisan-tulisan mereka. Dalam ''Riwayat Hidup'' Santa Teresa, misalnya, ia mendeskripsikan suatu pengalaman yang menjadi dikenal sebagai ''[[Ekstase Santa Teresa]]'':
Baris 51 ⟶ 78:
== Bibliografi ==
{{col|2}}
* {{en}} {{cite book |last=Brundage |first=James |title=Law, Sex, and Christian Society in Medieval Europe |url=https://archive.org/details/lawsexchristians0000brun |date=1987 |publisher=University of Chicago |location=Chicago |isbn=978-0-226-07784-0}}
* {{en}} {{cite journal |last=Brundage |first=James |author-mask=2 |first2=Janet |last2=Nelson |first3=Peter |last3=Linehan |title=Sin, Crime and the Pleasures of the Flesh: the Medieval Church Judges Sexual Offences |url=https://archive.org/details/medievalworld0000unse_d4p6 |journal=The Medieval World |date=2001 |pages=
* {{en}} {{cite journal |last=Brundage |first=James |author-mask=2 |first2=Jan |last2=Ziolkowski |title=Obscene and Lascivious |url=https://archive.org/details/obscenitysocialc0000unse |journal=Obscenity: Social Control and Artistic Creation in the European Middle Ages |date=1998 |publisher=Brill |isbn=90-04-10928-5}}
* {{en}} {{cite journal |last=Brundage |first=James |author-mask=2 |first2=Jacqueline |last2=Murray |first3=Konrad |last3=Eisenbichler |title=Playing by the Rules: Sexual Behavior and Legal Norms in Medieval Europe |journal=Desire and Discipline: Sex and Sexuality in the Premodern West |date=1996a |publisher=University of Toronto |location=Toronto |isbn=0-8020-7144-9}}
* {{en}} {{cite journal |last=Brundage |first=James |author-mask=2 |editor-first=Vern L. |editor-last=Bullough |editor-first2=James |editor-last2=Brundage |title=Sex and Canon Law |journal=Handbook of Medieval Sexuality |date=1996b |pages=33–50 |publisher=Garland |location=New York}}
* {{en}} {{cite journal |last=Brundage |first=James |author-mask=2 |date=nd |title=Canonical Courts and Procedure |journal=Medieval Canon}}
* {{en}} {{cite journal |last=Brundage |first=James |author-mask=2 |title=Prostitution in the Medieval Canon Law |journal=Chicago Journals |date=1976 |pages=825–845 |publisher=The University of Chicago Press |location=Chicago}}
* {{en}} {{cite book |title=A Concise History of the Catholic Church |url=https://archive.org/details/concisehistoryof00boke |last=Bokenkotter |first=Thomas |year=2004 |publisher=Doubleday|isbn=0-385-50584-1}}
* {{en}} {{cite book | last = Chadwick | first = Owen |authorlink= Owen Chadwick| title = A History of Christianity | url = https://archive.org/details/historyofchristi0000chad_b5p0 | publisher = Barnes & Noble |year= 1995 |isbn=0-7607-7332-7}}
* {{en}} {{cite book |title=Saints and Sinners, a History of the Popes |url=https://archive.org/details/saintssinnershis00duff |last=Duffy |first=Eamon | authorlink=Eamon Duffy|year=1997 |publisher=Yale University Press|isbn=0-300-07332-1}}
* {{en}} {{cite book |title=A History of the Church in Latin America |url=https://archive.org/details/historyofchurchi0000duss |last=Dussel |first=Enrique |authorlink=Enrique Dussel|year=1981 |publisher=Wm. B. Eerdmans|isbn=0-8028-2131-6}}
* {{en}} {{cite book |title=Colonization: A Global History |url=https://archive.org/details/nlsiu.325.3fer.15791 |last=Ferro |first=Mark |year=1997 |publisher=Routledge|isbn=978-0-415-14007-2}}
* {{en}} {{cite book |title=Global Catholicism, Portrait of a World Church|url=https://archive.org/details/globalcatholicis0000froe|last= Froehle |first=Bryan |author2=Mary Gautier |year=2003 |publisher=Orbis books; Center for Applied Research in the Apostolate, Georgetown University|isbn=1-57075-375-X}}
* {{en}} {{cite book |title=The Church in Africa 1450–1950 |last=Hastings |first=Adrian |year=2004 |publisher=Oxford University Press|isbn=0-19-826399-6}}
* {{en}} {{cite journal
* {{en}} {{cite book |title=The Native Peoples of North America |url=https://archive.org/details/nativepeoplesofn0000joha_j8g1 |last=Johansen |first=Bruce |year=2006 |publisher=Rutgers University Press|isbn=0-8135-3899-8}}
* {{en}} {{cite journal |last=Kelly|first=Henry Ansgar|title=Bishop, Prioress, and Bawd in the Stews of Southwark|journal=Speculum|date=Apr 2000|pages=342–388}}
* {{en}} {{cite book |title=A History of Christianity in Asia, Africa, and Latin America, 1450–1990 |url=https://archive.org/details/historyofchristi00unse_0 |last=Koschorke |first=Klaus |author2=Ludwig, Frieder |author3=Delgado, Mariano |year=2007 |publisher=Wm B Eerdmans Publishing Co |isbn=978-0-8028-2889-7}}
* {{en}} {{cite book |last=Le Goff|first=Jacques| authorlink=Jacques Le Goff|title=Medieval Civilization|url=https://archive.org/details/medievalciviliza0000lego_l6n6|publisher=Barnes & Noble|year=2000|isbn=978-0-7607-1652-6}}
* {{en}} {{cite book | last = Noble| first = Thomas|author2=Strauss, Barry |title=Western Civilization | year=2005| publisher = Houghton Mifflin Company|isbn=0-618-43277-9}}
* {{en}} {{cite book | last =Noll | first =Mark | authorlink =Mark Noll | title = The Civil War as a Theological Crisis| publisher =University of North Carolina Press | year =2006 | url =https://books.google.com/books?id=uMHv6vUW5y4C&pg=PA137&dq=catholic+church,+slavery,+cochin&sig=ACfU3U1lRMyDMULUMtVGNsrR4N1-6d53pA | isbn =0-8078-3012-7}}
* {{en}} {{cite book |title=A Short History of the Catholic Church |url=https://archive.org/details/shorthistoryofca0000orla |last=Orlandis |first=Jose | authorlink=Jose Orlandis|year=1993 |publisher=Scepter Publishers|isbn=1-85182-125-2}}
* {{en}} {{cite book |title=Crossing the Threshold of Hope| last = John Paul II| first = Pope| authorlink=John Paul II | year=1995| publisher = Alfred A. Knopf, Inc|isbn=0-679-76561-1}}
* {{en}} {{cite journal |last=Payer|first=Pierre|author2=Joyce Salisbury |title=Sex and Confession in the 13th Century|url=https://archive.org/details/isbn_082405766x|journal=Sex in the Middle Ages: a Book of Essays|year=1991|pages=127+|publisher=Garland Pub.|location=New York|isbn=0-8240-5766-X}}
* {{en}} {{cite book |title=Sex and Reason|last=Posner |first= Richard|year=1994 |publisher=Harvard University Press|isbn=978-0-674-80280-3}}
* {{en}} {{cite book |title=Medieval Prostitution|url=https://archive.org/details/medievalprostitu0000ross|last=Rossiaud |first= Jacques|year=1988 |publisher=Blackwell|isbn=978-0-631-19992-2}}
* {{en}} {{cite book |title=The Essential Catholic Catechism |url=https://archive.org/details/essentialcatholi0000schr |last=Schreck |first= Alan|year=1999 |publisher=Servant Publications|isbn=1-56955-128-6}}
* {{en}} {{cite book |last= Stark |first= Rodney|authorlink= Rodney Stark |title= The Rise of Christianity|url= https://archive.org/details/riseofchristiani0000star |publisher= Princeton University Press |year= 1996 |isbn= 978-0-691-02749-4}}
* {{en}} {{cite book |title=Gender in World History |url=https://archive.org/details/genderinworldhis0000stea |first=Peter |last=Stearns| authorlink=Peter Stearns| year=2000|publisher=Routledge|isbn=978-0-415-22310-2}}
* {{en}} {{cite book |title= The Slave Trade: The Story of the Atlantic Slave Trade, 1440-1870 |last=Thomas |first=Hugh |year=1999 |publisher=Simon and Schuster |isbn=978-0-684-83565-5}}
* {{en}} {{cite book |title=How the Catholic Church Built Western Civilization |url=https://archive.org/details/howcatholicchurc0000wood |last=Woods Jr |first=Thomas | authorlink=Thomas Woods|year=2005 |publisher=Regnery Publishing, Inc|isbn=0-89526-038-7}}
* {{en}} {{cite book | last =USCCB ([[United States Conference of Catholic Bishops]]) | title =United States Catechism for Adults | publisher =USCCB Publishing | year = 2008 | isbn =978-1-57455-450-2}}
{{EndDiv}}
|