Peranan seks dan gender dalam Gereja Katolik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
 
(14 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 3:
</ref>]]
 
'''Peranan seks dan gender dalam Gereja Katolik''' telah menjadi subjek intrik maupun kontroversi sepanjang sejarah Gereja. Pengaruh kultural [[Gereja Katolik]] telah menyebar luas, terutama pada masyarakat Barat.<ref name="Orlandis">Orlandis, preface</ref> Konsep-konsep Kristiani, yang diperkenalkan oleh Gereja ke dalam masyarat-masyarakat di seluruh dunia yang menerima penginjilan, memiliki suatu dampak yang signifikan pada pandangan-pandangan kultural yang terbentuk dalam hal [[Gender dan agama|peranan seks dan gender]]. Pengurbanan manusia, perbudakan, infantisida, dan poligami yang dipraktikkan oleh budaya-budaya seperti yang dimiliki Kekaisaran Romawi, Eropa, Amerika Latin, dan sebagian Afrika<ref name="Bokenkotter56">Bokenkotter, p. 56.</ref><ref name="Noble230"/><ref name="Noble445">Noble, p. 445.</ref><ref name="Stearns65">Stearns, p. 65-66.</ref><ref name="Hastings309">Hastings, p. 309.</ref> berakhir melalui upaya-upaya penginjilan Gereja. Para sejarawan mencatat bahwa misionaris-misionaris Katolik, para paus dan [[ordo keagamaan Katolik|kaum religius]] termasuk di antara para pemimpin dalam kampanye-kampanye menentang perbudakan, suatu kelembagaan yang telah ada di hampir semua kebudayaan<ref name="Chadwick242">Chadwick, Owen p. 242.</ref><ref name="Noll137">Noll, p. 137–140.</ref><ref name="Duffy221">Duffy, p. 221</ref> dan seringkalisering kali meliputi perbudakan seksual kaum wanita. Kekristenan mempengaruhi status kaum wanita dalam budaya-budaya yang menerima penginjilan seperti Kekaisaran Romawi dengan cara mengutuk [[infantisida]] (infantisida perempuan lebih umum), [[perceraian]], [[inses]], [[poligami]], dan [[ketidaksetiaan dalam perkawinan]] yang dilakukan kaum pria maupun kaum wanita.<ref name="Bokenkotter56"/><ref name="Noble230">Noble, p. 230.</ref><ref name="Stark104">Stark, p. 104.</ref> Beberapa kritikus mengatakan kalau Gereja dan ajaran-ajaran dari [[Paulus dari Tarsus|St. Paulus]], para [[Bapa Gereja]] dan teolog [[skolastisisme|skolastik]] memelihara suatu gagasan bahwa inferioritas perempuan ditetapkan secara ilahiah,<ref name="Bokenkotter465">Bokenkotter, p. 465</ref> kendati ajaran resmi Gereja<ref name="Kreeft61">Kreeft, p. 61.</ref> memandang kaum wanita dan kaum pria setara, berbeda, dan saling melengkapi.
 
Praktik-praktik seksual dalam budaya-budaya tersebut dipengaruhi oleh konsep Kristiani tentang kaum pria, kesetaraan kaum wanita. Menurut Gereja, tindakan seksual adalah suci di dalam konteks relasi suami-istri yang mencerminkan suatu anugerah timbal-balik seumur hidup dan lengkap antara seorang pria dan seorang wanita,<ref name="Kreeft245">Kreeft, p. 245</ref> satu hal yang merintangi poligami dan pergundikan sehingga menjadi umum dalam budaya-budaya sebelum hadirnya Kekristenan. Kesetaraan kaum pria dan kaum wanita yang tercermin dalam ajaran Gereja bahwa kedua jenis kelamin itu dimaksudkan oleh rancangan ilahiah untuk berbeda dan saling melengkapi, masing-masing memiliki martabat yang sama dan diciptakan berdasarkan citra Allah,<ref name="Kreeft, p. 244">Kreeft, p. 244</ref> juga merupakan suatu konsep budaya-tandingan.
 
== Ajaran resmi Gereja tentang kasih suami-istri dan isu-isu seksual ==
Menurut Gereja, manusia adalah makhluk seksual yang identitas seksualnya harus diterima dalam kesatuan tubuh dan jiwanya.<ref>{{KGK|pp name=2331|end=2400|long=yes}}<"Cat2331"/ref> Perbedaan jenis kelamin dimaksudkan seturut rancangan ilahi untuk berbeda dan saling melengkapi, masing-masing memiliki martabat yang sama dan diciptakan sesuai citra Allah.<ref name="Kreeft, p. 244"/> Tindakan seksual (persetubuhan) adalah suci di dalam konteks hubungan suami istri yang mencerminkan suatu anugerah timbal-balik seumur hidup dan lengkap antara seorang pria dan seorang wanita.<ref name="Kreeft245"/> Karenanya [[Dosa (Kristen)|dosa-dosa]] seksual bukan hanya merupakan pelanggaran terhadap tubuh tetapi terhadap seluruh keberadaan pribadinya.<ref name="Kreeft245"/> Dalam buku ''[[Crossing the Threshold of Hope|Melintasi Ambang Pengharapan]]'' yang ditulisnya pada tahun 1994, [[Paus Yohanes Paulus II]] merefleksikan konsep tersebut dengan menyatakan:
<blockquote>Bagaimanapun, orang-orang muda selalu mencari keindahan dalam cinta. Mereka menginginkan cinta mereka menjadi indah. Jika mereka menyerah pada kelemahan, dengan mengikuti model perilaku yang secara tepat dapat dianggap sebagai suatu 'skandal dalam dunia masa kini' (dan sayangnya model ini menyebar luas), dalam kedalaman hatinya mereka masih mendambakan suatu cinta yang murni dan indah. Hal ini berlaku pada anak laki-laki sebagaimana juga anak perempuan. Pada akhirnya, mereka menyadari bahwa hanya Allah yang dapat memberikan mereka cinta semacam ini. Alhasil mereka bersedia untuk mengikuti Kristus, tanpa mempedulikan pengorbanan-pengorbanan yang mungkin menuntutnya.<ref>John Paul II, p. 123</ref></blockquote>
 
Baris 14:
{{Main|Teologi seksualitas Katolik}}
 
Gereja Katolik mengajarkan bahwa antara kehidupan manusia dan seksualitas manusia adalah tidak dapat dipisahkan.<ref>{{KGK|pp=2331-2400}}</ref> Karena umat Katolik meyakini kalau [[Allah dalam Kekristenan|Allah]] menciptakan umat manusia menurut keserupaan dan [[citra Allah|citra-Nya]] sendiri, serta "Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu sungguh amat baik",<ref>Kejadian 1:31</ref> Gereja mengajarkan bahwa seks dan [[teologi tubuh Katolik|tubuh manusia]] adalah baik pula. Gereja memandang ungkapan cinta kasih antara suami dan istri sebagai suatu bentuk aktivitas manusia yang ditinggikan, menyatukan suami dan istri dalam pemberian diri timbal balik yang sepenuhnya, dan membuka hubungan mereka akan kehidupan baru. [[Paus Paulus VI]] menulis dalam ensiklik ''[[Humanae vitae]]'' bahwa, "Aktivitas seksual, yang di dalamnya suami dan istri saling bersatu secara intim dan [[kemurnian (kebajikan)|murni]], yang melaluinya kehidupan manusia diteruskan, adalah 'luhur dan berharga' sebagaimana diingatkan oleh Konsili baru-baru ini."<ref>{{en}} {{cite web |url=http://www.vatican.va/holy_father/paul_vi/encyclicals/documents/hf_p-vi_enc_25071968_humanae-vitae_en.html |title=Humanae Vitae - Encyclical Letter of His Holiness Paul VI on the regulation of birth, 25 July 1968 |author=Paul VI |date=25 July 1968 |publisher= |accessdate=6 January 2015 |deadurl=yes |archiveurl=httphttps://www.webcitation.org/5xI2Wz6n5?url=http%3A%2F%2Fwww://www.vatican.va%2Fholy_father%2Fpaul_vi%2Fencyclicals%2Fdocuments%2Fhf_p/holy_father/paul_vi/encyclicals/documents/hf_p-vi_enc_25071968_humanae-vitae_en.html |archivedate=19 March 2011-03-19 |df= }}</ref> Dalam kasus ketika ekspresi seksual dicari di luar [[Sakramen Perkawinan (Gereja Katolik)|pernikahan sakramental]], atau ketika fungsi prokreatif dari ekspresi seksual di dalam pernikahan dihalangi secara sengaja (misalnya dengan penggunaan [[Pandangan Kristen tentang kontrasepsi|kontrasepsi buatan]]), Gereja Katolik menyatakan keprihatinan moril [[dosa berat|yang serius]].
 
Gereja mengajarkan bahwa hubungan seksual memiliki suatu [[teleologi|tujuan]]; dan melakukannya di luar pernikahan adalah bertentangan dengan tujuannya.<ref name="Kreeft245">Kreeft, p. 245</ref> Menurut ''[[Katekismus Gereja Katolik]]'', "cinta kasih suami-istri ... dimaksudkan untuk suatu kesatuan personal yang mendalam, suatu kesatuan yang melampaui persatuan dalam satu daging serta mengarah pada pembentukan satu hati dan jiwa",<ref>{{KGK|1643|long=yes}}</ref> karena ikatan pernikahan merupakan suatu tanda [[Kasih Allah dalam Kekristenan|cinta kasih]] antara Allah dan manusia.<ref>{{KGK|1617|long=yes}}</ref>
Baris 48:
{{further|Sakramen Imamat (Gereja Katolik)|Selibat klerikal (Gereja Katolik)|Hidup bakti}}
 
Dalam Gereja Katolik, hanya kaum pria yang dapat menjadi klerus [[penahbisan|tertahbis]] melalui [[Sakramen Imamat (Gereja Katolik)|Sakramen Imamat]], sebagai [[Uskup (Gereja Katolik)|uskup]], [[Keimaman dalam Gereja Katolik|imam]], atau [[diakon]]. (lih. [[hierarki Gereja Katolik]]) Semua klerus yang adalah uskup membentuk [[Dewan Uskup|Kolegium para Uskup]] dan dipandang sebagai penerus-penerus [[Kedua belas rasul|para rasul]].<ref>{{en}} {{cite web |title=Canon 42|url=http://www.intratext.com/IXT/ENG1199/_P16.HTM|publisher=Vatican|work=1983 [[Canon law (Catholic Church)|Code of Canon Law]]|accessdate=9 March 2008}}</ref><ref>{{en}} {{cite web |title=Canon 375|url=http://www.vatican.va/archive/ENG1104/__P1D.HTM|publisher=Vatican|work=1983 [[Canon law (Catholic Church)|Code of Canon Law]]|accessdate=9 March 2008}}</ref>{{#tag:ref|Hanya para uskup yang dapat melayankan Sakramen Imamat atau Tahbisan; dan, dalam [[Ritus Latin]], [[Penguatan]] umumnya dilayankan oleh mereka.<ref name="OneFaith114">Barry, p. 114.</ref> Para uskup bertanggung jawab mengajar dan memimpin umat beriman dalam keuskupan mereka masing-masing, berbagi tugas dengan para imam dan diakon yang melayani di bawah otoritas mereka. Hanya para imam dan uskup yang dapat mempersembahkan [[Ekaristi]] serta melayankan [[Sakramen Tobat (Gereja Katolik)|Sakramen Rekonsiliasi]] dan [[Pengurapan Orang Sakit]]. Mereka dan para diakon dapat berkhotbah, mengajar, membaptis, menjadi saksi perkawinan, dan memimpin ibadat pemakaman.<ref>{{en}} {{cite web |title=Frequently Asked Questions About Deacons|url=http://www.usccb.org/deacon/faqs.shtml|author=Committee on the Diaconate|publisher=United States Conference of Catholic Bishops|accessdate=9 March 2008|archive-date=2008-02-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20080224174854/http://www.usccb.org/deacon/faqs.shtml|dead-url=yes}}</ref> Baptisan biasanya dilakukan oleh kaum klerus, tetapi juga merupakan satu-satunya sakramen yang dapat dilayankan dalam keadaan darurat oleh semua umat Katolik atau bahkan seorang non-Katolik "yang memiliki niat membaptis menurut keyakinan Gereja Katolik".<ref name="Shreck227">Schreck, p. 227.</ref> Kaum pria yang telah menikah dapat menjadi diakon, tetapi hanya kaum pria yang [[selibat]] yang biasanya dapat ditahbiskan sebagai imam dalam [[Ritus Latin]].<ref>{{en}} {{cite web |title=Canon 1037|url=http://www.vatican.va/archive/ENG1104/__P3R.HTM|publisher=Vatican|work=1983 [[Canon law (Catholic Church)|Code of Canon Law]]|accessdate=9 March 2008}}</ref><ref>{{en}} {{cite web |title=Canon 1031|url=http://www.vatican.va/archive/ENG1104/__P3Q.HTM|publisher=Vatican|work=1983 [[Canon law (Catholic Church)|Code of Canon Law]]|accessdate=9 March 2008}}</ref> Kaum klerus pria yang telah menikah, yang adalah konver ke dalam Gereja Katolik dari denominasi Kristen lainnya, terkadang dikecualikan dari aturan tersebut.<ref>{{en}} {{cite web |last=Cholij| first=Roman|title=Priestly Celibacy in Patristics and in the History of the Church|url=http://www.vatican.va/roman_curia/congregations/cclergy/documents/rc_con_cclergy_doc_01011993_chisto_en.html|publisher=Vatican|year=1993|accessdate=6 April 2008}}</ref> [[Gereja Katolik Timur]] menahbiskan kaum pria yang selibat maupun yang telah menikah.<ref>{{en}} {{cite news | last =Niebuhur| first =Gustav| title =Bishop's Quiet Action Allows Priest Both Flock And Family| work =The New York Times| date =16 February 1997| url =https://query.nytimes.com/gst/fullpage.html?res=9C07EEDD133FF935A25751C0A961958260&sec=&spon=&pagewanted=all|accessdate=4 April 2008}}</ref><ref>{{la}} {{cite web | title = 1990 Codex Canonum Ecclesiarum Orientalium, Canons 285, 373, 374, 758| publisher = Libreria Editrice Vaticana| year = 1990| url = http://www.gwo.cz/pravda/1990_Code_of_Canon_Law.htm| accessdate = 12 September 2008| archive-date = 2011-10-05| archive-url = https://web.archive.org/web/20111005070018/http://www.gwo.cz/pravda/1990_Code_of_Canon_Law.htm| dead-url = yes}}</ref> Semua ritus Gereja Katolik mempertahankan tradisi kuno bahwa pernikahan tidak diperbolehkan setelah penahbisan. Kaum pria dengan kecenderungan homoseksual sementara dapat ditahbiskan menjadi diakon setelah tiga tahun menjalani hidup [[doa]] dan [[kemurnian (kebajikan)|kemurnian]], tetapi, kaum pria homoseksual yang aktif secara seksual, atau mereka yang memiliki akar kecenderungan homoseksual mendalam, tidak dapat ditahbiskan.<ref name="vatdocord">{{en}} {{cite news |url=http://www.vatican.va/roman_curia/congregations/ccatheduc/documents/rc_con_ccatheduc_doc_20051104_istruzione_en.html|author=Pope Benedict XVI|publisher=Vatican|date= 4 November 2005|title=Instruction Concerning the Criteria for the Discernment of Vocations with regard to Persons with Homosexual Tendencies in view of their Admission to the Seminary and to Holy Orders|accessdate=9 March 2008}}</ref>|group=note}}
 
Praktik selibat Gereja didasarkan pada teladan [[Yesus]] dan ajaran-Nya sebagaimana diberikan dalam Matius 19:11–12 serta tulisan-tulisan St. Paulus, yang berbicara mengenai keuntungan-keuntungan selibat yang memungkinkan seorang pria melayani Tuhan sepenuhnya.<ref name="Schreck255">Schreck, p. 255.</ref> Selibat "dijunjung tinggi" sejak awal mula Gereja. Selibat dipandang sebagai satu bentuk pernikahan rohani dengan Kristus, suatu konsep yang dipopulerkan lebih lanjut oleh teolog Kristen awal [[Origenes]]. [[Selibat klerikal (Gereja Katolik)|Selibat klerikal]] mulai disyaratkan pada abad ke-4, sebagaimana terlihat dalam [[dekretal|dekretal-dekretal kepausan]] sejak [[Paus Sirisius]].<ref name="Bokenkotter54">Bokenkotter, p. 54.</ref> Pada abad ke-11, kewajiban selibat klerikal diberlakukan sebagai bagian dari upaya-upaya untuk mereformasi gereja abad pertengahan.<ref name="Bokenkotter145">Bokenkotter, p. 145.</ref>
Baris 60:
 
== Afeksi rohani ==
[[Berkas:EstasiEcstasy diof SantaSt. Teresa HDR.jpg|ka|jmpl|''[[Ekstase Santa Teresa]]'' dalam basilika [[Santa Maria della Vittoria]] di [[Roma]] karya [[Gian Lorenzo Bernini]], seorang seniman [[barok]] Italia.]]
 
Afeksi atau kasih sayang spiritual telah sejak lama terdokumentasi dalam berbagai kisah hidup orang-orang kudus ([[santo]]/santa). Biografi [[Thomas Aquinas]], [[Teresa dari Avila]], [[Martin de Porres]], [[Yosef dari Cupertino]] dan banyak lainnya memuat episode-episode afeksi spiritual yang disaksikan oleh orang lain yang mengenal santo/santa tersebut atau berdasarkan pengakuan santo/santa itu sendiri dalam tulisan-tulisan mereka. Dalam ''Riwayat Hidup'' Santa Teresa, misalnya, ia mendeskripsikan suatu pengalaman yang menjadi dikenal sebagai ''[[Ekstase Santa Teresa]]'':
Baris 78:
== Bibliografi ==
{{col|2}}
* {{en}} {{cite book |last=Brundage |first=James |title=Law, Sex, and Christian Society in Medieval Europe |url=https://archive.org/details/lawsexchristians0000brun |date=1987 |publisher=University of Chicago |location=Chicago |isbn=978-0-226-07784-0}}
* {{en}} {{cite journal |last=Brundage |first=James |author-mask=2 |first2=Janet |last2=Nelson |first3=Peter |last3=Linehan |title=Sin, Crime and the Pleasures of the Flesh: the Medieval Church Judges Sexual Offences |url=https://archive.org/details/medievalworld0000unse_d4p6 |journal=The Medieval World |date=2001 |pages=294–305[https://archive.org/details/medievalworld0000unse_d4p6/page/n317 294]–305 |publisher=Routledge |location=London |isbn=0-415-18151-8}}
* {{en}} {{cite journal |last=Brundage |first=James |author-mask=2 |first2=Jan |last2=Ziolkowski |title=Obscene and Lascivious |url=https://archive.org/details/obscenitysocialc0000unse |journal=Obscenity: Social Control and Artistic Creation in the European Middle Ages |date=1998 |publisher=Brill |isbn=90-04-10928-5}}
* {{en}} {{cite journal |last=Brundage |first=James |author-mask=2 |first2=Jacqueline |last2=Murray |first3=Konrad |last3=Eisenbichler |title=Playing by the Rules: Sexual Behavior and Legal Norms in Medieval Europe |journal=Desire and Discipline: Sex and Sexuality in the Premodern West |date=1996a |publisher=University of Toronto |location=Toronto |isbn=0-8020-7144-9}}
* {{en}} {{cite journal |last=Brundage |first=James |author-mask=2 |editor-first=Vern L. |editor-last=Bullough |editor-first2=James |editor-last2=Brundage |title=Sex and Canon Law |journal=Handbook of Medieval Sexuality |date=1996b |pages=33–50 |publisher=Garland |location=New York}}
* {{en}} {{cite journal |last=Brundage |first=James |author-mask=2 |date=nd |title=Canonical Courts and Procedure |journal=Medieval Canon}}
* {{en}} {{cite journal |last=Brundage |first=James |author-mask=2 |title=Prostitution in the Medieval Canon Law |journal=Chicago Journals |date=1976 |pages=825–845 |publisher=The University of Chicago Press |location=Chicago}}
* {{en}} {{cite book |title=A Concise History of the Catholic Church |url=https://archive.org/details/concisehistoryof00boke |last=Bokenkotter |first=Thomas |year=2004 |publisher=Doubleday|isbn=0-385-50584-1}}
* {{en}} {{cite book | last = Chadwick | first = Owen |authorlink= Owen Chadwick| title = A History of Christianity | url = https://archive.org/details/historyofchristi0000chad_b5p0 | publisher = Barnes & Noble |year= 1995 |isbn=0-7607-7332-7}}
* {{en}} {{cite book |title=Saints and Sinners, a History of the Popes |url=https://archive.org/details/saintssinnershis00duff |last=Duffy |first=Eamon | authorlink=Eamon Duffy|year=1997 |publisher=Yale University Press|isbn=0-300-07332-1}}
* {{en}} {{cite book |title=A History of the Church in Latin America |url=https://archive.org/details/historyofchurchi0000duss |last=Dussel |first=Enrique |authorlink=Enrique Dussel|year=1981 |publisher=Wm. B. Eerdmans|isbn=0-8028-2131-6}}
* {{en}} {{cite book |title=Colonization: A Global History |url=https://archive.org/details/nlsiu.325.3fer.15791 |last=Ferro |first=Mark |year=1997 |publisher=Routledge|isbn=978-0-415-14007-2}}
* {{en}} {{cite book |title=Global Catholicism, Portrait of a World Church|url=https://archive.org/details/globalcatholicis0000froe|last= Froehle |first=Bryan |author2=Mary Gautier |year=2003 |publisher=Orbis books; Center for Applied Research in the Apostolate, Georgetown University|isbn=1-57075-375-X}}
* {{en}} {{cite book |title=The Church in Africa 1450–1950 |last=Hastings |first=Adrian |year=2004 |publisher=Oxford University Press|isbn=0-19-826399-6}}
* {{en}} {{cite journal |last=Hunter|first=David|title=Sexuality, Marriage, and the Family|journal=Cambridge History of Christianity|year=2007|volume=2|pages=585+|url=http://histories.cambridge.org/uid=2711/extract?id=chol9780521812443_CHOL9780521812443A026|doi=10.1017/chol9780521812443.026}}{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{en}} {{cite book |title=The Native Peoples of North America |url=https://archive.org/details/nativepeoplesofn0000joha_j8g1 |last=Johansen |first=Bruce |year=2006 |publisher=Rutgers University Press|isbn=0-8135-3899-8}}
* {{en}} {{cite journal |last=Kelly|first=Henry Ansgar|title=Bishop, Prioress, and Bawd in the Stews of Southwark|journal=Speculum|date=Apr 2000|pages=342–388}}
* {{en}} {{cite book |title=A History of Christianity in Asia, Africa, and Latin America, 1450–1990 |url=https://archive.org/details/historyofchristi00unse_0 |last=Koschorke |first=Klaus |author2=Ludwig, Frieder |author3=Delgado, Mariano |year=2007 |publisher=Wm B Eerdmans Publishing Co |isbn=978-0-8028-2889-7}}
* {{en}} {{cite book |last=Le Goff|first=Jacques| authorlink=Jacques Le Goff|title=Medieval Civilization|url=https://archive.org/details/medievalciviliza0000lego_l6n6|publisher=Barnes & Noble|year=2000|isbn=978-0-7607-1652-6}}
* {{en}} {{cite book | last = Noble| first = Thomas|author2=Strauss, Barry |title=Western Civilization | year=2005| publisher = Houghton Mifflin Company|isbn=0-618-43277-9}}
* {{en}} {{cite book | last =Noll | first =Mark | authorlink =Mark Noll | title = The Civil War as a Theological Crisis| publisher =University of North Carolina Press | year =2006 | url =https://books.google.com/books?id=uMHv6vUW5y4C&pg=PA137&dq=catholic+church,+slavery,+cochin&sig=ACfU3U1lRMyDMULUMtVGNsrR4N1-6d53pA | isbn =0-8078-3012-7}}
* {{en}} {{cite book |title=A Short History of the Catholic Church |url=https://archive.org/details/shorthistoryofca0000orla |last=Orlandis |first=Jose | authorlink=Jose Orlandis|year=1993 |publisher=Scepter Publishers|isbn=1-85182-125-2}}
* {{en}} {{cite book |title=Crossing the Threshold of Hope| last = John Paul II| first = Pope| authorlink=John Paul II | year=1995| publisher = Alfred A. Knopf, Inc|isbn=0-679-76561-1}}
* {{en}} {{cite journal |last=Payer|first=Pierre|author2=Joyce Salisbury |title=Sex and Confession in the 13th Century|url=https://archive.org/details/isbn_082405766x|journal=Sex in the Middle Ages: a Book of Essays|year=1991|pages=127+|publisher=Garland Pub.|location=New York|isbn=0-8240-5766-X}}
* {{en}} {{cite book |title=Sex and Reason|last=Posner |first= Richard|year=1994 |publisher=Harvard University Press|isbn=978-0-674-80280-3}}
* {{en}} {{cite book |title=Medieval Prostitution|url=https://archive.org/details/medievalprostitu0000ross|last=Rossiaud |first= Jacques|year=1988 |publisher=Blackwell|isbn=978-0-631-19992-2}}
* {{en}} {{cite book |title=The Essential Catholic Catechism |url=https://archive.org/details/essentialcatholi0000schr |last=Schreck |first= Alan|year=1999 |publisher=Servant Publications|isbn=1-56955-128-6}}
* {{en}} {{cite book |last= Stark |first= Rodney|authorlink= Rodney Stark |title= The Rise of Christianity|url= https://archive.org/details/riseofchristiani0000star |publisher= Princeton University Press |year= 1996 |isbn= 978-0-691-02749-4}}
* {{en}} {{cite book |title=Gender in World History |url=https://archive.org/details/genderinworldhis0000stea |first=Peter |last=Stearns| authorlink=Peter Stearns| year=2000|publisher=Routledge|isbn=978-0-415-22310-2}}
* {{en}} {{cite book |title= The Slave Trade: The Story of the Atlantic Slave Trade, 1440-1870 |last=Thomas |first=Hugh |year=1999 |publisher=Simon and Schuster |isbn=978-0-684-83565-5}}
* {{en}} {{cite book |title=How the Catholic Church Built Western Civilization |url=https://archive.org/details/howcatholicchurc0000wood |last=Woods Jr |first=Thomas | authorlink=Thomas Woods|year=2005 |publisher=Regnery Publishing, Inc|isbn=0-89526-038-7}}
* {{en}} {{cite book | last =USCCB ([[United States Conference of Catholic Bishops]]) | title =United States Catechism for Adults | publisher =USCCB Publishing | year = 2008 | isbn =978-1-57455-450-2}}
{{EndDiv}}